1401-1450
-
Orang-orang yang mencari penyebab ketidakbahagian melalui orang lain tidak akan pernah meraih keselamatan. Segala yang kita alami adalah dari dan karena program internal kita sendiri. Jika ada sesuatu yang tidak bekerja dengan semestinya, sesuatu yang keliru, kita mesti mencari solusinya di dalam proses pengambilan keputusan internal kita. Jika tidak, kita akan tetap mengutuk lingkaran jahat kita sendiri.
-
Amal-amal ibadah semata tidak akan mengarah kepada keselamatan. Amalan Anda mesti dibimbing oleh ilmu mengenai realita agar mendorong Anda ke arah esensi diri Anda. Anda tidak bisa maju kecuali jika menerapkan ilmu yang telah Anda raih di dalam keseharian Anda.
-
Kelahiran adalah kematian, sedangkan kematian adalah kelahiran! Orang-orang dilahirkan mati! (Ayat: kalian mati/tanpa-kehidupan (tidak mengetahui realita esensial kalian) dan Dia menghidupkan kalian). Kemudian sebagian dihidupkan kembali (dengan ilmu yang disingkapkan oleh Allah). Kemudian kalian mati sekali lagi (mati sebelum sekarat/ajal). Kemudian, kalian merasakan kematian/maut (kematian harfiah), kalian lahir kembali untuk hidup kekal!
-
Andai saja orang-orang bisa fokus pada persiapan bagi akhirat mereka bukannya menghabiskan waktu mereka menceramahi orang lain! Kita datang sendirian, sendirian kita selamanya!
-
Orang-orang dengan kecerdasan sejati mencari penguasaan atas diri mereka sendiri bukannya atas orang lain. Mereka menggunakan hidupnya untuk persiapan kehidupan yang kekal! Sementara mereka yang narsis lebih suka menghabiskan energinya untuk mengarahkan orang lain dengan samaran sebagai penolong – padahal realitanya, hanya memperturutkan ego mereka sendiri. Jika tujuan Anda adalah pencerahan, jika tujuan Anda adalah meninggalkan ego Anda, maka berhentilah meyakinkan orang lain dengan ide-ide Anda, katakanlah apa yang terpikir jika diminta dan teruslah melangkah.
-
Apabila pengkondisian-pengkondisian Anda mencekik dari peristiwa-peristiwa kehidupan Anda, tanyakanlah pada diri Anda: Apa yang patut dari peristiwa ini dalam ‘pandangan’ Allah? Jika Anda memiliki keyakinan, yakni jika Anda bisa mengaku Amantu Billahi! Atau berusahalah dan lihat peristiwa-peristiwa di bumi dari atas.
-
Ditetapkan bahwa orang-orang yang buta (terhadap realita) ketika mereka hidup (di dunia), akan tetap buta di akhirat… bukan yang bodoh; yang buta! Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu tidak mencegah kebutaan! Untuk meraih ilmu tauhid tidak perlu membawa penglihatan (dalam arti non-literal)! Jika SEMUA yang Anda lihat adalah Allah, kemanapun Anda berpaling, BARU ANDA TIDAK BUTA.
-
Kita telah diberitahu bahwa jika hijab kejasmanian tidak terangkat ketika kita hidup di dunia, maka kita akan tetap buta di akhirat. ‘Penglihatan’ meliputi beragam dimensi, sejauh mana Anda mampu mencapainya di akhirat tergantung sepenuhnya pada kehidupan Anda di dunia. Tidak ada peluang untuk ‘melihat’ suatu dimensi di akhirat, jika Anda belum melihatnya selama kehidupan duniawi Anda.
-
Orang-orang takut akan kematian, padahal tidak ada yang perlu ditakuti. Orang-orang pada faktanya tidak mengetahui kematian mereka sejak awalnya. Namun demikian, tanyalah diri Anda, apakah Anda siap menghadapi kondisi-kondisi yang akan ditemui di akhirat? Apakah Anda tidak takut dengan ketidaksiapan Anda?
-
Kita tak berumur, tapi kita merasa bertambah usia! Keterikatan kepada tubuh kita yang membuatnya merasa demikian. Kita sama sekali sendirian, tapi merasa kewalahan oleh orang banyak! Keterikatan kepada kepemilikan yang membuat kita merasa demikian. Semua tindakan berasal dari esensi kita (Rabb kita), tapi kita meyakini itu sebagai milik kita, bahwa kita hadir sebagai entitas yang terpisah. Kejahilan kita yang membuat kita merasa demikian. Hasilnya: cara kita hidup, apa yang kita rasakan, cara kita tersiksa!
-
Mungkin di suatu hari orang yang Anda cintai tidak lagi berada di sisi Anda. Jika Anda tidak melakukan yang terbaik atas keberadaannya hari ini, jangan terkejut dengan penyesalan dan kesedihan apabila dia pergi dan Anda dihadapkan dengan akibat ketidakbersyukuran Anda.
-
Jika Anda tidak bisa mengatasi pengkondisian-pengkondisian bagi orang yang Anda cintai, artinya cinta Anda sebatas di permukaan saja. Berhentilah membodohi diri sendiri dan belajarlah untuk berubah. Ikhlaslah!
-
Hidup Anda itu kekal, dengan masing-masing akhir mengarah kepada awal yang baru. Hanya orang-orang yang telah siap untuk awal yang baru yang akan selamat, karena mustahil untuk mengetahui apa yang ada di depan. Apapun yang membuat Anda terikat padanya akan hilang di suatu saat. Sudah siapkah Anda?
