3 - Ali-Imran
"A’udzu billahi minas-syaithoonir-rojiim"
Bismi Llaahi l-raḥmaani l-raḥeem
-
alif lām mīm;
Alif Lam Mim.
-
allāhu lā ilāha illā huwal-ḥayyul-qayyụm;
Dia lah Allah; tidak ada tuhan ataupun yang dipertuhankan, hanya ada ‘HU’ (Nama HU menunjuk kepada Esensi Absolut, yang tidak pernah dapat dikondisikan atau dibatasi oleh alam jasmani dan/atau konsep apapun. Ia biasanya diikuti oleh Nama lain untuk menyatakan fitur yang mewujud melalui HU, berkenaan dengan topik yang relevan), yang Hayyu (hidup dengan sendirinya) lagi Qayyum (segala sesuatu mendapatkan kehidupannya dan ada dengan HU).
-
nazzala 'alaikal-kitāba bil-ḥaqqi muṣaddiqal limā baina yadaihi wa anzalat-taurāta wal-injīl;
Dia, sebagai realitas sejati, mewahyukan apa yang ada di tanganmu (menyingkapkan di dalam kesadaranmu), Kitab (ilmu mengenai realitas dan sunnatullah) yang menguatkan Kebenaran yang datang di masa lalu. Dia juga telah mewahyukan Taurat (ilmu yang disingkapkan kepada Musa) dan Injil (ilmu yang disingkapkan kepada Isa).
-
ming qablu hudal lin-nāsi wa anzalal-furqān, innallażīna kafarụ bi`āyātillāhi lahum 'ażābun syadīd, wallāhu 'azīzun żuntiqām;
Sebagai HUDA bagi manusia (menuntun mereka kepada realitas, untuk menunjukkan kepada mereka jalan yang benar). Dia juga mewahyukan Furqan (kemampuan untuk membedakan yang benar dari yang salah, yang baik dari yang buruk). Sungguh, orang-orang yang menutupi dan mengingkari isyarat-isyarat Allah (manifestasi Nama-namaNya) akan menemui penderitaan yang berat. Allah itu ‘Aziz lagi Dzuntiqam (melaksanakan akibat-akibat dari tindakan –tindakan tanpa rasa simpati).
-
innallāha lā yakhfā 'alaihi syai`un fil-arḍi wa lā fis-samā`;
Allah! Tida ada apapun di langit (dimensi kesadaran – alam malaikat – dimensi kuantal, esensi materi) dan di bumi (dimensi materi – tubuh – bumi) yang tersembunyi dariNya (karena Dia menyusun esensi dari segala sesuatu dengan Nama-namaNya. Konsep-konsep seperti tersembunyi dan nampak hanya berlaku kepada ‘benda’ [mahluk] atau kebendaan)!
-
huwallażī yuṣawwirukum fil-ar-ḥāmi kaifa yasyā`, lā ilāha illā huwal-'azīzul-ḥakīm;
HU lah yang memberi bentuk (membentuk, memrogram) kalian di dalam rahim (mekanisme produktif di dalam esensi kalian: rahimiyyah) sesuai kehendakNya. Tidak ada tuhan, hanya ada HU, yang ‘Aziz lagi Hakim.
-
huwallażī anzala 'alaikal-kitāba min-hu āyātum muḥkamātun hunna ummul-kitābi wa ukharu mutasyābihāt, fa ammallażīna fī qulụbihim zaigun fayattabi'ụna mā tasyābaha min-hubtigā`al-fitnati wabtigā`a ta`wīlih, wa mā ya'lamu ta`wīlahū illallāh, war-rāsikhụna fil-'ilmi yaqụlụna āmannā bihī kullum min 'indi rabbinā, wa mā yażżakkaru illā ulul-albāb;
HU lah yang telah mewahyukan kepadamu ILMU (Kitab). Sebagian dari isyarat-isyaratnya jelas (perintah-perintah yang terbuka) dan menyusun dasar – landasan ilmu (Kitab) - dan sebagian darinya berupa kiasan (perumpamaan dan ekspresi simbolis). Orang-orang yang cenderung sesat (mempunyai maksud yang tersembunyi, pikiran yang menyimpang) di hati mereka, menilai dengan ayat-ayat perumpamaan, menafsirkannya untuk tujuan yang menyebabkan fitnah. Hanya Allah yang mengetahui penafsirannya (yang benar dan tepat). Orang-orang yang mantap ilmunya (perenungan yang dalam) berkata, “Kami beriman, semuanya adalah dari Rabb kami.” Dan tidak seorangpun dapat memahami ini kecuali orang-orang yang telah mencapai esensi (orang-orang yang akrab dengan realitas yang melalui mereka Allah mendengar, melihat dan berbicara, ulul albab).
-
rabbanā lā tuzig qulụbanā ba'da iż hadaitanā wa hab lanā mil ladungka raḥmah, innaka antal-wahhāb;
“Rabb kami, setelah memberi kami tuntunan (memungkinkan kami untuk mengenal dan memahami realitas) jangan kembalikan kesadaran kami (kepada identitas khayal – keberadaan berbasis ego), dan karuniakanlah kepada kami rahmatMu dari DiriMu sendiri (ladun, potensi Nama-nama yang menyusun esensi kami). Sungguh Engkau itu Wahhab.”
-
rabbanā innaka jāmi'un-nāsi liyaumil lā raiba fīh, innallāha lā yukhliful-mī'ād;
“Rabb kami, sungguh Engkau akan mengumpulkan manusia pada masa yang kedatangannya tidak diragukan. Dan Allah tidak akan pernah gagal untuk memenuhi janjiNya.”
-
innallażīna kafarụ lan tugniya 'an-hum amwāluhum wa lā aulāduhum minallāhi syai`ā, wa ulā`ika hum waqụdun-nār;
Sungguh, bagi orang-orang yang ingkar, harta dan anak-anak mereka tidak akan berguna bagi mereka untuk menolak apa yang mewujud dari Allah. Mereka adalah bahan bakar untuk api.
-
kada`bi āli fir'auna wallażīna ming qablihim, każżabụ bi`āyātinā, fa akhażahumullāhu biżunụbihim, wallāhu syadīdul-'iqāb;
(Jalan mereka) seperti dinasti Fir’aun dan orang-orang yang datang sebelum mereka. (Mereka telah) mengingkari isyarat-isyarat kami (manifestasi Nama-nama). Dan Allah menangkap mereka ketika mereka berbuat dosa. Allah sangat keras balasannya (keras dalam melaksanakan akibat dari pelanggaran, syadidul iqab).
-
qul lillażīna kafarụ satuglabụna wa tuḥsyarụna ilā jahannam, wa bi`sal-mihād;
Katakanlah kepada orang-orang yang tidak beriman (orang-orang yang mengingkari realitas), “Kalian akan dikalahkan dan dikumpulkan di dalam Neraka... Seburuk-buruknya tempat istirahat!”
-
qad kāna lakum āyatun fī fi`atainiltaqatā, fi`atun tuqātilu fī sabīlillāhi wa ukhrā kāfiratuy yaraunahum miṡlaihim ra`yal-'aīn, wallāhu yu`ayyidu binaṣrihī may yasyā`, inna fī żālika la'ibratal li`ulil-abṣār;
Sesungguhnya ada isyarat-isyarat bagi kalian dan pelajaran yang dapat diambil dari kedua kelompok yang bertemu untuk bertempur. Sementara satu kelompok berperang untuk jalan Allah, kelompok lainnya adalah orang-orang yang ingkar (kafir); (orang-orang yang beriman) melihat dengan mata mereka bahwa (orang-orang yang ingkar) jumlahnya dua kali lipat dari jumlah mereka. Tapi Allah menolong siapa yang Dia kehendaki dengan pertolonganNya. Sungguh ada pelajaran besar dalam hal ini bagi orang-orang yang berwawasan.
-
zuyyina lin-nāsi ḥubbusy-syahawāti minan-nisā`i wal-banīna wal-qanaṭīril-muqanṭarati minaż-żahabi wal-fiḍḍati wal-khailil-musawwamati wal-an'āmi wal-ḥarṡ, żālika matā'ul-ḥayātid-dun-yā, wallāhu 'indahụ ḥusnul-ma`āb;
Dijadikan indah bagi manusia keinginan untuk memperturutkan hati dalam kesenangan terhadap perempuan-perempuan dan anak-anak, menumpuk banyak emas dan perak, kuda-kuda dan ternak-ternak unggul. Namun ini hanyalah kesenangan dunia yang sementara. Tapi Allah... Tujuan yang paling indah (untuk dicapai) adalah bersama Dia.
-
qul a unabbi`ukum bikhairim min żālikum, lillażīnattaqau 'inda rabbihim jannātun tajrī min taḥtihal-an-hāru khālidīna fīhā wa azwājum muṭahharatuw wa riḍwānum minallāh, wallāhu baṣīrum bil-'ibād;
Katakanlah, “Maukah aku beritahu kalian sesuatu yang lebih baik daripada ini semua? Bagi orang-orang yang terlindungi dalam pandangan Allah (bertakwa), ada Surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka akan tinggal di dalamnya selama-lamanya. Di sana mereka akan mempunyai pasangan yang suci (Ini juga dapat menunjukkan pasangan kesadaran; tubuh yang sempurna yang bebas dari segala penyakit) dan ridha Allah. Allah itu, sebagai esensi dari hamba-hambaNya, Bashir.
-
allażīna yaqụlụna rabbanā innanā āmannā fagfir lanā żunụbanā wa qinā 'ażāban-nār;
Mereka akan berkata, “Rabb kami, sungguh kami sudah beriman. Ampunilah dosa-dosa kami dan lindungilah kami dari pembakaran (penderitaan).”
-
aṣ-ṣābirīna waṣ-ṣādiqīna wal-qānitīna wal-munfiqīna wal-mustagfirīna bil-as-ḥār;
(Mereka adalah) orang-orang yang sabar, setia, merasa puas (berserah-diri dengan pemahaman akan pengabdian mereka), mereka berinfak (kepada orang miskin) dan memohon ampunan atas kekurangan mereka di waktu pagi (proses bangkitnya kesadaran).
-
syahidallāhu annahụ lā ilāha illā huwa wal-malā`ikatu wa ulul-'ilmi qā`imam bil-qisṭ, lā ilāha illā huwal-'azīzul-ḥakīm;
Allah mengetahui dengan pasti bahwa tidak ada apapun yag wujud selain Dia. Dia lah HU, tidak ada yang lain, hanya ada HU... Dan (begitu pula) kekuatan-kekuatan (potensi-potensi) dari Nama-namaNya (malaikat-malaikat; komposisi fitur-fitur yang mewujud melalui ilmu mengenai realitas) dan orang-orang yang berilmu (orang-orang yang memiliki ilmu ini juga mengetahui, dan karenanya bersaksi terhadap realitas ini) dan memelihara diri sesuai dengan kebenaran ini... Tidak ada tuhan, hanya ada HU, yang ‘Aziz lagi Hakim.
-
innad-dīna 'indallāhil-islām, wa makhtalafallażīna ụtul-kitāba illā mim ba'di mā jā`ahumul-'ilmu bagyam bainahum, wa may yakfur bi`āyātillāhi fa innallāha sarī'ul-ḥisāb;
Sungguh, agama (sistem dan tatanan) di sisi Allah adalah Islam (seluruh ciptaan dalam keadaan berserah-diri, baik sadar ataupun tidak sadar akan fitur-fitur dari Nama-nama)! Orang-orang yang kepadanya telah diberikan Kitab (ilmu), telah terpecah-belah setelah datangnya ilmu ini, karena iri dan ambisi. Dan barangsiapa menutupi keberadaan Allah di dalam isyarat-isyaratNya (yang merupakan manifestasi Nama-namaNya) sungguh Allah sangat cepat perhitungannya (Allah melaksanakan dengan seketika akibat-akibat dari tindakan-tindakan seseorang; sari’ul hisab).
-
fa in ḥājjụka fa qul aslamtu waj-hiya lillāhi wa manittaba'an, wa qul lillażīna ụtul-kitāba wal-ummiyyīna a aslamtum, fa in aslamụ fa qadihtadau, wa in tawallau fa innamā 'alaikal-balāg, wallāhu baṣīrum bil-'ibād;
Jika mereka mendebatmu, katakanlah, “Kuhadapkan diriku dengan berserah-diri kepada Allah; demikian pula orang-orang yang mengikutiku!” Tanyalah orang-orang yang kepadanya telah diberikan ilmu mengenai realitas dan sunnatullah dan orang-orang yang buta-huruf (orang-orang yang tidak menyadari realitas ini; para dualis), “apakah kalian juga telah menerima Islam?” Jika mereka berserah-diri, tentu mereka telah menerima realitas. Tapi jika mereka berpaling, tugasmu hanyalah menyampaikan. Allah itu, sebagai hasil dari Nama-namaNya yang menyusun hamba-hambaNya, Bashir (mengevaluasi).
-
innallażīna yakfurụna bi`āyātillāhi wa yaqtulụnan-nabiyyīna bigairi ḥaqqiw wa yaqtulụnallażīna ya`murụna bil-qisṭi minan-nāsi fa basysyir-hum bi'ażābin alīm;
Adapun bagi orang-orang yang mengingkari keberadaan Allah di dalam isyarat-isyaratNya (manifestasi dari Nama-namaNya), dan membunuh para Nabi yang bertentangan dengan kehendak Realitas, dan membunuh orang-orang yang memerintahkan keadilan, kabarkanlah kepada mereka penderitaan yang sangat berat!
-
ulā`ikallażīna ḥabiṭat a'māluhum fid-dun-yā wal-ākhirati wa mā lahum min nāṣirīn;
Mereka adalah orang-orang yang perbuatan-perbuatannya akan sia-sia baik di dunia ini maupun di kehidupan kekal yang akan datang. Tidak akan ada penolong bagi mereka.
-
a lam tara ilallażīna ụtụ naṣībam minal-kitābi yud'auna ilā kitābillāhi liyaḥkuma bainahum ṡumma yatawallā farīqum min-hum wa hum mu'riḍụn;
Tidakkah kamu melhat orang-orang yang diberikan bagian dari ilmu yang diwahyukan; mereka diajak kepada wahyu Allah, bahwa keputusan akan dibuat di antara mereka, tapi sebagian dari mereka berpaling dan menjauh.
