29 - Al-Ankabut
"A’udzu billahi minas-syaithoonir-rojiim"
Bismi Llaahi l-raḥmaani l-raḥeem
-
alif lām mīm;
Alif, Laam, Miim! (ilmuNya didalam ilmuNya dengan ilmuNya!)
-
a ḥasiban-nāsu ay yutrakū ay yaqụlū āmannā wa hum lā yuftanụn;
Apakah manusia mengira bahwa mereka dapat meloloskan diri hanya dengan mengatakan, “Kami beriman” dan tidak dihadapkan dengan siapa diri mereka sebenarnya melalui ujian!
-
wa laqad fatannallażīna ming qablihim fa laya'lamannallāhullażīna ṣadaqụ walaya'lamannal-kāżibīn;
Sungguh, orang-orang sebelum mereka juga telah diuji dengan batu-batu ujian... Allah (bukan tuhan-khayalan eksternal melainkan realitas esensial mereka yang sesungguhnya) sungguh mengetahui dan akan menampakkan orang-orang yang benar (terhadap perkataannya) dan orang-orang yang berdusta.
-
am ḥasiballażīna ya'malụnas-sayyi`āti ay yasbiqụnā, sā`a mā yaḥkumụn;
Ataukah orang-orang yang melakukan perbuatan buruk mengira bahwa mereka dapat lari dari Kami... Betapa buruknya pemikiran mereka!
-
mang kāna yarjụ liqā`allāhi fa inna ajalallāhi la`āt, wa huwas-samī'ul-'alīm;
Barangsiapa mengharapakan pertemuan dengan Allah (untuk mengalami manifestasi dari yang Esa yang dirujuk sebagai “Allah” di dalam kesadarannya, sesuai dengan fitrah alaminya), sungguh (ketahuilah oleh mereka bahwa) waktu kehidupan jasmaniah, yang juga merupakan hak Allah, akan berakhir! Hu itu Sami’ lagi ‘Alim.
Not:Definisi di akhir ayat ini menunjuk kepada ‘ketiadabandingan’ [tanzih] Allah melalui HU, dan ‘kesamaan’ [tashbih] ciri Allah dengan memberikan rujukan kepada Nama-namaNya, untuk membentuk pandangan non-dual yang menyatu bagi pembaca, menurut pandangan saya.
-
wa man jāhada fa innamā yujāhidu linafsih, innallāha laganiyyun 'anil-'ālamīn;
Maka, barangsiapa berjuang dengan tekad yang bulat (untuk menjalani agama ini; realitas ini) dia berjuang untuk dirinya sendiri. (Jihad [perjuangan] terbesar adalah yang dilakukan terhadapdiri sendiri!) Sungguh, Allah itu Ghani dari seluruh alam (dipandang dari sudut Esensi Absolut, Allah terlepas dari terkondisikan atau terbatasi oleh komposisi-komposisi Nama-namaNya yang mewujud)!
-
wallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti lanukaffiranna 'an-hum sayyi`ātihim wa lanajziyannahum aḥsanallażī kānụ ya'malụn;
Adapun bagi orang-orang yang beriman dan memenuhi ketentuan-ketentuan agama mereka, sungguh Kami akan menghapuskan perbuatan-perbuatan buruk mereka (sifat ego meeka) dari mereka dan membalas mereka dengan yang terbaik dari perbuatan-perbuatan mereka!
-
wa waṣṣainal-insāna biwālidaihi ḥusnā, wa in jāhadāka litusyrika bī mā laisa laka bihī 'ilmun fa lā tuṭi'humā, ilayya marji'ukum fa unabbi`ukum bimā kuntum ta'malụn;
Dan telah kami wajibkan kepada manusia untuk bersikap santun kepada ibu-bapaknya... Tapi jika mereka meminta kamu untuk menyekutukan aku yang bertentangan dengan ilmumu, maka jangan patuhu mereka! KepadaKu tempat kembaliMu... Aku akan beritahukan kepadamu (makna dari) perbuatn-perbuatanmu.
-
wallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti lanudkhilannahum fiṣ-ṣāliḥīn;
Adapun bagi orang-orang yang beriman dan memenuhi ketentuan-ketentuan agama mereka, sungguh Kami akan memasukkan mereka di antara orang-orang yang saleh.
