Selamat Jalan
Kawan-kawan sekalian yang saya cintai,
Orang-orang yang belum pernah menjumpai orang lain seperti saya wajar bertanya kepada saya:
“Apa tujuan Anda, apa yang Anda harapkan, apa yang ingin Anda capai?”
Saya tidak tahu cara lain untuk menjelaskan ini. Berikut jawaban saya:
Tidak satupun karya tulis saya yang dibatasi hak cipta, dan saya tidak meminta bayaran untuk itu. Saya berbagi ilmu yang saya miliki secara gratis di situs saya (www.ahmedhulusi.org/id/) dengan satu tujuan, untuk membantu pemahaman terhadap yang Esa yang ditunjuk dengan nama Allah, seperti disingkapkan dan dijelaskan oleh Nabi Muhammad (saw), dan membantu mengkaji agama dengan benar berdasarkan visi ini. Seluruh karya saya dapat Anda baca, simak, tonton, unduh, reproduksi (dengan syarat menyebutkan pengarang dan sumbernya) dan sebarkan dengan gratis melalui media individu dan media sosial lewat internet atau dengan cara lain. Materinya tidak boleh direproduksi untuk tujuan dijual tanpa persetujuan tertulis. Untuk ilmu Allah tidak menuntut imbalan. Prinsip saya adalah berbagi secara gratis, tanpa imbalan, materi maupun non-materi.
Saya tidak meminta apapun dari siapapun untuk hasil karya saya, juga tidak ada warisan materi yang saya tinggalkan apabila saya meninggal. Karena saya tidak memiliki yayasan ataupun organisasi; saya tidak mengumpulkan sumbangan apapun; saya tidak mempunyai perserikatan ataupun lembaga!
Saya bukan anggota organisasi, yayasan, asosiasi atau lembaga jenis apapun. Saya tidak memiliki ikatan dengan organisasi duniawi manapun, dan saya tidak memiliki hubungan dengan rejim politik apapun.
Saya tidak mengajak siapapun kepada golongan tertentu atau bahkan kepada diri saya sendiri! Bahkan saya selalu mengatakan: “Jangan menghubungi saya! Jika Anda mendapat manfaat dari hasil karya saya maka kembalilah kepada Muhammad Mustafa, Rasulullah (saw) dengan tulus dan suci, berusahalah untuk mengenal beliau!”
Saya katakan jangan menghubungi saya, Anda tidak bisa bertemu saya! Inilah sebabnya saya tidak pernah menggunakan nama keluarga saya di buku yang manapun sejak tahun 60-an, saya hanya menggunakan nama pertama dan nama tengah saya. Saya tidak mempunyai alamat email. Saya tidak mempunyai perwakilan yang berbicara atas nama saya atau memberikan interpretasi untuk saya. Barangsiapa melakukan itu, maka dia hanya berbagi idenya sendiri, bukan pemikiran saya. Semua pemikiran-pemikiran saya adalah apa yang telah saya tulis atau telah direkam dalam media audio atau video.
Latar belakang hitam dari sampul depan buku-buku saya mewakili kegelapan dan kejahilan, sedangkan warna putih dari huruf-hurufnya mewakili cahaya dan ilmu.
Gambarnya merupakan kaligrafi Kufi dari Kalimat Tauhid:
“Laa ilaaha illallah; Muhammad Rasulullah” yang artinya, “Tidak ada konsep yang namanya ‘tuhan’, hanya ada yang ditunjuk oleh nama Allah, dan Muhammad (saw) adalah Rasul dari paham ini.”
Kaligrafinya ditempatkan di paling atas dari yang lainnya mewakili betapa pentingnya pemahaman yang saya pegang ini di dalam hidup saya.
Cahaya hijau, yang memantul dari jendela Kalimah Tauhid, menyeruak dari kegelapan menjadi cahaya terang untuk menggambarkan cahaya Rasul Allah (saw). Cahaya ini diwujudkan dalam judul bukunya melalui pena saya dan berakhir dengan warna putih, untuk menggambarkan pencerahan yang ingin saya capai dalam bidang ini. Sejalan dengan menyebarnya ilmu Rasulullah (saw), orang yang mampu mengkaji ilmu ini mencapai pencerahan, yang digambarkan dengan warna latar putih dari sampul belakang buku.
