11 - Hud
"A’udzu billahi minas-syaithoonir-rojiim"
Bismi Llaahi l-raḥmaani l-raḥeem
-
alif lām rā, kitābun uḥkimat āyātuhụ ṡumma fuṣṣilat mil ladun ḥakīmin khabīr;
Alif, Lam, Ra… Ayat-ayat dari Ilmu (Kitab) telah disusun dengan jelas, dan kemudian dimanifestasikan dengan rinci dari ladun-Nya (potensi Nama-nama yang menyususn esensi seseorang) yang Hakim lagi Khabir.
-
allā ta'budū illallāh, innanī lakum min-hu nażīruw wa basyīr;
(Ilmu ini telah diwahyukan agar kalian) menjadi waspada bahwa pengabdian kalian hanyalah kepada Allah. “Sungguh aku ini adalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira dari HU.”
-
wa anistagfirụ rabbakum ṡumma tụbū ilaihi yumatti'kum matā'an ḥasanan ilā ajalim musamman wa yu`ti kulla żī faḍlin faḍlah, wa in tawallau fa innī akhāfu 'alaikum 'ażāba yauming kabīr;
“Carilah ampunan dari Rabb kalian (atas kesalahan dan kekurangan kalian)! Kemudian bertaubatlah kepadaNya agar Dia membiarkan kalian menikmati hidup kalian hingga akhir hayat, dan memberikan karuniaNya (apa yang layak diterimanya berupa ilmu dan pencerahan) kepada setiap orang yang berbudi luhur… Jika kalian berpaling, aku takut kalian mengalami penderitaan periode yang besar (kiamat) itu.”
-
ilallāhi marji'ukum, wa huwa 'alā kulli syai`ing qadīr;
“Kepada Allah kalian akan kembali, HU itu Qadir atas segala sesuatu.”
-
alā innahum yaṡnụna ṣudụrahum liyastakhfụ min-h, alā ḥīna yastagsyụna ṡiyābahum ya'lamu mā yusirrụna wa mā yu'linụn, innahụ 'alīmum biżātiṣ-ṣudụr;
Ketahuilah dengan pasti! Untuk bersembunyi dariNya, mereka menutupi apa yang ada di dalam diri mereka (mereka menyembunyikan pikiran mereka sebenarnya dengan pikiran lain dan merahasiakannya)! Ketahuilah dengan pasti! Ketika mereka menyembunyikan diri di balik kain-kain mereka (ketika mereka menyembunyikan dunia batin mereka), Dia mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka perlihatkan! Sungguh Dia itu ‘Alim terhadap apa yang ada di dalam diri kalian (‘dunia pribadi kalian yang diciptakan di dalam pikiran kalian’) sebagai esensi sebenarnya (dengan Nama-namaNya).
-
wa mā min dābbatin fil-arḍi illā 'alallāhi rizquhā wa ya'lamu mustaqarrahā wa mustauda'ahā, kullun fī kitābim mubīn;
Tidak ada satu mahluk bergerak pun di muka bumi yang rejeki (perbekalan) hidupnya bukan milik Allah! Dia mengetahui keadaan diamnya (akhir hidupnya) dan masa hidupya yang sementara… Semuanya adalah Ilmu yang nyata!
-
wa huwallażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa fī sittati ayyāmiw wa kāna 'arsyuhụ 'alal-mā`i liyabluwakum ayyukum aḥsanu 'amalā, wa la`ing qulta innakum mab'ụṡụna mim ba'dil-mauti layaqụlannallażīna kafarū in hāżā illā siḥrum mubīn;
HU menciptakan langit dan bumi dalam enam tahap (enam keadaan kesadaran [langit] dan tubuh [bumi]). SinggasanaNya (dimensi nama-nama yang darinya kekuasaanNya mewujud) ada pada air (esensi alam semesta; ilmu – data di dalam samudera gelombang; data yang terkandung dalam gelombang energi yang menyusun alam semesta). (Dari sisi manusia, sifat-sifat yang ditunjuk oleh Nama-nama adalah penguasa atas kesadaran dan tubuh manusia – 80% tubuh manusia terdiri dari air, yang diprogram untuk menyimpan data melalui gelombang energi tertentu.) Untuk menentukan siapa di antara kalian yang paling baik amalnya… Sungguh, jika kamu mengatakan “Kalian pasti akan dibangkitkan setelah kematian,” orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas akan mengatakan, “Ini hanyalah sihir yang nyata (menunjukkan yang tiada sebagai ada).”
-
wa la`in akhkharnā 'an-humul-'ażāba ilā ummatim ma'dụdatil layaqụlunna mā yaḥbisuh, alā yauma ya`tīhim laisa maṣrụfan 'an-hum wa ḥāqa bihim mā kānụ bihī yastahzi`ụn;
Sungguh, jika Kami tunda penderitaan mereka untuk beberapa waktu, mereka tentu akan mengatakan, “Apa yang menahannya?” Ketahuilah dengan yakin! Pada hari penderitaan itu mendatangi mereka, ia tidak akan dipalingkan dari mereka! Mereka akan terselimuti oleh apa yang mereka cemoohkan.
-
wa la`in ażaqnal-insāna minnā raḥmatan ṡumma naza'nāhā min-h, innahụ laya`ụsung kafụr;
Sungguh, apabila Kami membuat manusia merasakan rahmat dari Kami dan kemudian mencabutnya darinya, dia pasti akan putus asa dan tidak bersyukur.
-
wa la`in ażaqnāhu na'mā`a ba'da ḍarrā`a massat-hu layaqụlanna żahabas-sayyi`ātu 'annī, innahụ lafariḥun fakhụr;
Tapi apabila Kami buat dia merasakan kenikmatan setelah penderitaan, tentu dia akan berkata, “Aku mengatasi penderitaan (dengan kecerdasanku sendiri)”… Sungguh, dia sangat gembira dan sombong!
-
illallażīna ṣabarụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāt, ulā`ika lahum magfiratuw wa ajrung kabīr;
Kecuali orang-orang yang sabar dan mengerjakan perbuatan-perbuatan yang bermanfaat. Ada ampunan dan pahala yang besar bagi mereka.
-
fa la'allaka tārikum ba'ḍa mā yụḥā ilaika wa ḍā`iqum bihī ṣadruka ay yaqụlụ lau lā unzila 'alaihi kanzun au jā`a ma'ahụ malak, innamā anta nażīr, wallāhu 'alā kulli syai`iw wakīl;
(RasulKu!) Apakah dadamu sesak dan akan meninggalkan sebagian dari apa yang diwahyukan kepadamu karena mereka mengatakan, “Tidakkah seharusnya harta pusaka diturunkan bersamanya, atau datang malaikat bersamanya”? (yakni, mereka menginginkan mujizat yang dapat dilihat oleh mata bukannya apa yang bisa dievaluasi oleh akal.) Kamu hanyalah pemberi peringatan! Allah itu Wakil atas segala sesuatu.
-
am yaqụlụnaftarāh, qul fa`tụ bi'asyri suwarim miṡlihī muftarayātiw wad'ụ manistaṭa'tum min dụnillāhi ing kuntum ṣādiqīn;
Ataukah mereka menyatakan, “(Muhammad) sendiri yang membuatnya”… Katakanlah “(Jika kamu mengklaim ini sebagai buatan manusia) maka datangkanlah sebuah surat seperti ini… Panggillah siapapun yang bisa kalian panggil (untuk membantu dari berhala-berhala kalian) yang tidak ada hubungannya dengan makna yang ditunjuk oleh nama Allah… (Pergi dan lakukanlah) jika ucapan kalian benar.”
