Bukankah Anda Sudah Diperingatkan?
Seringkali, kebenaran bisa mengecewakan… Kadang orang tua, pasangan atau teman bisa menyebabkan kekecewaan terberat. Namun, itu hanya untuk waktu tertentu. Pada akhirnya, segalanya pasti berlalu, kehidupan berakhir dan masing-masing mengambil jalannya sendiri-sendiri… Di kehidupan abadi, Anda tidak harus tetap bersama siapapun yang berbeda sistem pemikiran atau perspektifnya dengan Anda. Kebersamaan di sini hanyalah secara jasmaniah, baik mereka itu orang-tua Anda, anak Anda, pasangan atau teman Anda. Kepentingan pribadi, kebohongan dan penipuan yang muncul dari pemikiran bahwa diri ini semata jasmani pada akhirnya pasti berakhir di akhirat. Kemunafikan dan penipuan berdasarkan keuntungan material dan kesenangan jasmaniah mau tidak mau akan berakhir ketika manusia beralih ke wujud dimensi berikutnya.
Pada hari itu, harta-benda atau teman dan kerabat tidak bisa menolong.
Ada yang mesti dijelaskan… Tidak ada yang namanya para guru ataupun master di sini; kita bukan dalam urusan pelatihan-ego! Kita sedang berbagi informasi, dan terserah kepada masing-masing individu untuk mengambil informasi ini serta menggunakannya.
Mempunyai master membutuhkan kepasrahan dan ketaatan yang serius. Seperti Yunus Emre dan masternya Taktuk. Pelatihan Yunus menghabiskan waktu empat puluh tahun! Jalan kewalian tidak akan terbuka tanpa mengabdikan seluruh waktu Anda bagi master Anda dan membiarkannya melatih Anda, sehingga terjiwai oleh moralnya Nabi Muhammad SAW dan membuat sikap memberi menjadi prioritas tertinggi Anda!
Meraih ilmu Sufi tidak menjadikan seseorang sebagai seorang wali!
Alat yang sama bisa membuat atau menghancurkan seorang manusia.
Seseorang bisa menggunakan internet untuk meraih ilmu Sufi dan memahami rahasia Al-Qur’an; tapi ia juga bisa menggunakan internet untuk mencari pacar!
Jangan tertipu!
Kenali dan fahami kebenarannya seolah Anda telah berubah dimensi sebelum itu benar-benar terjadi, agar Anda tidak kecewa berat. Karena pada hari itu tidak ada yang bisa menghibur Anda; baik yang Anda peroleh maupun orang-orang di sisi Anda yang menganggap Anda sebagai wali. Fahami ini baik-baik.
Ilmu keEsaan (keTunggalan), meskipun merupakan kebenaran mutlak, pada kenyataannya bisa menjadi sarana pembentukan dan penguatan sang ego bagi mereka yang belum terlatih. Mereka yang belum melewati pelatihan yang diperlukan tidak akan bisa memahami dengan selayaknya mengenai hakikat Allah serta mekanika sistemnya. Maka dengan pengetahuan keTunggalan – dan juga realisasi ketidakabsahan konsep tuhan-berhala – mereka menjadi sangat rentan untuk menggunakan ilmu ini untuk menguatkan egonya.
Tapi orang yang hidup semata untuk Allah tidak memikirkan perolehan jasmaniah atau materi.
Namun demikian, para peniru tidak bisa memahami hal ini.
Hanya yang namanya manusia yang diciptakan untuk Allah.
Yang namanya manusia memiliki kecerdasan; dia hidup untuk Allah.
Seorang peniru adalah orang yang berakal; dia hidup mengejar perolehan dan kesenangan jasmaniah dan materi.
Tapi peniru yang berakal tidak bisa mengevaluasi manusia cerdas; dia mengira orang lain sama seperti dia.
Mahluk berakal tanpa keceradasan memiliki kapasitas pemikiran pendek dan melakukan apapun yang diperlukan untuk meraih keuntungan dan kehormatan duniawi.
Orang yang cerdas mengetahui ketakabadiannya dan hidup hanya untuk Allah.