-
wa minan-nāsi may yaqụlu āmannā billāhi fa iżā ụżiya fillāhi ja'ala fitnatan-nāsi ka'ażābillāh, wa la`in jā`a naṣrum mir rabbika layaqụlunna innā kunnā ma'akum, a wa laisallāhu bi`a'lama bimā fī ṣudụril-'ālamīn;
Dan di antara manusia ada yang mengatakan, “Kami beriman kepada Allah, esensi kami dengan Nama-namaNya,” tapi tatkala mereka menghadapi kesukaran di jalan Allah, mereka mempersamakan fitnah manusia sebagai hukuman Allah. Dan jika kemenangan mendatangi mereka dari Rabb mereka, mereka berkata, “Kami sungguh bersama kalian.” Apakah Allah (sebagai pencipta dengan Nama-namaNya) tidak lebih mengetahui apa yang ada di dalam dada (otak-otak manusia)?
-
wa laya'lamannallāhullażīna āmanụ wa laya'lamannal-munāfiqīn;
Sungguh Allah mengetahui orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang munafik (yang bermuka-dua yang menggunakan kecerdasan untuk kepentingan pribadi bukannya untuk kepentingan Kebenaran).
-
wa qālallażīna kafarụ lillażīna āmanuttabi'ụ sabīlanā walnaḥmil khaṭāyākum, wa mā hum biḥāmilīna min khaṭāyāhum min syaī`, innahum lakāżibụn;
Orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas berkata kepada orang-orang beriman, “Ikutilah faham kami dan kami akan menanggung kesalahan-kesalahan (dosa-dosa) kalian!” Orang-orang yang ingkar tidak dapat memikul tanggung-jawab kesalahan-kesalahan mereka... Sungguh, mereka adalah para pendusta.
-
wa layaḥmilunna aṡqālahum wa aṡqālam ma'a aṡqālihim wa layus`alunna yaumal-qiyāmati 'ammā kānụ yaftarụn;
Sungguh mereka akan memikul beban mereka sendiri dan beban-beban (orang lain) disamping bebannya sendiri... Dan mereka akan dimintai pertanggungjawaban untuk ide-ide yang mereka ada-adakan selama periode Kiamat.
-
wa laqad arsalnā nụḥan ilā qaumihī fa labiṡa fīhim alfa sanatin illā khamsīna 'āmā, fa akhażahumuṭ-ṭụfānu wa hum ẓālimụn;
Dan telah Kami datangkan Nuh kepada kaumnya dan dia tinggal selama seribu tahun kurang limapuluh di antara mereka! Tapi banjir besar menimpa mereka karena kezaliman mereka.
-
fa anjaināhu wa aṣ-hābas-safīnati wa ja'alnāhā āyatal lil-'ālamīn;
Kami selamatkan dia dan para penumpang perahu (ashabas-safinah), dan menjadikannya sebagai pelajaran teladan bagi manusia.
-
wa ibrāhīma iż qāla liqaumihi'budullāha wattaqụh, żālikum khairul lakum ing kuntum ta'lamụn;
Dan Ibrahim... Bagaimana dia berkata kepada kaumnya, “Mengabdilah kepada Allah dan lindungi diri kalian dariNya (bertakwalah)! Ini lebih baik bagi kalian jika kalian mengerti.”
-
innamā ta'budụna min dụnillāhi auṡānaw wa takhluqụna ifkā, innallażīna ta'budụna min dụnillāhi lā yamlikụna lakum rizqan fabtagụ 'indallāhir-rizqa wa'budụhu wasykurụ lah, ilaihi turja'ụn;
“Kalian menyembah berhala selain Allah dan kalian mengada-adakan sesuatu! Benda-benda yang kalian sembah selain Allah tidak bisa memberi kalian rezeki apapun! Mintalah rezekimu kepada Allah (esensimu)... Beribadahlah dan bersyukurlah kepadaNya... KepadaNya lah kalian dikembalikan.”
-
wa in tukażżibụ fa qad każżaba umamum ming qablikum, wa mā 'alar-rasụli illal-balāgul-mubīn;
“Dan jika kalian ingkar, (ketahuilah dengan baik) bahwa umat sebelum kalian pun mengingkarinya... (Kewajiban) atas Rasul hanyalah menyampaikan dengan terang.”