-
żālika bi`annahum qālụ lan tamassanan-nāru illā ayyāmam ma'dụdātiw wa garrahum fī dīnihim mā kānụ yaftarụn;
Ini karena mereka mengira, “Api itu tidak akan menyentuh kami kecuali beberapa hari saja.” Keyakinan yang menipu yang mereka ada-adakan merupakan pengkhianatan mereka terhadap agama mereka.
-
fa kaifa iżā jama'nāhum liyaumil lā raiba fīh, wa wuffiyat kullu nafsim mā kasabat wa hum lā yuẓlamụn;
Maka bagaimana jadinya (keadaan mereka) apabila Kami kumpulkan mereka bersama pada masa yang telah pasti kedatangannya, dan hasil dari perbuatan-perbuatan mereka akan diberikan tanpa dianiaya sedikitpun!
-
qulillāhumma mālikal-mulki tu`til-mulka man tasyā`u wa tanzi'ul-mulka mim man tasyā`u wa tu'izzu man tasyā`u wa tużillu man tasyā`, biyadikal-khaīr, innaka 'alā kulli syai`ing qadīr;
Katakanlah, “Allah, penguasa dari segala penguasa... Engkau berikan kekuasaan kepada siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki. Di tanganMu lah segala kebaikan. Sungguh, Engkau Qadir atas segala sesuatu.”
-
tụlijul-laila fin-nahāri wa tụlijun-nahāra fil-laili wa tukhrijul-ḥayya minal-mayyiti wa tukhrijul-mayyita minal-ḥayyi wa tarzuqu man tasyā`u bigairi ḥisāb;
“Engkau ubah malam menjadi siang dan siang menjadi malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati dan yang mati dari yang hidup. Engkau memberi rezeki kepada siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (hingga).
-
lā yattakhiżil-mu`minụnal-kāfirīna auliyā`a min dụnil-mu`minīn, wa may yaf'al żālika fa laisa minallāhi fī syai`in illā an tattaqụ min-hum tuqāh, wa yuḥażżirukumullāhu nafsah, wa ilallāhil-maṣīr;
Janganlah orang-orang yang beriman meninggalkan orang-orang yang beriman untuk mengambil orang-orang yang mengingkari realitas sebagai teman. Barangsiapa melakukan ini, ia memutuskan ikatannya dengan Allah. Ini hanya dapat dilakukan untuk perlindungan. Allah mengingatkan kalian agar berhati-hati terhadapNya. Kepada Allah lah tempat kembalimu.
-
qul in tukhfụ mā fī ṣudụrikum au tubdụhu ya'lam-hullāh, wa ya'lamu mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, wallāhu 'alā kulli syai`ing qadīr;
Katakanlah, “Baik kalian sembunyikan apa yang ada di hati kalian ataupun mengungkapkannya, Allah (sebagai penciptanya) mengetahuinya. Dia mengetahui apa yang di langit dan di bumi (eksternal dan internal). Allah itu Qadir atas segala sesuatu.”
-
yauma tajidu kullu nafsim mā 'amilat min khairim muḥḍaraw wa mā 'amilat min sū`, tawaddu lau anna bainahā wa bainahū amadam ba'īdā, wa yuḥażżirukumullāhu nafsah, wallāhu ra`ụfum bil-'ibād;
Pada hari itu, tiap-tiap orang akan mendapati di hadapannya segala apa yang telah diperbuatnya, kebaikan ataupun kejahatan. Dia akan berharap ada jarak yang amat jauh di antaranya dan dirinya! Allah memperingatkan kalian untuk mengindahkanNya (karena pasti Dia akan membuatmu menjalani akibat dari perbuatan-perbuatan kalian). Allah itu Ra’uf kepada hamba-hambaNya (dari esensi mereka).
-
qul ing kuntum tuḥibbụnallāha fattabi'ụnī yuḥbibkumullāhu wa yagfir lakum żunụbakum, wallāhu gafụrur raḥīm;
Katakanlah, “Jika kalian mencintai Allah ikutilah aku agar Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Allah itu Ghafur lagi Rahim.”
-
qul aṭī'ullāha war-rasụl, fa in tawallau fa innallāha lā yuḥibbul-kāfirīn;
Katakanlah, “Taatilah Allah dan Rasul!”... Jika mereka berpaling, maka sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang mengingkari realitas.
-
innallāhaṣṭafā ādama wa nụḥaw wa āla ibrāhīma wa āla 'imrāna 'alal-'ālamīn;
Sesungguhnya, Allah memilih Adam, Nuh, Ibrahim dan keturunannya, keluarga Imran (pada zamannya) melebihi seluruh manusia dan menyucikan mereka.
-
żurriyyatam ba'ḍuhā mim ba'ḍ, wallāhu samī'un 'alīm;
Turun-temurun satu dari yang lainnya, sebagai satu garis keturunan... Allah itu Sami’ lagi ‘Alim.
-
iż qālatimra`atu 'imrāna rabbi innī nażartu laka mā fī baṭnī muḥarraran fa taqabbal minnī, innaka antas-samī'ul-'alīm;
Ingatlah ketika istri Imran berkata, “Rabb-ku, aku telah menazarkan tanpa syarat anak di dalam rahimku untukMu; terimalah ia dariku. Sungguh Engkau itu Sami’ lagi ‘alim.”
-
fa lammā waḍa'at-hā qālat rabbi innī waḍa'tuhā unṡā, wallāhu a'lamu bimā waḍa'at, wa laisaż-żakaru kal-unṡā, wa innī sammaituhā maryama wa innī u'īżuhā bika wa żurriyyatahā minasy-syaiṭānir-rajīm;
Dan tatkala dia melahirkan (bayi yang dia kira akan laki-laki), dia berkata, “Rabb-ku, aku telah melahirkan bayi perempuan.” Allah mengetahui bahwa perempuan tidak sama dengan laki-laki (bahwa perempuan tidak dapat berbuat hal yang sama dengan laki-laki). “Aku beri nama dia Maryam. Aku memohon perlindungan dariMu untuknya dan garis keturunannya terhadap Setan, yang terkutuk.”
-
fa taqabbalahā rabbuhā biqabụlin ḥasaniw wa ambatahā nabātan ḥasanaw wa kaffalahā zakariyyā, kullamā dakhala 'alaihā zakariyyal-miḥrāba wajada 'indahā rizqā, qāla yā maryamu annā laki hāżā, qālat huwa min 'indillāh, innallāha yarzuqu may yasyā`u bigairi ḥisāb;
Maka Rabb-nya menerimanya dengan baik dan mengangkatnya bagai bunga yang indah. Dia menempatkannya dalam pengasuhan Zakaria. Setiap Zakaria mendatangi kuilnya, dia mendapatinya dengan makanan yang baru. Dia bertanya kepadanya, “Hai Maryam, dari mana ini?” Maryam menjawab, “Ini dari Allah” (sebagai rahmatNya yang sampai kepadanya melalui hamba-hambaNya). Sungguh, Allah memberi perbekalan hidup (rezeki) kepada siapa yang dikehendakiNya, sebagaimana yang Dia kehendaki.
-
hunālika da'ā zakariyyā rabbah, qāla rabbi hab lī mil ladungka żurriyyatan ṭayyibah, innaka samī'ud-du'ā`;
Kemudian Zakaria berdoa kepada Rabb-nya, “Rabb-ku, karuniakanlah kepadaku dari ladun-Mu (potensi Nama-nama yang menyusun esensiku) keturunan yang suci. Sungguh Engkau pendengar doaku (pendengar dari munajatku).
-
fa nādat-hul-malā`ikatu wa huwa qā`imuy yuṣallī fil-miḥrābi annallāha yubasysyiruka biyaḥyā muṣaddiqam bikalimatim minallāhi wa sayyidaw wa ḥaṣụraw wa nabiyyam minaṣ-ṣāliḥīn;
Maka ketika di dalam kuil dia dalam keadaan bermunajat kepada Rabb-nya, malaikat berkata kepadanya, “Allah memberi kabar gembira dengan Yahya, membenarkan perkataan (B-kalimah) dari Allah (Isa, perkataan Allah, manifestasi kekuatan-kekuatan khusus) dan sayyid (peguasa/pemimpin dari kekuatan-kekuatan) dan tidak bernoda (mengendalikan ego-nya), seorang Nabi yang saleh (menjalani Kebenaran dalamesensinya).
-
qāla rabbi annā yakụnu lī gulāmuw wa qad balaganiyal-kibaru wamra`atī 'āqir, qāla każālikallāhu yaf'alu mā yasyā`;
Dia berkata, “Rabb-ku, bagaimana aku bisa memiliki anak! Aku sudah lanjut usia dan istriku mandul!” Dia berkata, “Itu bisa saja (dalam kasusmu)... Tapi Allah melaksanakan sesuai kehendakNya!”
-
qāla rabbij'al lī āyah, qāla āyatuka allā tukalliman-nāsa ṡalāṡata ayyāmin illā ramzā, ważkur rabbaka kaṡīraw wa sabbiḥ bil-'asyiyyi wal-ibkār;
Dia (Zakaria) berkata, “Rabb-ku, berilah aku pertanda.” Dia berkata, “Pertandamu adalah bahwa kamu tidak akan dapat berbicara dengan manusia selama tiga hari kecuali dengan isyarat; maka ingatlah Rabb-mu banyak-banyak dan rasakanlah kebesaran dari keagunganNya pada pagi dan malam hari.”
-
wa iż qālatil-malā`ikatu yā maryamu innallāhaṣṭafāki wa ṭahharaki waṣṭafāki 'alā nisā`il-'ālamīn;
Dan ingatlah ketika malaikat berkata kepada Maryam, “Hai Maryam, sungguh Allah telah menyucikan (memungkinkan kamu merasakan esensimu) dan memilihmu. Dia membersihkanmu (dari kotoran dualitas) dan melebihkanmu di atas semua wanita di dunia (pada zamanmu)!”
-
yā maryamuqnutī lirabbiki wasjudī warka'ī ma'ar-rāki'īn;
“Hai Maryam, taatlah kepada Rabb-mu (hiduplah dengan khidmat), bersujudlah (rasakan ketiadaanmu dari sisi keberadaan Allah) dan rukulah bersama orang-orang yang ruku (rasakan dan kenali Nama-nama yang mewujud dalam keberadaanmu).”
-
żālika min ambā`il-gaibi nụḥīhi ilaīk, wa mā kunta ladaihim iż yulqụna aqlāmahum ayyuhum yakfulu maryama wa mā kunta ladaihim iż yakhtaṣimụn;
Ilmu ini adalah apa yang Kami singkapkan dari yang gaib kepadamu. Dan kamu tidak bersama mereka ketika mereka mengundi siapa di antara mereka harus menjadi wali dari Maryam. Dan kamu tidak di sana ketika mereka berselisih satu dengan lainnya (mengenai hal ini).
-
iż qālatil-malā`ikatu yā maryamu innallāha yubasysyiruki bikalimatim min-husmuhul-masīḥu 'īsabnu maryama wajīhan fid-dun-yā wal-ākhirati wa minal-muqarrabīn;
Tatkala para malaikat berkata kepada Maryam, “Allah memberi kabar gembira mengenai sebuah kalimat (B-kalimah; seorang hamba untuk mewujudkan sifat-sifatNya) dariNya. Namanya Al-Masih, Isa, putera Maryam. Dia dimuliakan di dunia ini (ditinggikan martabatnya) dan di kehidupan kekal yang akan datang dan termasuk muqarrabun (hidup dengan keadaan qurbiyyah [mewujudkan Nama-nama yang sangat istimewa bagi Allah karena keadaan kedekatnnya] dan sarana bagi mujizat).”
-
wa yukallimun-nāsa fil-mahdi wa kahlaw wa minaṣ-ṣāliḥīn;
“Dia akan berbicara dengan manusia ketika masih dalam buaian dan ketika dia dewasa. Dia termasuk orang-orang yang saleh.”
-
qālat rabbi annā yakụnu lī waladuw wa lam yamsasnī basyar, qāla każālikillāhu yakhluqu mā yasyā`, iżā qaḍā amran fa innamā yaqụlu lahụ kun fa yakụn;
(Maryam) bertanya, “Rabb-ku, bagaimana mungkin aku mempunyai anak sedangkan tidak ada seorang laki-laki pun pernah menyentuhku?” Dia berkata, “Seperti itulah! Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki! Jika dia menetapkan suatu perkara, Dia hanya mengatakan ‘JADILAH’ maka jadilah ia.”
-
wa yu'allimuhul-kitāba wal-ḥikmata wat-taurāta wal-injīl;
Dia akan mengajarkan (memrogram – memasukkan kedalam keberadaan) Kitab (ilmu mengenai realitas), Hikmah (mekanisme operasi dari sistem dan tatanan yang dibentuk oleh Nama-nama Allah di seluruh alam), Taurat (wahyu – ilmu yang diwahyukan kepada Musa) dan Injil (realitas yang diwahyukan sebagai berita gembira).
-
wa rasụlan ilā banī isrā`īla annī qad ji`tukum bi`āyatim mir rabbikum annī akhluqu lakum minaṭ-ṭīni kahai`atiṭ-ṭairi fa anfukhu fīhi fa yakụnu ṭairam bi`iżnillāh, wa ubri`ul-akmaha wal-abraṣa wa uḥyil-mautā bi`iżnillāh, wa unabbi`ukum bimā ta`kulụna wa mā taddakhirụna fī buyụtikum, inna fī żālika la`āyatal lakum ing kuntum mu`minīn;
Dan Dia akan mengirimkannya sebagai Rasul kepada Bani Israil. (Dia) akan mengatakan, “Sungguh aku telah datang untuk kalian dari Rabb kalian dengan membawa isyarat-isyaratNya dalam keberadaanku. Aku akan menciptakan dari tanah liat sebentuk burung bagi kalian dan meniupkan ke dalamnya (mengaktifkan kekuatan dari Nama-nama di dalamnya) dan ia akan menjadi seekor burung dengan ijin Allah (B-iznillah, dengan kehendak Nama-nama Allah untuk mewujud dalam bentuk khusus itu). Aku menyembuhkan orang yang buta dan lepra, dan menghidupkan orang mati dengan ijin Allah (B-iznillah, selaras dengan kekuatan dari Nama-nama yang menyusun esensi mereka). Aku juga memberitahu kalian (sebagaimana Allah memberitahuku) mengenai apa yang aku makan dan simpan di rumah kalian. Ada isyarat (penting) di dalam hal ini (berkenaan dengan kekuasaan Rabb kalian) bagi kalian, jika kalian beriman.