Saya menyadari bahwa bahasa saya tidak akan memadai untuk mengungkapkan kebenaran tertentu. Namun saya tidak merasa cemas karena saya sedang berupaya sebaik mungkin untuk berbagi dari perspektif yang berbeda. Kesenangan yang saya rasakan dengan pengabdian ini sudah cukup bagi saya. Tentu saja, Anda bebas untuk melangkah lebih jauh lagi…
Seperti sering saya katakan, agama Islam datang untuk mengajari manusia mengenai sistem dan tatanan universalnya Allah. Jika manusia dapat memahami sistem ini dan mekanikanya, dia dapat memahami posisi dan masa depannya. Pemahaman ini memungkinkannya untuk memenangkan kehidupan abadinya. Karena manusia hanya dapat membentuk akhiratnya sekarang ini, di kehidupan dunia ini, melalui praktek-praktek dan latihan-latihan spiritual berdasarkan sistemnya Allah.
Karenanya, hadiah terbaik yang bisa diberikan seseorang kepada umat manusia adalah ilmu yang dapat membantu meraih kehidupan akhirat yang bahagia.
Orang yang mengenal dirinya sendiri dan Allah akan merasa damai bersama semua umat manusia, apapun ras, warna kulit, dan agamanya… dia akan menyambut mereka dengan cinta dan kasih, dia tidak akan menipu mereka.
Orang yang mengenal Allah tidak akan berharap kepada manusia; Cukup Allah baginya! Dia akan menyampaikan kebaikan dan menanti akhir hidupnya dengan sabar dan toleran. Dia mengetahui bahwa segala sesuatu mengikuti program penciptaannya dan dengan kesadaran mutlak, segala sesuatu mengabdi kepada Allah. Dia mengetahui bahwa siapapun itu, raja, pangeran, gubernur, bahkan seorang wali pun akan merasakan kematian dan beralih dari dunia materi ke dimensi yang baru seorang diri. Setiap orang akan melihat akibat dari perbuatannya di dunia. Karenanya, wajib mengetahui sistem akhirat jika kita ingin melakukan persiapan yang cukup untuk menghadapinya!
Hari baik dan hari buruk di dunia pada akhirnya akan terlampaui, kecuali kehidupan abadi setelah peristiwa peralihan yang dikenal sebagai kematian…?
Itulah sebabnya, tanpa memperdulikan nilai-nilai duniawi dan pengkondisian-pengkondisian, saya memutuskan untuk berbagi ilmu mengenai realitas kepada sesama. Mereka yang memiliki wawasan akan mengetahui siapa saya dan apa yang saya lakukan. Adapun orang-orang yang melihat keluar, bagaimanapun juga tidak akan peduli! Saya tidak berharap kepada siapapun; saya sekedar berbagi ilmu, tidak memaksakannya! Rasulullah (saw) tidak pernah mendesak atau memaksakan ilmunya; apalagi saya! Sebagaimana gaya-hidup dan pilihan orang bukan urusan saya, gaya-hidup dan pilihan saya pun bukan urusan siapapun. Karena saya bukanlah teladan. Nabi Muhammad Mustafa, Rasulullah (saw) lah teladan bagi semua!
Beliau adalah matahari, sumber cahaya tak hingga, menyinari kehidupan manusia!
Sedangkan saya, seperti sebuah meteor, muncul sesaat dari kedalaman untuk memberikan sedikit cahaya ke langit kesadaran Anda di sepanjang bulan Ramadhan, sebelum habis dan menghilang! Seperti bintang jatuh yang menjanjikan harapan kepada yang melihatnya… Maka untuk sesaat… Berdoalah apabila Anda melihat bintang ini di langit! Ambil air wudlu dan lakukan shalat dua rakaat dalam kesendirian, kemudian berdoalah ketika bersujud…
Ucapkanlah:
“Ya Allah! Rabb-nya Arasy, Ruh, dan semua malaikat! Aku berdoa kepadaMu dengan kesadaran bahwa aku bukan apap-apa di hadapanMu; Aku tidak wujud! Ya Allah, mampukanlah aku untuk memahami realitasMu, ampunilah aku atas semua kesalahanku yang kulakukan dengan tidak sengaja dan karena kelemahanku!