Pidato Guru Kita Sebelum Perang Badar
Ketika fajar tiba, kaum muslimin bangun dan berkumpul untuk shalat Subuh. Masing-masing orang mempunyai kesan berbeda mengenai mereka dibanding sikap mereka biasanya. Setelah shalat usai, Guru kita saw mengumpulkan kaum muslimin dan menyapa mereka dengan pidato berikut:
"Segala puji bagi Allah, Rabb-nya seluruh alam, yang kita tidak sanggup untuk memujinya dengan secukupnya. Wahai kaum muslimin, aku menyampaikan kepada kalian apa yang Allah perintahkan dan larang. Sungguh, Allah membalas kebaikan dengan kebaikan menurut ilmuNya yang abadi.
Sungguh, Allah tidak menerima amal-amal yang dilakukan bukan untuk mencari ridaNya. Apabila kesabaran ditunjukkan demi Allah di kala susah dan sulit, Dia menghilangkan semua derita, kesedihan dan duka. Di akhirat, Dia memberikan kedamaian dan keselamatan abadi.
Ketahuilah bahwa Rasul Allah memperingatkan terhadap siksa Allah, menasihati kalian, dan mengeluarkan perintah-perintah. Hindarilah, juga di hari ini, setiap tindakan yang akan mengarah kepada ketidakridaanNya.
Allah berfirman, 'Murka Allah lebih besar dibanding murka kalian...'[1]
Maka dari itu, kembalilah kepada perintah-perintah Allah dan penuhilah. Berpeganglah kepada Kitab Allah dan perintah-perintahnya. Carilah rida Allah, karena Dia lah yang akan memberi kemuliaan setelah kehinaan.
Jangan melupakan janji rahmat dan ampunanNya. Pada hari ini, berdirilah dengan teguh di posisi kalian dan lewati ujian ini, karena janji Allah itu benar, dan siksaNya sangat pedih.
Sungguh, kita ini milik Allah, Yang Maha Hidup dan Pemelihara wujud (Qayyum[2]). Kita telah berlindung kepadaNya, berpegang-teguh kepadaNya, dan bertawakal kepadaNya. Pada akhirnya, kita akan kembali kepadaNya.
Semoga Allah mengampuni kita semua."
Ceramah ini sangat menginspirasi kaum muslimin, dan mereka ingin sekali menghadapi kematian, siap mengorbankan segalanya untuk memenuhi perintah-perintah Allah.
Kemudian, Guru kita bertanya kepada mereka, "Bagaimana kalian akan melawan kaum musyrikin Quraisy?" Salah seorang sahabat beliau, Asif bin Tsabit, berdiri, mengambil busur dan panah, dan menunjukkan apa yang akan mereka lakukan.
"Ya Rasulullah, apabila orang Quraisy muncul dalam jangkauan tembakan-panah, aku akan menghujani mereka dengan panah-panah. Lalu, ketika mereka lebih dekat dan memasuki jangkauan batu, aku akan mulai melempari mereka dengan batu, ketika mereka mendekati dalam jangkauan tumbak, aku akan berusaha melemahkan mereka dengan tusukan tumbakku hingga pedangku mulai diperlukan. Dan ketika pedangku diperlukan, aku akan menggunakannya baik itu berarti aku mati atau membunuh lawanku."
Guru kita menyetujui tanggapan ini dengan berkata, "Begitulah tepatnya yang mesti dilakukan selama pertempuran. Mereka yang berhadapan dengan orang Quraisy, harus bertindak seperti itu."