Selama perjalanan tiga belas tahun sejak permulaan Islam, Hazrat Abu Bakar Siddiq telah mengeluarkan banyak dari kekayaannya yang berlimpah, yakni sekitar empat puluh ribu dirham di jalan Islam. Kini, dia hanya mempunyai sekitar lima ribu dirham di tangannya. Sambil menoleh kepada Guru kita, dia berkata, “Apa perintahmu, ya Rasulullah?”

Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, Maha Penyayang,” Guru kita memulai. Dengan kalimat ini, Rasulullah berdiri dan berjalan menuju kedua unta. Dengan sebuah kalimat ini, semua kesulitan dari perjalanan besar ini nampak berkurang dan tersapu habis.

Guru kita menaiki untanya, Qashwa, dengan Hazrat Siddiq di belakangnya. Unta Hazrat Siddiq dibawa oleh sang pemandu, Abdullah, dan budak yang dimerdekakannya, Amir.

Langkah kaki yang cepat dari unta-unta itu menandai awal dari sebuah perjalanan bersejarah, mengarah menuju Madinah melalui jalan pesisir.