-
fa il lam yastajībụ lakum fa'lamū annamā unzila bi'ilmillāhi wa al lā ilāha illā huw, fa hal antum muslimụn;
Jika mereka tidak menanggapi kamu, maka ketahuilah (ini): ia hanya diwahyukan sebagai ilmu Allah! Tidak ada tuhan, hanya HU! Maukah sekarang kalian berserahdiri?
-
mang kāna yurīdul-ḥayātad-dun-yā wa zīnatahā nuwaffi ilaihim a'mālahum fīhā wa hum fīhā lā yubkhasụn;
Barangsiapa menghendaki kehidupan duniawi dan keindahannya, akan Kami beri dia akibat-akibat perbuatannya dengan sepenuhnya… Upah bagi mereka di dunia tidak akan dikurangi (dia yang hidup utuk dunia akan menerima upahnya di dunia dan berakhir).
-
ulā`ikallażīna laisa lahum fil-ākhirati illan-nāru wa ḥabiṭa mā ṣana'ụ fīhā wa bāṭilum mā kānụ ya'malụn;
Mereka adalah orang-orang yang di kehidupan kekal yang akan datang tidak mendapatkan apa-apa kecuali api… Di sana, perbuatan-perbuatan mereka tidak memberi mereka keuntungan. Semua tindakan mereka sia-sia.
-
a fa mang kāna 'alā bayyinatim mir rabbihī wa yatlụhu syāhidum min-hu wa ming qablihī kitābu mụsā imāmaw wa raḥmah, ulā`ika yu`minụna bih, wa may yakfur bihī minal-aḥzābi fan-nāru mau'iduhụ fa lā taku fī miryatim min-hu innahul-ḥaqqu mir rabbika wa lākinna akṡaran-nāsi lā yu`minụn;
Apakah mereka itu seperti orang yang hidup dengan bukti yang nyata dari Rab-nya? Dari dia, ada saksi (Al-Qur’an) mengikutinya, dan sebelumnya ada Kitab Musa sebagai penutun dan rahmat (menegaskan apa-apa yang di dalam)… Mereka mengimaninya sebagai Kebenaran… Janganlah termasuk orang-orang yang mengingkarinya dan yang tempatnya (sebagai akibat pengingkaran ini) Neraka yang dijanjikan (Naar)… Maka janganlah meragukannya… Sungguh, itu adalah Kebenaran dari Rabb-mu! Tapi kebanyakan manusia tidak percaya.
-
wa man aẓlamu mim maniftarā 'alallāhi każibā, ulā`ika yu'raḍụna 'alā rabbihim wa yaqụlul-asy-hādu hā`ulā`illażīna każabụ 'alā rabbihim, alā la'natullāhi 'alaẓ-ẓālimīn;
Siapa yang lebih zalim dibanding orang yang memfitnah terhadap Allah? Mereka akan dihadapkan kepada Rabb mereka! Dan saksinya akan berkata, “Inilah orang-orang yang berbohong terhadap Rabb mereka”… Berhati-hatilah, laknat Allah itu bagi orang-orang yang zalim (menganiaya diri sendiri dan terlempar jauh dari realitas esensial karena perbuatannya ini).
-
allażīna yaṣuddụna 'an sabīlillāhi wa yabgụnahā 'iwajā, wa hum bil-ākhirati hum kāfirụn;
Mereka menghalangi dari jalan Allah dan membuat bengkok (jalan yang lurus)… Mereka adalah orang-orang yang benar-benar mengingkari kehidupan kekal yang akan datang!
-
ulā`ika lam yakụnụ mu'jizīna fil-arḍi wa mā kāna lahum min dụnillāhi min auliyā`, yuḍā'afu lahumul-'ażāb, mā kānụ yastaṭī'ụnas-sam'a wa mā kānụ yubṣirụn;
Mereka tidak menjadikan Allah lemah di bumi (mereka tidak akan dapat menghapuskan sunnatullah; setiap orang akan menjalani akibat-akibat dari perbuatan mereka)… Mereka juga tidak mempunyai pelindung selain Allah… Penderitaan mereka akan dilipatgandakan… Karena mereka tidak dapat memahami dan mengevaluasi secara mendalam.
-
ulā`ikallażīna khasirū anfusahum wa ḍalla 'an-hum mā kānụ yaftarụn;
Mereka lah orang-orang yang menempatkan dirinya dalam kerugian! Kerugian mereka adalah apa-apa yang mereka ada-adakan (berhala-berhala/tuhan-tuhan yang mereka anggap ada).
-
lā jarama annahum fil-ākhirati humul-akhsarụn;
Sejatinya, mereka akan menjadi orang-orang yang paling rugi di kehidupan kekal yang akan datang.
-
innallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti wa akhbatū ilā rabbihim ulā`ika aṣ-ḥābul-jannah, hum fīhā khālidụn;
Sungguh, orang-orang yang beriman dan melakukan amal-perbuatan yang diwajibkan oleh agama mereka dan yang patuh dan takut kepada Rabb mereka, mereka lah para penghuni Surga! Mereka akan tinggal di dalamnya selama-lamanya.
-
maṡalul-farīqaini kal-a'mā wal-aṣammi wal-baṣīri was-samī', hal yastawiyāni maṡalā, a fa lā tażakkarụn;
Perumpamaan kedua kelompok ini bagaikan perbedaan persepsi antara orang yang buta dan orang yang tuli! Bisakah mereka sama? Apakah kamu belum ingat juga?
-
wa laqad arsalnā nụḥan ilā qaumihī innī lakum nażīrum mubīn;
Sungguh, Kami datangkan Nuh kepada kaumnya… Dia berkata, “Sungguh aku ini pemberi peringatan yang nyata kepada kalian.”
-
al lā ta'budū illallāh, innī akhāfu 'alaikum 'ażāba yaumin alīm;
“Jangan menyembah apapun selain Allah… Sungguh, aku takut kalian mengalami penderitaan di hari yang menyakitkan.”
-
fa qālal-mala`ullażīna kafarụ ming qaumihī mā narāka illā basyaram miṡlanā wa mā narākattaba'aka illallażīna hum arāżilunā bādiyar-ra`y, wa mā narā lakum 'alainā min faḍlim bal naẓunnukum kāżibīn;
Pemuka di antara orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas dari kaumnya berkata, “Kami hanya memandangmu sebagai manusia seperti kami… Dan kami tidak melihatmu diikuti kecuali oleh orang-orang biasa (tanpa kekayaan atau kedudukan) yang bertindak berdasarkan pandangan-pandangan sederhana (tidak cerdas)… Dan kami tidak melihat bahwa kamu di atas kami dalam hal apapun… Sebaliknya, kami mengira bahwa kamu berdusta.”
-
qāla yā qaumi a ra`aitum ing kuntu 'alā bayyinatim mir rabbī wa ātānī raḥmatam min 'indihī fa 'ummiyat 'alaikum, a nulzimukumụhā wa antum lahā kārihụn;
Nuh berkata, “Wahai kaumku… Apakah kalian mengerti? Bagaimana jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Rabb-ku dan jika Dia memberiku rahmat (nubuwwat) namun kalian gagal mengevaluasi ini? Apakah kami harus memaksakannya kepada kalian padahal kalian meremehkannya?”
