101. “...Dan barangsiapa terbutakan (oleh hal-hal eksternal) dari mengingat Rahman (untuk mengingat bahwa realitas esensialnya terdiri dari Nama-nama Allah dan karenanya meninggalkan ketentuan-ketentuannya) Kami angkat untuknya Setan (khayalan; ide bahwa dia hanyalah tubuh jasmani dan hidup hanyalah untuk mengejar kesenangan jasmani) dan (keyakinan) ini akan menjadi identitasnya (yang baru)! Dan sungguh, ini akan menyimpangkan mereka dari jalan [menuju realitas] sementara mereka mengira berada di jalan yang benar.” (Al-Qur'an 43:36-37)
102. “Setan (kejasmanian; ide bahwa wujud ini hanyalah tubuh fisik semata) telah menguasai mereka dan membuat mereka lupa untuk mengingat Allah (realitas diri yang telah diingatkan, dan bahwa mereka akan meninggalkan tubuh mereka dan hidup kekal sebagai 'kesadaran' yang terdiri dari Nama-nama Allah!) Mereka adalah kawanan Setan (mereka yang mudah menerima godaan setan dan yang menganggap diri mereka hanya sebagai tubuh fisik semata). Waspadalah, sangat pasti bahwa golongan Setan akan sangat merugi!” (Al-Qur'an 58:19)
103. “[adalah] orang yang perdagangan dan urusan dunianya tidak melalaikan mereka dari dzikir kepada Allah (mengingat realitas esensial mereka) dan melaksanakan shalat (merasakan esensi diri) dan menunaikan zakat (berbagi tanpa menuntut imbalan).” (Al-Qur'an 24:37)
104. “Dan apabila hamba-hambaKu bertanya tentang Aku – sungguh Aku Qarib (sedemikian dekatnya sehingga kalian tiada; hanya Aku yang ada... Ingatlah ayat 'Aku lebih dekat dibanding urat leher'). Aku mengabulkan orang yang kembali kepadaKu dan memohon kepada Ku (dalam doa)..” (Al-Qur'an 2:186)
105. “...Dan kalian tidak akan pernah mendapati di dalam Sistem (jalan) Allah (sunnatullah) perubahan apapun.” (Al-Qur'an 48:23)
106. “...Kalian tidak akan pernah melihat perubahan di dalam sunnatullah (mekanika sistemnya Allah).” (Al-Qur'an 35:43)
107. “Peliharalah shalat (doa; kembali kepada Allah) dengan khusyu [terkhusus] shalat tengah-tengah (shalat Ashar – rasa sinambung mengenai realitas ini dalam kesadaran diri)..” (Al-Qur'an 2:238)
108. “Celakalah orang-orang yang shalat (karena tradisi), yang lalai (terhijab) dari (merasakan makna) shalat mereka (yang merupakan asensi [mi'raj] kepada realitas esensial yang terdalam; Rabb mereka).” (Al-Qur'an 107:4-5)
109. “Mereka (orang-orang beriman) berkhidmat karena melihat fitur-fitur dari Nama-nama Allah.” (Al-Qur'an 23:2)
110. “...Di antara hamba-hambaNya, hanya orang- orang yang mempunyai ilmu (mengenai apa yang ditunjuk oleh nama Allah dan yang mengetahui Kekuasaannya) yang sungguh merasa khidmat kepada Allah! (menyadari ketiadaan mereka karena keagunganNya)..” (Al-Qur'an 35:28)
111. “Sungguh, aku hadapkan wajahku (kesadaranku), bersih dari konsep penuhanan (Hanif), kepada ' Al-Fathir ' (Dia yang menciptakan segala sesuatu terprogram sesuai tujuannya) yang menciptakan langit dan bumi, dan aku buka nlah dari golongan yang menduakan (musyrik).” (Al-Qur'an 6:79)
112. “Tidak kah kalian melihat orang yang mempertuhan kan ' hawa '-nya (hasrat-hasrat insting, bentuk jasmaniah, diri khayal)..!” (Al-Qur'an 25:43)
113. “Sungguh, Allah tidak mengampuni syirik (nyata atau diskrit [tersendiri], yakni beranggapan, langsung atau tidak langsung, keberadaan 'lain' selain Allah, baik obyek eksternal maupun ego kita sendiri [diskrit]; sehingga memecah realitas tak- mendua), tapi Dia mengampuni dosa-dosa yang lebih kecil dari ini (maa duuna) ('dosa yg lebih kecil' di sini berkonotasi dengan persepsi bahwa tindakan-tindakan diawali oleh diri/ego bukannya oleh Allah), sekehendak Dia..” (Al-Qur'an 4:48)
