28 - Al-Qasas
"A’udzu billahi minas-syaithoonir-rojiim"
Bismi Llaahi l-raḥmaani l-raḥeem
-
ṭā sīm mīm;
Tha, Sin, Mim.
-
tilka āyātul-kitābil-mubīn;
Ini adalah isyarat-isyarat dari Kitab Yang Nyata (mewujudkan sistem dan tatanan dengan jelas).
-
natlụ 'alaika min naba`i mụsā wa fir'auna bil-ḥaqqi liqaumiy yu`minụn;
Kami akan meriwayatkan sebagian berita mengenai Musa dan Fir’aun, sebagai Kebenaran, bagi kaum yang beriman.
-
inna fir'auna 'alā fil-arḍi wa ja'ala ahlahā syiya'ay yastaḍ'ifu ṭā`ifatam min-hum yużabbiḥu abnā`ahum wa yastaḥyī nisā`ahum, innahụ kāna minal-mufsidīn;
Sungguh, Fir’aun telah mengukuhkan kekuasaannya di tanah itu dan telah membagi-bagi kaumnya kedalam beragam kelas. Dengan berusaha melemahkan dan merendahkan salah satu kelas, dia menyembelih anak-anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup perempuan-perempuan mereka... Sungguh, dia termasuk orang-orang yang menyebabkan kerusakan.
-
wa nurīdu an namunna 'alallażīnastuḍ'ifụ fil-arḍi wa naj'alahum a immataw wa naj'alahumul-wāriṡīn;
Maka Kami berkeinginan untuk menolong orang-orang yang dibiarkan tidak berdaya dan direndahkan, dan menjadikan mereka para pemimpin dan para pewaris.
-
wa numakkina lahum fil-arḍi wa nuriya fir'auna wa hāmāna wa junụdahumā min-hum mā kānụ yaḥżarụn;
Dan untuk mengamankan mereka di tanah itu, dan untuk menaklukan Fir’aun dan Haman (pendeta tertingginya) dan bala-tentara mereka kepada hal yang sangat mereka takutkan!
-
wa auḥainā ilā ummi mụsā an arḍi'īh, fa iżā khifti 'alaihi fa alqīhi fil-yammi wa lā takhāfī wa lā taḥzanī, innā rāddụhu ilaiki wa jā'ilụhu minal-mursalīn;
Kami ilhamkan kepada ibunya Musa, “Susuilah dia, dan apabila kamu mengkhawatirkan dia, tinggalkanlah dia di sungai (Nil)... Jangan takut atau bersedih! Sungguh, Kami akan mengembalikan dia kepadamu dan menjadikannya salah seorang dari para Rasul!”
-
faltaqaṭahū ālu fir'auna liyakụna lahum 'aduwwaw wa ḥazanā, inna fir'auna wa hāmāna wa junụdahumā kānụ khāṭi`īn;
Kemudian keluarga Fir’aun menemukan dia sebagai anak yang hilang dan memungutnya... Di kemudian hari akan menjadi musuh dan sumber kesedihan bagi mereka... Sungguh, Fir’aun dan Haman serta bala-tentaranya sedang melakukan dosa-dosa!
-
wa qālatimra`atu fir'auna qurratu 'ainil lī wa lak, lā taqtulụhu 'asā ay yanfa'anā au nattakhiżahụ waladaw wa hum lā yasy'urụn;
Istri Fir’aun berkata, “Dia akan menjadi sumber kegembiraan, untuk aku dan Anda. Jangan sembelih dia! Mudah-mudahan dia akan berguna bagi kita atau kita dapat mengangkatnya sebagai anak kita”... Mereka tidak menyadarinya.
-
wa aṣbaḥa fu`ādu ummi mụsā fārigā, ing kādat latubdī bihī lau lā ar rabaṭnā 'alā qalbihā litakụna minal-mu`minīn;
Dan hati ibu Musa pun penuh dengan pikiran akan anaknya... Seandainya Kami tidak memberi rasa aman kepada orang-orang yang beriman, hampir-hampir dia mengungkapkan identitas dia (Musa).
-
wa qālat li`ukhtihī quṣṣīh, fa baṣurat bihī 'an junubiw wa hum lā yasy'urụn;
(Ibu Musa mengatakan kepada saudara perempuannya) “Jagalah dia”... Maka dia mengawasinya dari kejauhan tanpa mereka mengetahuinya.
-
wa ḥarramnā 'alaihil-marāḍi'a ming qablu fa qālat hal adullukum 'alā ahli baitiy yakfulụnahụ lakum wa hum lahụ nāṣiḥụn;
Awalnya, Kami cegah ibu susu baginya, (Musa tidak mau menyusu kepada ibu susu), kemudian (saudara perempuannya) berkata, “Maukah saya tunjukkan sebuah keluarga yang dapat memelihara dia untuk kalian dan merawat dia dengan baik?”
-
fa radadnāhu ilā ummihī kai taqarra 'ainuhā wa lā taḥzana wa lita'lama anna wa'dallāhi ḥaqquw wa lākinna akṡarahum lā ya'lamụn;
Demikianlah Kami kembalikan dia kepada ibunya agar dia (ibunya) merasa tentram dan tidakberduka dan agar dia tahu bahwa jani Allah adalah Benar... Tapi kebanyakan dari mereka tidak mengetahuinya.
