34 - As-Saba
"A’udzu billahi minas-syaithoonir-rojiim"
Bismi Llaahi l-raḥmaani l-raḥeem
-
al-ḥamdu lillāhillażī lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍi wa lahul-ḥamdu fil`ākhirah, wa huwal-ḥakīmul-khabīr;
Hamd bagi Allah, yang kepunyaanNya lah segala sesuatu di langit (tingkat-tingkat kesadaran) dan bumi (tubuh)! Dan Hamd kepunyaan Dia juga di kehidupan kekal yang akan datang! HU itu Hakim lagi Khabir.
-
ya'lamu mā yaliju fil-arḍi wa mā yakhruju min-hā wa mā yanzilu minas-samā`i wa mā ya'ruju fīhā, wa huwar-raḥīmul-gafụr;
Dia mengetahui apapun yang masuk kedalam bumi (tubuh) dan apapun yang keluar darinya; dan apapun yang diturunkan dari langit (kesadaran) dan apapun yang naik (secara dimensional) kepadanya... HU itu Rahim lagi Ghafur.
-
wa qālallażīna kafarụ lā ta`tīnas-sā'ah, qul balā wa rabbī lata`tiyannakum 'ālimil-gaibi lā ya'zubu 'an-hu miṡqālu żarratin fis-samāwāti wa lā fil-arḍi wa lā aṣgaru min żālika wa lā akbaru illā fī kitābim mubīn;
Orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas berkata, “Saat itu (kematian yang dengannya realitas menjadi nyata) tidak akan mendatangi kami”... Katakanlah, “Tidak, aku bersumpah demi Rabb-ku, yang mengetahui yang gaib, bahwa ia sungguh akan datang kepada kalian! Bahkan seberat iota pun di langit dan di bumi tidak ada yang tersembunyi dariNya! Bahkan yang lebih kecil dari itu atau yang lebih besar, (pada kenyataannya) semuanya ada didalam Kitab Yang Nyata (‘alam tindakan,’ yakni alam yang mewujud).
-
liyajziyallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāt, ulā`ika lahum magfiratuw wa rizqung karīm;
(Demikian ini) agar Dia membalas orang-orang yang beriman dan memenuhi ketentuan-ketentuan agama mereka! Ada ampunan bagi mereka dan rezeki kehidupan yang berlimpah.
-
wallażīna sa'au fī āyātinā mu'ājizīna ulā`ika lahum 'ażābum mir rijzin alīm;
Adapun bagi orang-orang yang bersegera untuk menghapuskan isyarat-isyarat Kami, bagi mereka ada penderitaan yang sangat berat (kotoran, khayalan).
-
wa yarallażīna ụtul-'ilmallażī unzila ilaika mir rabbika huwal-ḥaqqa wa yahdī ilā ṣirāṭil-'azīzil-ḥamīd;
Orang-orang yang kepadanya telah diberikan ilmu, mengetahui bahwa apa yang telah diwahyukan kepadamu adalah Kebenaran yang menuntun kepada realitas yang Esa yang ‘Aziz lagi Hamid.
-
wa qālallażīna kafarụ hal nadullukum 'alā rajuliy yunabbi`ukum iżā muzziqtum kulla mumazzaqin innakum lafī khalqin jadīd;
Orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas berkata, “Maukah kami tunjukkan laki-laki yang mengaku seorang Nabi dan menyatakan bahwa kalian akan (diciptakan kembali) dalam ciptaan yang baru setelah sama sekali hancur menjadi debu dan partikel?”
-
aftarā 'alallāhi każiban am bihī jinnah, balillażīna lā yu`minụna bil-ākhirati fil-'ażābi waḍ-ḍalālil-ba'īd;
“Apakah dia telah mengada-adakan kebohongan tentang Allah ataukah dia telah ditimpa kegilaan?” Malah sebaliknya, orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan kekal yang akan datang berada dalam penderitaan dan penyimpangan yang sangat jauh (dari realitas).
