226. “Sungguh, mereka (orang-orang yang tersesat) telah mengambil setan-setan (para penyimpang) sebagai sekutu- sekutu selain Allah, dan mereka beranggapan bahwa diri mereka mendapat petujuk yang benar.” (Al-Qur'an 7:30)

227. “Ta pi mereka menyifati jin (mahluk-mahluk yang tak nampak) sebagai sekutu-sekutu Allah– padahal Dia (Allah) lah yang menciptakan mereka (fitur-fitur yang mereka manifestasikan tersusun dari Nama-nama Allah)..” (Al-Qur'an 6:100) 

228. “Dan telah kami angkat untuk mereka teman-teman (mereka yang mempunyai ide-ide setaniah dari golongan jin dan manusia) yang menjadikan tindakan-tindakan dan keinginan mereka nampak indah bagi mereka. Dan perkataan mengenai jin dan manusia yang telah berlalu sebelum mereka kini telah berlaku pada mereka. Sungguh, mereka [semua] adalah orang-orang yang merugi.” (Al-Qur'an 41:25)

229. “Dan mereka beranggapan bahwa di antara Dia (Allah) dan jin (mahluk-mahluk sadar di luar jangkauan persepsi manusia) ada hub ungan (persekutuan), tapi jin mengetahui benar bah wa mereka Sungguh akan dimintai pertanggun gjawaban (akan menyadari bahwa hubungan semacam itu sebenarnya tidak ada).” (Al-Qur'an 37:158)

230. “Sungguh, dia (Iblis dan keturunannya dari jin) tidak memiliki kekuasaan atas orang-orang yang beriman (bahwa Rabb mereka cukup bagi mereka) dan berta wakal kepada Rabb mereka. Kek uasaannya hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya sebagai pelindung (yang mengikuti ide-ide yang dipaksakan kepada mereka) dan orang- orang yang mempersekutukan Rabb-nya.” (Al-Qur'an 16:99-100)

231. “Hari ketika Dia mengumpulkan (membangkitkan kembali) mereka semua [dan berkata], 'Wahai kaum jin, kalian telah menguasai (menyesatkan dari realitas) sebagian besar manusia.' Dan sekutu-sekutu mereka di antara manusia akan berkata, 'Rabb kami, kami saling mengambil manfaat satu sama lain, dan [sekarang] kami telah sampai kepada wa ktu kami, yang telah Engkau tetapkan bagi kami.' Dia akan berkata, 'Api itu adalah tempat tinggal kalian, dimana kalian akan tinggal abadi, kecuali Allah berkehendak lain...'“(Al-Qur'an 6:128)

232. “Bukankah Aku telah melarang kalian (memberitahu kalian), wahai Bani Adam, agar kalian tidak mengabdi kepada Setan (ihwal keberadaan jasmaniah dan tidak-sadar, yang tercerabut dari ilmu mengenai realitas; keberadaan yang didorong ego), [karena] sungguh, dia (ahwal ketidaksadaran ini) itu musuh yang nyata bagi kalian! Dan kalian hanya mengabdi kepada Ku (menjalani dan merasakan ketentuan-ketentuan dari realitas)[karena] inilah jalan yang lurus (shirath al-mustaqim). Sungguh, keadaan tidak sadar ini (anggapan bahwa kalian semata tubuh fisik yang bakal hancur) telah membuat kebanya kan kalian sesat. Tidakkah kalian mengg unakan akal kalian?” (Al-Qur'an 36:60-62)

233. “Dia menyeru kepada Rabb-nya (realitas Nama-nama yang menyusun esensinya), 'Sungguh, Setan (perasaan hanya sebagai tubuh jasmani) telah menimbulkan kesukaran dan siksaan.'“(Al-Qur'an 38:41)

234. “Dan katakanlah, 'Rabb-ku (Nama-nama pelindung di dalam esensiku), aku berlindung kepadaMu dari godaan- godaan setan-setan (yang mengajak kepada kejasmanian). Dan aku berlindung kepadaMu (Nama-nama pelindung di dalam esensiku)Rabb-ku, agar mereka tidak hadir bersamaku.'“(Al-Qur'an 23:97-98)