-
a wa lam yarau kaifa yubdi`ullāhul-khalqa ṡumma yu'īduh, inna żālika 'alallāhi yasīr;
Apakah mereka tidak melihat bagaimana Allah memulai penciptaan dan mengembalikan mereka (kepada asalnya atau kepada ciptaan baru untuk kedua kalinya)... Sungguh, ini mudah bagi Allah.
-
qul sīrụ fil-arḍi fanẓurụ kaifa bada`al-khalqa ṡummallāhu yunsyi`un-nasy`atal-ākhirah, innallāha 'alā kulli syai`ing qadīr;
Katakanlah, “Periksalah bumi (tubuh) dan lihatlah bagaimana Dia memulai penciptaan... Setelah ini Allah akan membentuk kehidupan kalian yang ke dua (tubuh kehidupan masa depan)... Sungguh, Allah itu Qadir atas segala sesuatu.”
-
yu'ażżibu may yasyā`u wa yar-ḥamu may yasyā`, wa ilaihi tuqlabụn;
“Dia menimpakan penderitaan kepada siapa yang Dia kehendaki dan menganugerahkan rahmat kepada siapa yang Dia kehendaki... Kepada Dia kalian akan dijelmakan (kalian akan menyadari bahwa Nama-nama itu menyusun esensi kalian)!”
-
wa mā antum bimu'jizīna fil-arḍi wa lā fis-samā`i wa mā lakum min dụnillāhi miw waliyyiw wa lā naṣīr;
“Kalian tidak akan dapat melemahkanNya di bumi maupun di langit! Kalian tidak mempunyai penjaga ataupun penolong selain Allah.”
-
wallażīna kafarụ bi`āyātillāhi wa liqā`ihī ulā`ika ya`isụ mir raḥmatī wa ulā`ika lahum 'ażābun alīm;
Orang-orang yang mengingkari isyarat-isyarat Allah di dalam keberadaannya dan mengingkari akan pertemuan denganNya, mereka lah yang telah kehilangan harapan akan rahmatKu; akan ada penderitaan yang sangat berat bagi mereka!
-
fa mā kāna jawāba qaumihī illā ang qāluqtulụhu au ḥarriqụhu fa anjāhullāhu minan-nār, inna fī żālika la`āyātil liqaumiy yu`minụn;
Tapi jawaban kaum (Ibrahim) itu adalah, “Bunuhlah dia atau bakarlah dia!” Tapi Allah menyelamatkannya dari api itu... Sungguh, ada isyarat-isyarat di dalam hal ini bagi kaum yang beriman.
-
wa qāla innamattakhażtum min dụnillāhi auṡānam mawaddata bainikum fil-ḥayātid-dun-yā, ṡumma yaumal-qiyāmati yakfuru ba'ḍukum biba'ḍiw wa yal'anu ba'ḍukum ba'ḍaw wa ma`wākumun-nāru wa mā lakum min nāṣirīn;
Dan (Ibrahim) berkata, “Kalian telah mempertuhankan berhala-hala selain Allah karena ikatan-ikatan emosional kalian satu sama lain (dengan nenek-moyang kalian) di kehidupan duniawi. Karena ini, kalian akan saling menyangkal dan mengutuk satu sama lain selama Kiamat! Tempat tinggal kalian adalah api dan kalian tidak memiliki penolong.”
-
fa āmana lahụ lụṭ, wa qāla innī muhājirun ilā rabbī, innahụ huwal-'azīzul-ḥakīm;
Setelah ini, Luth (keponakannya) beriman kepadanya dan berkata, “Aku akan berpindah kepada Rabb-ku!”... Sungguh, Dia itu HU, yang ‘Aziz lagi Hakim.
-
wa wahabnā lahū is-ḥāqa wa ya'qụba wa ja'alnā fī żurriyyatihin-nubuwwata wal-kitāba wa ātaināhu ajrahụ fid-dun-yā, wa innahụ fil-ākhirati laminaṣ-ṣāliḥīn;
Dan kami berikan Ishak dan Ya’kub kepada (Ibrahim)... Dan kami membentuk nubuwwah dan ilmu pada keturunannya... Kami berikan balasannya di dunia... Dan di kehidupan kekal yang akan datang dia termasuk orang-orang yang saleh.