-
a fa lam yarau ilā mā baina aidīhim wa mā khalfahum minas-samā`i wal-arḍ, in nasya` nakhsif bihimul-arḍa au nusqiṭ 'alaihim kisafam minas-samā`, inna fī żālika la`āyatal likulli 'abdim munīb;
Apakah mereka tidak melihat apa yang sebelum mereka dan setelah mereka (masa lalu dan masa datang) dari langit (kesadaran) dan bumi (tubuh)? Jika Kami menghendaki, Kami dapat menyebabkan bumi untuk menelan mereka (menenggelamkan mereka di dalam kejasmanian melalui Nama-nama Kami) atau membuat pecahan-pecahan dari langit jatuh menimpa mereka (memutar-balikkan semua pikiran mereka)! Sungguh, ada isyarat dalam hal ini bagi setiap hamba yang kembali (kepada realitas).
-
wa laqad ātainā dāwụda minnā faḍlā, yā jibālu awwibī ma'ahụ waṭ-ṭaīr, wa alannā lahul-ḥadīd;
Sungguh, Kami berikan karunia Kami kepada Dawud. Kami katakan, “Hai gunung-gunung (mahluk-mahluk dengan egonya) ulang-ulanglah tasbihKu bersama dia dan burung-burung itu (orang-orang yang melihat dengan ilmu)!” Dan kami lunakkan (keyakinan kepada realitas) baginya apa yang tajam (kebenaran seperti peluru-besi).
-
ani'mal sābigātiw wa qaddir fis-sardi wa'malụ ṣāliḥā, innī bimā ta'malụna baṣīr;
“Membentuk sistem pikiran yang sempurna untuk melindungi kalian, dan penuhilah ketentuan-ketentuan agama kalian! Sungguh, Aku Bashir terhadap apa yang kalian kerjakan.”
-
wa lisulaimānar-rīḥa guduwwuhā syahruw wa rawāḥuhā syahr, wa asalnā lahụ 'ainal-qiṭr, wa minal-jinni may ya'malu baina yadaihi bi`iżni rabbih, wa may yazig min-hum 'an amrinā nużiq-hu min 'ażābis-sa'īr;
Dan kepada Sulaiman kami tundukkan (yang bergerak seperti) angin, yang perjalanan paginya sebulan dan perjalanan malamnya sebulan! Kami menyebabkan sumber tembaga mengalir untuknya! Dan dengan ijin Rabb-nya, beberapa (jenis Ifrit) jin bekerja di hadapannya. Dan barangsiapa meninggalkan perintah Kami, Kami akan buat mereka merasakan penderitaan api yang amat panas.
Not:Jika kita beranggapan bahwa ‘sumber tembaga’ ini sebagai ‘tembaga cair’ yang digunakan Dzulqarnain untuk membangun dinding yang menghalangi Gog dan Magog, menjadi jelas bahwa ini tidak merujuk kepada situasi materi-fisik dalam pengertian umum, melainkan kepada sesuatu yang lain. Juga menimbang fakta bahwa baik Dzulqarnain [orang dengan dua tanduk – atau mungkin antena?] dan Sulaiman keduanya memiliki kendali atas mahluk-mahluk gaib, kita harus mendekatinya bukan sebagai unsur besi, melainkan penggunaan kekuatan di dalam komposisi elementalnya memungkinkan kita mendapatkan perspektif yang berbeda. Saya tidak ingin membicarakannya lebih dalam mengenai hal ini.
-
ya'malụna lahụ mā yasyā`u mim maḥārība wa tamāṡīla wa jifāning kal-jawābi wa qudụrir rāsiyāt, i'malū āla dāwụda syukrā, wa qalīlum min 'ibādiyasy-syakụr;
Mereka membuat baginya (Sulaiman) apapun yang dia inginkan: candi-candi, patung-patung, kolam seperti bendung dan bejana-bejana tetap... “Bekerjalah untuk bersyukur (syukur sejati merupakan akibat dari evaluasi) hai keluarga Dawud! Sangat sedikit dari hamba-hambaKu yang bersyukur (mampu untuk mengevaluasi).”