Apa yang direncanakan orang berakal untuk meraihnya hanyalah sarana bagi orang yang cerdas; bahkan mungkin bukan itu.
Orang-orang yang berpikir bijak tentang dirinya, karena Allah, memandangnya dari teladan Rasul SAW. Bukan melihat jenggot dan kumis, melainkan melihat ‘tujuan’ beliau! Sebanyak apa kesamaan perrbuatan mereka dengan Rasulullah SAW? Untuk apa beliau hidup? Dan untuk apa mereka hidup? Bagaimana kehidupan seseorang bisa berselaras dengan Rasulullah SAW, jika dia hanya bersenang-senang atau sibuk dengan nafsu birtahi di setiap kesempatan?
Ada yang androgennya melimpah dan berkeliaran. Yang lain mengalami lonjakan estrogen dan mengembara. Sementara yang lain androgennya menyusut dan memanjakan dirinya dengan cadangan Viagra. Tapi semuanya berbicara tentang Sufisme dan spiritualisme hanya untuk menentramkan hati-nurani mereka!
Apa yang akan mereka dapatkan? Kekecewaan… Cepat ataupun lambat…
Kawan-kawan sekalian…
Mari hadapi kebenaran ini. Mari fahami ketidakkekalan dunia ini! Mari bedakan antara kawan dengan lawan, atau mungkin, teman dengan Dajjal!
Mari kesampingkan kue-kue kita itu dan berteman satu sama lain karena Allah!
Mari berhenti saling mengritik dan mulai untuk berkembang dan melangkah ke depan!
Allah menciptakan sistem ini dan memberitahu kita fungsi-fungsinya melalui para Rasul. Mereka yang bisa membacanya dapat memberi tahu orang yang tidak bisa membacanya agar mereka sedikitnya yakin dan bisa memenuhi ketentuannya untuk menyelamatkan dirinya.
Karena cara kerja sistem inilah apa yang saya makan tidak akan menutrisi Anda, dan obat yang saya makan tidak akan menyembuhkan Anda!
Doa dan dzikir yang saya amalkan tidak akan memberi manfaat kepada Anda. Masing-masing ada bagiannya di dalam sistem ini. Orang lain tidak bisa mengalihkan ganjaran amalnya kepada Anda yang tidak mengamalkannya!
Jika Anda tidak melakukan dzikir, kemajuan khusus tidak akan terjadi di dalam otak Anda, tak peduli siapa yang Anda kenal. Jika Anda tidak membaca doa perlindungan yang tertulis di dalam Al-Qur’an seratus kali sehari, Anda tidak akan terlindungi dari kejahatan mahluk-mahluk yang tidak bisa Anda lihat, meskipun Anda mengenal siapapun!
Jika Anda tidak membaca doa yang dibaca Rasulullah SAW ketika Mikraj,[1] kemungkinannya tinggi bahwa Anda terkena pengaruh buruk tertentu tanpa Anda ketahui. Itu karena otak tidak mampu membentuk medan perlindungan yang diperlukan, sehingga Anda rentan oleh pengaruh mahluk gaib. Kapasitas medan perlindungan ini meningkat jika Anda berdzikir. Jika Anda tidak meningkatkan medan perlindungan ini, Anda menjadi rentan terhadap mahluk-mahluk gaib. Kemudian, Anda bisa kalah oleh penyesatan mereka dan terjauhkan dari Allah.
Kawan-kawan sekalian, saya menulis semua ini dengan setulus hati untuk kepentingan Anda. Saya tidak bermaksud mengritik atau menyinggung perasaan siapapun. Ini adalah kebenaran yang saya ketahui. Allah menjadi saksinya, Anda akan melihat kebenaran kata-kata saya ini di masa datang dan Anda akan ditanya, “Bukankah sudah datang peringatan kepadamu?”
Mari kita penuhi ketentuan dari ilmu ini menurut jalan Rasul SAW… Atau persiapkan diri kita untuk kekecewaan yang mendalam…
Semoga Allah memberi kemampuan untuk memahami kebenaran ini…
12.2.99
Manhattan – NY, USA