-
wa yā qaumi lā as`alukum 'alaihi mālā, in ajriya illā 'alallāhi wa mā ana biṭāridillażīna āmanụ, innahum mulāqụ rabbihim wa lākinnī arākum qauman taj-halụn;
Wahai kaumku… Aku tidak menginginkan imbalan apapun untuk ini… Imbalan dari apa yang aku lakukan hanyalah kepunyaan Allah… Aku tidak bisa mengusir orang-orang yang beriman (meskipun kalian merendahkan mereka)! Sungguh mereka akan menyatu dengan Rabb mereka… Namun aku melihat kalian sebagai orang-orang yang berlaku jahil.”
-
wa yā qaumi may yanṣurunī minallāhi in ṭarattuhum, a fa lā tażakkarụn;
“Wahai kaumku… Jika aku mengusir mereka, siapa yang akan menolongku terhadap Allah? Tidak bisakah kalian berpikir?”
-
wa lā aqụlu lakum 'indī khazā`inullāhi wa lā a'lamul-gaiba wa lā aqụlu innī malakuw wa lā aqụlu lillażīna tazdarī a'yunukum lay yu`tiyahumullāhu khairā, allāhu a'lamu bimā fī anfusihim, innī iżal laminaẓ-ẓālimīn;
“Aku tidak sedang mengatakan bahwa perbendaharaan Allah ada bersamaku, atau bahwa aku mengetahui yang gaib… Tidak pula mengakui bahwa aku seorang malaikat… Aku pun tidak sedang mengatakan bahwa Allah tidak akan pernah memberi kebaikan kepada orang-orang yang kalian remehkan dan rendahkan… Allah paling mengetahui apa yang ada dalam diri mereka… (Jika aku harus mengatakan yang sebaliknya) sungguh aku akan termasuk orang-orang yang berbuat dosa.”
-
qālụ yā nụḥu qad jādaltana fa akṡarta jidālana fa`tinā bimā ta'idunā ing kunta minaṣ-ṣādiqīn;
Mereka mengatakan, “Wahai Nuh… Sungguh kamu telah berjuang keras terhadap kami… Dan kamu telah melangkah terlalu jauh! Jika kamu benar, maka datangkanlah kepada kami apa yang kamu ancamkan kepada kami.”
-
qāla innamā ya`tīkum bihillāhu in syā`a wa mā antum bimu'jizīn;
(Nuh) berkata, “Hanya Allah yang akan mendatangkannya kepada kalian, jika Dia berkehendak! Kalian tidak bis melemahkan Allah untuk melakukan apa yang dikehendakiNya.”
-
wa lā yanfa'ukum nuṣ-ḥī in arattu an anṣaḥa lakum ing kānallāhu yurīdu ay yugwiyakum, huwa rabbukum, wa ilaihi turja'ụn;
“Jika Allah berkehendak menyesatkan kalian, meskipun aku ingin menasihati kalian, nasihatku tidak akan berguna. Dia adalah Rabb kalian, kepadaNya kalian akan dikembalikan.”
-
am yaqụlụnaftarāh, qul iniftaraituhụ fa 'alayya ijrāmī wa ana barī`um mimmā tujrimụn;
Ataukah mereka mengatakan, “Dia membuatnya”… Katakanlah, “Jika aku yang telah membuatnya, aku akan menghadapi akibat-akibat dari kesalahanku… Tapi mengenai kesalahan kalian, aku berlepas diri!”
-
wa ụḥiya ilā nụḥin annahụ lay yu`mina ming qaumika illā mang qad āmana fa lā tabta`is bimā kānụ yaf'alụn;
Diwahyukan kepada Nuh, “Tidak seorang pun di antara kaummu akan beriman, kecuali yang telah beriman. Maka, janganlah bersedih dengan apa yang mereka kerjakan!”
-
waṣna'il-fulka bi`a'yuninā wa waḥyinā wa lā tukhāṭibnī fillażīna ẓalamụ, innahum mugraqụn;
Bangunlah sebuah perahu menurut wahyu Kami dan sebagaimana mata Kami (yakni, sebagai saluran dari penglihatan Kami; istilah ini merujuk kepada Kesatuan Keberadaan)… Jangan tanyakan kepadaKu mengenai (keselamatan) orang-orang yang zalim… Sungguh, mereka akan ditenggelamkan!
-
wa yaṣna'ul-fulk, wa kullamā marra 'alaihi mala`um ming qaumihī sakhirụ min-h, qāla in taskharụ minnā fa innā naskharu mingkum kamā taskharụn;
Dia membuat perahu itu… Para pemuka di antara kaumnya mengejeknya jika mereka melewatinya… (Nuh) berkata, “Jika kalian memperolokan kami, (pada saatnya tiba) kami akan memperolokan kalian sebagaimana kalian memperolokan kami.”
-
fa saufa ta'lamụna may ya`tīhi 'ażābuy yukhzīhi wa yaḥillu 'alaihi 'ażābum muqīm;
“Kalian akan segera mengetahui kepada siapa penderitaan yang menghinakan akan mendatangi hari ini, dan kepada siapa penderitaan abadi akan turun (di masa yang akan datang).”
-
ḥattā iżā jā`a amrunā wa fārat-tannụru qulnaḥmil fīhā ming kullin zaujainiṡnaini wa ahlaka illā man sabaqa 'alaihil-qaulu wa man āman, wa mā āmana ma'ahū illā qalīl;
Maka, ketika perintah kami datang dan air meluap dari sumbernya, Kami berkata, “Muatlah ke dalam perahu sepasang-sepasang dari setiap jenisnya, semua yang beriman dan keluarga kalian, kecuali terhadap mereka yang keputusannya telah ditetapkan.” Namun sangat sedikit yang telah beriman bersamanya.
-
wa qālarkabụ fīhā bismillāhi majr)hā wa mursāhā, inna rabbī lagafụrur raḥīm;
Dia berkata, “Naiklah kedalam sini! Jalan dan sauhnya dibuat oleh yang Esa yang bernama Allah! Sungguh, Rabb-ku itu Ghafur lagi Rahim.”
-
wa hiya tajrī bihim fī maujing kal-jibāl, wa nādā nụḥunibnahụ wa kāna fī ma'ziliy yā bunayyarkam ma'anā wa lā takum ma'al-kāfirīn;
(Perahu itu) berlayar bersama mereka melewati gelombang setinggi gunung… Nuh memanggil anaknya yang berada di dekat pantai, “Anakku! Naiklah bersama kami (bergabunglah dengan pemahaman agamaku)… Jangan bersama mereka yang mengingkari ilmu mengenai realitas!”
-
qāla sa`āwī ilā jabaliy ya'ṣimunī minal-mā`, qāla lā 'āṣimal-yauma min amrillāhi illā mar raḥim, wa ḥāla bainahumal-mauju fa kāna minal-mugraqīn;
(Tapi anaknya) berkata, “Aku akan mengungsi ke gunung untuk melindungiku dari air”… (Nuh) berkata, “Hari ini tidak ada pelindung dari ketetapan Allah, kecuali bagi yang Dia rahmati”… Dan karena ombak yang datang memisahkan mereka, dia termasuk yang ditenggelamkan.
