Cetak halaman

Dimanakah Letak Ruang ‘Batin’?

Kita telah bicara banyak tentang pengalaman batin dan pengalaman lahir. Tapi dimanakah tepatnya letak ruang batin itu?

Di titik manakah awal ruang batin pada ruang lahir?

Atau, setelah titik ruang batin mana dimulainya ruang lahir?

Dimanakah batas di antara ‘batin’ (dalam) dan ‘lahir’ (luar)?

 Suatu kesalahan besar jika berpikir ruang-ruang ini sebagai lokasi-lokasi. Tidak ada perbedaan di antara ruang batin dan ruang lahir; keduanga tidak berbeda dimensi. Batin (dalam) hanyalah bagian yang tidak bisa kita indera meskipun kita melihatnya. Yakni, meskipun sesuatu itu ada dalam kisaran yang bisa kita lihat, terkadang kita tidak mengindera aspek-aspek tertentu darinya. Sisi yang tidak terindera inilah yang kita rujuk ketika kita menyebutnya ‘batin’ (dalam).

Tapi mengapa bisa demikian? Bagaimana seseorang bisa melihat sesuatu meskipun tidak menginderanya?

Apabila pangkalan data yang bersangkutan tidak memadai untuk menerjemahkan dan mengevaluasi data yang masuk!

Dengan kata lain, ketika kita mengatakan batin, kita sebenarnya merujuk pada semua data yang kita tidak mampu menginderanya melalui kelima indera kita.

Data sampai ke otak melalui empat jalan:

 

a. Melalui kelima indera.

b. Melalui jin – ini termasuk semua mahluk sadar dalam lingkup kata jin (yakni semua mahluk yang tidak terlihat), termasuk yang ada di planet ini dan planet lainnya.

c. Melalui efek-efek astrologikal.

d. Melalui esensi ruang atau kesadaran universal.

 

Dua yang terakhir bisa dirujuk sebagai ‘batin,’ sementara jin bisa dikelompokkan kedalam dua jenis:

 

1. Jenis yang saya bicarakan dalam buku Ruh Manusia Jin

2. Mahluk sadar yang lebih tinggi yang tinggal dalam sistem tatasurya atau dalam bintang-bintang lainnya di dalam galaksi ini. Hanya mereka yang merasakan penemuan-diri dan penyingkapan yang bisa berkomunikasi dengan jenis ini, walaupun banyak yang berkomunikasi dengan jin keliru pikir bahwa mereka berhubungan dengan kelompok kedua ini.

 

Sekarang mari kita berbicara mengenai esensi ruang: kesadaran universal.

Ini adalah ruang kesatuan absolut! Kesadaran absolut! Ruh Agung! Ini dimana kita menyadari ruang ini – jagat tak hingga di dalam jagat lainnya – ekstensi dari tubuh kita.

Inilah ‘titik’ darimana Allah menciptakan segala sesuatu.

Ujungnya bersifat relatif. Tidak berujung.

Dari sudut pandang kecerdasannya, ia dikenal sebagai Realita Muhammad.

Dari sudut pandang ruhnya, ia disebut Ruh Agung.

Nama-nama menyusun ruhnya.

Ini dimana orang yang mengalami ‘asensi’ sebenarnya berasensi.

Inilah tujuan dari Shalat!

Inilah ruang ketunggalan dan kesatuan…

Mereka yang sampai ke ruang ini dan menemukan diri esensinya dirujuk sebagai Rafiq-i A’la (Sahabat Tertinggi).

Maqom Terpuji (Maqom al-Mahmud) mewujud dengannya!

Para malaikat yang telah mencapai kedekatan ilahi (Malak al-Muqarrab) berada dibawah perintahnya!

Dunia dalam pandangan ruang ini hanyalah sebuah mimpi… Sebuah hologram…

Baik para malaikat atau para Nabi dan para Rasul yang telah mencapai kedekatan ilahi tidak bisa campur-tangan ketika seseorang telah sampai ke ruang ini.

Mereka yang yang belum mencapai kedekatan ilahi akan berpikir bahwa ini adalah realita yang ditunjuk dengan nama Allah!

Padahal Allah tidak pernah bisa dibatasi oleh apapun!

Yang Esa yang ditunjuk dengan nama Allah terlepas dari dunia!

Walaupun ‘batin’ (dalam) adalah apa yang tidak bisa dindera manusia; pada kenyataannya, batin (dalam) tidak lain adalah lahir (luar). Apa yang kita pikir sebagai implisit bukan lain adalah eksplisit, dan sebaliknya. Segera setelah kita melihat realita implisit, ia menjadi eksplisit. Dengan kata lain, satu-satunya yang berubah adalah persepsi.

Nama-nama dan label-label kita berikan pada benda-benda eksplisit, atau pengkondisian kita mengenainya, menghijab kita akan realita tentangnya dan menuntun kita berpikiran bahwa benda-benda itu implisit.

Dengan kata lain, apa yang Anda fahami bersifat eksplisit, sementara yang tidak bisa Anda fahami bersifat implisit.

Jika Anda bisa melihat realita benda-benda di sekitar Anda, maka realita implisit mereka menjadi eksplisit bagi Anda. Selama Anda gagal untuk melihatnya, realita eksplisitnya akan tetap implisit bagi Anda.

Ayolah kawan, mari memformat dan memrogram ulang ‘diri’ Anda, karena program yang dengannya Anda tinggalkan tempat ini akan menjadi program yang dengannya harus Anda jalankan selama-lamanya!

Tidak akan ada lagi peluang untuk perubahan.

Allah lebih tahu yang sebenarnya!

 

Malam Lailatul Qodar – 1998

NJ – USA

18 / 28

Ini mungkin menarik buat Anda

Anda bisa mengunduh Buku ini