Iman Kepada Nabi Muhammad (saw)
Tanpa diragukan, orang yang tidak beriman kepada Nabi Muhammad (saw) juga tidak beriman kepada Allah! Meskipun mereka mungkin beriman kepada Tuhannya sendiri!
Mengapa demikian?
Karena tidak ada 'Tuhan'! Tidak pernah ada sosok 'Tuhan'! Sungguh, ada tuhan-tuhan khayalan di dalam pikiran manusia.
Faktanya, kebanyakan manusia di dunia, yang menganut beragam sistem keyakinan yang berbeda, semuanya memiliki sosok tuhan semacam itu di dalam pikiran mereka! Namun dalil-dalil ini sama sekali tidak benar dan tidak relevan dengan realitas.
Nabi Muhammad (saw) mengingatkan manusia agar tidak menghambur-hamburkan hidup mereka berdasarkan konsep-tuhan khayal mereka, dan mengingatkan orang-orang yang beriman kepadanya akan realitas “Laa ilaaha..”[1]
Di masa lampau, ketika orang-orang berbicara mengenai
Tuhan di langit dan 'anaknya' yang turun ke bumi, atau malaikat dengan sayapnya, Rasulullah (saw) menepis konsep ini secara tepat dan singkat dengan surat al-Ikhlas.
Beriman kepada Tuhan langit hanya menuntun kepada penderitaan! Karena keyakinan demikian membentuk harapan akan keberadaan yang jauh entah dimana. Selanjutnya, ini akan mengarah kepada sikap apatis, lamban dan malas! Padahal sebenarnya, segala sesuatu hadir dalam misteri esensi manusia sendiri! Bukannya di luar diri! Dengan misteri ini, manusia mempunyai kapasitas dan kemampuan untuk melakukan banyak hal di setiap waktu.
Apabila orang-orang yang berkeyakinan kepada sosok Tuhan eksternal mendapati bahwa Dia sebenarnya tidak ada, penyesalannya hanya akan menyebabkan penderitaan yang dalam bagi mereka!
Tidak pernah ada sosok Tuhan di luar angkasa, atau di galaksi lain, yang mengirimkan utusan ataupun ANAK ke bumi!
Selanjutnya, keyakinan dari orang-orang yang beriman kepada Nabi Muhammad (saw) dan yang Esa yang disebut sebagai 'Allah,' seperti yang dijelaskan oleh beliau, berbeda dan tidak sejalan dengan keyakinan orang-orang yang beriman kepada Tuhan eksternal khayalan.
Maka jelaslah bahwa orang-orang yang tidak beriman kepada Nabi Muhammad (saw) dan tidak menerima dan membenarkan beliau sebagai Rasul dan Nabi Allah, juga tidak memiliki keimanan kepada 'Allah' sebagaimana yang disingkapkan oleh Nabi Muhammad (saw). Ini berarti bahwa orang-orang yang tidak menerima dan membenarkan Nabi Muhammad (saw) sebagai Rasul Allah, beriman kepada sosok Tuhan berdasarkan dalil mereka sendiri dan menjalani hidupnya berdasarkan anggapan ini.
Nabi Muhammad (saw) mengatakan: “Man qala la ilaaha illaLlah faqad dakhala jannah!” Yakni, “Barangsiapa mengucap kan 'Laa ilaaha illaLlah' akan masuk surga!”
Ini tidak berarti bahwa orang-orang yang beriman kepada sosok Tuhan akan masuk surga.
Ada perkara yang halus di sini:
Nabi Muhammad (saw) memberi petunjuk kepada perlunya membersihkan diri dari konsep ketuhanan. Dengan kata lain, dari dualitas (syirik)...
Siapapun yang memahami makna sebenarnya dari surat al- Ikhlas akan mengetahui bahwa tidak ada Tuhan di luar, dekat maupun jauh!
Al-Qur'an berisi ayat-ayat yang menyatakan bahwa ketuhanan mengarah kepada syirik dan orang-orang yang musyrik akan tinggal di neraka selama-lamanya. Apa alasannya? Karena tidak ada Tuhan, bagaimana bisa orang-orang musyrik akan tinggal di neraka dan terbakar selama-lamanya?
Inilah hal penting yang mesti dipikirkan dan difahami!
Orang yang tidak beriman kepada Nabi Muhammad (saw) dan tidak bersaksi bahwa beliau adalah Rasul dan Nabi Allah,tidak benar-benar menerima agama Islam dan sunnatullah (Sistem dan Tatanan) yang disingkapkan oleh Rasulullah (saw)! Maka, orang yang tidak menerima Sistem dan Tatanan ini hanya akan hidup sesuai dengan anggapan mereka sendiri dan akan menghadapi akibat-akibatnya!
Tidak satupun dapat memasukkan seseorang kedalam surga atau melemparkannya kedalam neraka!
[1] Di dalam buku saya Allahnya Muhammad, saya telah membahas secara lengkap topik mengenai bagaimana dan mengapa bahwa 'Allah' bukanlah Tuhan di langit sana.