-
wa qīla yā arḍubla'ī mā`aki wa yā samā`u aqli'ī wa gīḍal-mā`u wa quḍiyal-amru wastawat 'alal-jụdiyyi wa qīla bu'dal lil-qaumiẓ-ẓālimīn;
Dan dikatakan, “Wahai bumi, telan lah airmu! Wahai langit, tahanlah (hujanmu)”… Air pun surut… Ketetapan telah terpenuhi… (Perhau itu) tiba merapat di Judiyy (gunung yang tinggi)… Dan dikatakan, “Jauhlah (binasalah) orang-orang yang zalim.”
-
wa nādā nụḥur rabbahụ fa qāla rabbi innabnī min ahlī, wa inna wa'dakal-ḥaqqu wa anta aḥkamul-ḥākimīn;
Nuh memohon kepada Rabb-nya dan berkata, “Rabb-ku, sungguh anakku adalah bagian dari keluargaku… PernyataanMu adalah benar dan Engkau adalah hakim yang paling adil (KeputusanMu mewujud melalui setiap orang, namun sebagai hakim di dalam esensiku sendiri, wujudkanlah keputusanMu menurut realitas esensialku yang terdalam).”
-
qāla yā nụḥu innahụ laisa min ahlik, innahụ 'amalun gairu ṣāliḥin fa lā tas`alni mā laisa laka bihī 'ilm, innī a'iẓuka an takụna minal-jāhilīn;
Dia berkata, “Wahai Nuh! Sungguh, dia itu bukan bagian dari keluargamu! Sungguh, (kekerasan-hatimu tentang anakmu yang berlawanan dengan ketetapanKu) adalah tindakan yang tidak diwajibkan oleh agamamu! Maka, janganlah meminta kepadaku sesuatu yang engkau tidak memiliki ilmu tentangnya! Sungguh, Aku mengingatkanmu untuk tidak termasuk orang-orang yang jahil.”
-
qāla rabbi innī a'ụżu bika an as`alaka mā laisa lī bihī 'ilm, wa illā tagfir lī wa tar-ḥamnī akum minal-khāsirīn;
(Nuh) berkata, “Rabb-ku! Aku berlindung kepadaMu dari meminta apa-apa yang aku tidak memiliki ilmu tentangnya (dalam makna yang sebenarnya)! Jika Engkau tidak mengampuniku dan memberikan rahmatMu padaku, aku akan termasuk orang-orang yang merugi.”
-
qīla yā nụḥuhbiṭ bisalāmim minnā wa barakātin 'alaika wa 'alā umamim mim mam ma'ak, wa umamun sanumatti'uhum ṡumma yamassuhum minnā 'ażābun alīm;
“Wahai Nuh… Turunlah, kamu dan bangsamu yang akan dibentuk dari orang-orang yang bersamamu, dalam Salam dan keberlimpahan dari Kami… Kami akan karuniai mereka (generasi-generasi selanjutnya) kemanfaatan, kemudian akan menimpa kepada mereka penderitaan yang menyakitkan dari Kami (dari makna Nama-nama di dalam esensi mereka; dari inti mereka).”
-
tilka min ambā`il-gaibi nụḥīhā ilaīk, mā kunta ta'lamuhā anta wa lā qaumuka ming qabli hāżā, faṣbir, innal-'āqibata lil-muttaqīn;
Ini adalah dari berita gaib! Kami wahyukan kepadamu… Sebelum ini, kamu maupun kaummu tidak mengetahui tentang hal ini… Maka bersabarlah… Sungguh, masa depan hanyalah untuk orang-orang yang terlindungi (takwa).
-
wa ilā 'ādin akhāhum hụdā, qāla yā qaumi'budullāha mā lakum min ilāhin gairuh, in antum illā muftarụn;
Dan kepada (kaum) ‘Aad, saudara mereka Hud telah berkata, “Wahai kaumku! Mengabdilah kepada Allah… Kalian tidak boleh mempunyai berhala/tuhan selain Dia! Kalian hanyalah sedang memfitnah (karena pendekatan dualistik kalian).”
-
yā qaumi lā as`alukum 'alaihi ajrā, in ajriya illā 'alallażī faṭaranī, a fa lā ta'qilụn;
“Wahai kaumku! Aku tidak meminta balasan untuk hal ini… Balasanku adalah dari yang Esa yang menciptakan aku secara khusus (Fatir) untuk memenuhi fungsi ini… Apakah kalian belum akan menggunakan akal kalian?”
-
wa yā qaumistagfirụ rabbakum ṡumma tụbū ilaihi yursilis-samā`a 'alaikum midrāraw wa yazidkum quwwatan ilā quwwatikum wa lā tatawallau mujrimīn;
“Wahai kaumku, mohonlah ampunan dari Rabb kalian… Kemudian bertaubatlah kepadaNya agar Dia mendatangkan kepada kalian kelimpahan dari langit dan meningkatkan kekuatan kalian… Janganlah berpaling sebagai orang yang berdosa.”
-
qālụ yā hụdu mā ji`tanā bibayyinatiw wa mā naḥnu bitārikī ālihatinā 'ang qaulika wa mā naḥnu laka bimu`minīn;
Mereka berkata, “Wahai Hud! Kamu tidak datang kepada kami sebagai mujizat! Kami tidak akan meninggalkan berhala-berhala/tuhan-tuhan kami hanya karena kamu berkata demikian… Kami pun tidak akan percaya kepadamu!”
-
in naqụlu illa'tarāka ba'ḍu ālihatinā bisū`, qāla innī usy-hidullāha wasy-hadū annī barī`um mimmā tusyrikụn;
“Kami hanya mengatakan begini: Salah satu dari tuhan-tuhan kami telah menamparmu dengan buruk! (Hud) berkata, “Sungguh, aku jadikan Allah sebagai saksiku! Dan kalian pun menjadi saksi bahwa aku tidak berhubungan dan berlepas diri dari mereka yang kalian persekutukan.”
-
min dụnihī fa kīdụnī jamī'an ṡumma lā tunẓirụn;
“Maka, rencanakanlah terhadapku bersama semua yang kalian samakan (persekutukan) denganNya dan janganlah menawarkan kepadaku kelonggaran apapun.”
-
innī tawakkaltu 'alallāhi rabbī wa rabbikum, mā min dābbatin illā huwa ākhiżum bināṣiyatihā, inna rabbī 'alā ṣirāṭim mustaqīm;
“Aku telah bertawakal kepada Allah, Rabb-ku dan Rabb kalian (meyakini Nama Wakil di dalam esensiku akan memenuhi fungsinya)… Tidak ada satu mahluk bergerak pun yang tidak Dia pegang (program dengan nama Fatir) pada keningnya (otak) (yakni, patuh terhadap perintahNya)… Sungguh Rabb-ku ada di jalan yang lurus (sirothol mustaqim).
-
fa in tawallau fa qad ablagtukum mā ursiltu bihī ilaikum, wa yastakhlifu rabbī qauman gairakum, wa lā taḍurrụnahụ syai`ā, inna rabbī 'alā kulli syai`in ḥafīẓ;
“Jika kalian berpaling, sungguh telah aku sampaikan kepada kalian apa yang diwahyukan kepadaku (ilmu mengenai realitas)… Rabb-ku akan mendatangkan yang lain sebagai pengganti kalian; kalian tidak bisa membahayakanNya… Sungguh, Rabb-ku itu Hafizh atas segala sesuatu.”
