Shalat Jenazah Pertama
Era Madinah
Pada tahun ke tiga belas awal penyebaran Islam, Guru kita saw berhijrah ke kota Madinah. Asalnya, kota itu bernama Yatsrib. Nama “Yatsrib” diberikan merujuk kepada seseorang yang bernama Yatsrib dari suku Amalika, yang merupakan salah seorang penduduk pertama di sana. Tapi setelah hijrah Nabi Muhammad saw dan atas perintah beliau, nama kota itu diganti menjadi “Madinah,” dan sejak itulah dikenal dengan nama itu. Madinah juga dirujuk dengan beragam nama seperti “Haram-i RASUL,” “Thabah,” “Thayyibah,” dan "Mahfuza” di tempat dan waktu yang berbeda.
***
Dalam agama Islam, shalat jenazah pertama dilakukan untuk Bara bin Ma’rur oleh Rasulullah saw. Bara bin Ma’rur adalah salah satu dari dua belas orang yang pertama berjanji setia kepada Guru Kita. Setelah menjadi muslim, ketika Rasulullah memerintahkan mengerjakan shalat, Bara datang ke Madinah. Sementara muslim-muslim lain shalat dengan menghadap Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa, dia terus shalat dengan menghadap Kabah.
Praktek shalatnya itu kemudian dilaporkan kepada Rasulullah saw. Sebagi tanggapannya, Rasul memerintahkan dia untuk shalat seperti yang lainnya, menghadap ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Bara kemudian mulai shalat menghadap arah yang diperintahkan.
Sekitar sebelum Guru kita berhijrah ke Madinah, Bara meninggal dunia. Sebelum kematiannya, Bara beramanat kepada keluarganya dengan menyatakan bahwa sepertiga dari hartanya harus diberikan kepada Rasulullah saw untuk tujuan derma. Dia juga meminta bahwa tubuhnya dihadapkan ke arah Kabah di Mekah ketika kematiannya, karena dia telah berjanji untuk berkunjung ke sana.
Maka, dia menjadi orang pertama yang menghadap Kabah dalam hidupnya dan setelah kematiannya, menandai pengabdiannya kepada Rasul dan prinsip-prinsip Islam.