Dimana Letak Kesadaran Di Dalam Otak Anda?
Kita sudah begitu terbiasa menjalani hidup ini tanpa merenungkan dan memepertanyakan sehingga memandang sesuatu yang nampak sebagai 'materi' dan yang tak nampak sebagai hal yang magis! Dan sebagian menyebut yang magis ini sebagai 'biangnya alam' dan sebagian lagi menyebutnya sebagai 'Tuhan'! Seolah kita berkeras tidak mau melihat mekanisme tubuh yang menakjubkan ini, hubungan sebab-akibat serta kesempurnaan apa yang disebut otak, yang merupakan mekanisme yang paling tinggi dari yang Esa yang ditunjuk dengan nama 'Allah'!
Mereka yang disebut para ulama serta para pewartanya yang tidak mengetahui peranan gen-gen dalam penciptaan dan kehidupan manusia serta tempat dan fungsinya di dalam otak, menghibur masyarakat dengan omong-kosong bah wa manusia adalah mahluk yang diciptakan dengan sulapan Tuhan dan manusia hanya perlu mempertuhankannya dan menyembah Tuhan ini!
Kita takut untuk memikirkan, mempertanyakan dan mengenal diri kita sendiri!
Para perawi ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits tidak mengenal perkembangan ilmiah moderen, dan kebanyakan ilmuwan tidak mengetahui ilmu murni yang disingkapkan oleh 'agama'. Banyak orang melewati dunia ini dengan dunia imajinernya masing-masing.
Sebenarnya, Sistem dan Tatanan yang disiratkan oleh kata 'agama', yang diciptakan yang Esa yang ditunjuk dengan nama 'Allah', hanya dapat difahami dan dievaluasi dengan benar oleh orang-orang yang menggunakan otak mereka, organ tubuh yang mendorong perkembangan ilmiah. Karenanya, pendekatan yang paling realistik mencakup penyingkapan mekanisme otak untuk memahami bagaimana hal ini mempengaruhi pikiran dan perilaku kita.
Tentu saja, saya tidak akan mengomentari perkataan mereka yang mengklaim:
“Saya cukup gembira bisa shalat lima kali sehari dan berpuasa di bulan Ramadhan. Saya tidak ingin terlibat dengan hal-hal lainnya”. Tentu saja, mereka akan menghadapi akibat dari sikapnya ini.
Saya sedang berbicara kepada mereka yang mengklaim sebagai peneliti dan kaum intelektual, yang menerima dan menolak sains sekehendak mereka, dan apabila bosan untuk berpikir beralih kepada tongkat sihirnya Tuhan.
Abdulkarim al-Jili, dalam bukunya Manusia Sempurna mengatakan: “Dunia ini adalah dunia hikmah; dan akhirat adalah dunia kekuatan”.
Termasuk Muhyiddin ibnu al-Arabi, semua Sufi menyatakan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini terjadi melalui sebab. Namun karena kurangnya pengetahuan, kita tidak selalu memahaminya. Karena alasan inilah Ibnu Arabi mengklaim segala sesuatu di dunia ini, di alam barzakh, di alam mahsyar, di surga dan neraka, semuanya di bawah pengaruh isyarat-isyarat bintang. Meskipun jenis-jenis pengaruh astrologikal gelombang yang dibawanya masih belum diketahui.
Pada titik ini, saya ingin berbagi catatan yang sangat penting mengenai otak.
Dalam bab yang berjudul “Apakah ruh diciptakan dalam masa pra-kekal?” dalam buku saya Islam, dibicarakan bagaimana ruh kita terbentuk di dalam rahim sang ibu bukannya dimasukkan kedalam tubuh kita dari sumber luar. Jadi, kata 'ruh' dalam istilah agama, tubuh akhirat, diciptakan oleh inti sel otak di dalam rahim sang ibu.
Kesadaran dan ingatan, sebagai produk dari otak, disimpan di dalam ruh, sedemikian rupa sehingga apabila hubungan dengan tubuh Nya rusak, ruh terus hidup dengan kesadaran yang sama. Pemahaman saya terhadap 'kitab yang akan kita baca di padang mahsyar' adalah seperti ini: dimana satu koma pun dari kehidupan kita tidak akan ada yang hilang.
Ini adalah salah salah satu mukjizat terbesar dari yang Esa yang ditunjuk dengan nama Allah. Bagaimana cara energi yang kita peroleh dari makanan yang kita makan sampai ke otak dalam bentuk gelombang tertentu? Ini adalah hal yang pantas direnungkan bagi mereka yang berakal.
