Awan-Awan Gelap

Sang pencipta telah menciptakan! Sebuah sistem sedang berjalan. Sebuah mekanisme; sebuah organisme hidup: sang Jagat Raya! Kita semua di dalamnya.

Tiada ruang bagi emosi di dalam organisme ini. Hanya ada fungsi-fungsi dan akibat-akibat yang menjadi pokok inti. Dan interaksi serta reaksi berantai seperti efek riak, dimana setiap perubahan bentuk merupakan kelanjutan dari perubahan bentuk yang lain…

Masyarakat itu bagai tubuh manusia. Tubuh manusia adalah miniatur dari jagat raya.

Seperti ketika terlalu banyak bakteri berkumpul di dalam tubuh maka penyakit pun timbul. Ketika terlalu banyak bakteri berkumpul di masyarakat, masyarakat pun menjadi sakit. Bakteri tidak bergerak karena emosi-emosi, mereka tidak punya rasa belas kasihan, mereka hanya menjalankan fungsinya. Orang-orang yang meyakini sosok ‘tuhan’ di langit sana menyebut tuhan lah yang bertanggung jawab atas hal itu. Dan ketika mereka tidak mengerti pesan yang disampaikan, mereka berusaha menemukan penglipur lara pada diri Muhammad SAW di dalam mimpi-mimpi mereka dan mencoba menentramkan diri dengan “mengutuk bakteri!”

Orang-orang yang menyuntikkan ke dalam tubuh mereka kuman yang sesungguhnya untuk menghindar darinya tidak beda dengan mereka yang memborbardir massa dengan rudal-rudal atas nama perdamaian…

Sementara ratus ribuan orang, akhir-akhir ini di Bosnia dan hari ini di Kosovo, dalam ancaman kepunahan, mereka menghibur diri dengan kisah-kisah Sufi, dengan mengklaim “Ini manifestasi yang Esa, juga” sambil makan dan minum dan menjamu diri sendiri seolah tidak akan menghadapi akibat dari ketidakpedulian mereka.

Awan-awan hitam yang gelap berkumpul di langit…

Tidak ada rekening yang ditutup hingga tagihannya dibayar.

Orang-orang yang mengawasi malapetaka di Bosnia juga akan mendapat gilirannya. Rekeningnya belum selesai, tagihannya belum dibayar…

Ada tagihan-tagihan yang mesti dibayar dan rekeningnya mesti diselesaikan!

Mekanismenya bekerja. Roda-roda gigi dari mekanisme ini tanpa belas kasih. Mereka hanya tahu saling bertaut dengan yang lainnya, menggilas apapun yang masuk di antara mereka.

Ketika awan-awan gelap melepaskan air hujannya, semua yang berdiri di bawahnya akan basah. Sang hujan tidak memikirkan apakah dia menimpa orang baik atau orang jahat. Hanya sekedar hujan dan membasahi.

Asap hitam yang berbahaya sedang diciptakan oleh mereka-mereka yang fungsinya sebagai yang ‘jahat.’ Langit di atas Eropa semakin gelap.

Mengambil keuntungan dari kegelapan ini di Eropa, ada sekelompok orang yang menyebarkan kegelapan ke tempat lainnya juga. Tapi tak perlu khawatir, awan datang dan pergi, mereka tidak abadi.

Awan-awan gelap menghancurkan para penciptanya terlebih dahulu, baru kemudian mereka sendiri!

Dan matahari akan terbit lagi, di atas orang yang baik. Dan yang sakit akan semakin membaik…

Jaman akan berubah, kegelapan akan memberi jalan kepada cahaya terang, yang terkena musibah akan sembuh, dan semua derita akan berakhir, memberi setiap orang apa yang layak bagi mereka.