-
wa lụṭan iż qāla liqaumihī innakum lata`tụnal-fāḥisyata mā sabaqakum bihā min aḥadim minal-'ālamīn;
Dan Luth... Bagaimana dia berkata kepada kaumnya, “Sungguh, kalian melakukan tindak asusila yang tidak seorang pun pernah melakukannya sebelum kalian!”
-
a innakum lata`tụnar-rijāla wa taqṭa'ụnas-sabīla wa ta`tụna fī nādīkumul-mungkar, fa mā kāna jawāba qaumihī illā ang qālu`tinā bi'ażābillāhi ing kunta minaṣ-ṣādiqīn;
“Sungguh, kalian tidur dengan laki-laki dan memutuskan (proses reproduksi alami), dan kalian melakukannya di tempat umum.” Tapi jawaban mereka adalah, “maka datangkanlah hukuman Allah itu, jika benar perkataanmu!”
-
qāla rabbinṣurnī 'alal-qaumil-mufsidīn;
(Luth) berkata, “Rabb-ku, tolonglah aku terhadap orang-orang yang sesat ini!”
-
wa lammā jā`at rusulunā ibrāhīma bil-busyrā qālū innā muhlikū ahli hāżihil-qaryah, inna ahlahā kānụ ẓālimīn;
Ketika Rasul-rasul Kami mendatangi Ibrahim sebagai berita gembira, mereka berkata, “Sungguh, kami akan membinasakan kaum di wilayah ini... Karena mereka telah menjadi kaum yang menzalimi diri sendiri.”
-
qāla inna fīhā lụṭā, qālụ naḥnu a'lamu biman fīhā lanunajjiyannahụ wa ahlahū illamra`atahụ kānat minal-gābirīn;
(Ibrahim) berkata, “Tapi Luth juga ada di sana?” Mereka berkata, “Kami tahu siapa yang ada di sana... Tentu saja kami akan menyelamatkan dia dan keluarganya... Kecuali istrinya, dia termasuk orang-orang yang tinggal.”
-
wa lammā an jā`at rusulunā lụṭan sī`a bihim wa ḍāqa bihim żar'aw wa qālụ lā takhaf wa lā taḥzan, innā munajjụka wa ahlaka illamra`ataka kānat minal-gābirīn;
Ketika Rausl-rasul Kami mendatangi Luth, dia merasa kesusahan dan sangat tidak nyaman (dengan apa yang mungkin terjadi)... (Rasul-rasul Kami) berkata, “Jangan takut ataupun bersedih! Sungguh, kami disini untuk menyelamatkanmu dan keluargamu... Kecuali istrimu, dia termasuk orang-orang yang tinggal.”
-
innā munzilụna 'alā ahli hāżihil-qaryati rijzam minas-samā`i bimā kānụ yafsuqụn;
“Sungguh, Kami akan datangkan penderitaan dari langit atas penduduk wilayah ini karena keyakinan mereka yang telah rusak.”
-
wa laqat taraknā min-hā āyatam bayyinatal liqaumiy ya'qilụn;
Dan sungguh, Kami telah meninggalkan isyarat teladan yang nyata (dari wilayah itu) bagi orang-orang yang menggunakan akalnya.
-
wa ilā madyana akhāhum syu'aiban fa qāla yā qaumi'budullāha warjul-yaumal-ākhira wa lā ta'ṡau fil-arḍi mufsidīn;
Dan kepada penduduk Madyan (Kami datangkan) saudara mereka Syu’aib... Dia berkata, Hai kaumku... Sembahlah Allah, berimanlah kepada kehidupan kekal yang akan datang, dan janganlah menyebabkan kerusakan di muka bumi.”
-
fa każżabụhu fa akhażat-humur-rajfatu fa aṣbaḥụ fī dārihim jāṡimīn;
Tapi mereka mengingkarinya (Syu’aib)... Dan karenanya gempa yang keras menimpa mereka dan mereka tersungkur jatuh di rumah-rumah mereka.”
