Pendirian Basis Di Badar
Ketika Guru kita tiba di dekat sumur Badar, beliau ingin berkonsultasi dengan para sahabatnya tentang dimana harus mendirikan basis mereka. Beliau meminta pendapat mereka mengenai lokasi yang paling cocok. Pada saat itu, Hubab bin Munzir seorang prajurit terampil yang berusia tiga puluh tiga tahun menanggapi:
"Ya Rasulullah, kami ini para prajurit dan berpengalaman dalam urusan kesukuan. Jika engkau bertanya kepadaku, aku menyarankan bahwa kita menutup semua sumber air di area ini kecuali satu saja, kemudian mendirikan basis kita di sumber yang tersisa.
Setelah membuat usulan ini, Hubab khawatir kalau-kalau sikapnya itu mengganggu keputusan Rasul. Karenanya dia menambahkan:
"Ya Rasulullah, aku harap engkau tidak memandangku seolah aku ikut campur. Pertama-tama, aku ingin bertanya kepadamu apakah lokasi ini merupakan tempat yang Allah perintahkan engkau untuk berkemah, ataukah sebuah lokasi yang engkau tentukan secara pribadi untuk tujuan strategis? Jika ini perintah Allah, tolong abaikan saranku. Namun, jika ini masalah konsultasi, begitulah usulanku."
Guru kita menanggapi pertanyaan Hubab, menjelaskan bahwa mereka telah tiba di tempat sementara dan bisa berubah. Setelah penjelasan ini, Hubab kembali mengungkapkan pendapatnya mengenai dimana sebaiknya mereka mendirikan basis mereka:
"Ya Rasulullah, menurut pendapatku, tempat ini tidak cocok untuk mendirikan basis kita. Aku menyarankan bahwa kita mendirikan basis kita di dekat sebuah sumur yang airnya banyak, yang saya duga akan dipilih orang Mekah untuk berkemah. Dengan menutup sumur-sumur lain, mereka akan menderita kekurangan air selama pertempuran, sementara kita mempunyai persedian air yang banyak."
Ketika Hubab mengemukakan idenya, Jibril as. menegaskan bahwa usulan itu tepat. Rasulullah kemudian menyampaikan keputusan ini kepada para sahabatnya:
"Ya Hubab, rencana yang engkau usulkan sungguh usulan yang benar. Karenanya kita akan melaksanakannya."
Setelah mendirikan kemah mereka di dekat sumur, kaum muslimin, dipimpin oleh Hubab, mulai mengisi sumur-sumur dengan batu. Setelah sumur-sumur itu terisi batu, Sa'ad bin Muadz ra. membuat sebuah usulan kepada Guru kita:
"Ya Rasulullah, kami ingin mendirikan sebuah naungan untukmu di sini, yang dibuat dari cabang-cabang pohon palem. Kami jiga ingin menyediakan bagimu sarana transportasi, sebuah hewan tunggangan. Jika kita diberi kemenangan dengan pertolongan Allah dalam pertempuran ini, itu akan luar biasa. Namun jika ditetapkan bahwa kita dikalahkan, maka engkau bisa mengendarai hewan ini untuk kembali kepada saudara-saudara kita yang tertinggal di Madinah. Ketahuilah bahwa mereka yang tinggal di Madinah lebih mencintai engkau dibanding kami. Mereka tidak di sini karena mereka tidak mengetahui bahwa engkau akan berperang, dan mereka tinggal untuk melindungimu. Mereka akan mematuhi perintahmu dan mengorbankan jiwa mereka untuk ketenangan dan keberhasilanmu..."
Setelah menerima kepedulian yang disampaikan Sa'ad bin Muadz, Guru kita menyatakan rasa terima-kasihnya dengan berdoa dan mengijinkan pembuatan naungan itu.
Setelah pembuatan naungan dari cabang-cabang pohon palem serta dedaunan yang dilakukan dengan cepat, Guru kita mengambil tempat yang menyendiri untuk perenungan dan mendiskusikan perkara-perkara yang akan dihadapi. Beliau memasuki naungannya bersama sahabat dekatnya Abu Bakar dan mulai memikirkan situasi yang sedang dihadapi.
Tindakan penting lain yang dilakukan Guru kita untuk berjaga-jaga adalah mengirim satu atau dua mata-mata untuk mengumpulkan informasi mengenai keadaan suku Quraisy yang sedang mendekat. Di antara para sahabat, Ammar bin Yasir ra. dan Ibnu Mas'ud ra. terpilih untuk tugas ini...
Ammar dan Ibnu Mas'ud mendekati kemah musyrikin Quraisy di bawah sinar bintang dan cahaya bulan. Mereka mengamati pergerakan pasukan Quraisy dengan rajin. Ketika menjelang shalat Subuh, setelah menyelesaikan tugas pengamatan, mereka kembali ke kemah dan mendapati Guru kita sedang menunggu. Mereka segera memberitahu beliau apa yang mereka lihat dan menyampaikan penilaian mereka:
"Ya Rasulullah, mereka dicekam rasa takut yang luar biasa. Mereka berupaya keras menjinakkan kuda-kuda mereka agar tetap tenang dan tidak gaduh. Lebih dari itu, mereka sibuk mabuk-mabukan dan berjudi..."
Setelah pagi tiba dan matahari sekitar sepenggalah, sebagian musyrikin Quraisy pergi melakukan misi pengintaian di sekitar perkemahan. Ketika mereka melihat jejak-jejak kaki di sekitar perkemahan, mereka segera melaporkannya kepada ahli mereka, Nubaih bin Hajjaj, yang segera memeriksa jeka-jejak kaki itu dan menyingkapkan kepada orang-orang di sekitarnya jejak kaki siapa itu...
"Orang-orang yang datang memata-matai kita semalam adalah Ammar bin Sumayyah dan Ibnu Mas'ud bin Ummu Abid. Ini berarti bahwa umat Islam sudah dekat, dan mereka mengirim keduanya untuk memata-matai kita. Nampaknya Muhammad telah mengumpulkan semua orang bodoh di antara kita itu serta penduduk Yatsrib dan membawanya kemari...
Kita akan menang dengan mudah, tapi mesti sangat hati-hati tentang ini: Apabila kalian menjumpai Muhammad dan para sahabatnya, jangan bunuh anak-anak mudanya. Bunuhlah orang-orang Yatsrib agar mereka tidak berani melawan kita lagi. Sedangkan mengenai para pemuda yang bodoh itu, kita akan mempermalukan mereka di muka umum di Mekah dan mengurungkan orang-orang lainnya dari mengikuti langkah mereka..."