Mengapa Dzikir Dilakukan Dalam Bahasa Arab?
Biasanya, pertanyaan pertama yang diajukan berkenaan dengan dzikir adalah, “Mengapa kita melakukannya dengan kata-kata berbahasa Arab? Tidak bisakah kita mengucapkannya dengan terjemahan Inggris, Turki atau Indonesianya? Apakah Allah tidak mengerti bahasa lain?”
Kata yang diucapkan adalah tahap akhir dari aktivitasnya! Fenomena nyatanya bermula dalam otak melalui impuls atau gelombang mikro – efek radial – dari dimensi kosmik ataupun mahluk kosmik.
Hasil dari dampak ini, susunan bio-magnetik dan bio-kimia dari otak dipengaruhi, dan data yang dihasilkan disalurkan secara bio-elektrik untuk merangsang sistem syaraf dan organ yang relevan. Kita hanya merasakan hasilnya sebagai aktivitas yang memantul dari organ. Tapi pada pokoknya, bukan audio-visual yang kita rasakan di luar, melainkan sistem radial, bio-elektrikal dan bio-kimia yang terjadi di tingkatan-tingkatan yang lebih tinggi! Dengan kata lain, bukan huruf-huruf yang menyusun katanya yang penting, melainkan getaran frekuensi yang membentuk kata-katanya!
Seperti telah saya jelaskan dalam audio dan video bertopik Dzat Yang Lebih Tinggi, jagat raya dan segala sesuatu di dalamnya asalnya merupakan mahluk-mahluk radial berbasis-kuanta. Dan masing-masing dari mahluk energi radial yang mempunyai makna khusus dan yang memiliki fungsi-fungsi unik menurut maknanya itu disebut 'malaikat' (malak dalam literatur Islam. Kata 'malak' berasal dari 'malk', yang berarti 'kekuatan dan energi').
Sebagaimana halnya setiap frekuensi-getaran di jagat raya mengandung sebuah makna, setiap sinar kosmik yang mencapai otak pun mengandung makna khusus dan memiliki tempat di jagat raya ini sesuai dengan makna tersebut, struktur-struktur ini disebut 'malaikat'.
Manusia merupakan manifestasi yang paling lengkap di dunia yang diciptakan untuk mengenal realitas esensial dirinya, untuk mengenal Allah. Jika manusia mengira bahwa dirinya hanyalah tubuh jasmani semata, dia disebut dalam Al-Qur'an sebagai “yang paling rendah dari yang rendah.” Sebaliknya, apabila dia hidup sejalan dengan aturan pokoknya, dia disebut dalam Al-Qur'an sebagai hidup dalam “suasana Surgawi.” Satu-satunya tugas penting manusia adalah untuk mengenal diri esensialnya!
Dalam istilah agama, ini dirujuk sebagai, “Orang yang mengenal dirinya akan mengenal Rabb-nya.”
Apabila otak telah terbebas dari pikiran bahwa dunia material ini sebagai hal yang nyata, dari keterbatasan kelima indera dan rintangan yang disebabkan oleh pengkondisian ini untuk menyadari diri esensialnya yang bercahaya, dengan sendirinya dia akan menginginkan untuk merasakan diri esensialnya.
Keinginannya ini akan menguatkan hubungannya dengan dirinya yg bercahaya, dan memungkinkan dirinya untuk menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi melaluinya merupakan manifestasi dari makna-makna radial bercahaya ini.
Yakni bahwa otak menyalurkan makna-makna bercahaya ini ke dimensi kita 'yang kita ketahui', dan kemudian mengunggah konsep-konsep ini ke tubuh radial holografik, dan pada saat yang bersamaan memancarkannya ke lingkungan sekitarnya.
Maka, karena hal yang hanya dapat dicerna setelah memahami apa yang disebutkan di atas, dzikir adalah sesuatu yang hanya dapat dilakukan dengan bentuk aslinya, dalam bahasa Arab.
Setiap kata dan huruf merupakan frekuensi-getaran yang diubah menjadi gelombang suara di dalam otak. Karena setiap frekuensi mengandung makna khusus, setiap kata merupakan kumpulan frekuensi yang membawa makna-makna yang diubah menjadi gelombang-gelombang bunyi. Dan inilah yang membentuk kata-kata dan konsep-konsep dzikir.
Yakni bahwa makna-makna quanta hadir di jagat raya sebagai panjang gelombang dan getaran. Ketika mereka berubah menjadi gelombang suara disebut sebagai kata-kata, dan kata-kata yang paling baik untuk menangkap makna-makna ini adalah bahasa Arab; oleh karena itulah kata-kata dzikir menggunakan bahasa Arab.
Karenanya, ketika Anda mengubah sebuah kata, Anda tidak pernah bisa menangkap frekuensi yang sama dan karena itu makna yang dikandung oleh frekuensi itu tidak pernah bisa didapat.
Jadi, jika seseorang ingin mencapai rahasia yang dijelaskan Al-Qur'an dan Rasulullah (SAW) serta memahami realitas universal, dia mesti mengulang-ulang kata-katanya sebagaimana asalnya, dalam format aslinya yang berbahasa Arab.
Penting juga untuk membaca seluruh Al-Qur'an sedikitnya satu kali selama hidup dalam bahasa Arabnya agar energinya terunggah ke ruh – tubuh radial holografik – untuk mendapat manfaat dari sumber ilmu ini dalam kehidupan setelah kematian.
Alasan lain mengapa kata-kata ini mesti dibaca dalam bahasa Arabnya karena jika Anda mencoba menerjemahkan kata-kata Arab ini kedalam bahasa lain, Anda akan berakhir dengan terjemahan satu halaman penuh atau lebih untuk menangkap maknanya. Jelas sekali bahwa lebih mudah mengulang-ulang satu kata tunggal dibanding harus membaca satu halaman penuh.