-
wa lammā balaga asyuddahụ wastawā ātaināhu ḥukmaw wa 'ilmā, wa każālika najzil-muḥsinīn;
Ketika (Musa) mencapai usia dewasa (ketika dia berusia 33 tahun) dan ketika dia mencapai usia (40, ketika seseorang mampu mengevaluasi urusan-urusan dengan semestinya melalui kedewasaan) Kami anugerahi dia dengan hikmah dan ilmu... Demikianlah Kami membalas orang-orang yang mengerjakan kebaikan.
-
wa dakhalal-madīnata 'alā ḥīni gaflatim min ahlihā fa wajada fīhā rajulaini yaqtatilāni hāżā min syī'atihī wa hāżā min 'aduwwih, fastagāṡahullażī min syī'atihī 'alallażī min 'aduwwihī fa wakazahụ mụsā fa qaḍā 'alaihi qāla hāżā min 'amalisy-syaiṭān, innahụ 'aduwwum muḍillum mubīn;
(Musa) memasuki kota pada saat semua orang telah pulang ke rumah mereka... Dia melihat dua orang yang sedang berusaha saling membunuh... Yang seorang dari kaumnya dan yang lain dari kaum musuhnya. Orang dari kaumnya meminta bantuannya untuk melawan musuhnya... Maka Musa pun memukulnya dengan tinjunya dan menewaskannya... Kemudian dia berkata, “Ini pekerjaan Setan (kejaran dan ikatan jasmaniah). Sungguh, dia (Setan, pikiran bahwa Anda adalah tubuh fisik) adalah musuh yang nyata.”
-
qāla rabbi innī ẓalamtu nafsī fagfir lī fa gafara lah, innahụ huwal-gafụrur-raḥīm;
Dia berdoa, “Rabb-ku! Aku telah menzalimi diriku sendiri (realitas esensialku, dengan berpikiran bahwa aku ini milik dunia jasmaniku), ampunilah aku!”... Dia (Rabb-nya) mengampuninya. Sungguh, HU itu Ghafur lagi Rahim.
-
qāla rabbi bimā an'amta 'alayya fa lan akụna ẓahīral lil-mujrimīn;
(Musa) berkata, “Rabb-ku, aku bersumpah demi pertolongan yang telah Engkau anugerahkan di dalam keberadaanku, aku tidak akan (terperangkap oleh rasa kepemilikan) menolong orang-orang yang berdosa.”
-
fa aṣbaḥa fil-madīnati khā`ifay yataraqqabu fa iżallażistanṣarahụ bil-amsi yastaṣrikhuh, qāla lahụ mụsā innaka lagawiyyum mubīn;
Dengan gelisah, (Musa) menunggu munculnya pagi di kota itu, bersikap waspada (terhadap lingkungan di sekitarnya)... Dan kemudian, waduh, laki-laki yang meminta bantuannya di hari sebelumnya (lagi-lagi) berteriak meminta pertolongan... Musa berkata kepadanya, “Sungguh, kamu ini benar-benar manusia yang sesat!”
-
fa lammā an arāda ay yabṭisya billażī huwa 'aduwwul lahumā qāla yā mụsā a turīdu an taqtulanī kamā qatalta nafsam bil-amsi in turīdu illā an takụna jabbāran fil-arḍi wa mā turīdu an takụna minal-muṣliḥīn;
Ketika (Musa) hendak menangkap orang yang menjadi musuh mereka berdua, orang itu berkata, “Hai Musa, apakah kamu mau membunuhku seperti kamu membunuh seorang manusia kemarin? Kamu hanya ingin menjadi penindas di kota ini, kamu tidak berkeinginan untuk menetapkan sesuatu dengan benar!”
-
wa jā`a rajulum min aqṣal-madīnati yas'ā qāla yā mụsā innal-mala`a ya`tamirụna bika liyaqtulụka fakhruj innī laka minan-nāṣiḥīn;
Kemudian muncul seorang laki-laki dari ujung kota dengan berlari sambil berkata, “Hai Musa! Pihak yang berwenang dari kota ini sedang membicarakan perihal hendak menghukummu... Larilah dari sini... Sungguh, aku adalah salah satu dari orang-orang yang mengharapkan kebaikan bagimu.”
-
fa kharaja min-hā khā`ifay yataraqqabu qāla rabbi najjinī minal-qaumiẓ-ẓālimīn;
Maka (Musa) pun pergi dari sana, dengan rasa takut dan bersikap waspada (terhadap lingkungan di sekitarnya) dan berkata, “Rabb-ku, selamatkanlah aku dari kaum yang zalim!”
-
wa lammā tawajjaha tilqā`a madyana qāla 'asā rabbī ay yahdiyanī sawā`as-sabīl;
Ketika dia berjalan menuju Madyan (kotanya Syu’aib) dia berkata, “Aku berharap Rabb-ku menuntunku kejalan yang mulus (yang paling benar)!
-
wa lammā warada mā`a madyana wajada 'alaihi ummatam minan-nāsi yasqụna wa wajada min dụnihimumra`ataini tażụdān, qāla mā khaṭbukumā, qālatā lā nasqī ḥattā yuṣdirar-ri'ā`u wa abụnā syaikhung kabīr;
Tatkala dia sampai di sumur-sumur Madyan, dia melihat sekelompok orang sedang meminumkan ternaknya. Dan dia melihat dua orang perempuan menunggu giliran untuk meminumkan ternaknya, maka dia bertanya kepada mereka, “Apa yang sedang kalian tunggu?” Mereka berkata, “Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami) hingga para penggembala itu meminumkan (ternak mereka) dan pergi... Dan ayah kami adalah orang yang sudah tua, dia tidak dapat melakukan ini!”
