Universal
Keuniversalan agama Islam tidak bisa dikenal tanpa pemikiran dan perenungan yang benar dan tepat…
Islam tidak hadir untuk sebuah suku tertentu serta memberi anjuran yang sesuai dengan gaya hidup mereka. Juga tidak hadir untuk ras-ras Arab, Turki, Malaysia atau ras-ras khusus lainnya!
Islam adalah nama yang diberikan kepada sistem dan tatanan universal yang diciptakan Allah. Sebatas pemahaman manusia terhadap sistem dan mekanisme ini, mereka berpeluang untuk meraih kehidupan yang bahagia di dunia dan di akhirat.
Orang-orang yang mendekati agama Islam dengan pemikiran nilai-nilai nasional, budaya atau nilai-nilai lokal lainnya tidak akan pernah melihat keuniversalan dari keaslian Islam.
Sayangnya, realita Islam telah terhijab dengan kesemrawutan konsep-konsep jaman moderen, serta tirai imitasi dan penghakiman.
Karena sudah terbiasa kita mengklaim “Islam itu universal,” tapi hampir keseluruhan pemikiran dan tindakan kita membuat penyangkalan terhadapnya.
Apa sebenarnya makna ‘universal’ pada mulanya? Apa itu agama yang universal?
Agama universal adalah agama yang menyapa semua bangsa, ras dan budaya secara sama rata! Ia merupakan sistem keyakinan yang terbebas dari pembatasan-pembatasan oleh budaya atau tradisi lokal, sebuah agama yang berdasarkan pada kebenaran universal dari sistem universal ini.
Karena Muhammad, Rasulullah SAW, dihadirkan di jazirah Arab, dari keturunan Ibrahim, pesan-pesan beliau dikelirubaurkan dengan atribut budaya serta tradisi masyarakat Arab. Dibawah nama ‘Islam, agama universal’, orang-orang digiring kepada budaya dan tradisi Arab selama berabad-abad! Karena itulah, banyak yang melabeli Agama Islam sebagai agama bangsa Arab.
Berlawanan dengan itu, agama Islam adalah penjelasan terhadap sistem dan mekanisme universal oleh Rasulullah. Ia merupakan berita gembira akan kebahagiaan abadi bagi mereka yang menjalani hidupnya bersesuaian dengan sistem ini, tanpa memandang ras dan latar belakang mereka!
Muhammad adalah manusia universal! Beliau mengajak orang-orang kepada kebenaran universal! Keuniversalan Islam tidak bisa dirusak atau diturunkan derajatnya oleh nilai-nilai relatif dan nilai-nilai lokal.
Semua orang mau tidak mau terkena sistem dan mekanisme universal dari Islam. Dan jika mereka tidak patuh dengan ketentuan-ketentuannya maka akan menanggung akibat yang tidak menguntungkan.
Tradisi-tradisi dan budaya-budaya yang dipasarkan dibawah bendera ‘muslimisme’ tidak ada kaitannya dengan agama Islam universal dan karenanya tidak diterima sebagai pesan universal.
Hampir mustahil bagi orang yang belum mencapai pemahaman universal bisa mengevaluasi Rasulullah dan pesan-pesannya yang universal dengan sebenar-benarnya.
Sebaliknya, mereka yang telah mencapai pemahaman universal tidak akan pernah terbatasi oleh pembatasan-pembatasan tradisi dan budaya lokal, meskipun mereka tetap menghormatinya – seperti halnya Jalaluddin Rumi, Syams Tabrizi, Yunus Emre dan Haji Bektash Wali…
Untuk bisa memBACA KITAB universal yang dibawa oleh Rasul universal, pertama-tama orang mesti meraih pandangan dan pemahaman universal. Tidak ada gunanya semata berseru, “Alhamdulillah, saya seorang muslim” seperti halnya mengklaim “Saya tahu cara berenang” tidak cukup untuk menyelamatkan orang yang tidak bisa berenang dari tenggelam.
Tidak masalah bagaimana seseorang bisa bicara secara universal, atau kata-kata universal yang diutarakannnya. Jika kata-katanya tidak melampaui pengkondisian-pengkondisian lokal dan tradisional, itu tidak akan berpengaruh dalam hidupnya.
Suatu keharusan bahwa kita segera membersihkan diri kita dari pengkondisian-pengkondisian dan mengevaluasi ulang terhadap Islam dan Rasulullah SAW, bukan dari sudut pandang seorang Arab melainkan sebagai cahaya universal.
1.11.98
NJ – USA