-
fa lammā qaḍainā 'alaihil-mauta mā dallahum 'alā mautihī illā dābbatul-arḍi ta`kulu minsa`atah, fa lammā kharra tabayyanatil-jinnu al lau kānụ ya'lamụnal-gaiba mā labiṡụ fil-'ażābil-muhīn;
Ketika Kami memerintahkan (merasakan) kematian baginya (Sulaiman), tidak ada yang menunjukkan kebenaran ini kepada mereka (jin) selain ulat kayu yang memakan tongkatnya! Ketika akhirnya tongkatnya (keropos) dan dia terjatuh, jin (jenis Ifrit) itu menyadari (bahwa dia telah mati)... Tapi seandainya mereka mengetahui yang gaib, tentulah mereka tidak akan tetap dalam penderitaan yang menghinakan.
-
laqad kāna lisaba`in fī maskanihim āyah, jannatāni 'ay yamīniw wa syimāl, kulụ mir rizqi rabbikum wasykurụ lah, baldatun ṭayyibatuw wa rabbun gafụr;
Sungguh, ada isyarat bagi kaum Saba di tempat tinggal mereka sendiri (tubuh)! Dikelilingi oleh dua kebun, satu di kanan dan satu lagi di kiri... Dikatakan kepada mereka, “Makanlah dari rezeki Rabb kalian dan bersyukurlah kepadaNya! Tanah yang bagus dan Rabb yang Ghafur yang kalian miliki!
-
fa a'raḍụ fa arsalnā 'alaihim sailal-'arimi wa baddalnāhum bijannataihim jannataini żawātai ukulin khamṭiw wa aṡliw wa syai`im min sidring qalīl;
Tapi mereka berpaling... Maka, Kami lepaskan kepada mereka banjir dari bendungan itu dan mengganti kebun mereka dengan pohon-pohon yang buahnya pahit dan beberapa pohon sedar.
-
żālika jazaināhum bimā kafarụ, wa hal nujāzī illal-kafụr;
Demikianlah Kami balas mereka karena ketidakbersyukuran mereka... Inilah akibat dari tidak bersyukur!
-
wa ja'alnā bainahum wa bainal-qurallatī bāraknā fīhā quran ẓāhirataw wa qaddarnā fīhas-saīr, sīrụ fīhā layāliya wa ayyāman āminīn;
Kami bentuk di antara mereka (kaum Saba) dan kota-kota yang di dalamnya Kami ciptakan keberlimpahan, kota-kota lain dalam jarak yang dapat dilihat satu sama lain dan membuat rute-rute perjalanan di antara kota-kota itu... Kami katakan, “Berjalanlah dengan aman di dalamnya di malam dan siang hari.”
-
fa qālụ rabbanā bā'id baina asfārinā wa ẓalamū anfusahum fa ja'alnāhum aḥādīṡa wa mazzaqnāhum kulla mumazzaq, inna fī żālika la`āyātil likulli ṣabbārin syakụr;
Tapi mereka berkata, “Rabb kami, perpanjanglah – jauhkanlah – jarak perjalanan-perjalanan kami” dan mereka menzalimi diri mereka sendiri... Maka Kami jadikan mereka kisah pelajaran teladan dan menyebarkannya seluas-luasnya. Sungguh ada isyarat-isyarat di dalam hal ini bagi orang-orang yang bersabar dan orang-orang yang bersyukur.
-
wa laqad ṣaddaqa 'alaihim iblīsu ẓannahụ fattaba'ụhu illā farīqam minal-mu`minīn;
Sungguh, Iblis membuktikan kebenaran anggapannya (mengenai manusia), mereka semua mengikuti dia, kecuali sebagian orang-orang yang beriman.