-
wa muṣaddiqal limā baina yadayya minat-taurāti wa li`uḥilla lakum ba'ḍallażī ḥurrima 'alaikum wa ji`tukum bi`āyatim mir rabbikum, fattaqullāha wa aṭī'ụn;
“Dan aku datang dengan membenarkan apa yang ada sebelumku mengenai Taurat (wahyu asli yang tidak berkurang/berubah, yang diwahyukan kepada Musa)... Dan untuk menghalalkan bagi kalian sebagian apa yang diharamkan kepada kalian (karena penyimpangan). Aku datang kepada kalian dengan isyarat – mujizat dari Rabb kalian. Lindungilah diri kalian dari Allah (bertakwalah) dan taatlah kepadaku.”
-
innallāha rabbī wa rabbukum fa'budụh, hāżā ṣirāṭum mustaqīm;
“Allah (dengan Nama-namaNya) sungguh adalah Rabb-ku dan Rabb kalian! Maka, sadarilah pengabdian kalian kepadaNya dan hiduplah sesuai dengannya. Inilah jalan yang benar.”
-
fa lammā aḥassa 'īsā min-humul-kufra qāla man anṣārī ilallāh, qālal-ḥawāriyyụna naḥnu anṣārullāh, āmannā billāh, wasy-had bi`annā muslimụn;
Dan tatkala Isa merasakan pengingkaran mereka dari kebenaran, dia bertanya, “Siapa yang akan menolongku di jalan Allah?” Para muridnya menjawab, “Kami lah para penolong Allah... Kami telah beriman sesuai dengan huruf ‘B’ (bahwa esensi keberadaan kami terdiri dari Nama-nama Allah); saksikanlah ini dengan esensimu! Kami dalam keadaan berserah diri kepada Allah.”
-
rabbanā āmannā bimā anzalta wattaba'nar-rasụla faktubnā ma'asy-syāhidīn;
“Rabb kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau datangkan (Isa) dari realitasMu (esensi) dan kami telah mengikuti RasulMu, maka catatlah kami termasuk orang-orang yang bersaksi (akan kebenaran).”
-
wa makarụ wa makarallāh, wallāhu khairul-mākirīn;
Mereka membuat siasat, dan menerima siasat dari Allah sebagai jawabannya. Allah adalah sebaik-baiknya pembuat siasat. (Untuk melenyapkan pembawa kebenaran, mereka secara rahasia berupaya mencari jalan untuk melawan dia, tapi melalui metode yang sangat serupa Allah mengalahkan mereka, dengan menjadikan siasat mereka melawan diri mereka sendiri.)
Not:Kata asal yang digunakan di sini untuk menunjukkan rencana adalah kata ‘makr.’ Pada intinya, ‘makr’ berarti melaksanakan suatu tindakan, yang terlepas dari Allah, tapi orang yang bersangkutan tidak menyadari ini dan beranggapan bahwa dia tidak membahayakan dirinya maka dia terus berupaya melaksanakannya. Pad akhirnya dia terperosok semakin jauh dari Allah, atau aktualisasi dari kekuatan Nama-namanya di dalam esensinya, yang sejauh ini merupakan hukuman terberat yang diterima seseorang.
-
iż qālallāhu yā 'īsā innī mutawaffīka wa rāfi'uka ilayya wa muṭahhiruka minallażīna kafarụ wa jā'ilullażīnattaba'ụka fauqallażīna kafarū ilā yaumil-qiyāmah, ṡumma ilayya marji'ukum fa aḥkumu bainakum fīmā kuntum fīhi takhtalifụn;
Dan ingatlah ketika Allah mengatakan, “Aku akan menyebabkan kamu mati (yakni, mereka tidak akan mampu membunuhmu melalui rencana jahat mereka, Aku akan menyebabkan kamu mati apabila saatmu tiba)... Aku akan mengangkatmu kepada diriKu (memungkinkanmu untuk mengalami supremasi akan esensimu); Aku akan menyucikanmu dengan menghilangkanmu dari antara orang-orang yang mengingkari realitas (orang-orang kafir/tidak beriman) dan hingga Hari Kiamat Aku akan menempatkan orang-orang yang mengikutimu di atas orang-orang yang mengingkari realitas. Pada akhirnya, tempat kembali kalian adalah kepadaKu. Aku akan mengadili perkara-kara yang padanya kalian berselisih satu sama lain.”
-
fa ammallażīna kafarụ fa u'ażżibuhum 'ażāban syadīdan fid-dun-yā wal-ākhirati wa mā lahum min nāṣirīn;
“Tapi bagi orang-orang yang mengingkari realitas, akan Aku kenakan pada mereka penderitaan yang berat baik di dunia maupun di kehidupan kekal yang akan datang. Dan mereka tidak akan mendapatkan penolong.”
-
wa ammallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti fa yuwaffīhim ujụrahum, wallāhu lā yuḥibbuẓ-ẓālimīn;
Dan orang-orang yang beriman kepada ‘realitas esensial mereka’ dan menjalankan amalan-amalan yang diperlukan, hasil-hasil dari pekerjaan mereka akan diberikan kepada mereka sepenuhnya. Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim!
-
żālika natlụhu 'alaika minal-āyāti waż-żikril-ḥakīm;
Ilmu ini mengandung isyarat-isyarat (yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa masa lalu yang tidak kamu ketahui) dan peringatan yang bijak (menyingkapkan hikmah dari peristiwa-peristiwa itu).
-
inna maṡala 'īsā 'indallāhi kamaṡali ādam, khalaqahụ min turābin ṡumma qāla lahụ kun fa yakụn;
“Sungguh, pembentukan Isa di sisi Allah adalah seperti pembentukan Adam (Jika pembentukan Isa seperti pembentukan Adam, maka pembentukan Adam adalah seperti pembentukan Isa. Ini adalah sudut pandang yang darinya kita mesti mendekati topik ini). Dia menciptakannya dari debu, dan dikatakan kepadanya ‘JADILAH’ dan jadilah dia (penciptaan manusia dengan meniupkan ruh [aktivasi kekuatan dari Nama-nama] kedalam apa yang dibentuk dari debu – struktur molekul – adalah sama seperti meniupkan ruh kedalam struktur molekul yang dibentuk di dalam rahim seorang ibu).
-
al-ḥaqqu mir rabbika fa lā takum minal-mumtarīn;
Inilah Kebenaran dari Rabb-mu, maka janganlah termasuk orang-orang yang meragukannya!
-
fa man ḥājjaka fīhi mim ba'di mā jā`aka minal-'ilmi fa qul ta'ālau nad'u abnā`anā wa abnā`akum wa nisā`anā wa nisā`akum wa anfusanā wa anfusakum, ṡumma nabtahil fa naj'al la'natallāhi 'alal-kāżibīn;
Barangsiapa membantah realitas ini setelah datangnya ilmu ini kepadamu, katakanlah, “Mari, panggillah anak-anak kami dan anak-anak kalian, istri-istri kami dan istri-istri kalian, diri kami dan diri kalian, dan berdoalah; semoga murka Allah menimpa orang-orang yang mendustakan realitas.”
-
inna hāżā lahuwal-qaṣaṣul-ḥaqq, wa mā min ilāhin illallāh, wa innallāha lahuwal-'azīzul-ḥakīm;
Sungguh, inilah kebenaran dari perkaranya. Ketuhanan adalah konsep yang tidak absah; hanya Allah! Sesungguhnya, Allah adalah HU, yang ‘Aziz lagi Hakim.
-
fa in tawallau fa innallāha 'alīmum bil-mufsidīn;
Jika mereka berpaling (dari kebenaran), sungguh Allah mengetahui orang-orang yang sesat (melaksanakan akibat-akibat darinya).
-
qul yā ahlal-kitābi ta'ālau ilā kalimatin sawā`im bainanā wa bainakum allā na'buda illallāha wa lā nusyrika bihī syai`aw wa lā yattakhiża ba'ḍunā ba'ḍan arbābam min dụnillāh, fa in tawallau fa qụlusy-hadụ bi`annā muslimụn;
Katakanlah, “Hai orang-orang yang kepadanya telah datang ilmu mengenai realitas, marilah bersatu berdasarkan pemahaman yang sama, hendaklah kita tidak mengabdi kepada sesuatu selain Allah, hendaklah kita tidak menyekutukan apapun (hidup dengan dualitas) kepada Allah, realitas esensial kita; hendaklah sebagian dari kita tidak menuhankan (mengambil tuhan-tuhan selain Allah) yang lain di antara kita (seperti halnya Isa).” Jika mereka berpaling dari ini maka katakanlah kepada mereka, “Saksikanlah bahwa kami termasuk orang-orang yang telah berserah diri kepada Allah.”
-
yā ahlal-kitābi lima tuḥājjụna fī ibrāhīma wa mā unzilatit-taurātu wal-injīlu illā mim ba'dih, a fa lā ta'qilụn;
Hai orang-orang yang kepadanya telah datang ilmu mengenai realitas, mengapa kalian berbantahan mengenai Ibrahim? Taurat dan Injil diwahyukan setelahnya (karenanya keduanya mengisahkan keadaannya). Apakah kalian tidak memiliki akal untuk menyadarinya?
-
hā`antum hā`ulā`i ḥājajtum fīmā lakum bihī 'ilmun fa lima tuḥājjụna fīmā laisa lakum bihī 'ilm, wallāhu ya'lamu wa antum lā ta'lamụn;
(Buruk sekali bahwa) kalian berbantahan tentang sesuatu yang kalian tidak memiliki ilmu tentangnya, tapi mengapa kalian berbantahan tentang sesuatu yang kalian tidak memiliki ilmu tentangnya? Sedangkan Allah mengetahui, dan kalian tidak mengetahui!
-
mā kāna ibrāhīmu yahụdiyyaw wa lā naṣrāniyyaw wa lāking kāna ḥanīfam muslimā, wa mā kāna minal-musyrikīn;
Ibrahim bukanlah seorang Yahudi ataupun Nasrani... Tapi dia termasuk orang orang (yang hanif) yang tidak beriman kepada berhala (tuhan eksternal) dan mengetahui bahwa hanya Allah lah yang ada (konsep keesaan) dan telah berserah-diri kepadaNya (ketahuilah bahwa Allah memiliki pengaturan absolut atas keberadaan mereka). Pemahamannya bebas dari dualitas!
-
inna aulan-nāsi bi`ibrāhīma lallażīnattaba'ụhu wa hāżan-nabiyyu wallażīna āmanụ, wallāhu waliyyul-mu`minīn;
Sungguh, orang-orang yang paling dekat kepada kebenaran bersama Ibrahim adalah orang-orang yang mengikuti pemahamannya, Nabi ini (Muhammad saw) dan orang-orang yang beriman kepadanya. Allah itu Waliyy dari orang-orang yang beriman.
-
waddaṭ ṭā`ifatum min ahlil-kitābi lau yuḍillụnakum, wa mā yuḍillụna illā anfusahum wa mā yasy'urụn;
Sekelompok orang yang kepadanya telah datang ilmu mengenai realitas, berkeinginan untuk menyesatkan kalian, tapi mereka tidak dapat menyesatkan siapapun kecuali diri mereka sendiri. Namun mereka tidak menyadari hal ini.
-
yā ahlal-kitābi lima takfurụna bi`āyātillāhi wa antum tasy-hadụn;
Hai orang-orang yang telah datang ilmu mengenai realitas kepada kalian, meskipun kalian menyaksikan realitas, mengapa kalian mengingkari keberadaan Allah di dalam isyarat-isyaratNya (manifestasi Nama-namaNya)?
-
yā ahlal-kitābi lima talbisụnal-ḥaqqa bil-bāṭili wa taktumụnal-ḥaqqa wa antum ta'lamụn;
Hai orang-orang yang telah datang ilmu mengenai realitas kepada kalian, mengapa kalian menyembunyikan Kebenaran dalam kepalsuan dan menyembunyikan Kebenaran padahal kalian berkali-kali kalian mengetahuinya?
-
wa qālaṭ ṭā`ifatum min ahlil-kitābi āminụ billażī unzila 'alallażīna āmanụ waj-han-nahāri wakfurū ākhirahụ la'allahum yarji'ụn;
Sekelompok orang yang kepadanya telah datang ilmu mengenai realitas berkata, “Pergilah kepada orang-orang yang beriman dan katakanlah kepada mereka, ‘Kami telah beriman kepada apa yang telah diwahyukan’ kemudian tolaklah ia di penghujung hari (dengan mengatakan bahwa kalian telah memikirkannya dan menyadari bahwa itu mustahil). Dengan demikian, mungkin mereka pun akan (mengikuti kalian dan) meninggalkan jalan mereka.”
-
wa lā tu`minū illā liman tabi'a dīnakum, qul innal-hudā hudallāhi ay yu`tā aḥadum miṡla mā ụtītum au yuḥājjụkum 'inda rabbikum, qul innal-faḍla biyadillāh, yu`tīhi may yasyā`, wallāhu wāsi'un 'alīm;
“Janganlah percaya orang-orang yang tidak mengkuti agama kalian!” Katakanlah, “Tuntunan (yang benar) adalah tuntunan Allah (melibatkan realisasi bahwa Nama-nama Allah menyusun keberadaan seseorang). Apakah kalian menentang karena yang serupa dengan yang telah diberikan kepada kalian juga diberikan kepada orang lain, ataukah karena mereka akan mengalahkan kalian (dengan apa yang telah diberikan kepada mereka) dihadapan Rabb kalian?” Katakanlah, “Sungguh, karunia itu di tangan Allah, Dia memberikannya kepada siapa yang Dia kehendaki. Allah itu Wasi’ lagi ‘Alim.”
-
yakhtaṣṣu biraḥmatihī may yasyā`, wallāhu żul-faḍlil-'aẓīm;
“Dia menentukan rahmatNya (dari siapa yang Dia kehendaki) kepada siapa yang Dia kehendaki! Allah itu ‘Azim, pemilik karunia.”
