Harta Pusaka Tersembunyi Milik Hazrat Abbas
Ketika Hazrat Abbas ra. tertangkap, seperti telah disebutkan di atas, dia tidak menyatakan keIslamannya secara terbuka. Sebagai akibatnya, untuk menjamin pelepasannya, dia harus membayar tebusan. Setelah tiba di Madinah dengan para tawanan lainnya, Guru kita saw memanggilnya dan berkata:
"Wahai Abbas, engkau, keponakan engkau Aqil bin Thalib, dan Naufal bin Harits harus membayar tebusan untuk menjamin pelepasan kalian, karena engkau mempunyai sarana untuk melakukan itu."
Abbas ra. mengaku dia itu seorang muslim dan bimbang untuk membayar tebusan. "Tapi ya Rasulullah, aku ini muslim. Kaum musyrikin Quraisy memaksaku bergabung ke dalam ekspedisi ini yang bertentangan dengan kehendakku."
Guru kita tidak menerima alasan ini: "Hanya Allah yang tahu jika engkau benar-benar seorang muslim. Jika engkau sungguh di antara orang-orang yang beriman, maka Allah akan membalasmu atas kesukaran yang engkau alami. Namun karena keadaan luarmu nampak melawan kaum muslimin, engkau harus membayar tebusan untuk pelepasanmu..."
Abbas ra. meminta agara emas yang diambil darinya ketika penangkapannya dianggap sebagai bagian dari tebusan. Namun, emas itu telah disita sebagai harta rampasan perang. Guru kita menjelaskan bahwa emas itu telah dianggap sebagai harta rampasan perang dan Hazrat Abbas masih harus membayar tebusan yang telah disebutkan.
Abbas ra. mengaku bahwa dia tidak memiliki uang lagi untuk membayar tebusan dan meminta kepada Rasulullah agar beliau memintanya dari penduduk Mekah. Pada titik ini, Guru kita secara ajaib bertanya, "Apa yang terjadi dengan emas itu, Abbas?"
Abbas terkejut dan bertanya, "Emas apa, ya Rasulullah?"
Rasulullah menjawab, "Emas yang engkau amanatkan kepada istrimu, Ummu Fazl, pada hari engkau meninggalkan Mekah... Ketika itu, tidak seorang pun bersamamu. Engkau berkata kepada Ummu Fazl, 'Aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku di perjalanan ini. Jika aku binasa dan tidak kembali, bagian ini untukmu, bagian ini untuk Fazl, dan bagian ini untuk Abdullah... Aah dan bagian ini untuk Ubaidullah, dan akhirnya, bagian ini untuk Kusam.' sambil menunjuk kepada emas yang engkau tinggalkan?"
Abbas ra. tidak mampu berkata-kata... Dia bertanya dengan terheran-heran, "Siapa yang mengatakannya kepadamu tentang ini, ya Rasulullah? Aku bersumpah, tidak seorang pun yang mengetahui ini kecuali Ummu Fazl dan aku!" Rasulullah menjawab, "Allah memberitahuku, wahai Abbas." Abbas masih dalam keadaan terheran, membacakan syahadat: "Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan, hanya ada Allah, dan engkau sungguh adalah RasulNya... Engkau mengatakan yang sebenarnya!"
Karena kejadian ini, ayat ke-70 dari surat Al-Anfal diwahyukan:
Wahai Nabi! Katakan kepada para tawanan di tanganmu, "Jika Allah mengetahui kebaikan (iman) di hati kalian, maka Dia akan memberi kalian sesuatu yang lebih baik dibanding apa yang diambil dari kalian, dan Dia akan memaafkan kalian! Allah itu Al-Ghafur, Ar-Rahim."[1]
Hazrat Abbas di kemudian hari berkata tentang kejadian ini, "Allah mengganti emas yang diambil dariku dengan dua puluh orang budak yang, karena kemitraan mereka, masing-masing menghasilkan dua puluh uqiyah emas. Dengan semua itu, aku bahkan lebih kaya lagi..."
Di bawah perintah Guru kita saw, Hazrat Abbas tidak menyatakan peralihan keyakinannya kepada Islam secara terbuka untuk jangka waktu yang lama setelah kembali ke mekah... Dengan begitu, dia bisa menyokong muslim di sana secara diam-diam...