Untuk Kawan-Kawanku…
Ini surat untuk kawan-kawan masa depanku. Jika sampai kepada mereka, saya harap mereka faham mengapa saya tidak bisa menyingkapkan perkara-perkara tertentu, atau mengapa saya tidak menulis dengan lebih terbuka!
Saya dipaksa untuk sangat berhati-hati dan sesensitif mungkin bagai meletakkan telur yang baru menetas.
Bagaimana saya bisa menyingkapkan apa yang saya yakini kebenarannya dibawah pemerintahan yang menghukum seseorang yang dianggap mempunyai ‘maksud’ jahat padahal hanya sedang membaca sebuah puisi?
Berapa banyak realita yang dirujuk oleh metafora-metafora dan simbol-simbol di dalam Al-Qur’an yang bisa saya singkapkan di dalam masyarakat yang meyakini Islam sebagai agama yang diturunkan oleh tuhan di surga?
Bagaimana saya bisa menjelaskan itu, setelah saya menulis tentang sifat ruh manusia sebagai sinar-sinar gelombang mikro yang dihasilkan otak pada tahun 1970, saya dikatai oleh muslim-muslim terkemuka bahwa “gelombang mikro itu dihasilkan oleh oven (microwave)”? – tidak berselang lama setelah itu pers (pemberitaan) menyatakan bahwa ada banyak gelombang mikro di alam semesta ini.
Bagaimana saya bisa menerangkan kepada orang-orang yang berpikir bahwa gelombang itu hanya sebagai gelombang radio FM? Bahwa otak sebenarnya menerima dan mengirim banyak gelombang, yang cakupannya masih harus dicari tahu? Dan bahwa kehidupan setelah kematian juga merupakan dunia gelombang semacam itu?
Bagaimana saya bisa menjelaskan kepada orang-orang yang memanfaatkan agama untuk mencari dunia dan kekuasaan bahwa agama tidak ada hubungannya dengan keuntungan duniawi?
Bagamana saya bisa menunjukkan kepada orang-orang yang berpikir bahwa Allah itu ada di luar angkasa? Bahwa tidak ada konsep tuhan-berhala semacam itu? Dan bahwa Allah ada dengan Nama-namaNya di setiap iota perwujudan?
Bagaimana saya bisa menjelaskan bahwa Al-Qur’an tidak berbicara tentang seorang ‘utusan’ berdasarkan pemahaman tuhan berhala, melainkan tentang para Nabi dan Rasul, berdasarkan realita yang ditunjuk oleh ‘ALLAH’?
Atau bahwa Rasul sekalipun tidak memiliki otoritas untuk memaksa siapapun untuk mengimani atau mengamalkan apapun? Bahwa tidak seorang pun berhak memaksakan hal semacam itu?
Bagaimana saya bisa menjelaskan bahwa melarang para gadis yang memakai syal ke sekolah merupakan pelanggaran langsung terhadap hak asasi manusia, kebebasan dan demokrasi universal?
Atau bahwa agama bukanlah cara peniruan dan bahwa tidak seorang pun bisa maju satu inci pun dengan meniru orang lain?
Atau bahwa tidak seorang pun, kecuali Rasulullah SAW, yang harus diikuti; bahkan jika nasihat berasal dari orang lain, setiap orang mesti menentukan jalan hidupnya masing-masing, karena tidak ada ruang untuk alasan di akhirat kelak?
Atau bahwa kelemahan sesungguhnya terletak pada seseorang yang nampak kuat padahal lapar; dan bahwa kelemahan pasti berakhir sebagai umpan; dan tentang akibat buruk dari kematian tanpa persiapan yang matang?
Bagaimana saya bisa menjelaskan bahwa sistem dan tatanan yang diciptakan Yang Esa yang dirujuk sebagai Allah merupakan mahluk hidup sadar, dan bahwa apa yang kita sebut sebagai manusia, jin, malaikat dan setan adalah mahluk-mahluk dari beragam dimensi dari mekanisme ini?
Bagaimana saya bisa menjelaskan bahwa di akhirat tidak seorang pun bisa menolong orang yang tidak memenuhi ketentuan Islam yang disingkapkan oleh Rasulullah SAW? Dan bahwa dia tidak akan pernah mempunyai peluang untuk mengganti apa yang luput darinya setelah kematian?
Bagaimana saya bisa menjelaskan bahwa simbol-simbol dan metafora-metafora di dalam Al-Qur’an merupakan perwujudan dari Risalah yang berkenaan dengan aspek tak-hingga dari manusia dan dunia?
Atau bahwa syafaat itu adalah ilmu, dan untuk sampai kepada syafaat berarti sampai dan menerapkan ilmu, dan menolak syafaat adalah menolak penerapan dari ilmu?
Bagaimana saya bisa menjelaskan bahwa tanpa memandang usia dan abad, ruh Al-Qur’an bermaksud menyiapkan orang-orang untuk masa yang akan datang, bukan untuk memenjarakan mereka ke masa lalu? Dan bahwa menjalani ruh ini tidak berarti mengubah Al-Qur’an? Atau bahwa mereka yang gagal membaca ruh Al-Qur’an dan mengambilnya secara harfiah saja akan membayar sangat mahal setelah kematian?
Bagaimana saya bisa menjelaskan bahwa orang-orang yang tidak beriman kepada yang Esa yang bernama Allah sebenarnya menyangkal fitur esensial dirinya dan karena itu mereka tidak pernah bisa merasakan suasana surga?
Atau bahwa menjadi manusia berarti menjadi khalifah dan menjalani ketentuan-ketentuannya, mengambil pendekatan holistik dan obyektif setiap saat, tanpa menghakimi, serta mengevaluasi perkara-perkara dengan moralnya Allah?
Bagaimana saya bisa menjelaskan bahwa topik-topik yang mendesak untuk dibahas adalah pembersihan pengkondisian lingkungan dan sosial serta pentingnya mengambil sudut pandang universal sebagai individu yang berpikiran bebas?
Bagaimana saya bisa menjelaskan bahwa daripada memasarkan konsep-konsep palsu dan menyesatkan atas nama agama dan menggunakan modal umat Islam yang tulus untuk membangun gedung-gedung dan institusi-institusi, prioritas pertama dan utama mestinya menyebarkan ilmu sejati tanpa menuntut imbalan?
Bagaimana saya bisa menjelaskan kepada para penindas bahwa tidak ada ruang untuk penindasan baik di dalam agama Islam ataupun dalam dunia kemanusiaan?
Tolong berusaha untuk memahami saya!
11.10.98
Antalya