235. “Wahai kaum jin dan manusia, jika kalian mampu melampaui batas wilayah langit dan bumi, maka lampauilah (hidup tanpa tubuh jasmani!). Kalian tidak bisa melampauinya kecuali dengan kekuasaan (manifestasi sifat kuasa Allah pada diri kalian). Maka, dengan realitas ini, nikmat Rabb (realitas Nama-nama yang menyusun esensi kalian – kesadaran dan tubuh kalian) kalian yang mana yang akan kalian ingkari? Akan dikirim kepada kalian nyala api dan asap (kemenduaan dan kebingungan di dalam kesadaran kalian), dan kalian tidak akan berhasil.” (Al-Qur'an 55:33-35)

236. “Dan apabila (selama kematian) langit (identitas; rasa diri) terpecah belah dan (realitas) menjadi (sangat jelas dan diri-ego lenyap) berwarna minyak terbakar, seperti bunga mawar[8] (realitasnya terlihat)! Maka, dengan realitas ini, nikmat Rabb (realitas Nama-nama yang menyusun esensi kalian– kesadaran dan tubuh kalian) kalian yang mana yang akan kalian ingkari?” (Al-Qur'an 55:37-38)

237. “Kemudian pada Hari itu tidak satupun di antara manusia dan jin akan ditanya mengenai dosanya (mereka akan mulai menjalani akibat alami dari perbuatan- perbuatan mereka)!” (Al-Qur'an 55:39)

238. “Pastilah kalian akan berubah dimensi dan berubah bentuk menjadi tubuh- tubuh yang sesuai dengan dimensi-dimensi tersebut!” (Al-Qur'an 84:19) 



[1] Apa maknanya? Maknanya: Di antara seluruh alam yang disusun oleh makna Nama-nama Allah, realitas, wujud dan keberadaan Anda juga terdiri dari Nama-nama Allah. Rabb Anda, realitas sejati Anda adalah al-Asma (Nama-nama). Oleh karenanya, Anda dan apapun di sekitar Anda bukan lain dari manifestasi Nama-nama ini. Karenanya, janganlah termasuk orang-orang yang gagal untuk melihat realitas yang tidak-mendua ini, dan tidak termasuk mereka yang merasa terpisah dari apa yang mereka yakini 'selain' Allah. Dualitas semacam itu hanya menghasilkan panasnya api, baik di kehidupan ini maupun di kehidupan berikutnya. Untuk informasi lebih jauh, silakan merujuk kepada Informasi Pengantar Untuk Memahami Al-Qur'an dalam buku Menyingkap Sandi Al-Qur'an.

[2] Ketidakmampuan suatu kaum untuk memahami Nabi tidak menjadikan Nabi tak berguna, melainkan menunjukkan ujung pemahaman dari kaum tersebut.

[3] Lihat Al-Qur'an 25:05

[4] “Apabila sang hamba mendekatiKu melalui banyak amalan, Aku mencintainya, dan apabila Aku mencintainya, Aku menjadi telinganya yang dengannya dia mendengar, dan Aku menjadi matanya yang dengannya dia melihat, dan Aku menjadi lisannya yang dengannya dia berbicara, dan Aku menjadi tangannya yang dengannya dia memegang.” (Hadits Qudsi)

[5] Iblis adalah nama yang diberikan kepada wujud berbasis-jin khusus yang silsilahnya berlanjut untuk melayani fungsi yang sama. Kata Setan, di sisi lain, merupakan simbol yang merujuk kepada keadaan wujud yang didorong oleh ego dan kejasmanian. Mereka yang memiliki sifat setaniah tidak beriman kepada kehidupan abadi setelah kematian tubuh fisik, dan menolak ilmu bahwa Nama-nama Allah menyusun esensi diri mereka.

[6] Kata 'hembus' yakni 'nafh' dalam bahasa Arab secara harfiah berarti meniupkan, yaitu memproyeksikan secara eksplisit, mewujudkan, mematerialisasikan.

[7] Mengampuni dosa berarti penghilangan ego dan timbulnya kesadaran bahwa wujud itu tidak lain hanyalah manifestasi dari Nama-nama.

[8] Dalam Sufisme, bunga mawar merupakan simbol penglihatan akan realitas.

35 / 35

Ini mungkin menarik buat Anda

Anda bisa mengunduh Buku ini