-
wa min ahlil-kitābi man in ta`man-hu biqinṭāriy yu`addihī ilaīk, wa min-hum man in ta`man-hu bidīnāril lā yu`addihī ilaika illā mā dumta 'alaihi qā`imā, żālika bi`annahum qālụ laisa 'alainā fil-ummiyyīna sabīl, wa yaqụlụna 'alallāhil-każiba wa hum ya'lamụn;
Di antara orang-orang yang kepadanya telah diberikan ilmu mengenai realitas adalah dia yang, jika kamu mengamanatkan kepadanya (harta) yang banyak, dia akan mengembalikan semuanya sebagaimana adanya. Dan di antara mereka ada, yang jika kamu mengamanatkan kepadanya sekeping dinar (emas), dia tidak akan mengembalikannya kepadamu kecuali jika kamu terus menerus menagihnya. (Ini karena pikiran mereka) “Orang-orang buta-huruf yang menentang kita (yang jahil akan realitas) tidak memiliki hak atas kita.” Dengan sengaja mereka berdusta tentang Allah.
-
balā man aufā bi'ahdihī wattaqā fa innallāha yuḥibbul-muttaqīn;
Sungguh, dia yang teguh dengan janjinya dan melindungi dirinya sendiri (bertakwa), tidak diragukan bahwa Allah mencintai orang-orang yang terlindungi (takwa).
-
innallażīna yasytarụna bi'ahdillāhi wa aimānihim ṡamanang qalīlan ulā`ika lā khalāqa lahum fil-ākhirati wa lā yukallimuhumullāhu wa lā yanẓuru ilaihim yaumal-qiyāmati wa lā yuzakkīhim wa lahum 'ażābun alīm;
Adapun orang-orang yang menjual janji dan sumpahnya kepada Allah dengan harga yang murah; mereka tidak mendapat bagian di kehidupan kekal yang akan datang. Allah (bukan tuhan eksternal, aktualisasi kekuatan Nama-nama di dalam esnsinya) tidak akan berbicara kepada mereka, tidak melihat mereka dan tidak pula menyucikan mereka selama masa Kiamat. Ada penderitaan berat bagi mereka.
-
wa inna min-hum lafarīqay yalwụna alsinatahum bil-kitābi litaḥsabụhu minal-kitābi wa mā huwa minal-kitāb, wa yaqụlụna huwa min 'indillāhi wa mā huwa min 'indillāh, wa yaqụlụna 'alallāhil-każiba wa hum ya'lamụn;
Ada beberapa di antara mereka yang berkata-kata dengan menyimpangkan arti (sehingga bermakna lain) dari ilmu mengenai realitas, sehingga kalian mengira itu merupakan ilmu yang diwahyukan. (Padahal) apa yang mereka katakan bukanlah ilmu yang diwahyukan. Mereka berkata, “Ini dari Allah,” tapi itu bukan dari Allah! Mereka sengaja berdusta tentang Allah.
-
mā kāna libasyarin ay yu`tiyahullāhul-kitāba wal-ḥukma wan-nubuwwata ṡumma yaqụla lin-nāsi kụnụ 'ibādal lī min dụnillāhi wa lāking kụnụ rabbāniyyīna bimā kuntum tu'allimụnal-kitāba wa bimā kuntum tadrusụn;
Mustahil bahwa Allah memberi ilmu kepada seorang manusia mengenai realitas, wewenang dan Nubuwwah, dan kemudian dia itu berkata kepada manusia, “Tinggalkan Allah dan mengabdilah kepadaku!” Malah sebaliknya, dia akan berkata, “Selaras dengan ajaran dan ilmu mengenai realitas dan amalan-amalan yang kalian jalani, jadilah orang-orang yang sadar akan pengabdiannya kepada Rabb-nya.”
-
wa lā ya`murakum an tattakhiżul-malā`ikata wan-nabiyyīna arbābā, a ya`murukum bil-kufri ba'da iż antum muslimụn;
Dia (orang berilmu tersebut) juga tidak akan meminta kalian untuk mengambil para malaikat, atau Nabi-nabi sebagai Rabb kalian. Mengapa dia meminta kalian untuk mengingkari realitas kalian setelah kalian berserah-diri kepada Allah?
-
wa iż akhażallāhu mīṡāqan-nabiyyīna lamā ātaitukum ming kitābiw wa ḥikmatin ṡumma jā`akum rasụlum muṣaddiqul limā ma'akum latu`minunna bihī wa latanṣurunnah, qāla a aqrartum wa akhażtum 'alā żālikum iṣrī, qālū aqrarnā, qāla fasy-hadụ wa ana ma'akum minasy-syāhidīn;
Dan ingatlah ketika Allah mengambil perjanjian dari para Nabi, “Telah Aku berikan kepada kalian dari ilmu mengenai realitas dan Hikmah, mulai sekarang, jika seorang Rasul datang kepada kalian membenarkan apa yang ada pada kalian, kalian akan benar-benar beriman kepadanya dan menolongnya. Apakah kalian menerima dan mengambil beban beratKu atas kalian sendiri?” Mereka berkata. “Kami menerima!” “Saksikanlah, karena, sebagai realitas esensial kalian, Aku pun bersaksi.”
-
fa man tawallā ba'da żālika fa ulā`ika humul-fāsiqụn;
Barangsiapa berpaling (dari perjanjian ini), mereka adalah orang-orang yang sesat (orang-orang yang keimanannya telah rusak).
-
a fa gaira dīnillāhi yabgụna wa lahū aslama man fis-samāwāti wal-arḍi ṭau'aw wa kar-haw wa ilaihi yurja'ụn;
Sedangkan apapun yang di langit dan di bumi (dimensi materi dan spiritual dari jagat raya), rela ataupun terpaksa, dalam keadaan berserah-diri kepadaNya. Apakah mereka mencari sesuatu selain agama Allah (Islam – sistem dan tatanan yang diciptakan Allah)? (Namun) mereka akan dikembalikan kepadaNya.
-
qul āmannā billāhi wa mā unzila 'alainā wa mā unzila 'alā ibrāhīma wa ismā'īla wa is-ḥāqa wa ya'qụba wal-asbāṭi wa mā ụtiya mụsā wa 'īsā wan-nabiyyụna mir rabbihim lā nufarriqu baina aḥadim min-hum wa naḥnu lahụ muslimụn;
Katakanlah, “Kami beriman kepada Allah sebagai yang Esa yang menciptakan esensi kami dari Nama-namaNya, dan kami beriman kepada segala sesuatu yang Dia wahyukan kepada kami; dan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya’kub dan yang diwahyukan kepada keturunannya; kepada Musa dan Isa dan kepada apa yang diberikan kepada Nabi-nabi dari Rabb mereka. Kami tidak membeda-bedakan di antara mereka. Kami berserah-diri kepadaNya.’
-
wa may yabtagi gairal-islāmi dīnan fa lay yuqbala min-h, wa huwa fil-ākhirati minal-khāsirīn;
Dan barangsiapa mencari agama (sistem dan tatanan) selain Islam (kesadaran yang berada dalam keadaan berserah-diri) pencariannya akan sia-sia! Dan di kehidupan kekal yang akan datang dia termasuk orang-orang yang merugi.
-
kaifa yahdillāhu qaumang kafarụ ba'da īmānihim wa syahidū annar-rasụla ḥaqquw wa jā`ahumul-bayyināt, wallāhu lā yahdil-qaumaẓ-ẓālimīn;
Bagaimana Allah akan menuntun suatu kaum yang mengingkari realitas bahkan setelah datang bukti-bukti yang nyata kepada mereka dan mereka bersaksi bahwa Rasul itu adalah Kebenaran! Allah tidak menuntun orang-orang yang zalim.
-
ulā`ika jazā`uhum anna 'alaihim la'natallāhi wal-malā`ikati wan-nāsi ajma'īn;
Balasan dari perbuatan-perbuatan mereka adalah laknat Allah, para malaikat dan seluruh manusia (mereka telah terperosok jauh dari semuanya).
-
khālidīna fīhā, lā yukhaffafu 'an-humul-'ażābu wa lā hum yunẓarụn;
Mereka akan tetap dalam kondisi ini selama-lamanya. Penderitaan mereka tidak akan diringankan dan mereka tidak akan dipedulikan.
-
illallażīna tābụ mim ba'di żālika wa aṣlaḥụ, fa innallāha gafụrur raḥīm;
Kecuali jka setelah ini mereka (mengaku kesalahan mereka dan) bertaubat dan memperbaiki diri (memperbaiki perbuatan zalim mereka). Sungguh, Allah itu Ghafur lagi Rahim.
-
innallażīna kafarụ ba'da īmānihim ṡummazdādụ kufral lan tuqbala taubatuhum, wa ulā`ika humuḍ-ḍāllụn;
Tapi orang-orang yang mengingkari realitas dan terus-menerus dalam kemungkaran mereka, taubat mereka tidak akan pernah diterima. Sungguh, mereka adalah orang-orang yang benar-benar sesat.
-
innallażīna kafarụ wa mātụ wa hum kuffārun fa lay yuqbala min aḥadihim mil`ul-arḍi żahabaw wa lawiftadā bih, ulā`ika lahum 'ażābun alīmuw wa mā lahum min nāṣirīn;
Mereka mengingkari ilmu mengenai realitas dan mereka mati dalam kemungkaran ini; meskipun mereka mempunyai emas sebesar bumi dan menawarkannya sebagai tebusan (untuk menyelamatkan diri) itu tidak akan pernah diterima. Penderitaan berat menanti mereka dan tidak seorang pun akan menolong mereka.
-
lan tanālul-birra ḥattā tunfiqụ mimmā tuḥibbụn, wa mā tunfiqụ min syai`in fa innallāha bihī 'alīm;
“Kalian tidak akan pernah merasakan esensi realitas (albirra) hingga memberikan dengan ikhlas apa yang kalian cintai. Dan apapun yang kalian berikan dengan ikhlas di jalan Allah, Allah (sebagai penciptanya) mengetahuinya (dan menciptakan balasannya).”
-
kulluṭ-ṭa'āmi kāna ḥillal libanī isrā`īla illā mā ḥarrama isrā`īlu 'alā nafsihī ming qabli an tunazzalat-taurāh, qul fa`tụ bit-taurāti fatlụhā ing kuntum ṣādiqīn;
Semua makanan halal bagi Bani Israil, kecuali apa yang telah diharamkan (dilarang) oleh Israil bagi dirinya sendiri sebelum Taurat diwahyukan. Katakanlah, “Jika kalian setia terhadap perkataan kalian, bawalah wahyu (Taurat) itu dan bacalah!”
-
fa maniftarā 'alallāhil-każiba mim ba'di żālika fa ulā`ika humuẓ-ẓālimụn;
Dan barangsiapa mengadakan dusta mengenai Allah setelah ini, mereka itu orang-orang yang zalim.
-
qul ṣadaqallāh, fattabi'ụ millata ibrāhīma ḥanīfā, wa mā kāna minal-musyrikīn;
Katakanlah, “Allah telah mengatakan kebenaran. Maka ikutilah umat Ibrahim (pemahaman agama) sebagi hanif. Dia bukanlah seorang dualis!”
-
inna awwala baitiw wuḍi'a lin-nāsi lallażī bibakkata mubārakaw wa hudal lil-'ālamīn;
Kota pertama yang dibuat untuk manusia ada di Bakkah (nama Mekah dulu), yang disucikan bagi seluruh dunia dan sumber dari petunjuk.
-
fīhi āyātum bayyinātum maqāmu ibrāhīm, wa man dakhalahụ kāna āminā, wa lillāhi 'alan-nāsi ḥijjul-baiti manistaṭā'a ilaihi sabīlā, wa mang kafara fa innallāha ganiyyun 'anil-'ālamīn;
Di dalamnya ada isyarat-isyarat yang nyata dan stasiun (maqam) Ibrahim. Barangsiapa memasukinya akan merasa aman. Berjiarah ke Baitullah (Ka’bah, tempat tinggal Allah di hati seseorang) adalah hak Allah (fitur Nama-nama di dalam esensi seseorang) atas semua manusia yang mempunyai sarana untuk melaksanakannya. Tapi barangsiapa mengingkari (kesanggupannya untuk berangkat meskipun dia memiliki sarana untuk itu), sungguh Allah itu Ghani dari seluruh alam.
-
qul yā ahlal-kitābi lima takfurụna bi`āyātillāhi wallāhu syahīdun 'alā mā ta'malụn;
Katakanlah, “Hai kalian yang kepadanya telah datang ilmu mengenai realitas... Sementara Allah menyaksikan semua perbuatan kalian, mengapa kalian mengingkari (atau menutupi) keberadaan Allah di dalam isyarat-isyaratNya (manifestasi Nama-namaNya)?”
-
qul yā ahlal-kitābi lima taṣuddụna 'an sabīlillāhi man āmana tabgụnahā 'iwajaw wa antum syuhadā`, wa mallāhu bigāfilin 'ammā ta'malụn;
Katakanlah, “Hai kalian yang kepadanya telah datang ilmu mengenai realitas... Meskipun kalian telah bersaksi (terhadap realitas), mengapa kalian berpaling dari kebenaran dan memalingkan orang-orang yang beriman dari jalan Allah? Allah tidak lengah terhadap perbuatan-perbuatan kalian.”
-
yā ayyuhallażīna āmanū in tuṭī'ụ farīqam minallażīna ụtul-kitāba yaruddụkum ba'da īmānikum kāfirīn;
Hai orang-orang yang beriman, jika kalian mengikuti sebagian dari orang-orang yang kepadanya telah diberikan ilmu mengenai realitas (yang kemudian sesat setelahnya), mereka akan mengembalikan kalian dari keimanan menjadi orang-orang yang ingkar.
-
wa kaifa takfurụna wa antum tutlā 'alaikum āyātullāhi wa fīkum rasụluh, wa may ya'taṣim billāhi fa qad hudiya ilā ṣirāṭim mustaqīm;
Sementara isyarat-isyarat Allah diditunjukkan di hadapan kalian dan ada seorang Rasul di antara kalian, bagaimana kalian bisa termasuk orang-orang yang mengingkari realitas? Barangsiapa (melepaskan dirinya dari semua yang lainnya) berpegang teguh kepada Allah, esensi yang menyusun keberadaannya, dia telah dituntun kepada jalan yang lurus.
-
yā ayyuhallażīna āmanuttaqullāha ḥaqqa tuqātihī wa lā tamụtunna illā wa antum muslimụn;
Hai orang-orang yang beriman... Lindungilah diri kalian dari Allah (karena Dia pasti akan mengenakan kepada kalian akibat dari perbuatan-perbuatan kalian) dan matilah hanya sebagai orang-orang yang telah mengalami keberserahdirian.
