Cetak halaman

Siapa Yang Sedang Berbicara?

“Apakah Anda sedang menyimak kepada diri Anda sendiri?” atau “Apakah Anda mendengarkan diri Anda?” kadang kita bertanya demikian…

Tapi apa sebenarnya maksud dari mendengar kepada diri sendiri? Dari manakah kata-kata yang kita ucapkan itu berasal? Tapi bagaimana mereka itu terbentuk di dalam otak? Bagaimana mereka diekspresikan? Dan mengapa kita harus menjalani akibat dari apa-apa yang kita ucapkan?

Hampir segala sesuatu yang kita jalani adalah akibat langsung dari apa-apa yang telah kita katakan dan lakukan di masa lalu, yang kebanyakannya mungkin telah kita lupakan… Atau tidak mengambilnya dengan serius!

Kita mungkin saja lupa, tapi Allah tidak.

Kita menuai apa yang kita tanam…

Ingatlah ayat:

 

“Baik kalian sembunyikan apa yang ada di dalam hati kalian atau menunjukkannya, Allah (sang penciptanya) mengetahui itu.”[1]

 

Anda bisa saja berargumen, “Tapi bagaimana cara saya mengendalikan pikiran saya?” Berargumen tidak ada gunanya, kawan.

 

Sistemnya Allah tidak pernah goyah!

Rasul SAW tidak pernah mengklaim bahwa mekanisme sistem ini bisa berubah jika orang-orang menentangnya.

Pernahkah Anda melihat anak panah tiba-tiba berubah arah di udara?

Pikiran bagai sebuah anak panah yang ditembakkan dari otak. Segera setelah pikiran muncul di dalam otak, ia siap berangkat untuk dilaksanakan. Allah adalah pencipta dari pikiran-pikiran!

 

“Dan bukan engkau yang melempar (panah itu) ketika engkau (diri khayal; ego) melempar, tapi Allah yang melempar!”[2]

 

“Padahal Allah lah yang menciptakan kalian dan semua yang kalian lakukan!”

Jika kita memahami yang Esa yang ditunjuk dengan nama Allah sebagai sosok tuhan di langit tentu saja kita tidak akan bisa merasakan fenomena ini, hanya akan nampak sebagai kontradiksi.

Tapi setelah kita memahami bahwa yang Esa yang dirujuk sebagai Allah adalah Yang Maha Hidup Maha Kekal di dalam esensi diri kita, maka apa-apa akan berada pada tempat yang sebenarnya…

 

“Kalian tidak akan bisa berkehendak kecuali Allah, Rabb-nya seluruh alam, berkehendak!”[3]

 

Jika kita bisa mengenal siapa sebenarnya dibalik aksi kehendak ini, apa-apa akan menjadi jauh lebih jelas…

Anda sangat, sangat terbatas… Allah Maha Kekal dan Maha Hidup tiada batas!

Apa yang bisa diciptakan oleh yang tak ada? Tiada apapun!

Segala sesuatu yang nampak ada adalah Yang Maha Kekal!

Saya hanya berpikir saya lah yang ‘menginginkan’, tapi semua keinginan itu hanya muncul dari Yang Maha Kekal.

Karena, “Apabila Dia berkehendak, Dia hanya mengatakan ‘Jadi’ dan jadilah ia.”

Apakah dia yang ada di langit yang berkehendak? Ataukah yang Ghaniy dan Baqi yang meliputi esensi dari semua yang nampak dan yang tak nampak?

Anda membuat penilaian, otak anda melaksanakannya, Anda membicarakannya dan mewujudkannya, dan ketika Anda menerima akibatnya Anda mempertanyakan, “Tapi ini bukan yang saya inginkan!?”

Kawan-kawan…

Jika kita ingin tercerahkan, marilah selalu sadar dengan apa yang kita ucapkan dan kenali siapa sebenarnya yang berbicara...

Jika Anda ingin tahu apa yang Dia pikirkan tentang Anda, jangan bertanya kepada yang lain, tanyalah diri Anda sendiri, lihatlah pada pikiran-pikiran Anda. Apa yang Anda lihat di dalam diri Anda adalah apa yang Dia pikirkan tentang Anda!

Jika Anda merasa mencintai, ketahuilah bahwa Anda juga dicintai di mata Allah.

Jika Anda tidak merasakan cinta melainkan ingin berlari, maka ini juga dari Dia…

Jika Anda ditakdirkan sukses, maka Dia berkehendak Anda untuk sukses… Jika Anda merasa bosan dan ingin beralih ke sesuatu yang lain, maka Dia berkehendak bahwa Anda beralih kepada sesuatu itu…

Saya tidak tahu apakah saya mampu mengungkapkan apa yang sebenarnya ingin saya katakan kepada Anda. Tapi jika Anda telah memahami apa yang saya tunjukkan kepada Anda, banyak hal akan berubah secara dramatis dan evaluasi-evaluasi Anda akan memberikan Anda banyak ketenangan.

Anda akan mulai melihat Yang Esa yang berkehendak dibalik dia yang sedang berbicara dan derita Anda akan berakhir.

Tiada perubahan di dalam sistem ini dan tidak akan pernah ada. Setiap orang akan menjalani akibat dari pikiran dan perbuatannya.

Maka telah disebutkan, “Cukuplah engkau sebagai Hasib (penanggungjawab hasil dari perilakunya)” – mekanisme yang bukan akan berpengaruh di masa depan, melainkan hal yang bekerja sepenuhnya di setiap saat, seperti halnya dengan semua nama-nama lainnya.

Jadi, mari memikirkan hal-hal yang baik dan ingatlah: apapun yang kita pikirkan tentang orang lain akan terjadi pada kita. Jangan pernah melupakan ini!

Sistem ini berfungsi sepenuhnya di setiap saat, tanpa akhir!

Allah, Yang Maha Hidup, Maha Kekal!

 

 

25.2.99

Wayne – NJ, USA

 



[1]Al-Qur’an 3:29

[2]Al-Qur’an 8:17

[3]Al-Qur’an 81:29

12 / 26

Ini mungkin menarik buat Anda

Anda bisa mengunduh Buku ini