-
fa saqā lahumā ṡumma tawallā ilaẓ-ẓilli fa qāla rabbi innī limā anzalta ilayya min khairin faqīr;
Kemudian Musa meminumkan (ternak mereka) bagi mereka... Lalu dia kembali ke tempat yang teduh dan berkata, “Rabb-ku, sungguh, setelah (aku lari dari) kebaikan yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, aku kini menjadi sangat membutuhkannya!”
-
fa jā`at-hu iḥdāhumā tamsyī 'alastiḥyā`ing qālat inna abī yad'ụka liyajziyaka ajra mā saqaita lanā, fa lammā jā`ahụ wa qaṣṣa 'alaihil-qaṣaṣa qāla lā takhaf, najauta minal-qaumiẓ-ẓālimīn;
Salah satu dari dari perempuan-perempuan muda itu dengan malu-malu menghampiri Musa dan berkata, “Ayahku mengundangmu untuk membalasmu karena telah meminumkan ternak kami”... Tatkala (Musa) mendatangi Syu’aib dan menceritakan kisah hidupnya, (Syu’aib) berkata, “Jangan takut! Kamu telah melarikan diri dari kaum yang zalim!”
-
qālat iḥdāhumā yā abatista`jir-hu inna khaira manista`jartal-qawiyyul-amīn;
Salah satu dari mereka (gadis-gadis itu) berkata, “Hai ayah, pekerjakanlah dia... Sungguh, dia adalah yang terbaik yang dapat Anda pekerjakan; dia kuat dan dapat dipercaya.”
-
qāla innī urīdu an ungkiḥaka iḥdabnatayya hātaini 'alā an ta`juranī ṡamāniya ḥijaj, fa in atmamta 'asyran fa min 'indik, wa mā urīdu an asyuqqa 'alaīk, satajidunī in syā`allāhu minaṣ-ṣāliḥīn;
(Syu’aib berkata kepada Musa) “Aku ingin menikahkan kamu dengan salah satu puteriku dengan syarat kamu bekerja untukku selama delapan tahun, tapi jika kamu menyempurnakannya hingga sepuluh tahun, itu merupakan balasan dari esensimu! Aku tidak ingin menyebabkan kesukaran bagimu... In Sya Allah, kamu akan mendapati aku termasuk orang-orang yang saleh.”
-
qāla żālika bainī wa bainak, ayyamal-ajalaini qaḍaitu fa lā 'udwāna 'alayy, wallāhu 'alā mā naqụlu wakīl;
(Musa) berkata, “(Syarat) itu adalah antara aku dan Anda! Batas waktu yang manapun yang aku penuhi, Anda tidak akan menyalahkanku... Allah itu Wakil terhadapa apa yang aku katakan.”
-
fa lammā qaḍā mụsal-ajala wa sāra bi`ahlihī ānasa min jānibiṭ-ṭụri nārā, qāla li`ahlihimkuṡū innī ānastu nāral-la'allī ātīkum min-hā bikhabarin au jażwatim minan-nāri la'allakum taṣṭalụn;
Ketika Musa menyempurnakan batas waktu yang ditetapkan bersama keluarganya, kemudian dia melihat api dari arah Gunung Thursina... Dia berkata kepada keluarganya, “Tinggallah di sini, sungguh aku melihat api... Mungkin aku akan membawa berita kepada kalian dari itu atau membawa bara api yang menyala yang dengannya kalian dapat menghangatkan diri.”
-
fa lammā atāhā nụdiya min syāṭi`il-wādil-aimani fil-buq'atil-mubārakati minasy-syajarati ay yā mụsā innī anallāhu rabbul-'ālamīn;
Ketika dia sampai kepada api itu, dia dipanggil dari sebuah pohon dari sisi tempat yang diberkati, Lembah Aiman, “Hai Musa! Sungguh, Aku ini Allah, Rabb-nya seluruh alam!”
-
wa an alqi 'aṣāk, fa lammā ra`āhā tahtazzu ka`annahā jānnuw wallā mudbiraw wa lam yu'aqqib, yā mụsā aqbil wa lā takhaf, innaka minal-āminīn;
“Lemparkanlah tongkatmu!” Tatkala Musa melihatnya bergerak seperti ular kecil tipis, dia lari terbirit-birit dan tidak menoleh ke belakang... (Allah berkata), “Hai Musa, kembalilah dan jangan takut! Sungguh, kamu termasuk orang-orang yang aman!”
-
usluk yadaka fī jaibika takhruj baiḍā`a min gairi sū`iw waḍmum ilaika janāḥaka minar-rahbi fażānika bur-hānāni mir rabbika ilā fir'auna wa mala`ih, innahum kānụ qauman fāsiqīn;
“Letakkanlahtanganmu di dalam bajumu, ia akan keluar bercahaya putih tanpa cacat! Dan turunkanlah tanganmu dan santailah! Ini adalah isyarat-isyarat bagi Fir’aun dan para pembesarnya, dua isyarat dari Rabb-mu... Sungguh, mereka adalah kaum yang rusak keyakinannya.”
-
qāla rabbi innī qataltu min-hum nafsan fa akhāfu ay yaqtulụn;
(Musa) berkata, “Rabb-ku, sungguh aku telah membunuh salah satu dari mereka, dan aku takut mereka akan membunuhku karena ini.”