-
wa 'ādaw wa ṡamụda wa qat tabayyana lakum mim masākinihim, wa zayyana lahumusy-syaiṭānu a'mālahum fa ṣaddahum 'anis-sabīli wa kānụ mustabṣirīn;
Dan (Kami melakukan hal yang sama kepada) kaum ‘Aad dan Tsamud... Dan kalian semestinya memahaminya dari keadaan tempat-tempat tinggal mereka... Setan (ego mereka) telah membuat mereka senang dengan perbuatan-perbuatan mereka dan menyimpangkan mereka dari jalan (yang benar)... Meskipun mereka telah diberi kemampuan untuk melihat realitas!
-
wa qārụna wa fir'auna wa hāmān, wa laqad jā`ahum mụsā bil-bayyināti fastakbarụ fil-arḍi wa mā kānụ sābiqīn;
Dan (Kami melakukan hal yang sama kepada) Qarun, Fir’aun dan Haman... Sungguh, Musa mendatangi mereka sebagai bukti-bukti yang nyata, namun mereka bersikap congkak (penuh dengan ego) di muka bumi... Tapi mereka tidak dapat lolos dari (kekuasaan Kami)!
-
fa kullan akhażnā biżambihī fa min-hum man arsalnā 'alaihi ḥāṣibā, wa min-hum man akhażat-huṣ-ṣaiḥah, wa min-hum man khasafnā bihil-arḍ, wa min-hum man agraqnā, wa mā kānallāhu liyaẓlimahum wa lāking kānū anfusahum yaẓlimụn;
Kami timpakan kepada tiap-tiap orang dengan akibat dari kezalimannya sendiri... Atas sebagian dari mereka, Kami datangkan angin topan! Sebagian dari mereka kami timpa dengan suara yang bergemuruh! Dan sebagian Kami sebabkan bumi menelan mereka... Dan sebagian lain Kami tenggelamkan... Dan bukanlah Allah yang menyebabkan mereka menderita, tapi mereka lah (diri yang dibangun, identitas-ego mereka) yang menyebabkan penderitaan mereka sendiri.
-
maṡalullażīnattakhażụ min dụnillāhi auliyā`a kamaṡalil-'angkabụt, ittakhażat baitā, wa inna auhanal-buyụti labaitul-'angkabụt, lau kānụ ya'lamụn;
Perumpamaan dari orang-orang yang mengambil teman-teman selain Allah (dengan saling mempertuhankan satu sama lain) adalah bagaikan laba-laba betina yang mengambil rumahnya... Sungguh, rumah yang paling lemah adalah rumahynya laba-laba betina! Seandainya mereka mengetahui.
-
innallāha ya'lamu mā yad'ụna min dụnihī min syaī`, wa huwal-'azīzul-ḥakīm;
Sungguh, Allah mengetahui apa-apa yang kepadanya kalian berpaling selain Dia... HU, yang 'Aziz lagi Hakim.
-
wa tilkal-amṡālu naḍribuhā lin-nās, wa mā ya'qiluhā illal-'ālimụn;
Demikianlah Kami menekankan perumpamaan-perumpamaan ini kepada manusia! Tapi tiada yang dapat mengevaluasinya dengan akalnya dan dengan selayaknya kecuali orang-orang yang berilmu!
-
khalaqallāhus-samāwāti wal-arḍa bil-ḥaqq, inna fī żālika la`āyatal lil-mu`minīn;
Allah menciptakan langit dan bumi dengan Hak (dengan fitur-fitur yang berkaitan dengan Nama-namaNya)! Sungguh, ada isyarat di dalam hal ini bagi orang-orang yang beriman.
-
utlu mā ụḥiya ilaika minal-kitābi wa aqimiṣ-ṣalāh, innaṣ-ṣalāta tan-hā 'anil-faḥsyā`i wal-mungkar, walażikrullāhi akbar, wallāhu ya'lamu mā taṣna'ụn;
Baca dan sampaikanlah ilmu (Kitab) yang telah diwahyukan kepadamu, dan dirikanlah shalat... Sungguh, shalat menjauhkan diri dari perbuatan amoral (berlebih-lebihan karena ikatan jasmaniah) dan perbuatan-perbuatan buruk (apa-apa yang bertentangan dengan sunnatullah)... Sungguh, dzikir (mengingat) kepada Allah itu Akbar (memungkinkan seseorang untuk mengalami Akbariyah - Keagungan Absolut)! Allah mengetahui keadaan kalian.
