Quba

Akhirnya, hari Senin pun tiba, dan mereka hanya dua jam lagi dari dusun “Quba” dekat Madinah. Sebuah kafilah sedang mendekat dari arah yang berlawanan. Ternyata Zubair dan Thalhah yang memimpin kafilahnya. Keduanya adalah pemeluk Islam masa awal.

Ketika keduanya melihat siapa yang sedang mendekat, mereka sangat gembira. Rasulullah dan Abu Bakar tertutup debu dan kotor karena perjalanan mereka. Zubair dan Thalhah, yang baru-baru ini memperoleh barang dagangan dari Syam, mengeluarkan pakaian putih baru dari barang dagangan mereka dan membawanya ke hadapan Guru kita dan Abu Bakar sebagai hadiah dengan berkata, “Ya Rasulullah! Ya Abu Bakar! Pakaian kalian telah berdebu dan kotor di perjalanan. Penduduk Madinah mesti melihat kalian dalam pakaian yang bersih dan indah.”

Kemudian, mereka semua melanjutkan perjalanan mereka ke Madinah. Matahari di langit sudah tinggi, dan seperti biasanya, membakar bebatuan dan butir-butir pasir sehingga membuatnya berkilau karena panas.

Kaum muslimin Madinah, yang telah mendengar keberangkatan mereka dari Mekah, biasa mendatangi suatu tempat yang disebut “Harra” setiap paginya dan menunggu di sana hingga tengah hari dengan harapan bisa menyambut kedatangannya. Demikian pula pada hari itu. Mereka telah menunggu-nunggu. Tapi sejalan dengan lewatnya waktu, mereka kehilangan harapan dan kembali pulang ke rumah masing-masing.

Salah seorang Yahudi mempunya beberapa pekerjaan yang mesti dilakukan di dekat ladangnya ketika itu. Dia menaiki menara pengawas sedikit lebih awal dan mulai memandangi ladangnya. Tiba-tiba, sosok-sosok gelap muncul di ufuk langit. Karena hawa panas yang mengakibatkan pantulan yang mengaburkan, sulit untuk bisa melihatnya dengan jelas, namun nampak seperti sebuah kafilah berpakaian putih sedang mendekat. Dia mempunyai pikiran bahwa itu mungkin kedatangan yang ditunggu-tunggu dari sang Rasul dan para sahabatnya itu. Di bawah pengaruh pandangannya yang tajam, dia tidak bisa menahan diri dan mulai berteriak sekuat tenaga:

“Haiii! Kaum muslimin! Orang yang kalian tunggu-tunggu sudah datang!”

Suara ini bagai sebuah dentuman meriam. Mendengar teriakan itu, kaum muslimin bergegas menuju rumah mereka, mengenakan pedang, tameng, dan senjata apapun yang mereka miliki, dan mengenakan pakaian terbaik mereka. Kaum wanita menghiasi diri mereka dengan kalung emas di tangan dan kaki mereka. Mereka yang membawa kuda, mendandani kuda-kuda Arab terkenal mereka dengan sadel terbaik, sementara yang membawa unta juga mendandaninya. Pria, wanita, anak-anak, tua, muda, semuanya tumpah ke jalan untuk menyambut kedatangan Rasulullah dan Abu Bakar.

Jarak mereka satu dengan lainnya kini sekitar satu jam.

Ke dua rombongan, yang datang dan yang menyambut, bertemu di sebuah lokasi yang disebut “Harra.” Bukan hanya penduduk Quba, yang hanya berjarak satu jam dari Madinah, tapi juga penduduk Madinah sendiri yang keluar untuk menyambut mereka.

Di antara beragam ungkapan cinta dan kasih-sayang yang ditunjukkan kepada Rasulullah, kedua kelompok ini berbalik-kanan, dengan berjalan kaki, menghadap ke arah dusun Quba, yang jaraknya sekitar satu jam.

Sejarah menggembar-gemborkan awal dari sebuah era baru. Tanggal 8 Rabi’ul Awwal, tahun ke-1 Hijriyah, setara dengan tahun 622 Masehi, bulan September, hari Senin.

20 / 48

Ini mungkin menarik buat Anda

Anda bisa mengunduh Buku ini