-
wa akhī hārụnu huwa afṣaḥu minnī lisānan fa arsil-hu ma'iya rid`ay yuṣaddiqunī innī akhāfu ay yukażżibụn;
“Saudaraku Harun lebih luwes dibanding aku dalam berbicara! Kirimkan dia bersamaku sebagi pendukungku. Sungguh, aku takut mereka akan mengingkariku.”
-
qāla sanasyuddu 'aḍudaka bi`akhīka wa naj'alu lakumā sulṭānan fa lā yaṣilụna ilaikumā bi`āyātinā, antumā wa manittaba'akumal-gālibụn;
(Allah) berkata, “Kami akan menguatkan tanganmu melalui saudaramu dan Kami akan memberi kalian berdua kekuasaan yang dengannya mereka tidak akan mampu mencapai kalian (isyarat-isyarat Kami)! Kalian berdua dan orang-orang yang mengikuti kalian akan menang.”
-
fa lammā jā`ahum mụsā bi`āyātinā bayyināting qālụ mā hāżā illā siḥrum muftaraw wa mā sami'nā bihāżā fī ābā`inal-awwalīn;
Ketika Musa mendatangi mereka sebagai bukti-bukti Kami yang nyata, mereka berakata, “Ini adalah sihir yang dibuat-buat! Kami tidak mendengar hal yang demikian itu dari nenek moyang kami.”
-
wa qāla mụsā rabbī a'lamu biman jā`a bil-hudā min 'indihī wa man takụnu lahụ 'āqibatud-dār, innahụ lā yufliḥuẓ-ẓālimụn;
Musa berkata, “Rabb-ku lebih mengetahui siapa yang datang dariNya sebagai penuntun yang Benar dan akan menjadi milik siapa tempat tinggal ini di akhir nanti... Sungguh, orang-orang yang zalim tidak akan dibebaskan.”
-
wa qāla fir'aunu yā ayyuhal-mala`u mā 'alimtu lakum min ilāhin gairī, fa auqid lī yā hāmānu 'alaṭ-ṭīni faj'al lī ṣarḥal la'allī aṭṭali'u ilā ilāhi mụsā wa innī la`aẓunnuhụ minal-kāżibīn;
Fir’aun berkata, “Hai orang-orang yang mulia... Aku tidak mengenal tuhan bagi kalian selain diriku sendiri! Hai Haman, nyalakan api bata dan bangunlah (dengan bata) menara yang tinggi bagiku, agar aku dapat mendakinya dan melihat Tuhan Agungnya Musa! Tapi sebenarnya, aku mengira bahwa dia termasuk para pendusta!”
Not:Fir’aun, yang telah mencapai ilmu realitas kuno, memilih untuk menggunakan ini demi kepentingan keberadaan jasmaninya dan mengejar kesenangan jasmani bukannya menggunakan itu untuk melihat keluasan dari kesadaran atas keberadaan, dan karenanya jatuh kepada keadaan nafsu amarah. Inilah sebabnya mengapa Musa mengingatkannya dengan mengajaknya untuk beriman kepada ‘Rabb-nya seluruh alam’, bukannya menyampaikan ilmu mengenai realitas kepadanya dan mengajaknya beriman kepada Allah. Dengan kata lain, dia mengajak dia untuk beriman kepada Nama-nama, yang mewujud dalam, serta mengatur seluruh keberadaan, bukannya merasakan pemahamannya akan kesatuan ini melalui kejasmaniannya.
-
wastakbara huwa wa junụduhụ fil-arḍi bigairil-ḥaqqi wa ẓannū annahum ilainā lā yurja'ụn;
Tanpa hak, dia dan bala-tentaranya bersikap angkuh di muka bumi dengan mengira bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami!
-
fa akhażnāhu wa junụdahụ fa nabażnāhum fil-yamm, fanẓur kaifa kāna 'āqibatuẓ-ẓālimīn;
Maka Kami menangkap dia dan bala-tentaranya dan melemparkannya kedalam laut... Lihatlah akhir dari orang-orang yang zalim!
-
wa ja'alnāhum a immatay yad'ụna ilan-nār, wa yaumal-qiyāmati lā yunṣarụn;
Kami jadikan mereka para pemimpin yang memanggil kepada api itu... Dan mereka tidak akan di tolong selama Hari Kiamat.
-
wa atba'nāhum fī hāżihid-dun-yā la'nah, wa yaumal-qiyāmati hum minal-maqbụḥīn;
Telah kami sebabkan laknat mengikuti mereka di dunia ini... Dan pada Hari Pengadilan mereka akan dipandang dengan kebencian.
-
wa laqad ātainā mụsal-kitāba mim ba'di mā ahlaknal-qurụnal-ụlā baṣā`ira lin-nāsi wa hudaw wa raḥmatal la'allahum yatażakkarụn;
Sungguh, setelah membinasakan generasi pertama, Kami memberi ilmu mengenai realitas (Kitab) kepada Musa, untuk menuntun manusia kepada realitas dan sebagai rahmat (menemukan dan mengalami kekuatan-kekuatan dari Nama-nama yang melekat pada diri mereka); mudah-mudahan mereka akan mengingat dan mengevaluasi.
-
wa mā kunta bijānibil-garbiyyi iż qaḍainā ilā mụsal-amra wa mā kunta minasy-syāhidīn;
Kamu tidak berada di sebelah Barat ketika Kami memberikan perintah kepada Musa... Tidak pula kamu termasuk orang-orang yang menyaksikan.
