Shalawat Kepada Rasulullah (Saw)
إِنَّ اللهَ وَمَلٓائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَٓا أَيُّهَا الَّذِينَ اٰمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
InnaLlaaha wa malaa'ikatahu yusholluuna 'alaa n-nabii yaa ayyuhaa l-ladziina aamanuu sholluu 'alayhi wa sallimuu tasliiman128
Sungguh, Allah dan para malaikatNya memberkati (memberi shalawat) kepada Nabi... Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah (berpaling kepada) kepadanya dan berilah salam kepadanya dengan berserah diri!
Ayat ini mewajibkan kepada kita untuk bershalawat kepada guru kita semua, paduka Rasul, cahaya ilmu, kekasih Allah... Mengapa demikian? Rasulullah (saw) mengatakan:
“Orang yang tidak menghormati orang lain tidak akan mampu menghormati Allah.”129
Hal ini menampakkan kepada kita salah satu kebenaran terdalam dari Sufisme... Jika kita menghapuskan sedikitnya beberapa tirai yang menutupi persepsi hati kita, kita bisa melihat hal ini...
Jika kita dapat memahami keindahan ayat “Allah memberi kepada para pemberi” kita akan mengetahui tanpa ragu bahwa siapapun yang memberi, selalu Allah yang memberi! Dan berterimakasih kepada Allah adalah dengan berterimakasih kepada pemberi yang telah dipilih Allah untuk memberi! Jika tidak, kita tidak akan bisa berterimakasih kepada pemberi yang sesungguhnya, melainkan kepada sosok tuhan yang kita ciptakan sendiri!
Karena Allah memberi kita melalui Rasulullah (saw) dan menunjukkan serta memungkinkan kita merealisasikan kebenaran melaluinya, maka tentunya berterimakasih kepada Rasulullah (saw) sama saja dengan bersyukur kepada Allah.
Inilah sebabnya mengapa Allah, melalui Al-Qur'an, memerintahkan kita untuk berterimakasih kepada Rasulullah (saw). Berdasarkan kebenaran ini pula bahwa Rasulullah (saw) meminta kepada kita untuk bershalawat kepada beliau:
“Semoga ternoda orang yang mendengar namaku tapi tidak memberiku shalawat!”130
Yang paling kikir dari yang terkikir adalah dia yang mendengar namaku disebutkan namun tidak memberiku shalawat”131
“Doa-doa terlalu lemah untuk naik ke langit, tapi apabila aku dikirimi shalawat, mereka menjadi kuat dan terangkat (menjadi layak untuk dikabulkan)...”132
“Barangsiapa memberi shalawat kepadaku, Allah akan menganuferahinya sepuluh keberkahan, menghapus dosa-dosanya dan menaikkannnya sepuluh derajat.”133
“Orang-orang yang paling dekat denganku di antara manusia adalah mereka yang paling banyak bershalawat kepadaku.”134
“Barangsiapa lupa mengirim shalawat kepadaku, dia akan dibuat lupa kepada jalan menuju Surga.”135
“Barang siapa mengirim shalawat kepadaku dekat kuburku, aku akan mendengar suaranya. Barang siapa mengirim shalawat kepadaku dari kejauhan, ia akan sampai kepadaku...”136
“Selama orang yang berdoa melewatkan shalawat kepada para Nabi dan Rasul, doanya akan terhijab.”137
“Allah memiliki para malaikat yang bergerak di seluruh muka bumi dan memberitahuku orang-orang yang bershalawat kepadaku.”138
“Allah menerangi jalan di Jembatan Sirothol Mustaqim kepada orang-orang yang bershalawat kepadaku... Jika seseorang termasuk dari mereka yang diterangi, dia tidak akan menjadi penghuni neraka...”139
“Jika sekelompok orang berkumpul dan meninggalkan pertemuan tanpa mengingat Allah atau mengirim shalawat kepadaku, mereka akan terhijab dari Allah!”140
“Jika salah satu di antara kalian memohon sesuatu dari Allah, pertama-tama dia mesti memujiNya dengan cara yang patut bagiNya, kemudian mengirim salam kepada RasulNya, lalu berdoa. Ini lebih ektif dalam meraih tujuannya...”141
“Perbanyaklah shalawat kalian kepadaku pada pada hari Jumat, karena hari itulah shalawat kalian disampaikan kepadaku.”142
“Barangsiapa ingin berdekatan denganku di Surga mesti mengirimi aku shalawat sepadan dengan itu.”143
“Aku bertemu dengan Jibril. Dia berkata kepadaku, 'Aku punya berita gembira: Allah mengatakan barangsiapa mengirim shalawat kepadamu Dia akan merahmati mereka, barangsiapa mengirim shalawat kepadamu Dia akan merahmati mereka'...”144
Salah seorang sahabat Rasulullah (saw) bertanya:
“Ya Rasulullah, aku mengirim banyak shalawat kepadamu. Berapa banyak yang mesti aku luangkan untuk ini?”
Rasulullah (saw) menjawab, “Sebanyak yang kau mau.”
“Bagaimana jika seperempatnya?” laki-laki itu bertanya lagi.
“Lakukanlah sebanyak yang engkau kehendaki... Jika engkau memperbanyaknya, akan lebih baik bagimu!” kata Rasulullah (saw).
“Bagaimana jika sepertiganya?” orang tersebut melanjutkan...
