1. Ilmu yang sampai kepada orang lemah yang tidak bisa mengatasi candu jasmaniah bagai lilin yang memberikan cahaya ke sekitarnya namun membakar dirinya sendiri.

  2. Ke arah luar, salawat adalah menoleh kepada kehadiran spiritual Rasul. Ke dalam, adalah untuk membangun hubungan dengan Realita Muhammad.

  3. 75-100 tahun yang lalu, ilmu Sufi esoterik dan rahasia Kesatuan hanya didiskusikan dalam kumpulan-kumpulan rahasia. Kini semuanya ada di web! Tapi bisa dimasukinya ilmu esoterik ini tidak penting karena itu bukan mengenai mengetahui. Melainkan tentang menjalani. Tentang melepaskan ego Anda.

  4. Diberkati Jumat kita jika kita bisa menjawab pertanyaan ini: Di titik mana kehendak serta kekuasaan Allah berakhir dan kehendak serta kekuasaan manusia dimulai?

  5. Bagi mereka yang tertarik dengan spiritualitas: Anda tidak bisa naik kelas dengan buku catatan milik orang lain. Selama Anda memiliki rasa bangga dan ego, Anda dalam kerugian.

  6. Jika Anda berpikir bahwa diri Anda berbeda/superior/istimewa, di atas yang lain, Anda sedang mengingkari semua yang lain sebagai manifestasi yang Esa, yakni Firaunisme.

  7. Poin paling penting dari Sufisme adalah bagaimana dan apa yang Anda rasakan tentang diri Anda. Jika Anda merasa bahwa Anda dan orang-orang lain memiliki wujud disamping yang Esa, Anda berada dalam dualitas (syirik).

  8. Apakah Anda memandang orang-orang lain sebagai manifestasi dari yang Esa? Jika ya, bagaimana perasaan Anda tentang mereka? Bagaimana Anda memperlakukan mereka?

  9. Tingkat kemajuan sebuah masyarakat tercermin dalam kadar sikap hormat yang mereka tunjukkan satu sama lain dalam berlalu-lintas. Peradaban: Dahulukan pejalan kaki!

  10. Mereka bertanya kepada saya, “Jika Allah itu ESA mengapa dipakai kata KAMI di dalam Al-Qur’an?” Mari saya jelaskan: Esanya yang tak-terbatas tak-hingga yang ditunjuk sebagai Allah mempunyai fitur-fitur tak hingga yang disebut Nama-nama. Segala hal, baik nampak ataupun tidak, diciptakan dengan beragam komposisi dari Nama-nama ini. Karena Nama-nama menyusun esensi dari semua bentuk/wujud, semua pengaturan/formasi yang ada benar-benar digerakkan secara intrinsik. Karenanya, “KAMI melakukan ini, KAMI melakukan itu” artinya “dengan fitur-fitur dari Nama-nama yang menyusun esensi kalian, fitur-fitur  yang tertanam di kedalaman kalian”, yakni bukan oleh tuhan eksternal yang memaksakan pengaturannya terhadap kalian, tapi dengan fitur-fitur yang menyusun wujud kalian yang dirujuk sebagai Allah. Maka, ketika kami mengatakan “jika Rabb saya mengijinkan saya” artinya “jika Nama-nama yang menyusun esensi saya mengijinkan saya, yakni jika itu sesuai untuk tugas ini...”

  11. Mereka yang membunuh orang-orang yang tidak berdosa dengan kejam adalah mahluk-mahluk hewani buas yang bertopeng manusia! “Akhiri penyebab bahaya.” (Hadith)

  12. Jika ilmu apapun membuat Anda bangga dan suka mengritik dan menimbulkan perasaan lebih penting dari orang lain, maka ilmu itu telah menjadi Dajjal Anda.

  13. Jika ilmu Anda tidak membuat Anda melihat bahwa “Kemanapun kalian menghadap ada wajah Allah,” maka jauhilah ilmu itu, itu hanya akan membawa kepada kerugian/derita.

  14. Perselisihan dan pertengkaran itu untuk orang buta. Mereka yang melihat realita tidak berselisih, mereka hanya ‘berbagi’ dan bergerak maju. Karena mereka ‘melihat’ orang lain.

  15. Ada binatang-binatang yang lebih buas dan brutal dibanding binatang lain yang membunuh mangsanya untuk dimakan ketika kelaparan. Mereka ini berwajah sebagai manusia dan membunuh untuk kekuasaan!!

  16. Sementara Manusia sejati hidup dengan prinsip-prinsip cinta, sikap hormat serta persahabatan, manusia biadab menyembelih dan membunuh orang tidak berdosa. Mereka lebih rendah dibanding binatang.

  17. Rahmat Allah tidak sampai kepada kita dari singgasana di langit, tapi dari hati-hati hambaNya yang telah menyadari realita esensial diri mereka.

  18. Sebagian orang terperosok jauh dari Allah karena mereka tidak berpikir, dan sebagian lagi karena membatasi pandangan terhadapNya dengan asumsi mereka. Mereka gagal untuk berserahdiri!

  19. Sebagian orang bisa begitu dekat namun tidak bisa mengatasinya, karena itu berarti menghilangkan ego/kediriannya… dan sebagian lagi, karena rasa bangga, tidak bisa mendekat sama sekali...

  20. Bagi sebagian orang, kepemilikan duniawi mereka hanya teman sejalan, dan bagi yang lain, menjadi rasa takut akan kehilangan orang-orang dan harta yang dicintai…  Bukan itu maksud dan tujuannya!

  21. Berserahdiri terlalu sulit karena rasa bangga dan ego mereka. Mereka tidak bisa mengatasi rasa takut, tidak bisa meninggalkan keterikatannya dengan perkara duniawi...

  22. Mereka memilih untuk menghibur diri dengan tuhan khayalan mereka; tuhan, yang mereka yakini, akan memenuhi harapan mereka. Mereka tidak bisa berserahdiri!

  23. Mereka tidak bisa melihat bagaimana uang, label-label, kemasyuran, ilmu, kedekatan, bahkan cinta bisa menjadi perangkap! Dan karenanya, mereka merasa jauh...

  24. Pendek kata, ketidakmampuan untuk melepaskan identitas/ego/kedirian yang mereka asumsikan, meski sudah banyak peringatan, mereka ditakdirkan untuk tersiksa oleh api pemisahan!

  25. Bisakah kita saling mencintai dan saling merangkul meskipun berbeda warna kulit, ras, gender dan agama? Semata karena kita semua merupakan manifestasi dari Allah?

23 / 66

Ini mungkin menarik buat Anda

Anda bisa mengunduh Buku ini