-
wa lākinnā ansya`nā qurụnan fa taṭāwala 'alaihimul-'umur, wa mā kunta ṡāwiyan fī ahli madyana tatlụ 'alaihim āyātinā wa lākinnā kunnā mursilīn;
Sementara itu, Kami membentuk banyak generasi yang hidup dan kemudian mati... Kamu juga tidak berada di antara penduduk Madyan untuk membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka... Kami lah yang mendatangkan para Rasul!
-
wa mā kunta bijānibiṭ-ṭụri iż nādainā wa lākir raḥmatam mir rabbika litunżira qaumam mā atāhum min nażīrim ming qablika la'allahum yatażakkarụn;
Kamu tidak berada di sisi Gunung Thursina ketika Kami menyapa (Musa)... Namun Kami telah mengirim kamu sebagai rahmat dari Rabb-mu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang kepadanya belum pernah datang seorang pemberi peringatan (inilah sebabnya ilmu ini diwahyukan kepadamu). Mudah-mudahan mereka akan merenungkannya.
-
walau lā an tuṣībahum muṣībatum bimā qaddamat aidīhim fa yaqụlụ rabbanā lau lā arsalta ilainā rasụlan fa nattabi'a āyātika wa nakụna minal-mu`minīn;
Dan seandainya bukan karena perkataan mereka ketika bencana menimpa mereka sebagai akibat perbuatan mereka sendiri (karena sunnatullah), “Rabb kami... Seandainya Engkau telah mendatangkan seorang rasul kepada kami sehingga kami dapat mengikuti ayat-ayatMu dan termasuk orang-orang yang beriman.” (Kami tentu tidak akan mendatangkan seorang Rasul.)
-
fa lammā jā`ahumul-ḥaqqu min 'indinā qālụ lau lā ụtiya miṡla mā ụtiya mụsā, a wa lam yakfurụ bimā ụtiya mụsā ming qabl, qālụ siḥrāni taẓāharā, wa qālū innā bikulling kāfirụn;
Tapi apabila Kebenaran (Rasul) mendatangi mereka dari Kami, mereka berkata, “Mengapa dia tidak diberi yang serupa dengan apa yang yang diberikan (sebagai mujizat) kepada Musa?” Bukankah mereka sebelumnya mengingkari apa yang diberikan kepada Musa? Dan mereka telah mengatakan, “Ini adalah pekerjaan dua orang tukang sihir yang bahu-membahu dan kami mengingkari mereka semua.”
-
qul fa`tụ bikitābim min 'indillāhi huwa ahdā min-humā attabi'hu ing kuntum ṣādiqīn;
Katakanlah, “Jika benar kata-kata mu, maka datangkanlah ilmu (Kitab) dari Allah yang menunjukkan cara yang lebih baik dibandingkan keduanya (Al-Qur’an dan Taurat) agar kami mengikutinya!”
-
fa il lam yastajībụ laka fa'lam annamā yattabi'ụna ahwā`ahum, wa man aḍallu mim manittaba'a hawāhu bigairi hudam minallāh, innallāha lā yahdil-qaumaẓ-ẓālimīn;
Jika mereka tidak menerima tawaranmu, ketahuilah bahwa mereka hanya mengikuti khayalan mereka yang tak berdasar! Dan siapakah yang lebih sesat dibanding dia yang mengikuti khayalan dan imajinasi tanpa (ilmu mengenai realitas yang mewujud dari dalam mereka sendiri) dari Allah (Nama-nama yang menyusun esensi mereka)? Sungguh, Allah tidak menuntun (kepada realisasi realitas esensial mereka) kaum yang zalim.
-
wa laqad waṣṣalnā lahumul-qaula la'allahum yatażakkarụn;
Sungguh, Kami membuat Perkataan Kami sampai kepada mereka berulang-ulang... Mudah-mudahan mereka akan ingat dan merenungkannya!
-
allażīna ātaināhumul-kitāba ming qablihī hum bihī yu`minụn;
Orang-orang yang kepadanya Kami beri ilmu mengenai realitas (Kitab) sebelum ini adalah orang-orang yang beriman kepadanya (esensi mereka).
-
wa iżā yutlā 'alaihim qālū āmannā bihī innahul-ḥaqqu mir rabbinā innā kunnā ming qablihī muslimīn;
Ketika mereka diberitahu tentangnya, mereka berkata, "Kami beriman kepadanya... Sungguh, ia adalah Kebenaran dari Rabb kami... Kami juga menyadari keberserahandirian kami sebelum ini!
-
ulā`ika yu`tauna ajrahum marrataini bimā ṣabarụ wa yadra`ụna bil-ḥasanatis-sayyi`ata wa mimmā razaqnāhum yunfiqụn;
Mereka akan dibalas berlipat ganda karena kesabaran mereka... Mereka menolak keburukan dengan kebaikan, dan memberikan dengan ikhlas sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka.
-
wa iżā sami'ul-lagwa a'raḍụ 'an-hu wa qālụ lanā a'mālunā wa lakum a'mālukum salāmun 'alaikum lā nabtagil-jāhilīn;
Apabila mereka mendengar obrolan kosong atau gosip, mereka berpaling darinya dan berkata, "Bagi kami adalah akibat dari perbuatan-perbuatan kami dan bagi kalian akibat dari perbuatan-perbuatan kalian! Salam atas kalian! Kami tidak akan berurusan dengan orang-orang jahil! (Tidak ada yang ingin kami bicarakan dengan orang-orang yang gagal untuk memahami realitas.)