-
wa'taṣimụ biḥablillāhi jamī'aw wa lā tafarraqụ ważkurụ ni'matallāhi 'alaikum iż kuntum a'dā`an fa allafa baina qulụbikum fa aṣbaḥtum bini'matihī ikhwānā, wa kuntum 'alā syafā ḥufratim minan-nāri fa angqażakum min-hā, każālika yubayyinullāhu lakum āyātihī la'allakum tahtadụn;
Berpegang-teguhlah kepada tali Allah (yang menuntun kepada) realtas dari Nama-nama di dalam keberadaan kalian, semuanya, janganlah bercerai-berai. Ingatlah nikmat Allah kepada kalian. Ingatlah bahwa dulu kalian bermusuhan, Dia menyatukan kalian dengan membentuk saling pengertian pada kesadaran kalian; dan karena nikmat yang Dia manifestasikan pada kalian, kalian menjadi bersaudara. Kalian berada dekat tepi lubang api; Dia menyelamatkan kalian dari api itu. Demikianlah Allah menerangkan isyarat-isyaratNya, agar kalian mencapai realitas.
-
waltakum mingkum ummatuy yad'ụna ilal-khairi wa ya`murụna bil-ma'rụfi wa yan-hauna 'anil-mungkar, wa ulā`ika humul-mufliḥụn;
Hendaklah ada komunitas di antara kalian yang mengajak kalian kepada kebaikan (Kebenaran), memberi pertimbangan berdasarkan Kebenaran dan realitas, dan menasihati kalian untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang bertentangan dengan Agama. Mereka adalah orang-orang yang akan dibebaskan.
-
wa lā takụnụ kallażīna tafarraqụ wakhtalafụ mim ba'di mā jā`ahumul-bayyināt, wa ulā`ika lahum 'ażābun 'aẓīm;
Janganlah seperti orang-orang yang terpecah dan berpisah setelah datangnya bukti-bukti yang nyata kepada mereka. Ada penderitaan yang berat bagi mereka.
-
yauma tabyaḍḍu wujụhuw wa taswaddu wujụh, fa ammallażīnaswaddat wujụhuhum, a kafartum ba'da īmānikum fa żụqul-'ażāba bimā kuntum takfurụn;
Selama masa itu, beberapa wajah (bentuk-bentuk kesadaran) akan bersinar (dengan cahaya Kebenaran) dan beberapa wajah akan gelap (karena kegelapan ego)... Kepada orang-orang yang wajahnya gelap (akan dikatakan): “Kalian menjadi ingkar setelah kalian beriman! Rasakanlah penderitaan yang ditimbulkan oleh keberadaan kalian karena kalian ingkar kepada realitas.”
-
wa ammallażīnabyaḍḍat wujụhuhum fa fī raḥmatillāh, hum fīhā khālidụn;
Tapi orang-orang yang wajahnya bersinar (sebagai hasil dari pemahaman mereka terhadap esensi mereka), mereka akan berada di dalam rahmat Allah... Mereka akan tinggal di dalamnya selama-lamanya.
-
tilka āyātullāhi natlụhā 'alaika bil-ḥaqq, wa mallāhu yurīdu ẓulmal lil-'ālamīn;
Ini adalah isyarat-isyarat dari Allah, Kami membuat kamu membacakannya dengan Kebenaran. Allah tidak menghendaki kezaliman terhadap seluruh alam (manusia).
-
wa lillāhi mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, wa ilallāhi turja'ul-umụr;
Apapun yang di langit dan di bumi semuanya kepunyaan Allah (mereka ada dan hidup dengan Nama-namaNya). Semuanya akan kembali kepada Allah (saatnya akan tiba ketika segala sesuatu akan melihat realitas esensialnya, dan mereka yang gagal untuk mengevaluasinya akan terbakar)!
-
kuntum khaira ummatin ukhrijat lin-nāsi ta`murụna bil-ma'rụfi wa tan-hauna 'anil-mungkari wa tu`minụna billāh, walau āmana ahlul-kitābi lakāna khairal lahum, min-humul-mu`minụna wa akṡaruhumul-fāsiqụn;
Kalian adalah umat terbaik dari kalangan manusia. Kalian mengambil keputusan dengan Kebenaran dan realitas, kalian mencegah dari hal-hal yang bertentangan dengan agama, dan kalian beriman kepada Allah dengan pemahaman bahwa esensi kalian mengandung Nama-namaNya. Seandainya orang-orang yang telah diberikan kepadanya ilmu mengenai realitas (Ahli Kitab) juga beriman, tentu akan baik bagi mereka. Sebagiannya adalah orang-orang yang beriman, namun kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mengingkari realitas.
-
lay yaḍurrụkum illā ażā, wa iy yuqātilụkum yuwallụkumul-adbār, ṡumma lā yunṣarụn;
(Mereka) tidak akan membahayakan kalian selain menjemukan. Jika mereka berperang dengan kalian, mereka akan memutar badan dan melarikan diri. Tidak ada pertolongan yang akan diberikan setelahnya.
-
ḍuribat 'alaihimuż-żillatu aina mā ṡuqifū illā biḥablim minallāhi wa ḥablim minan-nāsi wa bā`ụ bigaḍabim minallāhi wa ḍuribat 'alaihimul-maskanah, żālika bi`annahum kānụ yakfurụna bi`āyātillāhi wa yaqtulụnal-ambiyā`a bigairi ḥaqq, żālika bimā 'aṣaw wa kānụ ya'tadụn;
Hukuman bagi mereka adalah kehinaan (diremehkan) dimanapun mereka berada; mereka terkena murka Allah dan pasti hidup dalam kehinaan... Kecuali orang-orang yang berpegang-teguh kepada tali Allah (perjanjian ‘Engkau adalah Rabb kami’; realisasi bahwa esensi mereka terdiri dari Nama-nama) dan tali di antara kalian (mengikuti orang yang berkeyakinan ini)! Karena mereka mengingkari keberadaan Allah di dalam isyarat-isyaratNya (manifestasi Nama-namaNya) dan membunuh para Nabi (sejalan dengan ego mereka) bertentangan dengan kehendak Kebenaran. Ini karena pembangkangan dan pelanggaran mereka.
-
laisụ sawā`ā, min ahlil-kitābi ummatung qā`imatuy yatlụna āyātillāhi ānā`al-laili wa hum yasjudụn;
Mereka semua tidaklah sama. Ada juga segolongan di antara orang-orang yang telah diberi ilmu mengenai realitas yang bersujud dan membaca serta mengevaluasi/mengkaji isyarat-isyarat Allah di sepanjang malam.
-
yu`minụna billāhi wal-yaumil-ākhiri wa ya`murụna bil-ma'rụfi wa yan-hauna 'anil-mungkari wa yusāri'ụna fil-khairāt, wa ulā`ika minaṣ-ṣāliḥīn;
Mereka beriman bahwa Nama-nama Allah menyusun esensi keberadaan mereka dan beriman kepada kehidupan kekal yang akan datang, mereka mengambil keputusan dengan Kebenaran dan realitas, mereka mencegah orang-orang dari hal-hal yang bertentangan dengan Agama, dan bersegera kepada kebaikan (baik material dan spiritual). Mereka adalah orang-orang yang saleh.
-
wa mā yaf'alụ min khairin fa lay yukfarụh, wallāhu 'alīmum bil-muttaqīn;
Perbuatan baik yang mereka kerjakan tak akan pernah ditolak. Allah, dengan Nama-nama di dalam esensi oang-orang yang dilindungi, adalah al- ‘Aliim.
-
innallażīna kafarụ lan tugniya 'an-hum amwāluhum wa lā aulāduhum minallāhi syai`ā, wa ulā`ika aṣ-ḥābun-nār, hum fīhā khālidụn;
Adapun orang-orang yang mengingkari realitas, baik harta maupun anak-anak mereka tidak dapat melindungi mereka terhadap Allah. Mereka pasti terbakar selama-lamanya!
-
maṡalu mā yunfiqụna fī hāżihil-ḥayātid-dun-yā kamaṡali rīḥin fīhā ṣirrun aṣābat ḥarṡa qaumin ẓalamū anfusahum fa ahlakat-h, wa mā ẓalamahumullāhu wa lākin anfusahum yaẓlimụn;
Perumpamaan dari apa yang mereka habiskan untuk dunia materi yang memperbudak ini (keadaan keberadaan terendah – kehidupan duniawi) adalah bagaikan angin yang sangat dingin yang menerpa dan menghancurkan tanaman orang-orang yang menzalimi diri mereka sendiri. Allah tidak menzalimi mereka, tapi mereka lah yang menzalimi diri mereka sendiri.
-
yā ayyuhallażīna āmanụ lā tattakhiżụ biṭānatam min dụnikum lā ya`lụnakum khabālā, waddụ mā 'anittum, qad badatil-bagḍā`u min afwāhihim wa mā tukhfī ṣudụruhum akbar, qad bayyannā lakumul-āyāti ing kuntum ta'qilụn;
Hai orang-orang yang beriman... Janganlah berteman dengan orang-orang yang tidak sejalan dengan kalian (orang-orang yang tidak seagama dan seiman). (Mereka) menunggu peluang untuk mencelakakanmu dan melihat kalian mengalami kesukaran membuat mereka gembira. Tidakkah kalian melihat bagaimana keburukan mengalir dari mulut mereka! Dan apa yang mereka sembunyikan di hati mereka bahkan lebih besar lagi. Demikianlah Kami menyampaikan kepada kalian dengan jelas mengenai isyarat-isyarat yang penting. Gunakanlah akal kalian (kajilah).
-
hā`antum ulā`i tuḥibbụnahum wa lā yuḥibbụnakum wa tu`minụna bil-kitābi kullih, wa iżā laqụkum qālū āmannā wa iżā khalau 'aḍḍụ 'alaikumul-anāmila minal-gaīẓ, qul mụtụ bigaiẓikum, innallāha 'alīmum biżātiṣ-ṣudụr;
Kalian adalah orang-orang (yang memiliki keyakinan) tertentu sedemikian rupa sehingga (karena realitas yang kalian imani) kalian menyukai mereka. Padahal mereka tidak menyukai kalian (karena kalian tidak berkeyakinan sama dengan mereka)! Kalian beriman kepada semua ilmu mengenai realitas. Apabila mereka melihat kalian mereka berkata, “Kami telah beriman”; tapi apabila mereka sendirian mereka menggigit ujung-ujung jari mereka dengan kemarahan. Katakanlah, “Matilah di dalam api kemarahan kalian!”... Sungguh Allah, sebagai esensi sejati dari keberadaan kalian dengan Nama-namaNya, mengetahui apa yang kalian sembunyikan.
-
in tamsaskum ḥasanatun tasu`hum wa in tuṣibkum sayyi`atuy yafraḥụ bihā, wa in taṣbirụ wa tattaqụ lā yaḍurrukum kaiduhum syai`ā, innallāha bimā ya'malụna muḥīṭ;
Apabila hal yang baik terjadi pada kalian, itu membuat mereka bersedih; tapi apabila kemalangan menimpa kalian, mereka bergembira. Jika kalian gigih dan melindungi diri kalian sendiri (bertakwa), siasat mereka tidak akan pernah membahayakan kalian. Sungguh, Allah meliputi apa yang mereka kerjakan (tanpa konsep lokalitas).
-
wa iż gadauta min ahlika tubawwi`ul-mu`minīna maqā'ida lil-qitāl, wallāhu samī'un 'alīm;
Dan ingatlah ketika kamu meninggalkan keluargamu di pagi hari untuk menempatkan orang-orang yang beriman di tempat-tepat yang cocok untuk pertempuran. Allah itu Sami’ lagi ‘Alim.
-
iż hammaṭ ṭā`ifatāni mingkum an tafsyalā wallāhu waliyyuhumā, wa 'alallāhi falyatawakkalil-mu`minụn;
Kemudian, dua kelompok di antara kalian mulai kehilangan keberanian. Tapi Allah adalah Waliyy mereka. Hendaklah orang-orang yang beriman bertawakal kepada Allah (percaya bahwa Nama Wakil di dalam esensi mereka akan memenuhi fungsinya).
-
wa laqad naṣarakumullāhu bibadriw wa antum ażillah, fattaqullāha la'allakum tasykurụn;
(Sungguh) ketika kalian dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, Allah memberi kalian kemenangan di Badar. Maka lindungilah diri kalian dari Allah (bertakwalah) agar kalian termasuk orang-orang yang mengevaluasi.
-
iż taqụlu lil-mu`minīna a lay yakfiyakum ay yumiddakum rabbukum biṡalāṡati ālāfim minal-malā`ikati munzalīn;
Ingatlah ketika kamu berkata kepada orang-orang yang beriman, “Tidak cukupkah bagi kalian bahwa Rabb kalian memperkuat kalian dengan kedatangan tiga ribu malaikat?” (manifestasi beberapa kekuatan Nama-nama melalui orang-orang yang beriman untuk membangkitkan keberanian dan kegigihan untuk berjuang).
-
balā in taṣbirụ wa tattaqụ wa ya`tụkum min faurihim hāżā yumdidkum rabbukum bikhamsati ālāfim minal-malā`ikati musawwimīn;
Ya... Jika kalian bersabar dan melindungi diri sendiri (takwa), meskipun musuh menyerang kalian dengan tiba-tiba, Rabb kalian akan memperkuat kalian dengan lima ribu kekuatan malaikat dari Nama-nama di dalam esensi kalian.
-
wa mā ja'alahullāhu illā busyrā lakum wa litaṭma`inna qulụbukum bih, wa man-naṣru illā min 'indillāhil-'azīzil-ḥakīm;
Allah melakukan ini sebagai berita gembira bagi kalian dan untuk meyakinkan kalian terhadap kekuatan-kekuatan yang terkandung di dalam hati (esensi) kalian. Pertolongan hanyalah dari Allah, yang ‘Aziz lagi Hakim.
-
liyaqṭa'a ṭarafam minallażīna kafarū au yakbitahum fa yangqalibụ khā`ibīn;
Dan (Allah melakukan ini) untuk memutus (menghancurkan) sebagian dari orang-orang yang mengingkari realitas, dan untuk membuat sebagiannya lagi mundur, dalam keadaan terhina.