-
wa lammā jā`a amrunā najjainā hụdaw wallażīna āmanụ ma'ahụ biraḥmatim minnā, wa najjaināhum min 'ażābin galīẓ;
Ketika perintah Kami mewujud, Kami selamatkan Hud dan orang-orang beriman yang bersamanya dengan rahmat Kami… Kami selamatkan mereka dari penderitaan yang berat.
-
wa tilka 'ādun jaḥadụ bi`āyāti rabbihim wa 'aṣau rusulahụ wattaba'ū amra kulli jabbārin 'anīd;
Begitulah (yang terjadi dengan kaum) ‘Aad… Dengan sadar mereka mengingkari ayat-ayat dari Rabb mereka (di dalam diri mereka)… Mereka menentang Rasul-rasulNya… Dan mereka mengikuti perintah dari setiap penindas yang keras kepala.
-
wa utbi'ụ fī hāżihid-dun-yā la'nataw wa yaumal-qiyāmah, alā inna 'ādang kafarụ rabbahum, alā bu'dal li'āding qaumi hụd;
Mereka dikutuk baik di dunia maupun di periode Hari Kiamat (mereka terlempar jauh dari relitas esensial mereka)! Ketahuilah dengan yakin, (kaum) ‘Aad mengingkari Rabb mereka! Ketahuilah dengan yakin, keterjauhanlah bagi kaum ‘Aad, kaumnya Hud.
-
wa ilā ṡamụda akhāhum ṣāliḥā, qāla yā qaumi'budullāha mā lakum min ilāhin gairuh, huwa ansya`akum minal-arḍi wasta'marakum fīhā fastagfirụhu ṡumma tụbū ilaīh, inna rabbī qarībum mujīb;
Kepada Tsamud (kami datangkan) saudara mereka Shalih… Dia berkata, “Wahai kaumku… Sadarlah dengan pengabdian kalian kepada Allah! Kalian tidak boleh mempunyai berhala/tuhan, hanya HU! Dia membentuk kalian dari tanah dan memakmurkannya dengan kalian… Maka, mohonlah ampunan dariNya dan bertaubatlah kepadaNya… Sungguh, Rabb-ku itu Qarib lagi Mujib (yang Esa yang mengabulkan).”
-
qālụ yā ṣāliḥu qad kunta fīnā marjuwwang qabla hāżā a tan-hānā an na'buda mā ya'budu ābā`unā wa innanā lafī syakkim mimmā tad'ụnā ilaihi murīb;
Mereka berkata, “Wahai Shalih! Sungguh, sebelum ini kamu adalah bagian dari kami, laki-laki yang jadi tumpuan harapan! Apakah kamu melarang kami menyembah apa yang disembah nenek moyang kita? Sungguh, kami sangat khawatir dengan apa yang kamu ajak kami kepadanya.”
-
qāla yā qaumi a ra`aitum ing kuntu 'alā bayyinatim mir rabbī, wa ātānī min-hu raḥmatan fa may yanṣurunī minallāhi in 'aṣaituh, fa mā tazīdụnanī gaira takhsīr;
Dia berkata, “Wahai kaumku, lihatlah… Bagaimana jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Rabb-ku dan Dia memberiku rahmatNya dari diriNya sendiri? (Dalam hal ini) jika aku tidak mematuhiNya, siapa yang akan menolongku untuk melawanNya? Kalian tidak dapat menambah apapun kepadaku kecuali kerugian.”
-
wa yā qaumi hāżihī nāqatullāhi lakum āyatan fa żarụhā ta`kul fī arḍillāhi wa lā tamassụhā bisū`in fa ya`khużakum 'ażābung qarīb;
“Wahai kaumku! Unta betina ini (yang sedang berjalan) adalah ayat (pertanda) bagi kalian dari Allah… Jadi, biarkan dia makan di bumi Allah… Janganlah tangan kalian mencelakakannya… Jika tidak, kalian akan ditimpa penderitaan yang dekat.”
-
fa 'aqarụhā fa qāla tamatta'ụ fī dārikum ṡalāṡata ayyām, żālika wa'dun gairu makżụb;
Namun mereka melumpuhkan dan membunuhnya! Dia berkata, “Kalian punya sisa hidup tiga hari di rumah kalian! Ini adalah peringatan yang tidak dapat disangkal.”
-
fa lammā jā`a amrunā najjainā ṣāliḥaw wallażīna āmanụ ma'ahụ biraḥmatim minnā wa min khizyi yaumi`iż, inna rabbaka huwal-qawiyyul-'azīz;
Ketika perintah Kami mewujud, Kami selamatkan Shalih dan orang-orang beriman bersamanya dengan rahmat Kami… Dan (Kami selamatkan mereka) dari kehinaan hari itu… Sungguh, Rabb kalian itu Qawwi lagi ‘Aziz.
-
wa akhażallażīna ẓalamuṣ-ṣaiḥatu fa aṣbaḥụ fī diyārihim jāṡimīn;
Ledakan yang tidak dapat dielakkan (bunyi getaran yang dahsyat) menimpa mereka dan mereka tersungkur mati di dalam rumah mereka!
-
ka`al lam yagnau fīhā, alā inna ṡamụda kafarụ rabbahum, alā bu'dal liṡamụd;
Seolah mereka tidak pernah tinggal di sana! Maka ketahuilah dengan keyakinan mutlak bahwa (kaumnya) Tsamud telah mengingkari Rabb mereka… (Lagi-lagi) Ketahuilah dengan keyakinan mutlak bahwa kaum Tsamud terlempar jauh (dari realitas esensial mereka).
-
wa laqad jā`at rusulunā ibrāhīma bil-busyrā qālụ salāmā, qāla salāmun fa mā labiṡa an jā`a bi'ijlin ḥanīż;
Sungguh, Rasul-rasul Kami (dari antara malaikat-malaikat Kami) mendatangi Ibrahim sebagai berita gembira dan menyambutnya, “Salam”. Dia pun berkata, “Salam” dan kemudian menghidangkan daging sapi bakar.
-
fa lammā ra`ā aidiyahum lā taṣilu ilaihi nakirahum wa aujasa min-hum khīfah, qālụ lā takhaf innā ursilnā ilā qaumi lụṭ;
Tapi ketika dia melihat bahwa mereka (para Rasul) tidak menyentuhnya, dia merasa aneh dan khawatir (takut bahwa mereka mungkin musuh)… Mereka berkata, “Jangan takut! Kami sesungguhnya diutus untuk kaum Luth.”
-
wamra`atuhụ qā`imatun fa ḍaḥikat fa basysyarnāhā bi`is-ḥāqa wa miw warā`i is-ḥāqa ya'qụb;
Istrinya (Ibrahim) berdiri di dekatnya… Dia tertawa… Kami beri dia berita gembira mengenai Ishak, dan setelah Ishak, Ya’kub…
-
qālat yā wailatā a alidu wa ana 'ajụzuw wa hāżā ba'lī syaikhā, inna hāżā lasyai`un 'ajīb;
(Istri Ibrahim) berkata, “Malangnya aku ini! Akankah aku melahirkan anak padahal aku seorang wanita tua (yang telah berhenti haid) dan suamiku pun telah tua? Sungguh, ini kejadian yang mengejutkan!”
-
qālū a ta'jabīna min amrillāhi raḥmatullāhi wa barakātuhụ 'alaikum ahlal-baīt, innahụ ḥamīdum majīd;
Mereka berkata, “Apakah kalian merasa heran dengan kekuasaan Allah? Rahmat dan kelimpahan Allah tercurah kepada kalian, wahai penghuni rumah ini! Sungguh, Dia itu Hamid lagi Majid.
