Cetak halaman

Perjalanan Menuju Damaskus

Rombongan ini yang awalnya berangkat dan melaju cepat di teriknya gurun pasir, mau tidak mau mulai melambat sejalan dengan waktu… Ini terutama karena beratnya beban barang dagangan yang di bawa para unta…

Pada akhirnya dua dari unta itu, yang sangat kehausan karena panas dan juga beban berat, tidak lagi mampu melanjutkan. Keduanya tertinggal di belakang… Guru kita berada di depan, memimpin kafilah itu. Ketika Maisarah melihat kedua unta itu di belakang, dia panik. Unta yang kelelahan berarti dua muatan barang dagangan akan terbuang di gurun pasir. Tidak mungkin unta-unta yang lain bisa mengangkut beban tambahan dengan kondisi muatan yang sudah membebani mereka.

“Oh Sayyid, Oh Sayyid…!” Maisarah berlari ke arah Muhammad dan dengan terengah-engah menjelaskan situasinya…

Ketika mendengar ini, Guru kita segera kembali mundur dan pergi ke arah kedua unta yang tertinggal di belakang itu. Beliau turun dari untanya, berjalan mendekati kedua unta yang hampir tidak bisa berdiri, kemudian memegang kaki-kakinya dan mulai menggumamkan sesuatu… Mungkin beliau sedang berdoa…

Maisarah dan kerabat Khadijah, Khuzaima, mengawasi dengan perasaan terhibur…

Setelah Guru kita selesai melakukan itu, beliau berdiri, menaiki untanya kembali dan bergerak kembali ke depan kafilah seolah tidak ada sesuatu pun yang terjadi…

Tidak lama kemudian, sesuatu yang menakjubkan terjadi. Kedua unta yang tadinya tidak bisa berjalan satu langkah pun tiba-tiba bergerak cepat dan menyusul kelompok yang lain!

Ya, kafilah Muhammad berhasil melewati gurun pasir itu dan memasuki tanah Damaskus. Seperti kafilah dagang lainnya, mereka berhenti di Basrah untuk beristirahat. Guru kita pergi berbaring di bawah pepohonan di depan biara seperti yang dilakukannya ketika masih kanak-kanak…

Beliau mulai mengenang masa-masa lalu… Di bawah bayang-bayang pepohonan zaitun, beliau tenggelam dalam perenungan yang dalam…

Sementara itu, pendeta Nastura sedang mengawasi Muhammad… Ketika dia melihat asisten Muhammad, dia bertanya, “Ya Maisarah, siapa yang berbaring di bawah pepohonan itu?”

“Dia salah seorang penduduk Mekah…”

Pendeta Nastura merasa yakin… “Tidak ada laki-laki selain Rasul Allah yang berbaring di bawah pohon itu!” dia bergumam sendiri. Kemudian dia bertanya lagi, “Apakah ada warna merah di kedua matanya?”

“Ya, kedua matanya selalu merah” jawab Maisarah.

Mendengar ini Pendeta Nastura berkata, “Dia seorang Nabi! Pastilah Nabi terakhir itu… Andai saja aku hidup cukup lama untuk menyaksikan risalahnya…!”

Maisarah, dengan tertegun, meyakinkan diri untuk tidak melupakan perkataan ini.

Kafilah dagang ini membuat transaksi yang menguntungkan di Basrah… Mereka menjual barang-barang dan menghasilkan laba yang banyak, kemudian membeli barang dagangan baru yang bisa menguntungkan di Mekah dengan harga yang sangat bagus…

Kafilah ini kemudian meninggalkan Basrah dan tiba di danau Lot… Maisarah menengadah ke langit dan melihat awan yang sama mengikuti Muhammad seperti yang dialami sebelumnya… Maisarah, yang didelegasikan Khadijah untuk membantu Muhammad, dengan penuh perhatian dan kekaguman mengamati Guru kita di sepanjang perjalanan. Setelah menyaksikan dan mendengar segalanya, hubungan dan kesetiannya kepada Guru kita semakin kuat.

Kafilah ini telah menempuh perjalanan yang jauh. Akhirnya, mereka kembali ke Lembah Fatmah. Maisarah turun dari untanya, berjalan menuju Muhammad dan bertanya, “Ya Sayyid! Bolehkah aku berjalan di depan dan menyampaikan kepada majikan kita kabar gembira mengenai kedatangan kita dan menceritakan tentang perjalanan kita?”

Merupakan tradisi di masa itu untuk memberikan hadiah kepada orang-orang yang membawa berita gembira. “Tentu saja, Maisarah, pergilah dan sampaikan kepadanya berita gembira ini” jawab beliau.

Maisarah memicu untanya secepat mungkin ke rumah Khadijah. Sementara itu, Khadijah sedang menunggu kedatangan mereka. Ketika dia melihat Maisarah, dia sangat penasaran untuk mendengar tentang semuanya.