-
innaka lā tahdī man aḥbabta wa lākinnallāha yahdī may yasyā`, wa huwa a'lamu bil-muhtadīn;
Kamu tidak dapat menuntun orang yang kamu cintai kepada realitas! Tapi Allah dapat menuntun siapa yang Dia kehendaki kepada realitas! HU mengetahui siapa yang akan mengalami realitas! (Karena dia telah menciptakan mereka dengan kapasitas dan perangai khusus dengan Nama-namaNya.)
-
wa qālū in nattabi'il-hudā ma'aka nutakhaṭṭaf min arḍinā, a wa lam numakkil lahum ḥaraman āminay yujbā ilaihi ṡamarātu kulli syai`ir rizqam mil ladunnā wa lākinna akṡarahum lā ya'lamụn;
Mereka berkata, "Jika kami harus mengikuti realitas bersamamu kami akan tercerabut dan terusir dari tanah kami"... Apakah kami tidak menempatkan mereka di tempat yang aman, yang padanya segala macam buah-buahan didatangkan sebagai rezeki dari Kami (sebagai karunia Kami)? Tapi kebanyakan dari mereka tidak mengetahui (nilainya).
-
wa kam ahlaknā ming qaryatim baṭirat ma'īsyatahā, fa tilka masākinuhum lam tuskam mim ba'dihim illā qalīlā, wa kunnā naḥnul-wāriṡīn;
Kami telah hancurkan banyak kota dimana penduduknya telah dimanjakan dengan kenikmatan harta benda duniawi! Inilah tempat tinggal mereka! Tidak ada yang menempatinya setelah mereka, kecuali sedikit! Kami lah pewarisnya.
-
wa mā kāna rabbuka muhlikal-qurā ḥattā yab'aṡa fī ummihā rasụlay yatlụ 'alaihim āyātinā, wa mā kunnā muhlikil-qurā illā wa ahluhā ẓālimụn;
Rabb-mu tidak akan pernah menghancurkan sebuah kota hingga Kami datangkan kedalamnya seorang Rasul di antara para pemimpinnya! Kami hanya menghancurkan kota-kota yang penduduknya orang-orang yang zalim.
-
wa mā ụtītum min syai`in fa matā'ul-ḥayātid-dun-yā wa zīnatuhā, wa mā 'indallāhi khairuw wa abqā, a fa lā ta'qilụn;
Apa-apa yang telah kalian berikan hanyalah benda-benda kehidupan duniawi dan perhiasannya (agen kesenangan)! Yang ada pada Allah adalah lebih baik dan abadi... Apakah kalian tidak memahaminya?
-
a fa maw wa'adnāhu wa'dan ḥasanan fa huwa lāqīhi kamam matta'nāhu matā'al-ḥayātid-dun-yā ṡumma huwa yaumal-qiyāmati minal-muḥḍarīn;
Dapatkah orang yang telah Kami beri janji yang indah dan yang melihatnya terpenuhi dibandingkan dengan orang yang telah Kami biarkan menikmati benda- benda sesaat dari kehidupan duniawi serta yang akan diseret paksa selama Hari Kiamat?
-
wa yauma yunādīhim fa yaqụlu aina syurakā`iyallażīna kuntum taz'umụn;
Selama masa itu, mereka (yang mengaku beriman kepada Allah tapi kemudian mengingkari segala sesuatu selain Dia) kemudian akan ditanya, "Dimanakah sekutu-sekutuKu yang kalian nyatakan itu?"
-
qālallażīna ḥaqqa 'alaihimul-qaulu rabbanā hā`ulā`illażīna agwainā, agwaināhum kamā gawainā, tabarra`nā ilaika mā kānū iyyānā ya'budụn;
Mereka yang patut bertanggungjawab akan berkata, "Rabb-ku ... Ini adalah orang-orang yang kami belokkan dan sesatkan... Saat kami merusak diri kami, kami pun merusak mereka... KepadaMu kami telah kembali, keputusan ada di tanganMu... Mereka sebenarnya tidak menyembah kami.
-
wa qīlad'ụ syurakā`akum fa da'auhum fa lam yastajībụ lahum, wa ra`awul-'ażāb, lau annahum kānụ yahtadụn;
Akan dikatakan, "Panggillah sekutu-sekutu kalian!" Dan mereka akan memanggilnya... Tapi mereka (sekutu-sekutu itu) tidak akan menjawab mereka, dan mereka akan melihat penderitaan itu! Andai saja mereka telah menemukan jalan yang benar!
-
wa yauma yunādīhim fa yaqụlu māżā ajabtumul-mursalīn;
Pada saat itu, Dia akan memanggil mereka, "Jawaban apa yang kalian berikan pada Rasul itu?"
-
fa 'amiyat 'alaihimul-ambā`u yauma`iżin fa hum lā yatasā`alụn;
Tapi pada saat itu, semua berita yang berkaitan dengan masa lalu akan ditutup bagi mereka! Merekapun tidak bisa saling bertanya satu dengan lainnya!
-
fa ammā man tāba wa āmana wa 'amila ṣāliḥan fa 'asā ay yakụna minal-mufliḥīn;
Tapi barang siapa insaf dari dosanya dengan penyesalan dan beriman serta memenuhi ketetuan-ketentuan agama mereka, mungkin mereka akan termasuk di antara orang-orang yang dibebaskan.