Ada juga yang khawatir berkenaan dengan sifat kemanusiaan mereka, meskipun dengan pengamatan yang tidak terganggu dan dalam keadaan tenang dari sisi realita hakiki mereka. Mereka secara diam-diam mengamati penyakitnya, penyebab penyakitnya dan orang-orang yang kepayahan dan tumbang merdeka oleh penyakit itu…

Itulah manusia! Apa yang dimilikinya untuk diinfakkan? Sebagian memiliki kehidupan. Sebagian lagi memiliki dunia yang sangat luas, dipenuh harta benda…

Disebutkan bahwa sebagian ruh akan meninggalkan tubuh dengan sukar dan rasa nyeri yang luar biasa, dan sebagian lagi akan meninggalkan tubuhnya dengan mudah dan mulus.

Seperti yang dikatakan Bill Donahue dalam acara Zen, jika Anda mati sebelum ajal, Anda tidak mati ketika Anda meninggal.

Tapi jika Anda hidup sekedar untuk hura-hura dan terus-menerus mencari cara untuk memanfaatkan orang lain, maka Anda berfungsi sebagai kuman. Artinya, jalan Anda menuntun Anda menuju api dan terbakar olehnya menjadi tak terhindari. Karena pada kenyataannya, api terkadang merupakan alat steril terbaik.

Seorang dokter bedah tidak ragu memotong organ tubuh yang mati. Dia tidak melakukan pendekatan kepada pasennya dengan rasa kasihan yang tak perlu; karena tujuan dia adalah menyelamatkan si pasen, maka dia melakukan apa yang mesti dilakukan. Serupa dengn itu, ketika seseorang membabat area yang mati di dalam hidupnya, di antara semua area yang terkena kuman, mau tidak mau area yang tidak tercemar pun terbuang juga. Ikan besar lebih besar dibanding ikan kecil, tetapi selalu ada ikan yang lebih besar dibanding ikan yang besar… Ada yang bisa kita lihat dari apa yang tak nampak dan ada yang tidak bisa kita lihat dari yang nampak, begitulah kasusnya ke atas hingga ke Singgasana.

Walaupun, tentunya, selalu ada orang-orang yang berpikiran bahwa Singgasana itu bermakna harfiah, berukuran raksasa, kursi kerajaan di langit, seperti anak-anak kecil yang tidak memahami kiasan-kiasan dan mencari kebenaran di dalam simbol. Nampaknya mereka menemukan Allah “di dalam” dirinya dan karenanya mengklaim menemukan dia di dalam yang lainnya juga… Apapun arti dari kata “di dalam”…

Di dalam mana Allah itu? Di dalam apa? Di dalam siapa? Di dalam saya, di dalam Anda, di dalam seorang pria, di dalam seorang wanita, di dalam kuman??!! Di dalam orang-orang yang tidak bisa membedakan antara mengambil pelajaran dari masa lalu dan menyimpan dendam??!!

Apakah Allah di dalam atom? Di dalam sel tubuh? Di dalam tubuh? Di dalam otak? Atau di dalam ruh?

Saya dengar Anda mengatakan “Allah itu terbebas dan di luar alam-alam jasmani yang mewujud (al-Ghaniy)!”

Mereka memanggil saya Ahmed Hulusi, tapi siapa “saya”? Apakah saya sebuah dunia ataukah sebuah partikel? Apa sebenarnya saya ini? Siapa dan apa tepatnya yang mereka rujuk dengan nama ini?

Namun bagaimanapun juga, buat apa bagi kita, mari keluar dan bersenang-senang, makan, minum, mendengar ke si anu lalu pergi tidur. Buat apa ambil pusing dengan segitu banyak pertanyaan dan semua masalah yang mereka bawa serta.

Merenungkan masalah-masalah seperti itu tidak mudah bagi kita. Setiap burung terbang dengan gerombolannya kata mereka. Apapun yang diciptakan buat kita nampak mudah bagi kita.

Kembalilah pada diri sendiri dan temukan apa yang dimudahkan bagi Anda, agar Anda faham untuk apa Anda diciptakan dan menemukan gerombolan Anda sendiri.

Waktu terus berjalan dan awan-awan hitam berkumpul di langit… “Maka berlarilah menuju Allah,” kawan… Berlarilah kepada Allah…

19 / 26

Ini mungkin menarik buat Anda

Anda bisa mengunduh Buku ini