-
wa mā kāna lahụ 'alaihim min sulṭānin illā lina'lama may yu`minu bil-ākhirati mim man huwa min-hā fī syakk, wa rabbuka 'alā kulli syai`in ḥafīẓ;
Namun dia (Iblis) sama sekali tidak mempunyai kekuasaan yang berpengaruh terhadap mereka! Kami melakukan ini hanya untuk menyingkapkan siapa yang benar-benar beriman kepada kehidupan kekal yang akan datang dan siapa yang meragukannya. Rabb-mu itu Hafiz atas segala sesuatu.
-
qulid'ullażīna za'amtum min dụnillāh, lā yamlikụna miṡqāla żarratin fis-samāwāti wa lā fil-arḍi wa mā lahum fīhimā min syirkiw wa mā lahụ min-hum min ẓahīr;
Katakanlah, “(Teruslah) menyeru kepada apa-apa yang kalian anggap ada selain Allah!” Mereka (yang kalian beri nama itu) tidak memiliki kekuasaan atas apapun, terhadap seberat iota sekalipun, di langit atau di bumi! Mereka (yang kalian beri nama itu) pun tidak memiliki andil apapun, tidak pula Dia mempunyai dukungan dari kalangan mereka.”
-
wa lā tanfa'usy-syafā'atu 'indahū illā liman ażina lah, ḥattā iżā fuzzi'a 'ang qulụbihim qālụ māżā qāla rabbukum, qālul-ḥaqq, wa huwal-'aliyyul-kabīr;
Dan syafaat tidaklah berguna di hadapanNya kecuali bagi yang telah mendapat ijinNya! Ketika akhirnya rasa takut itu dihilangkan dari kesadaran mereka, mereka berkata, “Apakah perintah dari Rabb kalian?”... “Kebenaran” yang akan mereka katakan... HU itu ‘Aliy lagi Kabir.
-
qul may yarzuqukum minas-samāwāti wal-arḍ, qulillāhu wa innā au iyyākum la'alā hudan au fī ḍalālim mubīn;
Katakanlah, “Siapa yang memberi rezeki kehidupan kalian dari langit dan bumi (tingkat-tingkat kesadaran dan tubuh)?”... Katakanlah, “Allah! Sungguh, salah satu di antara kita berada di atas realitas dan yang lainnya dalam kesesatan yang nyata!”
-
qul lā tus`alụna 'ammā ajramnā wa lā nus`alu 'ammā ta'malụn;
Katakanlah, “Kalian tidak akan ditanya mengenai kejahatan kami, kami juga tidak akan ditanya mengenai perbuatan-perbuatan kalian!”
-
qul yajma'u bainanā rabbunā ṡumma yaftaḥu bainanā bil-ḥaqq, wa huwal-fattāḥul-'alīm;
Katakanlah, “Rabb kami akan mengumpulkan kami dan kemudian mengadili kami dengan benar (memisahkan orang-orang yang benar dari orang-orang yang berdosa)... HU itu Fattah lagi ‘Alim.
-
qul arụniyallażīna alḥaqtum bihī syurakā`a kallā, bal huwallāhul-'azīzul-ḥakīm;
Katakanlah, “Tunjukkanlah kepadaku sekutu-sekutu yang kalian anggap ada selain Dia! Tidak, sama sekali mustahil! Hanya HU, itulah Allah, yang ‘Aziz lagi Hakim.”
-
wa mā arsalnāka illā kāffatal lin-nāsi basyīraw wa nażīraw wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya'lamụn;
Kami datangkan kamu sebagai penyampai berita gembira dan sebagai pemberi peringatan kepada seluruh manusia... Tapi kebanyakan manusia tidak memahami (apa artinya ini)!
-
wa yaqụlụna matā hāżal-wa'du ing kuntum ṣādiqīn;
“Kapankah janji ini (mengenai apa yang akan dialami melalui kematian) akan dipenuhi; katakanlah kepada kami jika kalian termasuk orang-orang yang benar?”