-
wa rabbuka yakhluqu mā yasyā`u wa yakhtār, mā kāna lahumul-khiyarah, sub-ḥānallāhi wa ta'ālā 'ammā yusyrikụn;
Rabb-mu (realitas Nama-nama yaang menyusun esensimu) menciptakan dan memilih sesuka Dia, mereka tidak memiliki kehendak bebas (atau pilihan).
-
wa rabbuka ya'lamu mā tukinnu ṣudụruhum wa mā yu'linụn;
Rabb-mu mengetahui apa yang disembunyikan di dalam hati mereka dan apa yang diungkapkan.
-
wa huwallāhu lā ilāha illā huw, lahul-ḥamdu fil-ụlā wal-ākhirati wa lahul-ḥukmu wa ilaihi turja'ụn;
HU adalah Allah, tidak ada tuhan, hanya ada HU! Hamd kepunyaan Dia semata, dan keputusan adalah kepunyaan Dia, kepadaNya kalian akan dikembalikan.
-
qul a ra`aitum in ja'alallāhu 'alaikumul-laila sarmadan ilā yaumil-qiyāmati man ilāhun gairullāhi ya`tīkum biḍiyā`, a fa lā tasma'ụn;
Katakanlah, "Pikirkanlah... Seandainya Allah menciptakan malam terus-menerus atas kalian hingga saatnya Kiamat, adakah tuhan selain Allah yang dapat menjadi cahaya? Apakah kalian tidak mendengar?
-
qul a ra`aitum in ja'alallāhu 'alaikumun-nahāra sarmadan ilā yaumil-qiyāmati man ilāhun gairullāhi ya`tīkum bilailin taskunụna fīh, a fa lā tubṣirụn;
Katakanlah, "Pikirkanlah...Seandainya Allah menciptakan siang hari terus menerus atas kalian hingga saatnya Kiamat, adakah tuhan selain Allah yang bisa membuat malam dimana kalian bisa memperoleh ketenangan? Apakah kalian tidak melihat ini?"
-
wa mir raḥmatihī ja'ala lakumul-laila wan-nahāra litaskunụ fīhi wa litabtagụ min faḍlihī wa la'allakum tasykurụn;
Dia membentuk malam dan siang bagi kalian dari rahmatNya agar kalian dapat beristirahat (di malam hari) dan memohon pertolongannya (di siang hari) dan menjadi orang-orang yang bersyukur (mengevaluasi).
-
wa yauma yunādīhim fa yaqụlu aina syurakā`iyallażīna kuntum taz'umụn;
Dan Dia akan memanggil mereka pada saat itu, "Dimanakah mereka yang kalian persekutukan denganKu itu?"
-
wa naza'nā ming kulli ummatin syahīdan fa qulnā hātụ burhānakum fa 'alimū annal-ḥaqqa lillāhi wa ḍalla 'an-hum mā kānụ yaftarụn;
Dan Kami akan ambil seorang saksi (Rasul) dari tiap-tiap umat dan mengatakan, "Bawalah bukti kalian yang pasti!" Dan mereka akan mengetahui bahwa Kebenaran itu kepunyaan Allah! Dan segala sesuatu yang mereka ada-adakan akan hilang dari mereka!
-
inna qārụna kāna ming qaumi mụsā fa bagā 'alaihim wa ātaināhu minal-kunụzi mā inna mafātiḥahụ latanū`u bil-'uṣbati ulil-quwwati iż qāla lahụ qaumuhụ lā tafraḥ innallāha lā yuḥibbul-fariḥīn;
Sungguh, Qarun itu dari kaumnya Musa, tapi dia melanggar batas dan menzalimi mereka... Kami telah memberi harta pusaka sedemikian banyaknya sehingga kuncinya saja pun membebani sekelompok orang yang kuat... Dan ketika teman-teman senegerinya berkata kepada mereka, "Jangan bersukaria, sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang suka bersuka-ria dan berlebih-lebihan."
-
wabtagi fīmā ātākallāhud-dāral-ākhirata wa lā tansa naṣībaka minad-dun-yā wa aḥsing kamā aḥsanallāhu ilaika wa lā tabgil-fasāda fil-arḍ, innallāha lā yuḥibbul-mufsidīn;
“Carilah (apa-apa yang memungkinkan kamu mencapai) tempat tinggal masa depan dari apa yang Allah telah berikan kepadamu, dan jangan melupakan bagian duniamu! Dan berbuat baiklah kepada orang-orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu! Janganlah menyebabkan kerusakan di muka bumi! Sungguh, Allah tidak menyukai mereka yang menyebabkan kerusakan!”
-
qāla innamā ụtītuhụ 'alā 'ilmin 'indī, a wa lam ya'lam annallāha qad ahlaka ming qablihī minal-qurụni man huwa asyaddu min-hu quwwataw wa akṡaru jam'ā, wa lā yus`alu 'an żunụbihimul-mujrimụn;
(Qarun) berkata, “Aku telah diberi (harta pusaka) ini karena ilmu yang aku miliki!” Apakah dia tidak mengetahui bahwa Allah telah membinasakan umat yang telah lalu yang lebih kuat dari dia, dan lebih banyak hartanya! Orang-orang yang berdosa tidak akan diminta untuk menjelaskan kesalahan-kesalahan mereka (mereka hanya akan ditimpa akibat-akibat perbuatan mereka sendiri)!