-
laisa laka minal-amri syai`un au yatụba 'alaihim au yu'ażżibahum fa innahum ẓālimụn;
Bukan bagianmu untuk menilai; Dia akan menerima taubat mereka jika Dia menghendaki, atau menyebabkan mereka menderita. Karena sungguh, mereka itu orang-orang yang zalim.
-
wa lillāhi mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, yagfiru limay yasyā`u wa yu'ażżibu may yasyā`, wallāhu gafụrur raḥīm;
Apapun yang dilangit dan di bumi adalah kepunyaan Allah (mereka ada dan hidup dengan Nama-namaNya). Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki, dan menyebabkan menderita (melaksanakan akibat dari tindakan dari) siapa yang Dia kehendaki. Allah itu Ghafur lagi Rahim.
-
yā ayyuhallażīna āmanụ lā ta`kulur-ribā aḍ'āfam muḍā'afataw wattaqullāha la'allakum tufliḥụn;
Hai orang-orang yang beriman, janganlah memakan pengembalian riba yang berlipat-ganda (lintah darat itu diharamkan)! Lindungilah diri kalian sendiri dari Allah (bertakwalah) (karena Dia pasti akan mengenakan akibat dari tindakan-tindakan kalian) agar kalian terbebaskan!
-
wattaqun-nārallatī u'iddat lil-kāfirīn;
Lindungilah diri kalian sendiri dari api yang disiapkan bagi orang-orang yang mengingkari realitas.
-
wa aṭī'ullāha war-rasụla la'allakum tur-ḥamụn;
Taatilah Allah dan rasul agar kalian mencapai keadaan terahmati.
-
wa sāri'ū ilā magfiratim mir rabbikum wa jannatin 'arḍuhas-samāwātu wal-arḍu u'iddat lil-muttaqīn;
Bersegeralah kepada ampunan dari Rabb kalian (bersumber dari komposisi Nama-nama di dalam esensi kalian) dan kepada Surga (tempat tinggal dari aktualisasi kekuatan Nama-nama Allah), yang luasnya seluas langit (keadaan-keadaan pemahaman) dan bumi (pentas dari kekuatan-kekuatan)... Telah disediakan bagi orang-orang yang melindungi diri sendiri (bertakwa)!
-
allażīna yunfiqụna fis-sarrā`i waḍ-ḍarrā`i wal-kāẓimīnal-gaiẓa wal-'āfīna 'anin-nās, wallāhu yuḥibbul-muḥsinīn;
Mereka adalah orang-orang yang memberi dengan ikhlas di jalan Allah dalam kemudahan dan kesusahan, mereka mengendalikan amarah mereka ketika mereka marah, dan mereka memaafkan orang-orang lain yang bersalah. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.
-
wallażīna iżā fa'alụ fāḥisyatan au ẓalamū anfusahum żakarullāha fastagfarụ liżunụbihim, wa may yagfiruż-żunụba illallāh, wa lam yuṣirrụ 'alā mā fa'alụ wa hum ya'lamụn;
Apabila mereka melakukan perbuatan yang memalukan atau apabila mereka menzalimi diri sendiri (menjadi terhijab dari Allah), mereka ingat kepada Allah dan memohon ampunan karena dosa yang mereka perbuat. Siapakah yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah! Mereka tidak meneruskan perbuatan zalim mereka.
-
ulā`ika jazā`uhum magfiratum mir rabbihim wa jannātun tajrī min taḥtihal-an-hāru khālidīna fīhā, wa ni'ma ajrul-'āmilīn;
Hasil (akibat) dari tindakan-tindakan mereka ini adalah ampunan dari Rabb mereka dan Surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Mereka akan tinggal di dalamnya selama-lamanya. Sebaik-baiknya pahala bagi orang-orang yang melakukan perbuatan-perbuatan yang bermanfaat.
-
qad khalat ming qablikum sunanun fa sīrụ fil-arḍi fanẓurụ kaifa kāna 'āqibatul-mukażżibīn;
Umat-umat dengan gaya-hidupnya sendiri-sendiri telah datang dan berlalu sebelum kalian. Berjalanlah di muka bumi (secara harfiah atau dengan jalan ilmu) dan lihatlah apa yang terjadi terhadap orang-orang yang mengingkari (realitas).
-
hāżā bayānul lin-nāsi wa hudaw wa mau'iẓatul lil-muttaqīn;
Ini adalah penjelasan (pelajaran) bagi manusia dan tuntunan dan nasihat bagi orang-orang yang dilindungi (bertakwa).
-
wa lā tahinụ wa lā taḥzanụ wa antumul-a'launa ing kuntum mu`minīn;
Jangan melemah dan jangan bersedih; kalian adalah orang-orang yang lebih unggul, jika kalian termasuk orang-orang yang beriman.
-
iy yamsaskum qar-ḥun fa qad massal-qauma qar-ḥum miṡluh, wa tilkal-ayyāmu nudāwiluhā bainan-nās, wa liya'lamallāhullażīna āmanụ wa yattakhiża mingkum syuhadā`, wallāhu lā yuḥibbuẓ-ẓālimīn;
Jika kalian merasakan (sakitnya) luka, luka yang sama dirasakan orang-orang lain juga. Saat demikian bergulir di antara manusia. Demikian itu agar orang-orang yang beriman dapat diketahui oleh Allah (sebagai hasil dari manifestasi Nama-nama di dalam esensi mereka) dan yang bersaksi kepada realitas dengan mengorbankan jiwa mereka sendiri. Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat zalim (orang-orang yang tidak memenuhi tugasnya kepada diri mereka sendiri dan kepada orang lain).
-
wa liyumaḥḥiṣallāhullażīna āmanụ wa yam-ḥaqal-kāfirīn;
(Peristwanya demikian) agar Allah menyucikan orang-orang yang beriman (melalui pengalaman ini) dan untuk menghancurkan orang-orang yang menutupi realitas dengan jalan itu.
-
am ḥasibtum an tadkhulul-jannata wa lammā ya'lamillāhullażīna jāhadụ mingkum wa ya'lamaṣ-ṣābirīn;
Ataukah kalian mengira bahwa kalian dapat masuk (merasakan keadaan) Surga sebelum Allah membuktikan siapa di antara kalian yang benar-benar pejuang (orang-orang yang berjuang dengan kesabaran dan ketabahan dalam menjalani realitas) dan orang-orang yang sabar dan tabah di jalan ini!
-
wa laqad kuntum tamannaunal-mauta ming qabli an talqauhu fa qad ra`aitumụhu wa antum tanẓurụn;
Kalian sungguh telah mengharapkan syahid tanpa harus menghadapi kematian. Kini kalian melihatnya, tapi kalian terus menatapnya!
-
wa mā muḥammadun illā rasụl, qad khalat ming qablihir-rusul, a fa im māta au qutilangqalabtum 'alā a'qābikum, wa may yangqalib 'alā 'aqibaihi fa lay yaḍurrallāha syai`ā, wa sayajzillāhusy-syākirīn;
Muhammad tidak lain hanyalah seorang Rasul. Rasul-rasul telah datang dan pergi juga sebelum dia. Jika dia mati atau terbunuh saat ini, apakah kalian akan kembali (dari keyakinan dan jalan kalian)? Dan barangsiapa kembali tidak akan merugikan Allah! Allah akan mengenakan kepada orang-orang yang bersyukur hasil dari kebersyukuran mereka (mereka akan merasakan hasil dari evaluasi/kajian mereka).
-
wa mā kāna linafsin an tamụta illā bi`iżnillāhi kitābam mu`ajjalā, wa may yurid ṡawābad-dun-yā nu`tihī min-hā, wa may yurid ṡawābal-ākhirati nu`tihī min-hā, wa sanajzisy-syākirīn;
Dan seseorang tidak akan mati kecuali jika selaras dengan program yang tidak berubah (kitaban mutajjala) yang dibentuk oleh Nama-nama Allah pada keberadaan seseorang (B-iznillah)! Barangsiapa menginginkan karunia dunia ini, Kami akan memberikannya di dunia ini. Dan barangsiapa menginginkan karunia kehidupan kekal yang akan datang, itulah yang akan Kami berikan kepadanya. Kami memberikan akibat-akibat (hasil-hasil) dari orang-orang yang bersyukur (produk dari evaluasi/kajian mereka).
-
wa ka`ayyim min nabiyying qātala ma'ahụ ribbiyyụna kaṡīr, fa mā wahanụ limā aṣābahum fī sabīlillāhi wa mā ḍa'ufụ wa mastakānụ, wallāhu yuḥibbuṣ-ṣābirīn;
Banyak Nabi yang berperang, meskipun di dalam kelompok mereka terdapat orang-orang yang menjalani pengabdian mereka kepada Rabb mereka. Mereka tidak mengendur dengan bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, ataupun menunjukkan kelemahan dan menyerah. Allah mencintai orang-orang yang tabah dalam kesukaran.
-
wa mā kāna qaulahum illā ang qālụ rabbanagfir lanā żunụbanā wa isrāfanā fī amrinā wa ṡabbit aqdāmanā wanṣurnā 'alal-qaumil-kāfirīn;
Mereka telah mengatakan, “Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan cara-cara kami yang berlebihan dalam urusan kami, berilah kami keteguhan dan kesabaran, tolonglah kami terhadap orang-orang yang mengingkari realitas, berilah kami kemenangan.”
-
fa ātāhumullāhu ṡawābad-dun-yā wa ḥusna ṡawābil-ākhirah, wallāhu yuḥibbul-muḥsinīn;
Maka Allah memberi mereka pahala di dunia dan pahala terbaik di kehidupan kekal yang akan datang. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.
-
yā ayyuhallażīna āmanū in tuṭī'ullażīna kafarụ yaruddụkum 'alā a'qābikum fa tangqalibụ khāsirīn;
Hai orang-orang yang beriman, jika kalian mengikuti orang-orang yang tidak beriman (orang-orang yang mengingkari dan menutupi realitas) mereka akan mengembalikan kalian pada tumit kalian (ke belakang) dan kalian akan tinggal sebagai orang-orang yang merugi.
-
balillāhu maulākum, wa huwa khairun nāṣirīn;
Sebenarnya, pelindung kalian adalah Allah! Dia memberikan kemenangan dengan pertolonganNya.
-
sanulqī fī qulụbillażīna kafarur-ru'ba bimā asyrakụ billāhi mā lam yunazzil bihī sulṭānā, wa ma`wāhumun-nār, wa bi`sa maṡwaẓ-ẓālimīn;
Kami akan memasukkan rasa takut kedalam hati orang-orang yang mempertuhankan ego (melalui dualitas) mereka (meskipun tidak ada buktinya) melebihi Nama-nama Allah yang menyusun esensi mereka, dan menutupi realitas absolut di dalam dirinya. Dan tempat tinggal mereka adalah api... Betapa buruknya akhir dari orang-orang yang zalim!
-
wa laqad ṣadaqakumullāhu wa'dahū iż taḥussụnahum bi`iżnih, ḥattā iżā fasyiltum wa tanāza'tum fil-amri wa 'aṣaitum mim ba'di mā arākum mā tuḥibbụn, mingkum may yurīdud-dun-yā wa mingkum may yurīdul-ākhirah, ṡumma ṣarafakum 'an-hum liyabtaliyakum, wa laqad 'afā 'angkum, wallāhu żụ faḍlin 'alal-mu`minīn;
Sungguh Allah telah memenuhi janjiNya (di perang Uhud); pada saat kalian menghancurkan mereka dengan kekuatan yang berasal dari Nama-nama Allah di dalam esensi kalian (B-izniHi). Tapi ketika Allah menunjukkan kepada kalian apa yang kalian cintai (kemenangan dan harta rampasan perang), kalian menunjukkan kelemahan dan berontak serta berselisih terhadap perintah yang diberikan kepada kalian. Sebagian dari kalian mengejar benda-benda duniawi (sehingga kalian meninggalkan pos-pos kalian dan berlari menuju harta rampasan perang) dan sebagian dari kalian mengejar kehidupan kekal (maka kalian mentaati perintah Rasul, bersabar dan menjadi syuhada). Kemudian Allah mengembalikan kalian untuk menunjukkan kepada kalian keadaan kalian. Tapi Allah telah mengampuni kalian. Allah memiliki banyak karunia bagi orang-orang yang beriman.
-
iż tuṣ'idụna wa lā talwụna 'alā aḥadiw war-rasụlu yad'ụkum fī ukhrākum fa aṡābakum gammam bigammil likai lā taḥzanụ 'alā mā fātakum wa lā mā aṣābakum, wallāhu khabīrum bimā ta'malụn;
Ingatlah ketika Rasul memanggil kalian dari belakang, tapi kalian lari tanpa menoleh kepada siapapun. Maka Allah menegur kalian dengan kesusahan demi kesusahan, agar kalian tidak bersedih atas apa yang luput dari kalian atau tetap bersama apa yang menimpa kalian (kemenangan dan harta rampasan perang telah luput dari kalian dan kalian jatuh kedalam keadaan yang memalukan). Allah, sebagai pencipta dari tindakan-tindakan kalian, sangat mengetahui akan segala sesuatu.
-
ṡumma anzala 'alaikum mim ba'dil-gammi amanatan nu'āsay yagsyā ṭā`ifatam mingkum wa ṭā`ifatung qad ahammat-hum anfusuhum yaẓunnụna billāhi gairal-ḥaqqi ẓannal-jāhiliyyah, yaqụlụna hal lanā minal-amri min syaī`, qul innal-amra kullahụ lillāh, yukhfụna fī anfusihim mā lā yubdụna lak, yaqụlụna lau kāna lanā minal-amri syai`um mā qutilnā hāhunā, qul lau kuntum fī buyụtikum labarazallażīna kutiba 'alaihimul-qatlu ilā maḍāji'ihim, wa liyabtaliyallāhu mā fī ṣudụrikum wa liyumaḥḥiṣa mā fī qulụbikum, wallāhu 'alīmum biżātiṣ-ṣudụr;
Kemudian Dia memberikan rasa aman untuk menentramkan kalian setelah kesusahan kalian. Satu kelompok (orang-orang munafik dan yang bermuka-dua) merasa cemas mengenai diri mereka sendiri (kepentingan mereka). Dengan anggapan jahil mereka berpikir, “Apakah kami mempunyai hak suara dalam keputusan ini?” Katakanlah, “Pertimbangan – keputusan – kepunyaan Allah semata!” Mereka menyembunyikan di dalam hati mereka apa yang tidak mereka ungkapkan. Mereka berkata, “Seandainya kami mempunyai hak suara dalam keputusan ini, kami tidak akan terbunuh di sini.” Katakanlah, “Meskipun kalian tinggal di rumah kalian, orang-orang yang telah dituliskan (diprogramkan) kematiannya, bagaimanapun juga, akan keluar dari rumah mereka dan pergi menuju tempat kematian mereka. Allah membuat kalian mengalami ini untuk menunjukkan kepada kalian apa yang ada di dalam hati kalian (dengan mengungkapkannya keluar apa yang kalian sembunyikan) dan membersihkan kalian dari ide-ide palsu. Allah mengetahui apa yang ada di hati kalian, karena esensi hati kalian terdiri dari Nama-namaNya.”