-
qul lakum mī'ādu yaumil lā tasta`khirụna 'an-hu sā'ataw wa lā tastaqdimụn;
Katakanlah, “Ada waktu yang ditetapkan bagi kalian, yang tidak dapat kalian tangguhkan atau majukan.”
-
wa qālallażīna kafarụ lan nu`mina bihāżal-qur`āni wa lā billażī baina yadaīh, walau tarā iżiẓ-ẓālimụna mauqụfụna 'inda rabbihim yarji'u ba'ḍuhum ilā ba'ḍinil-qaụl, yaqụlullażīnastuḍ'ifụ lillażīnastakbarụ lau lā antum lakunnā mu`minīn;
Orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas berkata, “Kami tidak akan pernah beriman kepada Al-Qur’an ini ataupun kepada apa yang telah diberitahukan kepada kami sebelum ini”... Namun andai saja kamu dapat melihat ketika orang-orang zalim itu dihadapkan kepada Rabb mereka (telah menyadari realitas esensial mereka dan kegagalan mereka untuk mengevaluasinya)! Sementara sebagian menyalahkan yang lainnya... Para pengikutnya yang lemah akan berkata kepada para pemimpin yang sombong, “Seandainya bukan karena kalian, tentulah kami termasuk orang-orang yang beriman.”
-
qālallażīnastakbarụ lillażīnastuḍ'ifū a naḥnu ṣadadnākum 'anil-hudā ba'da iż jā`akum bal kuntum mujrimīn;
Dan para pemimpin mereka yang sombong berkata kepada para pengikutnya yang lemah, “Kamikah yang memalingkan kalian dari realitas yang datang kepada kalian? Tidak, kalian lah orang-orang yang berdosa!”
-
wa qālallażīnastuḍ'ifụ lillażīnastakbarụ bal makrul-laili wan-nahāri iż ta`murụnanā an nakfura billāhi wa naj'ala lahū andādā, wa asarrun-nadāmata lammā ra`awul-'ażāb, wa ja'alnal-aglāla fī a'nāqillażīna kafarụ, hal yujzauna illā mā kānụ ya'malụn;
Dan Para pengikut yang lemah itu berkata kepada para pemimpin mereka yang sombong, “Tidak, kalian menipu kami siang dan malam! Kalian memerintahkan kami untuk mengingkari bahwa Allah menyusun realitas esensial kami dengan Nama-namaNya dan membuat sekutu-sekutu bagiNya”... Tapi tatkala melihat penderitaan itu mereka berusaha menyembunyikan penyesalan mereka! Dan Kami telah membentuk rantai di leher orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas (mencegah mereka berpaling dari kejasmanian yang telah mereka imani)! Mereka menjalani akibat-akibat dari perbuatan-perbuatan mereka sendiri!
-
wa mā arsalnā fī qaryatim min nażīrin illā qāla mutrafụhā innā bimā ursiltum bihī kāfirụn;
Kepada kota manapun Kami memberi peringatan, orang-orang kaya di dalamnya berkata, “Sungguh, kami tidak akan menerima ilmu mengenai realitas yang dikirimkan melalui risalahmu ini.”
-
wa qālụ naḥnu akṡaru amwālaw wa aulādaw wa mā naḥnu bimu'ażżabīn;
Dan, “Kami lebih kuat dibanding kamu, baik dari sisi harta maupun keturunan... Kami tidak akan ditimpa penderitaan!”
-
qul inna rabbī yabsuṭur-rizqa limay yasyā`u wa yaqdiru wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya'lamụn;
Katakanlah, “Sungguh, Rabb-ku meluaskan rezeki kehidupan (pemberian) bagi siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki (kekayaan tidaklah diperoleh, melainkan merupakan karunia Allah)... Tapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (kebenaran ini).”