-
fa kharaja 'alā qaumihī fī zīnatih, qālallażīna yurīdụnal-ḥayātad-dun-yā yā laita lanā miṡla mā ụtiya qārụnu innahụ lażụ haẓẓin 'aẓīm;
Tatkala (Qarun) pergi kepada kaumnya untuk menunjukkan kekayaannya, orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia (keadaan keberadaan jasmaniah) berkata, “Andai saja kita diberi seperti apa yang diberikan kepada Qarun... Dia sungguh seorang yang beruntung!”
-
wa qālallażīna ụtul-'ilma wailakum ṡawābullāhi khairul liman āmana wa 'amila ṣāliḥā, wa lā yulaqqāhā illaṣ-ṣābirụn;
Tapi orang-orang yang telah diberi ilmu berkata, “Celakalah kalian! Pahala dari Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan memenuhi ketentuan-ketentuan agama mereka... tapi hanya orang-orang yang sabar yang akan mencapainya!”
-
fa khasafnā bihī wa bidārihil-arḍ, fa mā kāna lahụ min fi`atiy yanṣurụnahụ min dụnillāhi wa mā kāna minal-muntaṣirīn;
Maka Kami buat bumi menelan (Qarun dan) tempat tinggalnya! Dan tidak ada seorang pun selain Allah yang dapat menolongnya... Dia tidak termasuk orang-orang yang menyelamatkan dirinya sendiri!
-
wa aṣbaḥallażīna tamannau makānahụ bil-amsi yaqụlụna waika`annallāha yabsuṭur-rizqa limay yasyā`u min 'ibādihī wa yaqdir, lau lā am mannallāhu 'alainā lakhasafa binā, waika`annahụ lā yufliḥul-kāfirụn;
Orang-orang yang ingin menggantikan tempatnya (Qarun) sehari sebelumnya kini berkata di pagi harinya, “Ah! Jadi Allah lah yang menambah rejeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkan (kepada siapa yang Dia kehendaki)! Seandainya Allah tidak melindungi kita dengan pertolonganNya, kita tentu telah ditelan bumi juga... Ah! Jadi (benarlah bahwa) orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas tidak akan berhasil!”
-
tilkad-dārul-ākhiratu naj'aluhā lillażīna lā yurīdụna 'uluwwan fil-arḍi wa lā fasādā, wal-'āqibatu lil-muttaqīn;
Negeri masa depan (dimensi kekal)! Kami membentuknya di dunia (kehidupan jasmani) bagi orng-orang yang tidak bertindak sewenang-wenang kepada orang lain dan yang bisa menyesuaikan diri dengan orang lain... Masa depan yang diberkati adalah bagi orang-orang yang dilindungi (bertakwa) (demi Allah)!
-
man jā`a bil-ḥasanati fa lahụ khairum min-hā, wa man jā`a bis-sayyi`ati fa lā yujzallażīna 'amilus-sayyi`āti illā mā kānụ ya'malụn;
Barang siapa datang dengan elok (fitur-fitur Nama-nama yang telah mereka wujudkan) akan dibalas dengan sesuatu yang lebih baik... Dan barangsiapa datang dengan keburukan (perbuatan-perbuatan yang didorong oleh asumsi bahwa mereka adalah tubuh semata, yang akan rusak) tidak akan mendapatkan apapun kecuali akibat dari perbuatan-perbuatan mereka sendiri!
-
innallażī faraḍa 'alaikal-qur`āna larādduka ilā ma'ād, qul rabbī a'lamu man jā`a bil-hudā wa man huwa fī ḍalālim mubīn;
Yang Esa yang telah membuat Al-Qur’an (selaras dengan ilmu mengeai realitas dan sunnatullah) wajib atas kamu, pasti akan membuat kamu mencapai tujuan akhir! Katakanlah, “Rabb-ku lebih mengetahui siapa yang telah datang sebagai pembimbing kepada realitas dan siapa yang jelas-jelas sesat.”
-
wa mā kunta tarjū ay yulqā ilaikal-kitābu illā raḥmatam mir rabbika fa lā takụnanna ẓahīral lil-kāfirīn;
Kamu tidak pernah berharap Kitab ini (ilmu mengenai realitas dan sunnatullah) akan disingkapkan melalui kamu; Itu adalah Rahmat dari Rabb-mu! Janganlah pernah mendukung orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas!
-
wa lā yaṣuddunnaka 'an āyātillāhi ba'da iż unzilat ilaika wad'u ilā rabbika wa lā takụnanna minal-musyrikīn;
Dan jangan biarkan mereka mencegahmu untuk memenuhi ketentuan-ketentuan dari ayat-ayat Allah yang telah diwahyukan kepadamu! Panggillah mereka kepada Rabb-mu dan janganlah termasuk para dualis (politeis).
-
wa lā tad'u ma'allāhi ilāhan ākhar, lā ilāha illā huw, kullu syai`in hālikun illā waj-hah, lahul-ḥukmu wa ilaihi turja'ụn;
Janganlah berpaling kepada (asumsi adanya) tuhan (perwujudan luar dari kekuasaan atau diri khayalmu) selain Allah. Karena tidaka ada tuhan, hanya ada HU! Segala sesuatu (berkenaan dengan ‘kebendaannya’) adalah tiada, hanya ada wajah HU (hanya yang berkaitan Realitas Absolut)!... Keputusan ada di tanganNya... KepadaNya lah (kesadaran akan Nama-nama yang menyusun esensi kalian) kalian akan dikembalikan!