-
Itu bagi orang-orang yang lupa akan kenyataan bahwa kita hidup sendirian, dan tidak siap untuk akhirat. Mereka mengatakan bahwa kehidupan ini untuk mencapai realita esensial kita, bukannya untuk mencampuri urusan orang lain. Jika begitu, apakah Anda menjalani hidup Anda seperti itu?
-
Perkara-perkara yang sangat penting bagi Anda jarang sama pentingnya bagi orang lain. Karena Anda hidup menurut norma-norma dari dunia ANDA, sedangkan mereka hidup menurut norma-norma mereka! Ingatlah akan hal ini agar tidak kecewa terus-terusan.
-
Kehidupan akan berlanjut dengan atau tanpa Anda! EGO Anda (dengan asumsi bahwa semua kehidupan bergantung padanya), tak ada perlunya, berusaha untuk mencampuri urusan setiap orang. Di sisi lain, orang-orang yang memiliki cinta dan hati berupaya mencapai Allah sebelum meninggalkan dunia ini.
-
Orang-orang terpenjara oleh pengkondisisn-pengkondisian mereka sendiri kelihatan merindukan jiwa yang suci dan berharap suatu hari seseorang/sesuatu akan membebaskan mereka. Sebagai akibatnya (harapan yang tidak realistik ini), derita (siksa atas) mereka akan terus berlanjut hingga kematian mereka.
-
Anda mencapai kedamaian jika Anda menebar kedamaian kepada orang lain, tidak demikian jika Anda menebar kesulitan! Jika Anda menginginkan kebahagian, buatlah orang lain bahagia! Kegembiraan akan berbalik kepada Anda. Bersyukurlah, sehingga apa yang Anda syukuri akan bertambah dan berlipatganda. Ketidakbersyukuran, sebaliknya, menghalangi semua aliran positif kepada Anda. Orang-orang yang tidak tahu berterimakasih tidak disukai, tidak dicintai. Yakinlah bahwa semua yang Anda lakukan akan selalu kembali langsung kepada Anda!
-
Otak adalah wujud kekal dan tak mengenal usia. Karena menetapkan prioritas kepada informasi yang datang dari penglihatan, ia mengabaikan ilmu yang JUGA sama-sama sebagai mahluk kesadaran tak berusia, dan memberikan umur berdasarkan wujud jasmaniah mereka. Padahal TAK SATU PUN memiliki usia jasmaniah!
-
Bagian Al-Qur’an yang paling utama dan paling penting adalah perkara DUALITAS (syirik). Kebanyakan orang cenderung mengabaikan apa yang penting, dan berfokus pada hal-hal yang tidak relevan. Hanya ada satu sebab dari derita/siksa (neraka – api neraka), DUALITAS! Dimana pun ada derita, itu disebabkan oleh pikiran dan tindakan DUALISTIK.
-
Rasulullah berdoa dengan: “Allaahumma innii a`udzu bika anusyrika bika shay’a”. Tanyakanlah maknanya kepada orang-orang yang mengenal Allah. Orang yang tidak tahu (jahil), meyakini sosok tuhan di langit sana mencampuradukkan makna dari DUALITAS (syirik) karena perspektif mereka yang cacat. Sedangkan orang-orang yang memahami apa yang dirujuk dengan nama Allah, tidak ada dualitas, tidak merasakan derita/siksa!
-
Dia dihadapan Allah; Allah bertanya kepadanya: “Dengan apa engkau datang?”, “‘aku’ melakukan amal-amal baik, ‘aku’ memberi makan orang miskin, ‘aku’ berkurban, ‘aku’ berpuasa, ‘aku’ berdoa dan beribadah kepadaMu.” “Tapi telah Aku katakan bahwa Aku mengampuni semua dosamu, HANYA jika engkau datang tanpa DUALITAS (syirik)?” “Tapi ‘aku’ menahan diri dari dualitas”… “‘aku’, ‘Bagiku’!
-
Segala sesuatu yang Anda pikir milik Anda, setiap tindakan yang Anda mulai atau akhiri dengan kata ‘aku’, pada akhirnya akan menuntun Anda kepada derita/siksa. Yang Esa yang dirujuk dengan nama Allah adalah semua yang ada, yang diimajinasikan sebagai ‘aku’ tidak pernah ada. Hanya Allah yang bisa mengklaim ‘Aku’! Anda pikir Anda ada, padahal itu semata pengkondisian Anda. DUALITAS, ADALAH BERPIKIRAN BAHWA ANDA ADA! IllaALLAH.
-
“Tindakan itu milikNYA, bukan milikku! Semua tindakan berasal dariNYA!” Ini adalah perkataan dari mereka yang disebut sebagai praktisi TAUHID(!) Seakan suci dari DUALITAS! Padahal faktanya, pengakuan dengan ‘aku’ MERUPAKAN DUALITAS! Jika Anda merasa diri Anda sebagai individu terpisah, dan jika Anda merasa adanya “DIA” terpisah dari Anda, ITU DUALITAS! Allah tidak menderita, Allah tidak menyesal!
-
Jika Sufisme sekedar hobi bagi Anda, sosok tuhan yang Anda ciptakan tidak di langit ataupun di dalam diri Anda, tapi ada! Dan Anda pikir bahwa DIA lah yang hadir di setiap APA pun, dan Anda tanpa dualitas, anggota umat TAUHID yang membanggakan, dalam melihat wujud selain Allah?!?