-
wa mā amwālukum wa lā aulādukum billatī tuqarribukum 'indanā zulfā illā man āmana wa 'amila ṣāliḥan fa ulā`ika lahum jazā`uḍ-ḍi'fi bimā 'amilụ wa hum fil-gurufāti āminụn;
Bukanlah harta ataupun keturunan yang mendekatkan kalian kepada Kami (‘Stasiun Kedekatan’ – penerapan kesadaran dari fitur-fitur Nama-nama Allah), melainkan dengan menjadi orang yang beriman dan memenuhi ketentuan-ketentuan agama kalian... Bagi mereka itu, balasan terhadap perbuatan-perbuatannya akan dilipatgandakan. Mereka aman dalam stasiun-stasiun yang ditinggikan.
-
wallażīna yas'auna fī āyātinā mu'ājizīna ulā`ika fil-'ażābi muḥḍarụn;
Adapun bagi orang-orang yang bersegera untuk menghapuskan isyarat-isyarat Kami (peringatan-peringatan), mereka akan dikurung dalam penderitaan yang terus-menerus.
-
qul inna rabbī yabsuṭur-rizqa limay yasyā`u min 'ibādihī wa yaqdiru lah, wa mā anfaqtum min syai`in fa huwa yukhlifuh, wa huwa khairur-rāziqīn;
Katakanlah, “Sungguh, Rabb-ku meluaskan rezeki kehidupan (materi dan spiritual) bagi siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya (bagi siapa yang Dia kehendaki)! Jika kalian memberi sesuatu (dengan ikhlas untuk kepentingan Allah), Dia akan menggantinya dengan sesuatu yang lain... HU itu Razzaq mutlak, pemelihara dengan rezekiNya.
-
wa yauma yaḥsyuruhum jamī'an ṡumma yaqụlu lil-malā`ikati a hā`ulā`i iyyākum kānụ ya'budụn;
Pada saat itu Dia akan mengumpulkan mereka semua dan mengatakan kepada malaikat-malaikatNya, “Apakah hanya ini yang mengabdi kepada kalian?”
-
qālụ sub-ḥānaka anta waliyyunā min dụnihim, bal kānụ ya'budụnal-jinna akṡaruhum bihim mu`minụn;
(Para malaikat) akan mengatakan, “Subhan, Engkau. Engkau lah penjaga kami, bukan mereka... Malah sebaliknya mereka biasa menyembah jin, kebanyakan dari mereka telah beriman kepada mereka (sebagai tuhan-tuhan mereka).”
-
fal-yauma lā yamliku ba'ḍukum liba'ḍin naf'aw wa lā ḍarrā, wa naqụlu lillażīna ẓalamụ żụqụ 'ażāban-nārillatī kuntum;
Dan itulah saat dimana tidak seorangpun dapat menolong atau membahayakan yang lainnya... Dan kepada orang-orang yang menzalimi dirinya sendiri, Kami akan mengatakan, “Rasakanlah penderitaan panas yang sesungguhnya yang dulu kalian ingkari!”
-
wa iżā tutlā 'alaihim āyātunā bayyināting qālụ mā hāżā illā rajuluy yurīdu ay yaṣuddakum 'ammā kāna ya'budu ābā`ukum, wa qālụ mā hāżā illā ifkum muftarā, wa qālallażīna kafarụ lil-ḥaqqi lammā jā`ahum in hāżā illā siḥrum mubīn;
Dan apabila ayat-ayat Kami dibacakan kepada mereka secara terbuka, (orang-orang yang zalim) itu berkata, “Laki-laki ini bermaksud memalingkan kalian dari apa yang telah disembah nenek-moyang kalian”... Dan, “Ini tidak lain hanyalah yang dibuat-buat”... Apabila Kebenaran mendatangi orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang nyata.”
-
wa mā ātaināhum ming kutubiy yadrusụnahā wa mā arsalnā ilaihim qablaka min nażīr;
Padahal Kami belum memberi mereka informasi apapun (yang dapat mereka gunakan untuk melawanmu) agar mereka mengambil pelajaran. Dan Kami pun belum mendatangkan seorang pemberi peringatan kepada mereka sebelum kamu.