114. “...Sungguh, jika kalian hidup dalam keadaan mendua (syirik), semua yang kalian kerjakan tentu menjadi sia-sia dan kalian tentu menjadi orang-orang yang merugi..” (Al-Qur'an 39:65)
115. “Akan Kami masukkan rasa takut kedalam hati orang-orang yang mempertuhankan ego mereka (dualitas) atas Nama-nama Allah yang menyusun esensi mereka, dan yang menutupi realitas absolut di dalam diri, meskipun tidak ada bukti bah wa identitas-ego mereka ada! Dan tempat tinggal mereka adalah api itu..” (Al- Qur'an 3:151)
116. “...Sungguh, dualitas adalah ketidakadilan/ dosa yang sangat besar (dualitas, yang menunjukkan pengingkaran terhadap fitur-fitur hakiki yang dirujuk dengan Nama-nama Allah, menuntun kepada tercerabutnya diri dari fitur-fitur inti ini).” (Al- Qur'an 31:13)
117. “Sungguh orang-orang yang musyrik (yang mengklaim keberadaan identitas-ego mereka disamping Keesaan Absolut) telah terkontaminasi (kotor/najis)..” (Al-Qur'an 9:28)
118. “...Tidak ada yang menyentuhnya (yakni menjadi tercerahkan dengan ilmu mengenai Realitas Absolut) kecuali orang yang tersucikan (dari kotoran syirik - dualitas - sifat hewani).” (Al-Qur'an 56:79)
119. “Jangan menganggap adanya sosok tuhan (manifestasi eksterior dari kekuasaan atau diri khayal kalian) disamping Allah. Karena tidak ada Tuhan. Hanya ada HU! Segala sesuatu (dari segi kebendaannya) sebenarnya tiada, hanya wajah HU (hanya yang berkenaan dengan Realitas Absolut) yang ada!..” (Al-Qur'an 28:88)
120. “Jangan membuat [di dalam pikiran kalian] tuhan yang lain disamping Allah (jangan menuhankan diri khayal kalian)! Atau kalian akan mendapati diri kalian hina dan diabaikan (karena syirik, pemahaman mendua, kalian akan terbatasi oleh batas-batas ego kalian bukannya mewujudkan potensi tak hingga dari esensi kalian).” (Al-Qur'an 17:22)
121. “Allah mengetahui pasti bahwa tiada yang lain kecuali Dia. Dialah HU, tak ada yang lain, hanya ada HU... dan (begitu pula) kekuatan-kekuatan (potensi-potensi) dari Nama-namaNya (malaikat-malaikat; komposisi fitur-fitur yang mewujud melalui ilmu mengenai realitas) demikian juga orang-orang yang berilmu (mereka yang memiliki ilmu ini juga mengetahui, dan bersaksi terhadap realitas ini) dan memelihara diri mereka sesuai dengan kebenaran ini..” (Al-Qur'an 3:18)
122. “Sean dainya di dalam keduanya (langit [makna]dan bumi [tindakan]) ada tuhan-tuhan disamping Allah, pastilah sistem ini telah rusak tatanannya. Maha Agung (subhan) Allah, Rabb-nya Singgasana (yang menciptakan dan membentuk keberadaan dari potensial quantum, dengan kehendakNya) melampaui definisi yang mereka sifatkan kepadaNya.” (Al-Qur'an 21:22)
123. “Maha Ag ung Dia yang membentuk rasi-rasi bintang di langit (materialisasi beragam kelompok komposisional dari Nama-namaNya di tingkat makro)..” (Al- Qur'an 25:61)
124. “Sungguh, Kami telah menghiasi langit dunia (otak manusia yang terkonfigurasi) dengan planet-planet (data astrologis) dan melindunginya dari setiap Setan yang membangkang (kesadaran murni diluar jangkauan gangguan- gangguan khayal).” (Al-Qur'an 37:6-7)
125. “...Dan bintang-bintang mengikuti dan mengabdi kepada perintahNya (bintang-bitang juga merupakan manifestasi makna-makna dari Nama-nama yang menyusun esensinya)..” (Al-Qur'an 16:12)