-
wa lā tujādilū ahlal-kitābi illā billatī hiya aḥsanu illallażīna ẓalamụ min-hum wa qụlū āmannā billażī unzila ilainā wa unzila ilaikum wa ilāhunā wa ilāhukum wāḥiduw wa naḥnu lahụ muslimụn;
Kecuali orang-orang di antara mereka yang zalim! Berjuanglah dengan cara yang terbaik bersama orang-orang yang kepadanya telah diberikan ilmu di masa lalu dan katakanlah, “Kami beriman kepada apa yang telah diwahyukan kepada kami dan apa yang telah diwahyukan kepada kalian... Tuhan kami dan Tuhan kalian adalah SATU! Kepada Dia kami berserah diri.”
-
wa każālika anzalnā ilaikal-kitāb, fallażīna ātaināhumul-kitāba yu`minụna bih, wa min hā`ulā`i may yu`minu bih, wa mā yaj-ḥadu bi`āyātinā illal-kāfirụn;
Demikianlah Kami telah mewahyukan Kitab (ilmu mengenai realitas dan sunnatullah) kepadamu... Orang-orang yang yang kepadanya telah Kami beri Kitab beriman kepadaNya (sebagai realitas esensial mereka)... Dan di antaranya juga ada sebagian yang beriman kepadaNya (esensi mereka)... Hanya orang-orang yang mengingkari ilmu realitas (orang-orang yang hatinya telah terkunci) dengan sengaja mengingkari ayat-ayat kami.
-
wa mā kunta tatlụ ming qablihī ming kitābiw wa lā takhuṭṭuhụ biyamīnika iżal lartābal-mubṭilụn;
Dan kamu tidak pernah membaca kitab apapun (seperti Taurat dan Injil) sebelumnya (ilmu yang kami singkapkan ini), dan tidak pula menuliskannya dengan tangan kananmu... (Karenanya, dia mungkin buta huruf dalam artian umum... 25:5). Jika tidak, (jika kamu dapat membaca) orang-orang yang berkeinginan untuk memalsukan kata-katamu tentu telah meragukannya.
-
bal huwa āyātum bayyinātun fī ṣudụrillażīna ụtul-'ilm, wa mā yaj-ḥadu bi`āyātinā illaẓ-ẓālimụn;
Sebaliknya, ia (Qur’an) merupakan isyarat-isyarat nyata pada kedalaman orang-orang yang kepadanya telah diberikan ilmu... Hanya orang-orang yang zalim kepada dirinya sendiri yang mengingkari isyarat-isyarat Kami (yang melekat di dalam esensi mereka).
-
wa qālụ lau lā unzila 'alaihi āyātum mir rabbih, qul innamal-āyātu 'indallāh, wa innamā ana nażīrum mubīn;
Mereka berkata, “Dia semestinya telah diberi mujizat dari Rabb-nya!”... Katakanlah, “Mujizat hanyalah dari Allah... Aku hanyalah pemberi peringatan yang nyata.”
-
a wa lam yakfihim annā anzalnā 'alaikal-kitāba yutlā 'alaihim, inna fī żālika laraḥmataw wa żikrā liqaumiy yu`minụn;
Tidak cukupkah bagi mereka bahwa Kami mewahyukan kepadamu ilmu yang telah disampaikan kepada mereka? Sungguh, ada rahmat dan nasihat di dalam ini bagi orang-orang yang beriman.
-
qul kafā billāhi bainī wa bainakum syahīdā, ya'lamu mā fis-samāwāti wal-arḍ, wallażīna āmanụ bil-bāṭili wa kafarụ billāhi ulā`ika humul-khāsirụn;
Katakanlah, “Cukuplah bagiku Allah, yang menyusun esensiku dengan Nama-namaNya, sebagai saksi di antara kalian dan aku! Dia mengetahui apa yang di langit dan di bumi! Orang-orang yang beriman kepada kepalsuan (bahwa mereka adalah tubuh yang akan rusak) dan mengingkari Allah, esensi dari keberadaan mereka dengan Nama-namaNya, mereka itu sangat merugi!”