-
wa każżaballażīna ming qablihim wa mā balagụ mi'syāra mā ātaināhum fa każżabụ rusulī, fa kaifa kāna nakīr;
Tapi orang-orang sebelum mereka pun telah mengingkarinya (sifat genetik)! (Padahal) ini bahlan belum mencapai sepersepuluh dari apa yang telah Kami berikan kepada mereka... (meskipun demikian) mereka mengingkari Rasul-rasul Kami... Maka, lihatlah akibat dari penolakanKu terhadap mereka!
-
qul innamā a'iẓukum biwāḥidah, an taqụmụ lillāhi maṡnā wa furādā ṡumma tatafakkarụ, mā biṣāḥibikum min jinnah, in huwa illā nażīrul lakum baina yadai 'ażābin syadīd;
Katakanlah, “Aku hanya memberi kalian satu nasihat saja: Renungkanlah tentang Allah, baik berdua-duaan ataupun sendirian! Tidak ada kegilaan pada orang yang sedang melindungi kalian itu... Dia hanyalah seorang pemberi peringatan kepada kalian sebelum datangnya penderitaan yang berat!”
-
qul mā sa`altukum min ajrin fa huwa lakum, in ajriya illā 'alallāh, wa huwa 'alā kulli syai`in syahīd;
Katakanlah, “Jika aku telah meminta sesuatu sebagai imbalan, simpanlah ia... Imbalanku hanyalah dari Allah... HU itu Syahid atas segala sesuatu.”
-
qul inna rabbī yaqżifu bil-ḥaqq, 'allāmul-guyụb;
Katakanlah, “Sungguh Rabb-ku menunjukkan Kebenaran dengan segala dayanya! Dia Maha Mengetahui yang Gaib!”
-
qul jā`al-ḥaqqu wa mā yubdi`ul-bāṭilu wa mā yu'īd;
Katakanlah, “Kebenaran telah menjadi nyata! Kepalsuan tidak akan menciptakan sesuatu yang baru ataupun memulihkan yang lama!”
-
qul in ḍalaltu fa innamā aḍillu 'alā nafsī, wa inihtadaitu fa bimā yụḥī ilayya rabbī, innahụ samī'ung qarīb;
Katakanlah, “Jika aku menyimpang (dari keyakinan yang benar), penyimpangan ini berasal dari kesadaranku (penyesatan pikiranku)! Tapi jika aku mencapai realitas maka ini dari apa yang diwahyukan Rabb-ku kepadaku... Sungguh, Dia itu Sami’ lagi Qarib.”
-
walau tarā iż fazi'ụ fa lā fauta wa ukhiżụ mim makāning qarīb;
Kamu akan melihatnya jika mereka dalam ketakutan dan kengerian! Mereka tidak bisa berlari kemanapun; mereka ditangkap dari tempat yang dekat!
-
wa qālū āmannā bih, wa annā lahumut-tanāwusyu mim makānim ba'īd;
Mereka berkata, “Kami telah beriman kepadaNya (sebagai yang Esa di dalam esensi kami)”... (Tapi jika sungguh demikian halnya), bagaimana bisa mereka jatuh sebegitu jauh!
-
wa qad kafarụ bihī ming qabl, wa yaqżifụna bil-gaibi mim makānim ba'īd;
Mereka telah mengingkari realitas sebelum ini, memperturutkan dugaan tentang apa yang tidak mereka ketahui, jauh dari realitas.
-
wa hīla bainahum wa baina mā yasytahụna kamā fu'ila bi`asy-yā'ihim ming qabl, innahum kānụ fī syakkim murīb;
Sebuah penghalang diletakkan di antara mereka dan keinginan-keinginan mereka, seperti dilakukan di masa lalu kepada orang-orang seperti mereka! Sungguh, mereka berada dalam keraguan yang menggelisahkan.