Saya bersumpah kepada Allah, yang Anda pikir Anda mencintainya, yang Anda pikir Anda mencintai mereka, dan apa yang membuatnya bisa Anda cintai, tidak lain adalah Allah!

Anda bisa mengorbankan segala sesuatu dengan ego Anda dengan nama Allah, tapi ego sendiri hanya bisa dihilangkan dengan kekuatan cinta!

Jalan menuju kedakatan ilahiah melalui pengorbanan diri. Atau, Anda tidak bisa melangkah lebih jauh dari tingkat Nafsu Mulhimah (Diri Terilhami).

Sufisme adalah pengalaman realita dan karenanya berkenaan dengan individu bukan keseluruhan keluarga/kelompok. Berikan kepada mereka hak mereka, jangan menjadi budak mereka!

Tanpa meniadakan kedirian dan merasakan kesadaran akan penyerahdirian Anda kepada Allah, Allah tidak bersaksi melalui Anda bahwa ‘tidak ada yang lain’.

Allah telah menciptakan sebagian orang untuk mengatur dunia dan sebagian lagi murni untuk DiriNya. Mereka adalah bejana-bejanaNya. Dengan mereka Dia melihat, mendengar dan berbicara.

Manifestasi paling kuat dari nama Allah al-Wadud adalah CINTA. Karenanya, dikatakan "Allah itu Cinta", sumber dari semua daya tarik yang ada.

Ketika cinta mewujud, kedirian lenyap. Sang pecinta pertama-tama menyerahkan dirinya kepada yang dicintainya, lalu kehilangan dirinya secara total. Hanya cinta yang tersisa!

Hikmah adalah melihat alasan dan tujuan dibalik suatu aktivitas. Sang jahil menilai semata berdasarkan apa yang dilihatnya. Orang yang berpengetahuan melihat hikmah.

Semua formasi adalah dari rahmat Allah. Untuk melihat ini perlu hikmah. Orang yang tidak bisa melihat hikmah dalam suatu perkara tidak bisa melihat rahmat.

Untuk melihat rahmat pada apa yang Anda alami, Anda mesti bisa melihat hikmahnya. Jika Anda mengeluh, Anda tidak melihat hikmah dan rahmat itu!

Anda tidak bisa mencintai orang yang padanya Anda tidak melihat diri Anda. Anda hanya bisa mencintai seseorang yang menjadi cerminan diri Anda. Bayangan (pantulan dari cermin) lah yang Anda cintai, bukan bentuknya.

Anda tidak akan tertarik kepada orang yang tidak diciptakan dengan elemen yang sama dengan diri Anda dan karenanya tidak mencerminkan Anda. Demikianlah mekanika dari cinta!

Mengharapkan orang untuk memanjakan diri Anda dan menghindarkan Anda dari derita bukanlah cinta, itu insting hewani. Cinta tidak menyimpan harapan!

Mencintai Allah berarti merasakan kesatuan absolut dan ketunggalan setelah melihat ketakterbatasan tak-hingga dari esensi diri pada ceminan Allah.

Tanpa terbakar dalam api cinta… Membersihkan diri Anda dari ‘kedirian’. Menyatu dengan yang Esa. Dan memberi tanpa menuntut imbalan… Bisakah Anda menjadi DIRI-Nya (HUman)?

Sejauh mana Anda bisa mempercayai persahabatan dan cinta dari orang yang selalu ada buat Anda ketika Anda berbuat untuk kepentingan mereka namun berpaling ketika Anda tidak berbuat hal demikian?

Kebanyakan orang tidak bisa memahami kebenaran yang telanjang karena pengkondisian-pengkondisian dan emosi-emosi mereka. Karenanya, Al-Qur’an menggunakan simbol-simbol dan kiasan-kiasan.

Tindakan-tindakan kita mencerminkan dunia nyata kita. Hasil dari tindakan-tindakan kita adalah di dunia ini. Hasil dari niat-niat ada di dunia berikutnya.

Jika Anda merasa terbakar/tersiksa setelah peristiwa/pengalaman apapun, itu bukan karena alasan lain melainkan pendirian Anda yang berbasis ego dan hasrat Anda untuk memiliki.

Fahamilah dengan baik bahwa hukuman bagi setiap kepercayaan yang terkondisikan adalah api dan siksa. Demikianlah mekanisme dari nama al-Hasib.

Sistem Allah itu jelas dan sederhana: Anda akan menderita bagi setiap orang dan peristiwa yang Anda ambil hati. Jika Anda tidak mengambil hati (menjadikan sesuatu menjadi urusan PRIBADI), Anda tidak akan terbakar.

Mencintai adalah satu hal, mempercayai adalah hal yang lain. Anda mungkin tidak percaya penuh kepada orang yang yang sangat Anda cintai. Cinta itu dari ruh, kepercayaan itu dari pikiran.

CINTA itu bukan dari pilihan. Tapi keyakinan didorong oleh pikiran. Anda mungkin tidak mempercayai apa yang tidak difahami pikiran, tapi Anda masih bisa mencintainya. Oleh karenanya, berisiko hidup di dekat orang-orang yang Anda cintai, yang tindakan-tindakannya seolah tidak masuk akal nampak bertentangan dengan pengkondisian Anda dan merusak keyakinan Anda.

Tauhid itu Anda melihat dan menyaksikan keEsaan/Tunggalnya Allah. Wahdah itu Allah menyaksikan keEsaan/keTunggalan diriNya.