-
innallażīna tawallau mingkum yaumaltaqal-jam'āni innamastazallahumusy-syaiṭānu biba'ḍi mā kasabụ, wa laqad 'afallāhu 'an-hum, innallāha gafụrun ḥalīm;
Orang-orang yang lari ketika dua pasukan berhadap-hadapan melakukan ini karena Setan (khayalan) telah membangkitkan ide-ide palsu yang mereka bentuk. Tapi Allah telah mengampuni mereka. Allah itu Ghafur lagi Halim.
-
yā ayyuhallażīna āmanụ lā takụnụ kallażīna kafarụ wa qālụ li`ikhwānihim iżā ḍarabụ fil-arḍi au kānụ guzzal lau kānụ 'indanā mā mātụ wa mā qutilụ, liyaj'alallāhu żālika ḥasratan fī qulụbihim, wallāhu yuḥyī wa yumīt, wallāhu bimā ta'malụna baṣīr;
Hai orang-orang yang beriman... Janganlah seperti orang-orang yang mengingkari realitas dengan mengatakan, “Andai saja mereka tinggal bersama kita, tentu mereka tidak akan mati atau terbunuh” berkenaan dengan saudara-saudara mereka yang bepergian di muka bumi, atau yang pergi berperang. Allah membentuk ide ini di hati mereka sebagai rasa sakit karena kerinduan. Allah lah yang yang memberi kehidupan dan mengambil kehidupan (bukannya sebab yang nampak)! Allah itu Bashir (mengevaluasi) terhadap apa yang kalian kerjakan (karena Dia adalah esensi dan bahkan pencipta dengan Nama-namaNya).
-
wa la`ing qutiltum fī sabīlillāhi au muttum lamagfiratum minallāhi wa raḥmatun khairum mimmā yajma'ụn;
Sungguh, ampunan dan rahmat yang akan kalian peroleh karena terbunuh atau mati di jalan Allah adalah lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan (di dunia ini).
-
wa la`im muttum au qutiltum la`ilallāhi tuḥsyarụn;
Dan sungguh, jika kalian mati atau terbunuh, kepada Allah lah kalian akan dikumpulkan (evaluasi kalian adalah oleh Nama-nama Allah yang merupakan esensi sejati kalian).
-
fa bimā raḥmatim minallāhi linta lahum, walau kunta faẓẓan galīẓal-qalbi lanfaḍḍụ min ḥaulika fa'fu 'an-hum wastagfir lahum wa syāwir-hum fil-amr, fa iżā 'azamta fa tawakkal 'alallāh, innallāha yuḥibbul-mutawakkilīn;
Dengan rahmat Allah yang didatangkan dari esensimu, kamu bersikap lembut kepada mereka. Seandainya kamu bersikap kasar dan keras, tentu mereka akan bercerai-berai dan menjauhkan diri. Maafkanlah mereka dan mohonlah ampunan bagi mereka. Mintailah pendapat mereka apabila membuat keputusan mengenai masalah sosial. Setelah keputusan dibuat dan dilaksanakan, bertawakallah kepada Allah! Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang bertawakal kepadaNya (berkeyakinan bahwa Nama Wakil di dalam esensi mereka akan memenuhi fungsinya).
-
iy yanṣurkumullāhu fa lā gāliba lakum, wa iy yakhżulkum fa man żallażī yanṣurukum mim ba'dih, wa 'alallāhi falyatawakkalil-mu`minụn;
Jika Allah menolong kalian, tidak ada seorangpun dapat mengalahkan Kalian. Tapi jika Dia meninggalkan kalian tanpa pertolongan, siapakah yang dapat menjadi penolong kalian! Hendaklah orang-orang yang beriman bertawakal hanya kepada Allah saja (realitas mereka dengan Nama-namaNya).
-
wa mā kāna linabiyyin ay yagull, wa may yaglul ya`ti bimā galla yaumal-qiyāmah, ṡumma tuwaffā kullu nafsim mā kasabat wa hum lā yuẓlamụn;
Mustahil bagi seorang Nabi berkhianat terhadap apa yang diamanatkan. Barangsiapa berkhianat, dia akan datang dengan pengkhianatan tergantung di lehernya! Setelah ini, setiap orang akan diberi setimpal dengan apa yang mereka usahakan (dengan perbuatan-perbuatan mereka), mereka tidak akan dizalimi!
-
a fa manittaba'a riḍwānallāhi kamam bā`a bisakhaṭim minallāhi wa ma`wāhu jahannam, wa bi`sal-maṣīr;
Apakah orang yang mengejar ridha Allah (kekuatan Nama-nama di dalam esensinya) sama dengan orang yang tinggal di neraka, tempat dimana murka Allah dinyatakan? Seburuk-buruknya kesudahan!
-
hum darajātun 'indallāh, wallāhu baṣīrum bimā ya'malụn;
Mereka memiliki derajat yang berbeda dalam pandangan Allah (dari sudut pandang ilmu, kebijaksanaan dan pemahaman). Allah itu Bashir akan (mengevaluasi) apa yang kalian kerjakan (karena Dia adalah esensi dan pencipta mereka dengan Nama-namaNya).
-
laqad mannallāhu 'alal-mu`minīna iż ba'aṡa fīhim rasụlam min anfusihim yatlụ 'alaihim āyātihī wa yuzakkīhim wa yu'allimuhumul-kitāba wal-ḥikmah, wa ing kānụ ming qablu lafī ḍalālim mubīn;
Sungguh Allah mendatangkan, sebagai rahmat, seorang Rasul bagi orang-orang yang beriman dari kalangan mereka sendiri (mendatangkan seorang Rasul dari jenis mereka sendiri). Dia membacakan isyarat-isyaratNya; menyucikan mereka dan mengajari mereka ilmu mengenai realitas dan Hikmah (sistem dan tatanan dari semua yang terbentuk). (Padahal) sebelumnya mereka dalam kesesatan yang nyata!
-
a wa lammā aṣābatkum muṣībatung qad aṣabtum miṡlaihā qultum annā hāżā, qul huwa min 'indi anfusikum, innallāha 'alā kulli syai`ing qadīr;
Apabila (sebuah) bencana menimpa kalian, walaupun Kami telah menimpakan (kepada musuh) yang dua kali lebih besar darinya, kalian berkata, “Mengapa dan bagaimana ini terjadi?” Katakanlah, “Ini adalah akibat dari ego kalian.” Sungguh, Allah itu Qadir (pemilik kekuasaan yang sinambung dan tak hingga) atas segala sesuatu.
-
wa mā aṣābakum yaumaltaqal-jam'āni fa bi`iżnillāhi wa liya'lamal-mu`minīn;
Apa yang terjadi pada pertempuran dua pasukan (Perang Uhud) adalah agar esensi kalian, Nama-nama Allah, menjadi nyata pada orang-orang yang beriman, dan menjadi nyata siapa (sebenarnya) masing-masing orang itu.
-
wa liya'lamallażīna nāfaqụ wa qīla lahum ta'ālau qātilụ fī sabīlillāhi awidfa'ụ, qālụ lau na'lamu qitālal lattaba'nākum, hum lil-kufri yauma`iżin aqrabu min-hum lil-īmān, yaqụlụna bi`afwāhihim mā laisa fī qulụbihim, wallāhu a'lamu bimā yaktumụn;
(Juga demikian) agar orang-orang munafik (bermuka-dua) bisa dikenali. Apabila dikatakan kepada mereka, “Mari bertempur atau mempertahankan diri di jalan Allah,” mereka berkata, “Seandainya kami tahu bahwa kalian akan pergi berperang, tentu kami telah menyususl kalian.” Pada hari itu, mereka lebih dekat kepada keadaan ingkar daripada kepada keadaan iman. Mereka tidak mengungkapkan pikiran mereka sebenarnya! Apa yang mereka coba sembunyikan di dalam hati sedangkan Allah mengetahui kebenaran!
-
allażīna qālụ li`ikhwānihim wa qa'adụ lau aṭā'ụnā mā qutilụ, qul fadra`ụ 'an anfusikumul-mauta ing kuntum ṣādiqīn;
Orang-orang yang tidak pergi kemedan perang berkata, mengenai saudara-saudara mereka, “Seandainya mereka mengikuti kita, mereka tidak akan terbunuh.” Katakanlah, “Jika apa yang kalian katakan benar, jauhkanlah diri kalian dari kematian jika kalian bisa!”
-
wa lā taḥsabannallażīna qutilụ fī sabīlillāhi amwātā, bal aḥyā`un 'inda rabbihim yurzaqụn;
Dan jangan pernah mengira bahwa orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati. Sebaliknya, mereka hidup bersama Rabb mereka mendapatkan rezeki (dari kekuatan-kekuatan yang berkaitan dengan realitas esensial mereka yang paling dalam).
-
fariḥīna bimā ātāhumullāhu min faḍlihī wa yastabsyirụna billażīna lam yal-ḥaqụ bihim min khalfihim allā khaufun 'alaihim wa lā hum yaḥzanụn;
Mereka gembira dengan apa yang Allah, sebagai realitas esensial mereka, manifestasikan sebagai karunia dari esensi mereka. Mereka ingin menyampaikan berita gembira kepada orang-orang yang tinggal di belakang dan tidak bergabung dengan mereka – bahwa tidak ada rasa takut atau kesedihan pada mereka.
-
yastabsyirụna bini'matim minallāhi wa faḍl, wa annallāha lā yuḍī'u ajral-mu`minīn;
Mereka ingin berbagi kenikmatan dan karunia Allah kepada mereka dan membawa berita gembira bahwa amal-amal dari orang-orang yang beriman tidak akan dibiarkan tidak berbalas.
-
allażīnastajābụ lillāhi war-rasụli mim ba'di mā aṣābahumul-qar-ḥu lillażīna aḥsanụ min-hum wattaqau ajrun 'aẓīm;
Mereka menjawab panggilan Allah dan Rasul (bahkan) setelah mereka terluka, ada pahala besar bagi orang-orang yang berbuat kebaikan dan orang-orang yang terlindungi (bertakwa) di antara mereka.
-
allażīna qāla lahumun-nāsu innan-nāsa qad jama'ụ lakum fakhsyauhum fa zādahum īmānaw wa qālụ ḥasbunallāhu wa ni'mal-wakīl;
Ketika mereka berkata kepada mereka, “Mereka telah membentuk pasukan untuk memerangi kalian, takutlah kepada mereka,” sebaliknya, kabar ini menambah-nambah keimanan mereka, dan mereka berkata, “Cukuplah Allah bagi kami, Dia adalah sebaik-baiknya Wakil!”
-
fangqalabụ bini'matim minallāhi wa faḍlil lam yamsas-hum sū`uw wattaba'ụ riḍwānallāh, wallāhu żụ faḍlin 'aẓīm;
Karena keimanan mereka, mereka kembali dengan kenikmatan dan karunia Allah, tanpa luka. Mereka mengikuti ridha Allah. Allah, yang ‘Azim, adalah pemilik karunia.
-
innamā żālikumusy-syaiṭānu yukhawwifu auliyā`ahụ fa lā takhāfụhum wa khāfụni ing kuntum mu`minīn;
Setan (yang membawa kabar ini) hanya dapat menakut-nakuti sekutu mereka sendiri... Takutlah kepadaKU (karena kalian akan menghadapi akibat dari perbuatan-perbuatan kalian berdasarkan cara kerja sistem; sunnatullah), bukan kepada mereka, jika kalian termasuk orang-orang yang beriman.
-
wa lā yaḥzungkallażīna yusāri'ụna fil-kufr, innahum lay yaḍurrullāha syai`ā, yurīdullāhu allā yaj'ala lahum ḥaẓẓan fil-ākhirati wa lahum 'ażābun 'aẓīm;
Jangan biarkan orang-orang yang berlomba dalam mengingkari realitas membuat kamu bersedih. Sungguh, mereka tidak dapat menyebabkan bahaya apapun kepada Allah. Allah tidak berkehendak untuk memberikan bagian apapun kepada mereka di kehidupan kekal yang akan datang (karenanya mereka seperti ini). Ada penderitaan berat bagi mereka.
-
innallażīnasytarawul-kufra bil-īmāni lay yaḍurrullāha syai`ā, wa lahum 'ażābun alīm;
Adapun orang-orang yang menukar kemungkaran dengan keimanan kepada realitas esensial mereka, mereka tidak dapat menyebabkan bahaya apapun kepada Allah. Ada pembakaran (penderitaan) hebat bagi mereka.
-
wa lā yaḥsabannallażīna kafarū annamā numlī lahum khairul li`anfusihim, innamā numlī lahum liyazdādū iṡmā, wa lahum 'ażābum muhīn;
Orang-orang yang hidup dengan mengingkari realitas jangan mengira bahwa dengan memanjangkan waktu mereka Kami sedang memberi mereka kebaikan! Kami hanya memanjangkannya bagi mereka agar mereka menambah dosa-dosa mereka (demikianlah Allah rencana Allah untuk mereka). Ada penderitaan yang menghinakan bagi mereka.