-
wa yasta'jilụnaka bil-'ażāb, walau lā ajalum musammal lajā`ahumul-'ażāb, wa laya`tiyannahum bagtataw wa hum lā yasy'urụn;
Mereka menginginkan kamu mempercepat penderitaan (kematian) bagi mereka. Seandainya saja rentang hidup mereka belum ditetapkan, tentu penderitaan itu telah mendatangi mereka! Tapi itu pasti akan mendatangi mereka, dengan tiba-tiba, ketika mereka tidak menyadarinya.
-
yasta'jilụnaka bil-'ażāb, wa inna jahannama lamuḥīṭatum bil-kāfirīn;
Mereka menginginkan kamu mempercepat penderitaan (kematian) bagi mereka... Sungguh, Neraka telah meliputi orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas (saat ini juga)!
-
yauma yagsyāhumul-'ażābu min fauqihim wa min taḥti arjulihim wa yaqụlu żụqụ mā kuntum ta'malụn;
Pada saat itu, penderitaan akan menutupi mereka dari atas (kesadaran mereka) dan di bawah (tubuh mereka) dan akan dikatakan, “Rasakanlah akibat dari perbuatan-perbuatan kalian!”
-
yā 'ibādiyallażīna āmanū inna arḍī wāsi'atun fa iyyāya fa'budụn;
Hai hamba-hambaKu yang beriman! Sungguh, bumiku itu luas! (kapasitas otak kalian sangat besar! Perlu dicatat bahwa sementara tubuh dan otak, dari sudut susunan materinya, ditunjuk dengan kata ‘bumi’, fungsi dari otak, aktivitas sarafnya dan manifestasi datanya, dirujuk sebagai ‘langit.’ Alasan mengapa ‘langit’ digunakan dalam bentuk jamak, menurut pemahaman saya, adalah karena beragam tingkatan dari data dan ilmunya yang mewujud. Karenanya, dengan mengatakan ‘Bumiku itu luas,’ ada indikasi betapa sangat luasnya kapasitas otak itu, dan menjadi usulan untuk menggunakannya semaksimal mungkin untuk meraih ilmu. Karena, perhatian utamanya bukanlah mengenai obyek-obyek yang akan hancur di bawah bumi, melainkan perolehan yang diperlukan berkenaan dengan kehidupan kekal.) Mengabdilah hanya kepadaKu!
-
kullu nafsin żā`iqatul-maụt, ṡumma ilainā turja'ụn;
Setiap mahluk (kesadaran individu) akan merasakan kematian... Dan kemudian kepada Kami lah kalian akan dikembalikan!
-
wallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti lanubawwi`annahum minal-jannati gurafan tajrī min taḥtihal-an-hāru khālidīna fīhā, ni'ma ajrul-'āmilīn;
Adapaun bagi orang-orang yang beriman (kepada realitas esensial mereka) dan memenuhi ketentuan-ketentuan agamanya, Kami sungguh akan menyiapkan kamar-kamar yang ditinggikan bagi mereka yang di bawahnya mengalir sungai-sungai... Mereka akan tinggal di dalamnya selama-lamanya... Betapa indahnya balasan bagi orang-orang yang bekerja keras!
-
allażīna ṣabarụ wa 'alā rabbihim yatawakkalụn;
Mereka adalah orang-orang yang bersabar dan bertawakal kepada Rabb mereka (mereka beriman kepada fitur dari Nama Wakil di dalam esensi mereka dan yakin terhadap fungsinya)!
-
wa ka`ayyim min dābbatil lā taḥmilu rizqahallāhu yarzuquhā wa iyyākum wa huwas-samī'ul-'alīm;
Dan ada banyak mahluk yang tidak membawa rezekinya sendiri... Allah memberi rezeki kepada mereka dan kepada kalian... HU itu Sami’ lagi ‘Alim.
-
wa la`in sa`altahum man khalaqas-samāwāti wal-arḍa wa sakhkharasy-syamsa wal-qamara layaqụlunnallāh, fa annā yu`fakụn;
Sungguh, jika kalian bertanya kepada mereka, “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi, dan siapakah yang memberikan fungsi kepada Matahari dan Bulan?” Mereka pasti akan berkata, “Allah”... Mengapa mereka berpaling (kepada dualitas bukannya kepada Kebenaran)?