Apakah otak menghasilkan gelombang? Setiap ilmuwan kini membenarkan keberadaan beragam gelombang yang dihasilkan otak. Yang tidak diketahui adalah fungsi-fungsi khususnya. Bidang ini belum diketahui dengan jelas. Karena fasilitas teknis yang belum memadai, semua spektrum gelombang yang dihasilkan otak masih banyak yang belum diketahui.
Pada tahun 1985, ketika saya menulis bahwa ruh manusia tidak memasuki tubuh dari luar, dan otak lah yang menghasilkannya, tidak seorang pun yang pernah membahas topik ini. Kini di tahun 2002, Profesor Johnjoe McFadden dari School of Biomedical and Life Sciences di University of Surrey di Inggris Raya mengklaim bahwa pikiran sadar kita mungkin saja berupa medan elektromagnetik:
Professor McFadden mendapati bahwa setiap kali syaraf berpendar (mengeluarkan sinyal), aktivitas elektrikal mengirimkan suatu sinyal ke medan elektromagnetik otak. Namun tidak seperti sinyal-sinyal syaraf yang terpisah, informasi yang sampai ke medan elektromagnetik otak secara otomatis terikat dengan sinyal-sinyal lain di dalam otak. Medan elektromagnetik otak melakukan ikatan ini yang merupakan karakteristik kesadaran.
Professor McFadden, juga secara terpisah ahli neurobiologi New Zealand Sue Pockett, telah mengusulkan bahwa medan elektromagnetik otak ini sebagai kesadaran.
Medan elektromagnetik otak bukan sekedar wadah informasi; ia dapat mempengaruhi tindakan-tindakan kita, mendorong sebagian syaraf untuk memicu sinyal dan mencegah sebagian lainnya dari memicu sinyal. Pengaruh ini diusulkan Professor McFadden sebagai perwujudan fisik dari kehendak kesadaran kita.
“Teori ini memecahkan banyak masalah pelik sebelumnya yang berkenaan dengan kesadaran serta dapat memberikan implikasi yang besar bagi konsep pikiran, kehendak bebas, spiritualitas, perancangan kecerdasan buatan, bahkan kehidupan dan kematian,” kata beliau.
Kebanyakan orang beranggapan bahwa “pikiran” merupakan semua hal yang kita sadari. Namun banyak, jika bukannya kebanyakan, aktivitas mental yang terjadi tanpa kesadaran. Tindakan-tindakan seperti berjalan, memindahkan perseneling mobil, mengayuh sepeda dapat terjadi secara otomatis seperti halnya bernafas.
Teka-teki terbesar dalam neurosains adalah bagaimana aktivitas otak yang kita sadari (kesadaran) berbeda dari aktivitas otak yang menggerakkan semua tindakan tanpa sadar tersebut.
Ketika kita melihat sebuah obyek, sinyal-sinyal dari retina kita menjalar di sepanjang syaraf sebagai gelombang-gelombang ion yang bermuatan listrik. Ketika merreka sampai ke ujung syaraf, sinyalnya melompat ke syaraf berikutnya melalui neuro-transmiter kimiawi. Syaraf penerima memutuskan apakah ia mesti memicu sinyalnya atau tidak, berdasarkan jumlah sinyal yang muncul yang diterimanya dari syaraf-syaraf di bagian hulunya.
Dengan cara ini, sinyal-sinyal listrik diproses di dalam otak kita sebelum ditransmisikan ke tubuh kita. Tapi dimanakah letak kesadaran dalam semua gerakan ion dan kimia ini? Para ilmuwan tidak dapat menemukan area atau struktur di dalam otak yang berfungsi khusus dalam pemikiran sadar. Kesadaran masih tetap sebagai misteri.
“Kesadaran lah yang menjadikan kita sebagai 'manusia',” kata Professor McFadden. “Bahasa, kreativitas, emosi, spiritualitas, pengambilan kesimpulan logis, aritmetika mental, rasa keadilan, kebenaran, etika, semuanya tak dapat dibayangkan tanpa kesadaran.” Tapi terbuat dari apakah yang disebut kesadaran ini?[1]
Medan elektromagnetik yang diciptakan gelombang- gelombang otak merupakan titik terpenting dari artikel ini...
Benar tidaknya bahwa medan elektromagnetik ini merupakan fenomena yang kita sebut sebagai 'ruh', ada fakta yang tak dapat disangkal bahwa otak menghasilkan gelombang-gelombang, yang kini dianggap sebagai 'kesadaran'.
Suatu hari nanti, sains juga akan menemukan tubuh akhirat, yakni ruh, sebagai wujud yang mengand ung gelombang-gelombang energi otak tertentu yang berbeda dari tubuh fisik kita.
Meskipun mungkin saya tidak di sini lagi untuk bisa melihatnya...
23 Oktober 2003
Raleigh – NC, USA