Jangan Mau Dibodohi!
Tipuan menerpa kita... Teradang dari musuh di luar kita, terkadang dari ilusi-ilusi kita sendiri!
Penipu-penipu dari luar diri mudah diidentifikasi; mahluk- mahluk yang tidak memiliki toleransi kepada manusia karena memiliki nilai-nilai dan sifat-sifat yang lebih tinggi dibanding dirinya dan ingin menurunkan mereka dari “ciptaan yang paling mulia” ke derajat jasmaniah sebagai binatang! Mahluk- mahluk yang memanfaatkan ketidaknampakannya dan menggunakan senjata apapun yang mereka miliki!
Penipu dari dalam diri, di sisi lain, memanfaatkan kekurangan ilmu dan pemahaman kita, pengingkaran terhadap diri dan esensi diri untuk menyiksa kita!
Yang satu menarik kita jauh keluar; sementara yang lainnya mengubur kita dalam-dalam!
Jadi, bagaimana caranya agar kita dapat menyelamatkan diri dari permasalahan yang melelahkan ini?
Jawabannya sederhana: dengan memBACA doa perlindungan' a'udzu...'.
“Tapi, kita sudah mengulang bacaan A'udzu ratusan kali sehari dan tak ada hasilnya!? Keadaan macam apakah ini sehingga pengulangan terus bacaan Audzu pun nampaknya tidak berguna!?”
Tentu saja tidak akan berguna, kawan. 'Mengulang-ulang' kata a'udzu layaknya pemutar rekaman sama sekali tidak akan bermanfaat bagi Anda, situasinya akan terus 'berulang' dengan sendirinya!
Pertama-tama... Kita mesti menyadari keberadaan mahluk lain yang tidak nampak bagi kita. Kita harus tahu kemampuan mereka dalam mengirimkan impuls-impuls tertentu ke otak untuk mempengaruhi pola pikir kita!
Segala sesuatu yang diajarkan Nabi terakhir dan Rasul Allah (saw) berhubungan dengan pengenalan sistem ini serta mekanismenya untuk melindungi diri sendiri (taqwa) dan untuk mengetahui realitas diri sendiri!
Rasulullah (saw) memBACA sistem ini dan menginginkan agar kita pun termasuk orang-orang yang memBACAnya!
Oleh karena itu, agar termasuk orang-orang yang dilindungi, pertama-tama kita mesti termasuk di antara para pem BACA ini, bukannya 'para pengulang kata-kata'!
Bahkan, sebisa mungkin kita mesti menjauhkan diri mengulang-ulang bacaan!
Rasulullah (saw) adalah untuk dibaca! Sunnatullah adalah untuk dibaca!
A'u dzu untuk dibaca! Al-Qur'an untuk dibaca!
Karena demikian halnya, mari kita memBACA A'udzu bukannya mengulang-ulang bacaannya. Yakni, daripada mengulang-ulang frase A'udzu billahi minasy syaythaanirrajiim” dengan berpikiran bahwa ia akan melindungi kita terhadap sesuatu, seperti biasa dilakukan, mari kita memahami maknanya dan membacanya dengan menyadarinya!
A'udzu: Aku berlindung...
B-illahi: kepada kekuatan-kekuatan pelindung dari Nama- nama Allah yang menyusun esensiku
Minasy syaythaanir rajiim: dari impuls (getaran) yang dihasilkan oleh Setan yang terkutuk dan tertolak (rajiim) yang, karena prakondisi-prakondisi, menyebabkan indera khayal kita melihat yang ada sebagai tiada dan yang tiada sebagai ada, sehingga membuat manusia berkeyakinan bahwa dirinya adalah mahluk dan tubuh yang berdiri sendiri diluar Nama-nama Allah, mengarahkan manusia kepada ide adanya Tuhan-berhala di langit sana.
Dengan kata lain:
Aku berlindung kepada kekuatan Nama-nama dan Sifat-sifat di dalam esensiku yang berkenaan dengan yang Esa yang bernama Allah, dari pihak yang terjauhkan dari realitas mereka dan berkeinginan untuk menipu dan menyesatkanku karena dengki bahwa aku telah diciptakan dengan kemampuan yang lebih tinggi!
Jadi, memBACA A'udzu dengan pemahaman ini merupakan langkah yang ke dua...
Langkah yang ke tiga, setelah pemahaman ini terbentuk, adalah mengenal bagaimana mahluk-mahluk yang tidak nampak ini (dengan sifat setaniyahnya) menipu dan menyesatkan kita...
Alih-alih merinci aksi-aksi mereka, saya ingin menggambarkan secara umum filosofi mereka:
Tujuan utama dari semua entitas setaniyah yang tak nampak, sejak Iblis, adalah menuntun manusia menjauh dari fitur kekhalifahannya dan menjatuhkan derajatnya dari keadaan 'mahluk yang paling mulia' (asyraf-i mahluq) kepada keadaan wujud dasar hewani. Dengan melakukan itu, mereka ingin membuktikan argumen-argumen bahwa “manusia adalah hewan yang diciptakan dari tanah” dan “mahluk melata ini akan menumpahkan darah dan menyebabkan kerusakan di muka bumi”!
Karenanya, prinsip dasar mereka adalah menyimpangkan perhatian manusia kepada hal-hal eksternal dan mencegahnya untuk melihat kedalam dirinya, kepada fitur-fitur dan potensi-potensi intrinsiknya!
Mereka secara terus-menerus memasukkan pikiran-pikiran jasmaniah kepada manusia, membuatnya berpikiran bahwa dirinya adalah tubuh semata, atau membuatnya sibuk dengan lingkungan untuk memicu dan memupuk kecenderungan egoistik padanya... Mereka menipu manusia agar mempertuhankan dan menyembah tuhan eksternal dan memanipulasinya agar meminta apapun dari tuhan khayalnya, untuk menunjukkan kepadanya bahwa doa-doa dan permintaannya tidak terkabul, sehingga membuatnya mengingkari tuhan khayalan ini yang mereka namai 'Allah'!