Bi-Idzni-Hi (Dengan Ijin Dia)
Hadiah terbesar yang diberikan Rasul Allah (saw) kepada orang yang memahami Kalimah Syahadat dan yang mengetahui bahwa penerapannya yang tepat akan menghasilkan surga, adalah Basmalah, atau pemahaman akan B-ismi-Allah-ar-Rahman-ar- Rahim!
Kehidupan tertinggi di surga akan diberikan kepada mereka yang memahami makna Basmalah, sejauh fitrah alaminya memungkinkan.
Alasan mengapa manusia merupakan mahluk yang paling mulia dari semua mahluk lainnya adalah karena kemampuannya untuk memahami dan menerapkan makna dari perkataan ini. Kemuliaan ini hanya milik muqarribun (orang- orang yang telah mencapai keyakinan) di antara mereka yang datang ke dunia ini sebagai orang-orang yang (disebut) beruntung.
Basmalah bukanlah sesuatu yang mesti diulang-ulang, melainkan artikulasi dari pengalaman! Artikulasi yang menjadi milik orang-orang di tingkatan ini; para ahli realitas. Sedangkan kita pada umumnya mengulang-uangnya melalui keyakinan dan peniruan dan berharap surga dar Rabb kita sebagai imbalannya!
Topik penting lainnya adalah syafaat. Bagi siapakah syafaat Rasulullah (saw) itu nanti, atau bahkan sekarang? Jika syafaat belum sampai kepada kita di dunia ini, akankah ia bermanfaat di kehidupan selanjutnya? Atau, sejauh manakah salah satu dari kita dapat menolong satu sama lain?
Dalam kondisi bagaimanakah dimungkinkan untuk mengambil keuntungan dari syafaat?
Salah satu ayat di dalam Ayat Qursi menyingkapkan cara dimana pengaturan Allah mewujud dan seberapa banyak faktor eksternal atau syafaat dapat mengubah pengaturan ini:
“man dzalladzi yasyfa'u 'indaHU illa Bi-dznihi.”
“Siapakah yang dapat memberi syafaat tanpa Bi-idznihi.” (Al-Qur'an 2:255)
Anda mungkin bertanya-tanya mengapa saya menerjemahkan setengah kalimatnya namun membiarkan frase ' Bi-idznihi' dalam bahasa aslinya. Ini karena frase ini merupakan titik paling penting darinya.
'Bi-idzni-Hi'...
Seperti telah saya sebutkan sebelumnya, jika kita ingin menyingkap rahasia dalam Al-Qur'an, kita harus menggunakan kunci yang ditunjuk oleh huruf 'Ba'. Jika rahasia dari huruf ini tidak ketahui dengan pasti, kita akan selalu mendalilkan sosok Tuhan di luar sana. Sayangnya, walaupun rahasia ini terkandung di dalam terjemahan-terjemahan Al-Qur'an yang asli dan yang terkini, tafsiran terbarupun telah melewatkan huruf 'Ba' dan arti pentingnya.
Sedangkan...
B-idzni-Hi menunjuk komposisi unik dari Nama-nama yang menyusun realitas esensial seseorang.
Mengingat hal ini, ayat tersebut mesti diterjemahkan sebagai:
“Siapakah yang dapat memberi syafaat tanpa kekuatan yang timbul dari dimensi nama-nama yang menyusun realitas dirimu?”
Sungguh, lihatlah bagaimana ayat-ayat lain menekankan realitas ini:
“Kecuali orang yang kepadanya yang Rahman telah beri ijin dan menerima perkataannya (kata Allah). “illa (hanya)” (Al-Qur'an 20:109)
“...asta'iinu Bi-llah..”
“...Carilah manifestasi terus-menerus dari Nama- nama Allah (dari esensimu berkenaan dengan Uluhiyyah; dari kekuatan Nama-nama yang menyusun keberadaanmu) dan bersabarlah..” (Al-Qur'an 7:128)
“Yaa ayyuhalladziina aamanu Aaminu Billahi..”
“Hai orang-orang yang beriman; Aaminu B'illahi...[1]”
Yak ni, “Hai orang-orang yang beriman, berimanlah kepada Allah menurut makna yang ditunjuk oleh huruf Ba..” (Al-Qur'an 4:136)
“Wa minannasi man yaquulu aamanna Billahi wa Bil yawmil akhiri wa maa hum Bimu'miniin.”
Dan dari manusia ada sebagian yang berkata, “Kami beriman kepada Allah sesuai dengan makna huruf Ba (dengan keyakinan bahwa Nama-nama Allah menyusun keberadaan mereka) dan hari Ak hirat (bahwa mereka akan selamanya menjalani akibat dari perbuatan-perbuatannya)” namun sebenarnya keyakinan mereka tidak sejalan dengan realitas ini! (Al-Qur'an 2:8)
[1] Di antara semua alam yang disusun oleh makna nama-nama Allah, realitas, wujud, dan keberadaan Anda juga terdiri dari Nama-nama Allah. Rabb Anda, Realitas sejati Anda adalah al-Asma (Nama-nama). Oleh karena itu, Anda atau yang lainnya bukan lain adalah manifestasi dari Nama-nama ini. Maka, janganlah termasuk orang-orang yang gagal untuk melihat realitas yang tidak mendua ini, dan termasuk di antara mereka yang mengatakan adanya wujud yang terpisah kepada apa-apa (seperti Tuhan) yang diyakini sebagai 'selain' dari Allah. Dualitas semacam ini hanya menghasilkan api, baik di kehidupan ini maupun di kehidupan berikutnya. Untuk informasi lebih lanjut, silakan merujuk kepada pasal Informasi Pengantar Untuk Memahami Al- Qur'an dari buku Menyingkap Sandi Al-Qur'an.