-
allāhu yabsuṭur-rizqa limay yasyā`u min 'ibādihī wa yaqdiru lah, innallāha bikulli syai`in 'alīm;
Allah menambah rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hambanya dan menguranginya (kepada siapa yang dikehendakiNya)! Sungguh Allah itu ‘Alim atas segala sesuatu.
-
wa la`in sa`altahum man nazzala minas-samā`i mā`an fa aḥyā bihil-arḍa mim ba'di mautihā layaqụlunnallāhu qulil-ḥamdu lillāh, bal akṡaruhum lā ya'qilụn;
Dan sungguh, jika kalian bertanya kepada mereka, “Siapakah yang mendatangkan air dari langit (ilmu di dalam kesadaran) dan menghidupkan kembali bumi (tubuh) setelah kematiannya (ketika kalian hidup tanpa jiwa tanpa kesadaran akan realitas)?” Pasti mereka akan mengatakan, “Allah”... Katakanlah, “Hamd kepunyaan Allah!” Tidak, kebanyakan dari mereka tidak menggunakan akal mereka dan tidak mengevaluasi!
-
wa mā hāżihil-ḥayātud-dun-yā illā lahwuw wa la'ib, wa innad-dāral-ākhirata lahiyal-ḥayawān, lau kānụ ya'lamụn;
Dan kehidupan duniawi yang nyata dan nampak ini (keadaan kesadaran paling rendah) bukan lain hanyalah kesenangan (penyimpangan menipu dipandang dari kenyataan) dan permainan (dimana kita hanya memainkan peran-peran di dalam skenario)! Adapun tempat tinggal yang kekal, itulah sebenar-benarnya keadaan kehidupan berkesadaran. Andai saja mereka dapat memahaminya!
-
fa iżā rakibụ fil-fulki da'awullāha mukhliṣīna lahud-dīn, fa lammā najjāhum ilal-barri iżā hum yusyrikụn;
Tatkala mereka menaiki perahu itu, mereka menghadapkan seluruh keyakinan mereka kepada Dia dan berdoa kepada Allah... Namun tatkala Dia telah menyampaikan mereka ke daratan, mereka jatuh kedalam dualitas!
-
liyakfurụ bimā ātaināhum wa liyatamatta'ụ, fa saufa ya'lamụn;
Maka mereka (berpaling kepada dualitas dan) menunjukkan ketidakbersyukuran terhadap apa-apa yang telah Kami berikan kepada mereka (kekuatan-kekuatan dan fitur-fitur di dalam esensi mereka) dan kebaikan (dari hal-hal yang bersifat sementara)! Mereka akan segera memahaminya!
-
a wa lam yarau annā ja'alnā ḥaraman āminaw wa yutakhaṭṭafun-nāsu min ḥaulihim, a fa bil-bāṭili yu`minụna wa bini'matillāhi yakfurụn;
Apakah mereka tidak melihat bagaimana Kami membuatnya sebagai Tempat Suci yang aman (Harem) sementara orang-orang dijauhkan dari sekitarnya... Apakah mereka masih mempercayai kepalsuan (bahwa mereka hanya tubuh semata, dan akan rusak setelah kematian) dan dengan tidak bersyukur mengingkari nikmat Allah (kekuatan-kekuatan Nama-namadi dalam esensi mereka)?
-
wa man aẓlamu mim maniftarā 'alallāhi każiban au każżaba bil-ḥaqqi lammā jā`ah, a laisa fī jahannama maṡwal lil-kāfirīn;
Siapa yang lebih zalim dibanding orang yang mengada-adakan kebohongan tentang Allah atau mengingkari apa yang datang sebagai Kebenaran (Rasul)? Bukankah Neraka itu tempat tinggal dari orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas?
-
wallażīna jāhadụ fīnā lanahdiyannahum subulanā, wa innallāha lama'al-muḥsinīn;
Dan orang-orang yang berjuang (terhadap ego mereka) agar sampai kepada Kami, Kami pasti akan memungkinkan mereka sampai kepada jalan Kami (dengan memungkinkan mereka merealisasikan realitas esensial mereka yang paling dalam... Kemampuan untuk melihat manifestasi nama-nama Allah yang ada dimana-mana). Sungguh, Allah beserta orang-orang yang memiliki keyakinan (orang-orang yang kembali kepada Allah seolah mereka melihat Dia, yakni manifestasi fitur-fitur dari Nama-namaNya).