-
fa lammā żahaba 'an ibrāhīmar-rau'u wa jā`at-hul-busyrā yujādilunā fī qaumi lụṭ;
Ketika rasa takut Ibrahim hilang, dan dia menerima berita gembira, akal sehatnya pulih dan dia mulai berbantahan dengan Kami mengenai kaum Luth.
-
inna ibrāhīma laḥalīmun awwāhum munīb;
Sungguh, Ibrahim adalah orang yang lembut dan berperasaan halus, orang yang sering kembali kepada Rabb-nya (introspeksi).
-
yā ibrāhīmu a'riḍ 'an hāżā, innahụ qad jā`a amru rabbik, wa innahum ātīhim 'ażābun gairu mardụd;
(Para malaikat) berkata, “Wahai Ibrahim! Berhentilah berargumen! Perintah Rabb-mu telah pasti! Penderitaan yang tidak dapat dihentikan sungguh akan menimpa mereka!”
-
wa lammā jā`at rusulunā lụṭan sī`a bihim wa ḍāqa bihim żar'aw wa qāla hāżā yaumun 'aṣīb;
Ketika Rasul-rasul kami mendatangi Luth, dia merasa kesusahan (untuk mereka) dan khawatir (bahwa dia tidak dapat melindungi mereka) dan berkata, “Ini adalah hari yang sulit.”
-
wa jā`ahụ qaumuhụ yuhra'ụna ilaīh, wa ming qablu kānụ ya'malụnas-sayyi`āt, qāla yā qaumi hā`ulā`i banatī hunna aṭ-haru lakum fattaqullāha wa lā tukhzụni fī ḍaifī, a laisa mingkum rajulur rasyīd;
Kaum (Luth) mendatangi dia dengan hasrat… Mereka terbiasa melakukan perbuatan buruk… (Luth) berkata, “Wahai kaumku… Inilah anak-anak perempuanku… Mereka lebih suci bagi kalian… Hati-hatilah dengan Rabb kalian dan jangan menghinakan aku di depan tamu-tamuku… Tidak adakah seorang yang berakal sehat di antara kalian?”
-
qālụ laqad 'alimta mā lanā fī banātika min ḥaqq, wa innaka lata'lamu mā nurīd;
Mereka berkata, “Kamu tahu bahwa kami tidak menginginkan anak-anak perempuanmu! Dan kamu tahu benar apa sesungguhnya yang kami cari.”
-
qāla lau anna lī bikum quwwatan au āwī ilā ruknin syadīd;
(Luth) berkata, “Seandainya aku memiliki kekuasaan yang cukup untuk mengatasi kalian atau memiliki dukungan yang sangat kuat.”
-
qālụ yā lụṭu innā rusulu rabbika lay yaṣilū ilaika fa asri bi`ahlika biqiṭ'im minal-laili wa lā yaltafit mingkum aḥadun illamra`atak, innahụ muṣībuhā mā aṣābahum, inna mau'idahumuṣ-ṣub-h, a laisaṣ-ṣub-ḥu biqarīb;
(Para malaikat) berkata, “Wahai Luth! Sungguh, kami adalah Rasul-rasul dari Rabb-mu… Mereka tidak akan pernah dapat menyentuhmu! Maka, berangkatlah dengan keluargamu di malam hari… Jangan seorang pun dari kalian tinggal, kecuali istrimu! Karena apapun yang menimpa mereka juga akan menimpanya… Waktu yang ditentukan bagi mereka adalah di pagi hari. Bukankah pagi hari itu sudah dekat?”
-
fa lammā jā`a amrunā ja'alnā 'āliyahā sāfilahā wa amṭarnā 'alaihā ḥijāratam min sijjīlim manḍụd;
Maka, ketika perintah Kami tiba, Kami jungkirbalikan kota itu dan menghujani mereka dengan batu berlapiskan tanah liat (mungkin lava dari letusan vulkanik).
-
musawwamatan 'inda rabbik, wa mā hiya minaẓ-ẓālimīna biba'īd;
(Batu-batuan yang) ditandai dari Rabb-mu… Yang tidak jauh dari orang-orang yang zalim.
-
wa ilā madyana akhāhum syu'aibā, qāla yā qaumi'budullāha mā lakum min ilāhin gairuh, wa lā tangquṣul-mikyāla wal-mīzāna innī arākum bikhairiw wa innī akhāfu 'alaikum 'ażāba yaumim muḥīṭ;
Dan kepada penduduk Madyan (Kami datangkan) saudara mereka Syu’aib… Dia berkata, “Wahai kaumku… Waspadalah terhadap pengabdian kalian kepada Allah! Kalian tidak boleh mempunyai berhala/tuhan, hanya HU! Jangan mengurangi ukuran (takaran) dan timbangan… Aku mengetahui dimana kebaikan itu bagi kalian… Dan aku takutkan bagi kalian saat ketika penderitaan akan menelan kalian.”
-
wa yā qaumi auful-mikyāla wal-mīzāna bil-qisṭi wa lā tabkhasun-nāsa asy-yā`ahum wa lā ta'ṡau fil-arḍi mufsidīn;
“Wahai kaumku… Penuhilah ukuran (takaran) dan timbangan dengan adil dan sempurna, jangan menipu manusia dan jangan keterlaluan hingga menyebabkan kerusakan di muka bumi.”
-
baqiyyatullāhi khairul lakum ing kuntum mu`minīn, wa mā ana 'alaikum biḥafīẓ;
“Jika kalian beriman, apa yang telah Allah buat halal bagi kalian lebih baik bagi kalian. Aku bukanlah penjaga kalian.”
-
qālụ yā syu'aibu a ṣalātuka ta`muruka an natruka mā ya'budu ābā`unā au an naf'ala fī amwālinā mā nasyā`, innaka la`antal-ḥalīmur-rasyīd;
Mereka berkata, “Wahai Syu’aib… Introspeksimukah yang memberitahumu bahwa kami harus meninggalkan apa yang nenek-moyang kami sembah dan berhenti menggunakan harta milik kami sesuka hati kami! Sungguh, kamu itu Halim lagi Rasyid.
-
qāla yā qaumi a ra`aitum ing kuntu 'alā bayyinatim mir rabbī wa razaqanī min-hu rizqan ḥasanaw wa mā urīdu an ukhālifakum ilā mā an-hākum 'an-h, in urīdu illal-iṣlāḥa mastaṭa't, wa mā taufīqī illā billāh, 'alaihi tawakkaltu wa ilaihi unīb;
(Syu’aib) berkata, “Wahai kaumku… Apakah kamu tidak mengerti? Bagaimana jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Rabb-ku dan Dia telah memberiku karunia dari diriNya sendiri? Aku tidak ingin bertentangan dengan kalian karena apa yang aku larang kepada kalian… Aku hanya ingin memperbaiki kalian semampuku… Keberhasilanku hanyalah karena Allah… Aku bertawakal kepadaNya (meyakini Nama Wakil di dalam esensiku akan memenuhi fungsinya) dan kepadaNya aku kembali.”
