Doa Itu Untuk Anda
Jika semua ini benar…
Maka tanyalah diri Anda sendiri, ‘apakah aku telah siap dengan kehidupan yang menantiku setelah kematian?’
Apakah jawabannya membuat Anda senang?
Jika tidak, maka sekarang lah waktu yang baik untuk mulai mempersiapkannya.
Tapi mencakup apa sajakah bersiap-siap untuk akhirat itu?
Sebelum ini, kita telah membicarakan mengenai doa dan bagaimana ia berkaitan dengan susunan bioelektrik dan biokimia otak. Sebenarnya, kebanyakan doa berfungsi untuk mengisi pasokan energi bioelektrik otak, karena energi ini dievaluasi oleh otak, dan diunggah kepada tubuh-gelombang sebagai ilmu dan kekuatan. Karena hal ini, apabila otak berhenti bekerja dan menjadi tidak aktif, yakni ketika kematian dirasakan, doa menjadi tidak berguna/berlaku. Inilah sebabnya amalan-amalan yang dianjurkan syariat (hukum Islam) tidak berlaku lagi di kehidupan akhirat. Karena semua anjuran itu berkaitan secara nyata dengan struktur bioelektrik dan biokimia otak (di dunia saja, pen).
Keyakinan Islam pertama-tama, dan yang paling utama, bersandar pada landasan ‘mengenal Allah’ dan kemudian persiapan untuk akhirat.
Rasulullah (saw) mengajari umat cara hidup menurut keyakinan Islam dan memperingatkan mereka akan kerugian-kerugian yang akan dihadapi jika mereka tidak melaksanakannya. Namun begitu, tidak ada satu pernyataan pun yang dikaitkan dengan keikutsertaan seseorang dengan rezim pemerintahan. Keyakinan seseorang tidak bergantung kepada rezim pemerintahan. Jika mesti demikian, tidak seorang pun di muka bumi yang menjadi Muslim, karena tidak satu pemerintahan pun yang berezim Islami! Kita mesti ingat akan hadits “Sistem kekhalifahan akan berakhir 30 tahun setelahku” dan ingatlah bahwa agama adalah untuk individu, tidak ada pemerintahan dalam kehidupan setelah kematian; hanya ada individu!
Kita semua mesti berusaha dan memahami, mengamalkan serta mengajarkan Islam kepada yang lain. Karena sangat pasti bahwa setiap orang akan menghadapi akibat dari tindakan-tindakannya. Semua perbuatan yang termasuk doa semata-mata adalah untuk tujuan mempersiapkan tubuh-rohani bagi perjalanan akhirat.
Mari kita bicarakan secara ringkas apa sebenarnya yang tercakup di dalam doa, serta beragam jenis doa:
1. Doa-doa untuk membebaskan Anda dari membatasi keberadaan Anda hanya pada tubuh fisik semata.
2. Doa-doa yang memasok energi bioelektrik yang bermanfaat bagi otak.
3. Doa-doa yang mengunggah energi bioelektrik yang ada kepada tubuh gelombang holografik yang disebut ruh.
4. Doa-doa yang memungkinkan Anda mencapai Allah atau bersatu dengan Allah, yang dalam Sufisme juga disebut sebagai bermoral dengan moral Allah. Dengan kata lain, menyatu dengan kesadaran kosmik universal.
Seperti nampak dari pengelompokan ini, semua aktivitas yang berkenaan dengan doa berhubungan dengan otak.
Ketika otak mengambil energi bioelektrik yang diperlukan dan mengunggahnya kepada ruh, ia juga melepaskannya kepada lingkungan sekitar di dunia dalam bentuk makna-makna.
Jika sirkuit yang diperlukan telah diaktifkan di dalam otak pada masa kelahiran, maka orang yang bersangkutan akan mampu mengunggah semacam energi anti-gravitasi, anti-magnet yang memungkinkannya untuk terbang melewati bintang-bintang di dalam galaksi, membebaskannya dari medan magnet bumi dan matahari ketika terjadinya Kiamat.
Jika tidak, dia akan tetap terperangkap di matahari selama-lamanya.
“Kamu sekali-kali tidak akan menemukan alternatif untuk Sunnatullah (Mekanika sistem Allah).” (Quran 35:43)
Ayat ini merupakan bukti nyata bahwa sistem Allah berlaku untuk seluruh umat manusia. Telah menjadi ketetapan dan berlaku selama milyaran tahun! Dalam hal ini, setiap individu mempunyai dua pilihan: apakah menata hidupnya sesuai dengan sistem ini, yakni menjalani kehidupan dunia ini dengan memanfaatkan amalan-amalan untuk mengambil buahnya di masa depannya. Atau, tidak memikirkan masa depan atau sistem ini sama sekali dan menjalani kehidupan yang didorong oleh aktivitas jasmani.
Orang-orang yang gagal untuk mengenali realitas agama, atau sistem yang memungkinkan persiapan untuk kehidupan setelah kematian, keliru memahami bahwa agama adalah sistem untuk mengelola dan mengendalikan massa. Ini, tentu saja, mencakup hingga melibatkan rezim pemerintahan kedalam topik ini! Padahal, mesti saya ulang bahwa, doa dan praktek-praktek agama hanyalah berkaitan dengan ketentuan-ketentuan akhirat, bukannya rezim-rezim kehidupan duniawi.
Sebenarnya, Nabi Muhammad (saw) menghabiskan seluruh hidupnya dalam upaya menyampaikan pesan-pesan berikut:
a. Allah bukanlah tuhan-berhala: menyembah Allah (menuhankan, persembahan, dll) sama sekali mustahil karena tuhan semacam itu tidak ada!
b. Semua aktivitas yang dilakukan individu merupakan ketentuan wajib dari pengabdiannya dan bukan bentuk penyembahan kepada sosok tuhan-berhala.
c. Doa tidak boleh ditujukan kepada Tuhan di langit (eksternal) dengan harapan bahwa itu bisa menyenangkan Dia, melainkan untuk mempersiapkan masa depan abadi yang menguntungkan.
d. Setiap individu mesti mati sebelum ajal agar bersih dari diri khayal yang dibangunnya dan untuk mengenal esensi dirinya, asal muasal dirinya, Sang Pencipta, Allah.
Jika tidak, orang tersebut mesti mati dalam keadaan terhijab dari realitas, keadaan yang darinya dia tidak akan pernah mempunyai kesempatan untuk meloloskan diri.
Karenanya, marilah kita kenali dan pahami dengan yakin bahwa ajaran yang diungkapkan oleh Nabi Muhammad (saw) atas nama agama, adalah jalan yang sama sekali jauh dari kisah-kisah dan dongeng-dongeng khayal yang disampaikan dari generasi ke generasi.
Generasi-generasi yang akan datang akan memiliki pemahaman yang jauh lebih jelas mengenai ALLAH dan apa yang dirujuknya.
Bahkan Anda akan menyadari validitas dari kebenaran ini setelah Anda menyempatkan diri melakukan penelitian sendiri terhadap sumber-sumber ilmiah dan merenungkan temuan-temuan Anda.
Ahmed Hulusi
1989