“Lakukanlah sebanyak yang engkau kehendaki... Jika engkau memperbanyaknya, akan lebih baik bagimu!” jawab Rasulullah (saw).
“Bagaimana jika setengahnya?” dia bertanya.
“Lakukanlah sebanyak yang engkau kehendaki... Jika engkau memperbanyaknya, akan lebih baik bagimu!” ulang Rasulullah (saw).
“Bagaimana jika seluruh waktuku?” laki-laki itu mendesak...
“Jika demikian akan cukuplah, semua dosa-dosamu akan diampuni” kata Rasulullah (saw)145
Saya harap hadits-hadits ini memberikan gambaran pentingnya shalawat. Silakan setiap orang merenungkan pentingnya topik ini dan mengkajinya sesuai pemahaman masing-masing.
Berikut ini beberapa shalawat yang dianjurkan.
جَزَاﷲُ عَنَّا سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا مَا هُوَ أَهْلُهُ
Jazaa Allahu 'annaa Sayyidinaa Muhammadan ma huwa ahluhu
Ya Allah, sampaikanlah shalawat kepada guru kami Muhammad (saw) dengan shalawat yang sepatutnya. Kami lemah untuk menilai beliau dengan selayaknya...
Rasulullah (saw) langsung yang mengajari kita shalawat ini dan mengatakan, “Barangsiapa membacanya seperti ini, 70 malaikat akan menuliskan kebaikan baginya untuk seribu pagi.”146
أَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مَنْ رُوحُهُ مِحْرَابُ الاَرْوَاحِ وَالْمَلٓاﺌِكَةِ وَالْكَوْنِ
أَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مَنْ هُوَ إِمَامُ الاَنْبِيَٓاءِ وَالْمُرْسَلِينَ
أَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مَنْ هُوَ اِمَامُ اَهْلِ الْجَنَّةِ عِبَادِ اﷲِ الْمُؤْمِنِينَ
Allahumma shalli 'alaa man ruuhuhu mihraabu l-arwaahi wa l-malaaikati wa l-kawni. Allahumma shalli 'alaa man huwa imaamu l-anbiyaai wa-l-mursaliina. Allahumma shalli 'alaa man huwa imaamu ahli l-jannati 'ibaadiLlahi l-muu'miniina
Ya allah! Semoga Engkau memberi shalawat kepada dia yang menjadi puncak ruhnya segala ruh, malaikat dan segala sesuatu yang mewujud, dan anugerahkanlah shalawatMu kepada imamnya semua Nabi dan Rasul! Ya Allah, karuniakanlah shalawatMu kepada imamnya hamba-hambaMu yang beriman, para penghuni Surga.
Ghauts di masa 300 tahun yang lampau, Sayyid Abdulaziz ad-Dabbagh, biasa menghadiri semua pertemuan para Diwan, karena posisi beliau. Dalam salah satu pertemuan ini, beliau menyampaikan kejadian berikut di antara dirinya dan putri Rasulullah (saw), Fatimah (ra):
“Kami saat itu dalam sebuah Pertemuan para Diwan. Aku sedang duduk di sebelah kanan Rasulullah (saw) bersama sebagian teman-teman kami. Di seberang kami ada para wali perempuan dan para pembimbing spiritual lainnya. Kemudian Fatimah (ra) datang dan duduk di depan mereka dan dengan bahasa Surga beliau mengucapkan shalawat ini... Dalam bahasa Surga, setiap kalimat atau kata diungkapkan sebagai sebuah huruf... Huruf-huruf yang mengawali surat-surat dalam Al-Qur'an, seperti alif, lam, mim, ra, tha, ha dan lain sebagainya, juga berkenaan dengan bahasa ini. Setelah menyimak kepada shalawat ini, saya mendekati Fatimah (ra) dan bertanya kepadanya, 'Apa manfaat dari shalawat ini ya Fatimah?' Beliau menjawab, 'Jika semua pohon, daun-daunan, batu dan kerikil di muka bumi menjadi berlian, mereka semua tidak akan sanggup membayar orang yang berkesinambungan membaca shalawat ini!' Aku tidak meyakini hal ini, maka aku mendekati Rasulullah (saw) dan bertanya kepada beliau. Beliau berkata, 'Fatimah telah mengatakannya kepadamu, apa lagi yang engkau inginkan? Tepat seperti yang telah dia (Fatimah ra.) katakan kepadamu!' Hal pertama yang aku lakukan terhadap hal ini adalah menerjemahkannya kedalam bahasa Arab.”
Demikian berartinya shalawat yang saya sebutkan di atas... Kajilah sesuka Anda, namun saya yakin kita mesti membacanya paling sedikit 100 kali setiap harinya.
128 Al-Qur'an 33:56
129 Abu Dawud, At-Tirmidzi
130 At-Tirmidzi
131 At-Tirmidzi
132 At-Tirmidzi, At-Tabarani
133 An-Nasai
134 At-Tirmidzi
135 Ibnu Majah
136 Al-Bayhaqi.
137 At-Tabarani.
138 An-Nasai.
139 Al-Mustadrak
140 At-Tirmidzi, Abu Dawud.
141 At-Tirmidzi.
142 An-Nasai.
143 At-Tirmidzi.
144 Al-Bayhaqi, Al-Hakim.
145 At-Tirmidzi.
146 At-Tabarani.