Abu Hurairah (r.a.) meriwayatkan:
Rasulullah (saw) mengatakan:
“Setiap orang lahir kedalam agama fitrah. Kemudian dia menjadi Yahudi, Kristen atau politeis berdasarkan agama orang tuanya. Seperti binatang yang baru lahir yang begitu lengkap dan sempurna… apakah kamu pernah melihat sesuatu kekurangan?”
Abu Hurairah (r.a.) berkata: “Bacalah, jika Anda suka, ayat ‘Maka hadapkanlah wajahmu kepada fitrah Allah yang atasnya Dia menciptakan [semua] manusia.’” (Al-Qur’an 30:30) (Bukhari, Muslim, Abu Dawud–Tirmidzi)
Laki-laki yang berperawakan tinggi di Surga adalah Ibrahim (as). Anak-anak di sekitar beliau adalah anak-anak yang mati di atas agama fitrah. Salah seorang Muslim bertanya: “Ya Rasulullah (saw), apakah anak-anak dari para politeis termasuk di antaranya?”
Rasulullah (saw) berkata:
“Ya, anak-anak orang politeis termasuk di dalamnya” (Bukhari)
Abu Hurairah (r.a.) meriwayatkan:
Mereka bertanya kepada Rasulullah (saw) mengenai keadaan anak-anak politeis (di akhirat), untuk itu beliau berkata:
“Allah paling mengetahui bagaimana jadinya seandainya mereka tidak mati sebagai anak-anak.” (Bukhari, Muslim, Tirmidzi)
Aisyah (r.a.) meriwayatkan:
“Seorang anak kecil meninggal dan saya berkata: ‘Betapa bahagianya dia, dia kini sebagai burung di antara burung-burung Surga.’”
Rasulullah (saw) berkata:
“Tidak tahukah engkau bahwa Allah menciptakan Surga dan Neraka. Sebagaimana Dia menciptakan sebagian untuk yang pertama (Surga), Dia juga menciptakan sebagian untuk yang kemudian (Neraka)!”
Menurut riwayat lain, beliau berkata:
“Allah menciptakan sebagian orang untuk Surga: Dia menetapkan ini ketika mereka masih dalam tulang belakang ayah mereka. Allah juga menciptakan sebagian orang untuk neraka, dan mereka pun ditetapkan untuk ini ketika masih dalam pelir ayah mereka.” (Muslim – Abu Dawud)
Aisyah (r.a.) meriwayatkan:
Aku bertanya kepada Rasulullah (saw): “Ya Rasulullah! Bagaimanakah keadaan anak-anak dari orang-orang yang beriman (di akhirat) yang meninggal sebagai anak-anak?”
“Mereka bergantung kepada bapak-bapak mereka” kata beliau.
“Mengapa begitu, padahal mereka belum melakukan apapun?” tanyaku.
“Allah mengetahui apa-apa yang akan mereka lakukan seandainya mereka terus hidup” kata beliau.
“Dan bagaimana dengan anak-anak dari orang-orang yang tidak beriman ya Rasulullah?” aku bertanya.
“Mereka pun bergantung kepada bapak-bapak mereka” kata beliau.
“Tanpa melakukan apapun?” tanya saya.
Beliau berkata: “Allah paling mengetahui apa yang akan mereka lakukan seandainya mereka hidup.” (Abu Dawud)
Allah berfirman:
“Kami tidak akan pernah menyebabkan penderitaan hingga Kami datangkan seorang Rasul yang dengannya Kami memberi peringatan!” (Al-Qur’an 17:15)
Anas (r.a.) meriwayatkan:
Seorang laki-laki bertanya: ‘Ya Rasulullah! Dimanakah ayahku berada?”
Rasulullah (saw) berkata: “Ayahmu di Neraka.”
Setelah laki-laki itu berlalu, Rasulullah berkata: “Ayahmu dan ayahku keduanya di neraka.” (Abu Dawud)
Zaid bin Sabit (r.a.) meriwayatkan:
Rasulullah (saw) berada di atas unta di kebun keluarga Najjar ketika tiba-tiba untanya ketakutan dan kabur, hampir menyebabkan Rasulullah (saw) terjatuh. Kemudian kami baru sadar bahwa ada empat atau enam kuburan di kebun itu. Rasulullah (saw) berkata: “Adakah yang tahu siapa yang terkubur di sini?”
“Saya tahu” kata salah seorang laki-laki di dekat sana.
“Kapan orang-orang ini meninggal?” tanya Rasulullah.
“Mereka mati sebagai politeis dalam keadaan musyrik” jawab orang itu.
“Umat Muhammad akan dimintai pertanggungjawaban di dalam kubur mereka. Seandainya aku tahu bahwa kalian tidak akan berhenti mengubur orang yang meninggal, aku akan berdoa kepada Allah agar kalian mendengar suara siksaan dari dalam kubur ini sebagaimana aku mendengarnya saat ini.” (Muslim, Nasai)
Sahl (r.a.) meriwayatkan:
Seorang laki-laki terhormat yang kaya, yang menolong para Muslim, bergabung dengan Rasulullah (saw) dalam pertempuran. Sambil memandang kepadanya, Rasulullah (saw) berkata:
“Barangsiapa yang ingin melihat seorang ahli neraka harus melihat orang ini.”
Oleh sebab itu, salah seorang dari kami membuntuti orang kaya ini, yang berperang dengan ganas terhadap musuh-musuh Islam. Pada akhirnya dia terluka dan tidak tahan dengan rasa sakitnya dan mati dengan cepat. Dia meletakkan pedangnya dengan ujung pedang mengarah ke dadanya dan menyandarkan seluruh tubuhnya ke pedangnya hingga pedangnya menembus dadanya, dan karenanya dia bunuh diri. Laki-laki yang telah membuntutinya dan melihat hal ini dengan segera berlari menuju Rasulullah (saw) dan berkata: “Aku bersaksi bahwa engkau sungguh Rasul Allah” (yakni, ramalanmu tentang orang ini adalah tepat).
“Apa yang terjadi?” tanya Rasulullah (saw).
“Anda telah mengatakan bahwa barangsiapa ingin melihat ahli neraka mesti melihat orang ini, padahal dia adalah salah seorang penolong terbesar bagi para Muslim. Ketika Anda mengatakan hal itu saya mengira bahwa dia tidak akan mati dalam keadaan ini. Ketika dia terluka dia ingin cepat-cepat mati dan dia melakukan bunuh diri.”