-
wa yā qaumi lā yajrimannakum syiqāqī ay yuṣībakum miṡlu mā aṣāba qauma nụḥin au qauma hụdin au qauma ṣāliḥ, wa mā qaumu lụṭim mingkum biba'īd;
“Wahai kaumku… Janganlah pertentanganmu terhadapku membawamu kepada kejahatan, (yang karenanya) kalian ditimpa hal yang serupa dengan apa yang menimpa kaum Nuh, atau Hud, atau Shalih… Kaum Luth tidak lah jauh darimu.”
-
wastagfirụ rabbakum ṡumma tụbū ilaīh, inna rabbī raḥīmuw wadụd;
“Mohonlah ampunan dari Rabb kalian, dan bertaubatlah (kembali) kepadaNya… Sungguh, Rabb-ku itu Rahim lagi Wadud.”
-
qālụ yā syu'aibu mā nafqahu kaṡīram mimmā taqụlu wa innā lanarāka fīnā ḍa'īfā, walau lā rahṭuka larajamnāka wa mā anta 'alainā bi'azīz;
Mereka berkata, “Wahai Syu’aib… Kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan! Kenyataannya, kami memandang kamu lemah dibanding kami… Seandainya bukan karena menghormati keluargamu, tentu kami telah membunuhmu! Kamu tidak dalam posisi yang bisa mengalahkan kami.”
-
qāla yā qaumi a rahṭī a'azzu 'alaikum minallāh, wattakhażtumụhu warā`akum ẓihriyyā, inna rabbī bimā ta'malụna muḥīṭ;
(Syu’aib) berkata, “Wahai kaumku… Apakah keluargaku lebih kuat dan tak tertandingi dibanding Allah terhadap kalian? Tapi kalian menempatkan Dia di belakang kalian dan melupakannya… Sungguh, Rabb-ku itu Mu’id (Maha Meliputi) atas apa yang kalian kerjakan.”
-
wa yā qaumi'malụ 'alā makānatikum innī 'āmil, saufa ta'lamụna may ya`tīhi 'ażābuy yukhzīhi wa man huwa kāżib, wartaqibū innī ma'akum raqīb;
“Wahai kaumku… Lanjutkanlah melakukan apa yang kalian lakukan menurut lingkungan kalian. Sungguh, aku pun sedang melakukan apa yang aku lakukan. Kalian akan segera melihat kepada siapa penderitaan yang menghinakan akan mendatangi dan siapa di antara kita yang pendusta… Amatilah, karena aku pun Raqib bersama kalian.”
-
wa lammā jā`a amrunā najjainā syu'aibaw wallażīna āmanụ ma'ahụ biraḥmatim minnā, wa akhażatillażīna ẓalamuṣ-ṣaiḥatu fa aṣbaḥụ fī diyārihim jāṡimīn;
Ketika perintah Kami mewujud, Kami selamatkan Syu’aib dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat Kami… Sedangkan ledakan besar menggelegar yang mengerikan menimpa orang-orang yang zalim dan mereka tersungkur mati di dalam rumah-rumah mereka.
-
ka`al lam yagnau fīhā, alā bu'dal limadyana kamā ba'idat ṡamụd;
Seolah mereka tidak pernah tinggal di sana… Ketahuilah dengan yakin, kehidupan yang jauh dari realitas mereka adalah ketetapan bagi penduduk Madyan, sama seperti halnya (kaum) Tsamud.
-
wa laqad arsalnā mụsā bi`āyātinā wa sulṭānim mubīn;
Sungguh, Kami telah datangkan Musa sebagai isyarat Kami dan dengan bukti yang nyata…
-
ilā fir'auna wa mala`ihī fattaba'ū amra fir'aụn, wa mā amru fir'auna birasyīd;
Kepada Fir’aun dan para pemukanya… Mereka mengikuti perintah Fir’aun… Tapi perintah Fir’aun tidak mencerminkan kematangan.
-
yaqdumu qaumahụ yaumal-qiyāmati fa auradahumun-nār, wa bi`sal-wirdul-maurụd;
(Fir’aun) akan berdiri di depan kaumnya selama Hari Kiamat dan memimpin mereka menuju api! Dan betapa buruknya tempat yang mereka tuju.
-
wa utbi'ụ fī hāżihī la'nataw wa yaumal-qiyāmah, bi`sar-rifdul-marfụd;
Mereka dikutuk di sini (di dunia ini) dan di periode Hari Kiamat! Betapa buruknya bagian yang mereka terima!
-
żālika min ambā`il-qurā naquṣṣuhụ 'alaika min-hā qā`imuw wa ḥaṣīd;
Maka, itulah berita mengenai wilayah-wilayah itu! Kami sampaikan ini kepadamu… Di antara wilayah-wilayah itu, sebagian masih berdiri (dan sebagian lagi) bagai rumput yang telah dibabat habis.
-
wa mā ẓalamnāhum wa lākin ẓalamū anfusahum fa mā agnat 'an-hum ālihatuhumullatī yad'ụna min dụnillāhi min syai`il lammā jā`a amru rabbik, wa mā zādụhum gaira tatbīb;
Dan Kami tidak menzalimi mereka, tapi mereka lah yang menzalimi diri mereka sendiri! Ketika perintah Rabb mereka mewujud, tuhan-tuhan yang mereka sembah selain Allah tidak berfaedah bagi mereka! (Konsepsi mereka tentang tuhan) tidak mendatangkan apa-apa bagi mereka kecuali kehancuran.
-
wa każālika akhżu rabbika iżā akhażal-qurā wa hiya ẓālimah, inna akhżahū alīmun syadīd;
Demikianlah yang ditimpakan Rabb-mu kepada kota-kotanya orang-orang zalim! Sungguh bencana dariNya sangat menyakitkan lagi keras!
-
inna fī żālika la`āyatal liman khāfa 'ażābal-ākhirah, żālika yaumum majmụ'ul lahun-nāsu wa żālika yaumum masy-hụd;
Sungguh, ada isyarat padanya bagi orang-orang yang takut akan derita kehidupan yang akan datang… Yakni saat ketika semua manusia dikumpulkan seluruhnya! Yakni saat ketika tidak ada sesuatu pun yang disembunyikan!
-
wa mā nu`akhkhiruhū illā li`ajalim ma'dụd;
Kami hanya menangguhkannya untuk waktu tertentu.
-
yauma ya`ti lā takallamu nafsun illā bi`iżnih, fa min-hum syaqiyyuw wa sa'īd;
Ketika periode itu dimulai, tidak seorang pun dapat berbicara kecuali dengan ijinNya! Di antara mereka, sebagian celaka (orang-orang yang tidak beriman; berjodoh dengan neraka abadi) dan sebagian bergembira (orang-orang yang beriman; berjodoh dengan Surga abadi).
-
fa ammallażīna syaqụ fa fin-nāri lahum fīhā zafīruw wa syahīq;
Orang-orang yang celaka berada di dalam api (Naar). Di dalamnya, mereka akan bernafas dengan mengerang dan mengeluh (karena penderitaan)!
-
khālidīna fīhā mā dāmatis-samāwātu wal-arḍu illā mā syā`a rabbuk, inna rabbaka fa''ālul limā yurīd;
Selama langit dan bumi (kesadaran dan tubuh mereka) masih ada, mereka akan tinggal di dalamnya dengan kekal; kecuali Rabb-mu berkehendak lain… Sungguh, apa yang Rabb-mu (konfigurasi nama-nama yang menyusun esensimu) kehendaki, Dia akan mewujudkannya!