Maisarah menjelaskan, “Nyonya, dari ketika kita berangkat hingga kita kembali, semua bisnis kita berjalan dengan sangat baik... Hal-hal yang menakjubkan terjadi selama perjalanan kami. Aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya…”

Kemudian dia menceritakan tentang penyembuhan mukjizat dari unta-unta yang nyaris mati, hal-hal yang dikatakan Pendeta Nastura mengenai Guru kita, mengenai bagaimana makanan yang mereka makan di perjalanan begitu istimewa dan berlimpah, serta mengenai awan yang terus mengikuti Guru kita…

Khadijah menyimak dengan terheran-heran. Dia terpesona… Dia belum pernah mendengar hal semacam itu sebelumnya… Perasaannya mulai berubah. Rasa kagum yang dalam tumbuh di hatinya kepada Guru kita… Dia memberi Maisarah hadiah yang baik dan membiarkannya pergi…

Dia lalu naik ke atap rumahnya bersama wanita-wanita yang dekat dengannya dan mulai menunggu kedatangan Muhammad, dengan terus menatap ke jalan… Akhirnya, menjelang tengah hari, kafilah itu mulai nampak dari kejauhan. Mereka semua menatap ke arah kafilah yang dengan perlahan tapi pasti semakin mendekat dan semakin jelas…

Khadijah terhenyak ketika melihat Muhammad berada paling depan dari kafilah itu… Ketika beliau bergerak, sebuah awan mengikutinya, membebaskan beliau dari teriknya sinar Matahari Mekah ...Khadijah tenggelam dalam gejolak pikiran…

Bagaimana ini bisa terjadi…? Bukankah Pendeta Nastura telah mengatakan kepada Maisarah bahwa Muhammad adalah Nabi akhir jaman!? Bagaimana dengan mimpi yang dia alami… dan bagaimana sepupunya Waraqah menafsirkan mimpinya…? “Engkau akan menikahi Nabi akhir jaman” katanya… Ini gila. Khadijah bingung… Dia segera mempersilakan para pengunjungnya pulang, lalu turun untuk menyambut Guru kita…

Muhammad melaporkan kepadanya mengenai perjalanan bisnisnya, barang-barang yang dibeli dan dijualnya, pengeluaran dan labanya, dll. Ini benar-benar perjalanan bisnis yang menguntungkan. Tapi lebih dari sekedar bisnis, aspek paling penting dari bisnis ini adalah hubungan yang dibangun antara Khadijah dan Guru kita.

Bisnis Khadijah bahkan tumbuh lebih baik setelah perceraiannya yang ke dua. Dia adalah pengusaha wanita yang paling diakui di Mekah. Selain kekayaan dan keberhasilan duniawinya, kecantikan, kemuliaan dan adat-kebiasdaannya menjadikannya calon populer di antara bangsawan Mekah yang sedang mencari pasangan. Sebaliknya, Khadijah tidak tertarik dengan semua itu. Terutama setelah mimpinya itu, dia bahkan tidak pernah menyinggung topik mengenai pernikahan…

Setelah mendengar hal-hal yang dikatakan Maisarah dan menghubung-hubungkannya dengan hal-hal yang dia ketahui, hatinya benar-benar telah berubah… Perasaannya kepada Muhammad semakin dalam, rasa cinta dan kekaguman mulai mengisi hatinya… Dia tidak bisa mengeluarkan beliau dari pikirannya…

Pada suatu hari, temannya Nufaisa datang mengunjunginya… Tidak sanggup lagi meyembunyikan perasaannya sendiri, Khadijah mengungkapkan hal itu kepada temannya ini. Nufaisa sudah mengetahui dengan baik perubahan sikap Khadijah… “Jangan khawatir” dia menenangkan temannya, “aku akan pergi dan bicara dengannya dengan cara yang tepat serta memasang mata dan telinga untuk memahami pikirannya…”

Maka Nufaisa mengunjungi Muhammad. Setelah obrolan basa-basi, akhirnya dia menyinggung topik pernikahan:

“Semua teman-temanmu telah menikah dan punya anak, Muhammad… Engkau dari keluarga baik-baik dan pemuda yang sangat populer di Mekah… Setiap orang tahu betapa santun dan terpercayanya engkau ini, engkau bisa menemukan seorang istri dengan mudah!?”

Muhammad, sedikit canggung dengan pembicaraan ini, menjelaskan kepada Nufaisa bahwa situasi ekonominya tidak tepat baginya untuk menikah.

Nafaisa kemudian menegaskan, “Oh tapi ada seseorang yang bisa engkau nikahi yang kaya juga cantik, dan dari keluarga yang sangat baik!”

Muhammad bertanya siapa dia. Nufaisa berseru, “Khadijah!”

Itu sama sekali tidak masuk akal…

“Tapi Khadijah tidak akan menerimaku! Beberapa pria terkaya di Mekah melamarnya, dan dia menolaknya sama sekali…”

Nufaisa tersenyum, “Jika engkau menerimanya, sisanya biar aku yang mengurus… Aku akan bicara kepadanya…”

Muhammad tahu, ini bukan sekedar ide Nufaisa…

21 / 51

Ini mungkin menarik buat Anda

Anda bisa mengunduh Buku ini