-
mā kānallāhu liyażaral-mu`minīna 'alā mā antum 'alaihi ḥattā yamīzal-khabīṡa minaṭ-ṭayyib, wa mā kānallāhu liyuṭli'akum 'alal-gaibi wa lākinnallāha yajtabī mir rusulihī may yasyā`u fa āminụ billāhi wa rusulih, wa in tu`minụ wa tattaqụ fa lakum ajrun 'aẓīm;
Allah tidak akan meninggalkan orang-orang yang beriman begitu saja. Dia akan memisahkan yang bersih dari yang kotor. Dan Allah tidak akan memberitahu kalian mengenai yang gaib (Esensi Absolut). Tapi, Allah memilih dari Rasul-rasulNya siapa yang dikehendakiNya (jika Dia ingin memberitahu kalian mengenai apa yang tidak kalian ketahui). Maka berimanlah bahwa Nama-nama Allah menciptakan kalian dan seluruh alam, dan berimanlah kepada Rasul-rasul (yang telah didatangkan untuk memberitahu kalian mengenai ilmu ini). Jika kalian beriman dan melindungi diri sendiri (bertakwa), kalian akan meraih pahala yang besar.
-
wa lā yaḥsabannallażīna yabkhalụna bimā ātāhumullāhu min faḍlihī huwa khairal lahum, bal huwa syarrul lahum, sayuṭawwaqụna mā bakhilụ bihī yaumal-qiyāmah, wa lillāhi mīrāṡus-samāwāti wal-arḍ, wallāhu bimā ta'malụna khabīr;
Janganlah orang-orang yang kikir dan menimbun pemberian Allah yang muncul dari kekuatan Nama-nama di dalam esensi mereka, sebagai karuniaNya, mengira bahwa ini baik buat mereka. Malah sebaliknya, ia itu buruk! Apa yang mereka timbun akan digantungkan di leher mereka selama masa Kiamat! Kepunyaan Allah lah warisan (segala sesuatu yang membentuk dengan kekuatan Nama-nama) langit dan bumi. Allah itu Khabir terhadap apa yang kalian kerjakan (sebagai pencipta mereka).
-
laqad sami'allāhu qaulallażīna qālū innallāha faqīruw wa naḥnu agniyā`, sanaktubu mā qālụ wa qatlahumul-ambiyā`a bigairi ḥaqqiw wa naqụlu żụqụ 'ażābal-ḥarīq;
Sungguh, Allah telah mendengar perkataan mereka, “Sungguh Allah itu miskin; kita yang kaya.” Kami akan mencatat perkataan mereka dan pembunuhan mereka terhadap Nabi-nabi yang bertentangan dengan kehendak Kebenaran dan mengatakan kepada mereka, “Rasakanlah penderitaan yang membakar!”
-
żālika bimā qaddamat aidīkum wa annallāha laisa biẓallāmil lil-'abīd;
Inilah akibat dari apa yang kalian kerjakan dengan kedua tangan kalian sendiri. Allah tidak menganiaya hamba-hambaNya dengan mewujudkan kepada mereka apa yang tidak patut bagi mereka!
-
allażīna qālū innallāha 'ahida ilainā allā nu`mina lirasụlin ḥattā ya`tiyanā biqurbānin ta`kuluhun-nār, qul qad jā`akum rusulum ming qablī bil-bayyināti wa billażī qultum fa lima qataltumụhum ing kuntum ṣādiqīn;
Mereka (orang-orang Yahudi) mengatakan, “Allah memerintahkan kami untuk tidak beriman kepada Rasul manapun hingga dia mendatangkan kurban yang akan dimakan api.” Katakanlah, “Rasul-rasul telah datang sebelum aku dan mereka membawa kepada kalian bukti-bukti yang nyata dan apa-apa yang kalian inginkan. Jika kalian benar, mengapa kalian membunuh mereka?”
-
fa ing każżabụka fa qad kużżiba rusulum ming qablika jā`ụ bil-bayyināti waz-zuburi wal-kitābil-munīr;
Jika mereka mengingkarimu, mereka juga telah mengingkari Rasul-rasul yang datang sebelum kamu dengan bukti-bukti yang nyata, ilmu yang agung dan mencerahkan.
-
kullu nafsin żā`iqatul maụt, wa innamā tuwaffauna ujụrakum yaumal-qiyāmah, fa man zuḥziḥa 'anin-nāri wa udkhilal-jannata fa qad fāz, wa mal-ḥayātud-dun-yā illā matā'ul-gurụr;
Setiap kesadaran individu akan merasakan kematian (kehidupan tanpa tubuh biologis akan berlanjut abadi). Kalian akan dibalasi sepenuhnya atas perbuatan-perbuatan kalian di masa Kiamat (masa setelah kehidupan tubuh biologis kalian). Barangsiapa diselamatkan dari pembakaran (penderitaan) dan dimasukkan kedalam (keadaan) Surga, sungguh dia telah terbebaskan. Kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu (mengakibatkan keterjauhan).
-
latublawunna fī amwālikum wa anfusikum, wa latasma'unna minallażīna ụtul-kitāba ming qablikum wa minallażīna asyrakū ażang kaṡīrā, wa in taṣbirụ wa tattaqụ fa inna żālika min 'azmil-umụr;
Sungguh kalian akan diuji dengan harta dan diri (ego) kalian. Kalian akan diganggu oleh orang-orang yang kepadanya telah diberikan ilmu mengenai realitas sebelum kalian dan oleh para dualis. Tapi jika kalian bersabar dan melindungi diri kalian sendiri (bertakwa), (ketahuilah bahwa) ini hanya dapat diraih dengan keteguhan hati.
-
wa iż akhażallāhu mīṡāqallażīna ụtul-kitāba latubayyinunnahụ lin-nāsi wa lā taktumụnahụ fa nabażụhu warā`a ẓuhụrihim wasytarau bihī ṡamanang qalīlā, fa bi`sa mā yasytarụn;
Dan ingatlah ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberikan kepadanya ilmu mengenai realitas, “Kalian harus menerangkannya kepada manusia dan jangan menyembunyikannya dari mereka.” Tapi mereka meninggalkan janji mereka dan menukarnya dengan harga yang murah. Seburuk-buruknya perniagaan!
-
lā taḥsabannallażīna yafraḥụna bimā ataw wa yuḥibbụna ay yuḥmadụ bimā lam yaf'alụ fa lā taḥsabannahum bimafāzatim minal-'ażāb, wa lahum 'ażābun alīm;
Jangan menilai tinggi terhadap orang-orang yang bangga dengan dirinya atas apa yang telah mereka kerjakan dan suka dipuji untuk apa yang belum mereka kerjakan! Dan jangan mengira bahwa mereka akan lolos dari penderitaan! Penderitaan yang berat menanti mereka.
-
wa lillāhi mulkus-samāwāti wal-arḍ, wallāhu 'alā kulli syai`ing qadīr;
Kepunyaan Allah lah kerajaan langit dan bumi (karena segala “sesuatu” atau “kebendaan” dalam lingkup ini dibentuk dengan kekuatan dan makna-makna yang berkaitan dengan Nama-namaNya). Allah itu Qadir atas segala sesuatu.
-
inna fī khalqis-samāwāti wal-arḍi wakhtilāfil-laili wan-nahāri la`āyātil li`ulil-albāb;
Sungguh, ada isyarat-isyarat dalam penciptaan langit (dari alam-alam yang nampak hingga dimensi kuantal) dan bumi (semua alam yang dilihat sebagai materi), dan peralihan malam dan siang (mengapa dan bagaimana malam dan siang terbentuk dan masa-masanya, dll.) bagi orang-orang yang telah mencapai esensi realitas (ulul albab).
-
allażīna yażkurụnallāha qiyāmaw wa qu'ụdaw wa 'alā junụbihim wa yatafakkarụna fī khalqis-samāwāti wal-arḍ, rabbanā mā khalaqta hāżā bāṭilā, sub-ḥānaka fa qinā 'ażāban-nār;
Mereka (orang-orang yang telah mencapai esensi realitas) mengingat Allah ketika berdiri atau duduk atau (berbaring) pada sisi tubuh mereka dan mereka merenungkan penciptaan langit dan bumi (bergantung pada hari, jagat raya dan kedalamannya, atau dipandang dari segi otak, tempatnya tubuh dan sifat-sifatnya) dan berkata, “Rabb kami, Engkau tidak menciptakan semua ini dengan sia-sia! Engkau itu Subhan (terbebas dari menciptakan apa-apa yang tidak bermakna, Engkau dalam keadaan menciptakan yang baru di setiap saat)! Lindungilah kami dari pembakaran (terjauhkan dari kemampuan untuk mengevaluasi/mengkaji manifestasi-manifestasiMu).”
-
rabbanā innaka man tudkhilin-nāra fa qad akhzaitah, wa mā liẓ-ẓālimīna min anṣār;
“Rabb kami, barangsiapa Engkau masukkan kedalam api, Engkau telah menghinakannya. Tidak seorang pun dapat menolong (menyelamatkan) orang-orang yang menzalimi diri sendiri!”
-
rabbanā innanā sami'nā munādiyay yunādī lil-īmāni an āminụ birabbikum fa āmannā rabbanā fagfir lanā żunụbanā wa kaffir 'annā sayyi`ātinā wa tawaffanā ma'al-abrār;
“Rabb kami, sungguh kami telah mendengar orang yang mengatakan, ‘Berimanlah kepada Rabb kalian yang telah membentuk esensi kalian dengan Nama-namaNya’ dan kami telah mengimani dia saat itu juga. Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami, hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami, biarkanlah kami mendatangiMu beserta hamba-hambaMu yang telah bersatu denganMu.”
-
rabbanā wa ātinā mā wa'attanā 'alā rusulika wa lā tukhzinā yaumal-qiyāmah, innaka lā tukhliful-mī'ād;
“Rabb kami, berikanlah kepada kami apa yang telah Engkau janjikan kepada Rasul-rasulMu dan janganlah hinakan kami selama masa Kiamat. Sungguh, Engkau tidak pernah menyalahi janjiMu.”
-
fastajāba lahum rabbuhum annī lā uḍī'u 'amala 'āmilim mingkum min żakarin au unṡā, ba'ḍukum mim ba'ḍ, fallażīna hājarụ wa ukhrijụ min diyārihim wa ụżụ fī sabīlī wa qātalụ wa qutilụ la`ukaffiranna 'an-hum sayyi`ātihim wa la`udkhilannahum jannātin tajrī min taḥtihal-an-hār, ṡawābam min 'indillāh, wallāhu 'indahụ ḥusnuṡ-ṡawāb;
Rabb mereka menjawab doa mereka, “Aku tidak akan pernah membiarkan amal-amal kalian tidak berbalas, baik laki-laki ataupun perempuan. Kalian semua adalah dari yang lainnya (kalian diciptakan dengan fitur-fitur yang sama dan karenanya terikat oleh sistem yang sama). Adapun orang-orang yang berhijrah, terusir dari rumah mereka, disakiti, diperangi, dan dibunuh di jalanKu, sungguh Aku akan menghapuskan dosa-dosa mereka. Sungguh Aku akan memasukkan mereka ke Surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai (keadaan dimana seseorang bisa mendapatkan semua keinginannya dengan beragam ilmu yang mengalir kepada kesadarannya) sebagai balasan dari Allah. Sebaik-baik balasan adalah dari Allah.”
-
lā yagurrannaka taqallubullażīna kafarụ fil-bilād;
Jangan biarkan kehidupan yang nyaman (berdasarkan kesenangan jasmani - duniawi) dari orang-orang yang ingkar membodohi kamu...
-
matā'ung qalīl, ṡumma ma`wāhum jahannam, wa bi`sal-mihād;
Itu hanyalah kesenangan dan kepuasan sementara! Pada akhirnya tempat tinggal mereka adalah Neraka (tempat penderitaan dan pembakaran dalam penyesalan yang dalam karena tidak melakukan amalan-amalan yang perlu dikerjakan). Seburuk-buruknya keadaan dan kondisi kehidupan!
-
lākinillażīnattaqau rabbahum lahum jannātun tajrī min taḥtihal-an-hāru khālidīna fīhā nuzulam min 'indillāh, wa mā 'indallāhi khairul lil-abrār;
Adapun bagi orang-orang yang terlindungi dari Rabb mereka (bertakwa), ada Surga-surga bagi mereka, yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Mereka akan tinggal di dalamnya selama-lamanya dengan apa yang disingkapkan kepada mereka dari Allah (kekuatan-kekuatan yang kemunculan dimensional kepada kesadaran mereka dari Nama-nama Allah yang menyusun esensi mereka). Apa-apa yang di sisi Allah lebih baik bagi orang-orang yang abrar (orang-orang yang telah mencapai Allah).
-
wa inna min ahlil-kitābi lamay yu`minu billāhi wa mā unzila ilaikum wa mā unzila ilaihim khāsyi'īna lillāhi lā yasytarụna bi`āyātillāhi ṡamanang qalīlā, ulā`ika lahum ajruhum 'inda rabbihim, innallāha sarī'ul-ḥisāb;
Sungguh, ada sebagian di antara orang-orang yang telah diberikan kepadanya ilmu mengenai realitas, yang beriman kepada esensi mereka, Nama-nama Allah, dan kepada apa yang telah diwahyukan kepadamu, dan kepada apa yang telah diwahyukan kepada mereka, dalam keadaan takut kepada Allah. Mereka tidak menukar realitas keberadaan Allah dalam isyarat-isyaratNya untuk harga yang murah, yang akan menghijab mereka dari kebenaran ini! Mereka akan mendapatkan pahala dari Rabb mereka (balasan yang mewujud dari komposisi Nama-nama mereka sendiri). Allah menyelesaikan hitungannya dengan seketika.
-
yā ayyuhallażīna āmanuṣbirụ wa ṣābirụ wa rābiṭụ, wattaqullāha la'allakum tufliḥụn;
Hai orang-orang yang beriman... Bertahanlah akan (kesukaran yang kalian hadapi) dan berlombalah dalam kesabaran satu dengan yang lainnya, bersiaplah untuk dan bersatulah melawan musuh dan lindungilah diri kalian dari Allah (bertakwalah), agar kalian mencapai kebebasan.
Not:Makna dari frase yang sering digunakan ini, “lindungi diri kalian dari Allah” menurut pendapat kami adalah sebagai berikut: Karena Allah adalah pencipta yang terus-menerus dari akibat-akibat yang berasal dari semua pikiran dan tindakan yang Anda buat, jika Anda tidak ingin menghadapi situasi yang tidak menguntungkan, hindarilah tindakan-tindakan dan pikiran-pikiran yang mengarah kepada hal itu, agar Anda dapat terlindungi dari mekanisme Hasib di dalam esensi Anda. Allah lebih mengetahui!