Di Dalam Gua…
Segera setelah para pengejar meninggalkan Mekah, keajaiban besar mulai menampakkan diri. Dari sebuah batu dekat pintu masuk gua, setangkai cabang mulai muncul. Cabang ini tumbuh menutupi mulut gua, dan dengan cepat beberapa cabang lagi menyeruak darinya disertai dengan tumbuhnya daun-daun. Dalam waktu singkat, pintu masuk ke gua sedemikian tersembunyi sehingga seseorang yang memandang ke arahnya dari luar tidak akan bisa mengatakan bahwa ada dua orang berlindung di sana di malam itu.
Tapi tidak berhenti di situ. Ada tamu yang datang di antara dedaunan ini. Meluncur dari udara, seekor merpati betina yang sangat putih hinggap, melipat sayapnya dan masuk di sela-sela dedaunan. Nampak bahwa ia menyukai tempat itu, karena kemudian ia terbang lagi dan kembali dengan membawa serasah di paruhnya. Ia sedang membangun sarangnya. Lalu pasangan jantannya pun terbang di atasnya. Dengan cepat, mereka membangun sarang mereka bersama-sama. Dan ya, merpati betina itu bertelur – satu buah, dua buah, dan yang lainnya. Sebagian berwarna putih, sementara yang lain ada bercaknya.
Dan itupun bukan yang terakhir! Masih ada tamu lain yang datang. Dia muncul dari bebatuan sekitar, bagai orang yang bergegas hendak memadamkan api, dia bergerak menuju daun-daun itu. Dengan kakinya yang panjang, seekor laba-laba sampai di tengah-tengah gua. Ia nampak menyukai tempat itu karena kemudian ia bergerak ke kanan ke kiri, ke atas ke bawah, membangun jaringnya dengan sangat cepat. Perkataan “menakjubkan” tidak memadai untuk menjelaskannya. Dia berhasil menjalin jaringnya pada area yang begitu luas dengan waktu singkat secara ajaib. Kemudian, seperti seseorang yang puas dengan pekerjaan yang diselesaikannya, dengan perlahan dia merayap dan menyelinap di bawah daun di sudut rumahnya.
Kini, semuanya telah siap. Sekalipun bukan dua atau tiga orang Mekah melainkan seluruh pasukan kaum musyrikin Quraisy di Mekah datang, mereka tidak akan bisa menyimpulkan bahwa Rasulullah saw dan Hazrat Siddiq bersembunyi di dalam gua ini.