-
wa ammallażīna su'idụ fa fil-jannati khālidīna fīhā mā dāmatis-samāwātu wal-arḍu illā mā syā`a rabbuk, 'aṭā`an gaira majżụż;
Adapun bagi yang bergembira, mereka berada di Surga… Selama langit dan bumi (kesadaran dan tubuh mereka) ada, mereka akan tinggal di dalamnya dengan kekal, kecuali Rabb-mu berkehendak lain… Mereka akan hidup dengan berkat karunia yang tiada henti.
-
fa lā taku fī miryatim mimmā ya'budu hā`ulā`, mā ya'budụna illā kamā ya'budu ābā`uhum ming qabl, wa innā lamuwaffụhum naṣībahum gaira mangqụṣ;
Janganlah menjadi ragu karena melihat (tampilan nyata dari) penyembahan mereka! Mereka menyembah seperti halnya nenek-moyang mereka (mereka tidak mengabdi kepada Allah)! Sungguh, Kami akan berikan kepada mereka apa yang layak mereka terima dengan lengkap dan sempurna.
-
wa laqad ātainā mụsal-kitāba fakhtulifa fīh, walau lā kalimatun sabaqat mir rabbika laquḍiya bainahum, wa innahum lafī syakkim min-hu murīb;
Sungguh, Kami berikan kepada Musa ilmu mengenai realitas, namun mereka berselisih tentangnya! Seandainya bukan karena perkataan yang telah lalu (yang telah ditetapkan) oleh Rabb-mu, masalah di antara mereka pasti telah selesai… Sungguh, mereka dalam keraguan mengenai ini (karena khayalan mereka).
-
wa inna kullal lammā layuwaffiyannahum rabbuka a'mālahum, innahụ bimā ya'malụna khabīr;
Sungguh, Rabb-mu membalas tiap-tiap orang dengan sempurna atas perbuatan-perbuatan mereka… Karena Dia (sebagai realitas esensial mereka dengan Nama-namaNya dan sebagai pembentuk mereka) itu Khabir.
-
fastaqim kamā umirta wa man tāba ma'aka wa lā taṭgau, innahụ bimā ta'malụna baṣīr;
Maka, jalanilah realitas sebagaimana telah diperintahkan kepadamu (berada di jalan yang benar bermakna menjalani/mengalami realitas melalui realisasi dari realitas esensial seseorang)! Dan orang-orang besertamu yang telah bertaubat (atas apa-apa yang menghalangi mereka dari mengalami realitas mereka)… Dan janganlah melampaui batas! Karena Dia itu Bashir terhadap apa yang kalian kerjakan (berdasarkan rahasia dari huruf B).
-
wa lā tarkanū ilallażīna ẓalamụ fa tamassakumun-nāru wa mā lakum min dụnillāhi min auliyā`a ṡumma lā tunṣarụn;
Janganlah cenderung kepada orang-orang yang menzalimi (diri mereka sendiri) karena (jika kalian melakukannya) api itu akan menyentuh kalian… Kalian tidak boleh mempunyai penjaga (waliyy) selain Allah! (Dan jika kalian mengambil yang lain-lain sebagai penjaga) kalian tidak akan mendapatkan pertolongan!
-
wa aqimiṣ-ṣalāta ṭarafayin-nahāri wa zulafam minal-laīl, innal-ḥasanāti yuż-hibnas-sayyi`āt, żālika żikrā liż-żākirīn;
Dirikanlah shalat di kedua penghujung hari dan pada saat menjelang malam… Sungguh, perbuatan-perbuatan baik (menjalani/mengalami realitas; gaya hidup yang menyenangkan) akan menghapuskan perbuatan-perbuatan buruk (tindakan yang menutupi realitas, serta akibat-akibat pelanggaran dari keberadaan berbasis-ego)… Ini adalah nasihat bagi orang-orang yang berpikir.
-
waṣbir fa innallāha lā yuḍī'u ajral-muḥsinīn;
Bersabarlah… Sungguh, Allah tidak akan menghilangkan pahala dari orang-orang yang berbuat kebaikan.
-
falau lā kāna minal-qurụni ming qablikum ulụ baqiyyatiy yan-hauna 'anil-fasādi fil-arḍi illā qalīlam mim man anjainā min-hum, wattaba'allażīna ẓalamụ mā utrifụ fīhi wa kānụ mujrimīn;
Bukankah seharusnya orang-orang yang masih tersisa dari generasi-generasi sebelum kalian berhenti melakukan kerusakan di muka bumi? Kecuali sebagian kecil dari orang-orang yang kami selamatkan di antara mereka (tidak seorang pun melakukan ini)… Orang-orang yang zalim mengejar kemewahan yang memanjakan mereka… Mereka menjadi orang-orang yang berdosa!
-
wa mā kāna rabbuka liyuhlikal-qurā biẓulmiw wa ahluhā muṣliḥụn;
Dan Rabb-mu tidak akan menghancurkan wilayah-wilayah itu, yang di dalamnya orang-orang jujur tinggal, dengan tidak adil!
-
walau syā`a rabbuka laja'alan-nāsa ummataw wāḥidataw wa lā yazālụna mukhtalifīn;
Seandainya Rabb-mu berkehendak, tentu Dia telah membuat manusia sebagai bangsa yang satu (dengan satu keimanan)! Tapi keyakinan-keyakinan berdasarkan pendapat-pendapat yang berbeda harus berlanjut…
-
illā mar raḥima rabbuk, wa liżālika khalaqahum, wa tammat kalimatu rabbika la`amla`anna jahannama minal-jinnati wan-nāsi ajma'īn;
Kecuali bagi orang yang kepadanya Rabb-mu menganugerahkan rahmatNya (yang tidak menolak apa yang dibawa Rasul); karena untuk itulah Dia menciptakan mereka. Perkataan Rabb-mu: “Sungguh Aku akan mengisi penuh Neraka dengan jin dan manusia” telah terpenuhi.
-
wa kullan naquṣṣu 'alaika min ambā`ir-rusuli mā nuṡabbitu bihī fu`ādaka wa jā`aka fī hāżihil-ḥaqqu wa mau'iẓatuw wa żikrā lil-mu`minīn;
Alasan mengapa Kami menyampaikan berita-berita mengenai setiap Rasul adalah untuk meneguhkan pemahamanmu… Dengan surah ini kamu telah diberitahu mengenai Kebenaran, dan peringatan serta nasihat (pelajaran) telah diberikan kepada orang-orang yang beriman.
-
wa qul lillażīna lā yu`minụna'malụ 'alā makānatikum, innā 'āmilụn;
Katakanlah kepada orang-orang yang tidak beriman, “Lakukanlah apa yang kalian bisa; karena kami pun akan melakukannya.”
-
wantaẓirụ, innā muntaẓirụn;
“Dan tunggulah (untuk melihat hasilnya)! Karena kami pun sama menunggu!”
-
wa lillāhi gaibus-samāwāti wal-arḍi wa ilaihi yurja'ul-amru kulluhụ fa'bud-hu wa tawakkal 'alaīh, wa mā rabbuka bigāfilin 'ammā ta'malụn;
Yang tidak dapat difahami (gaib) di langit dan di bumi adalah untuk Allah… Perintah yang mewujud adalah dariNya sepenuhnya! Maka, waspadalah terhadap pengabdianmu kepadaNya, rasakanlah kehadiran makna dari Nama Wakil di dalam esensimu! Rabb-mu tidak terhijab dari apa-apa yang kalian kerjakan!