-
Ilmu yang sampai kepada orang lemah yang tidak bisa mengatasi candu jasmaniah bagai lilin yang memberikan cahaya ke sekitarnya namun membakar dirinya sendiri.
-
Ke arah luar, salawat adalah menoleh kepada kehadiran spiritual Rasul. Ke dalam, adalah untuk membangun hubungan dengan Realita Muhammad.
-
75-100 tahun yang lalu, ilmu Sufi esoterik dan rahasia Kesatuan hanya didiskusikan dalam kumpulan-kumpulan rahasia. Kini semuanya ada di web! Tapi bisa dimasukinya ilmu esoterik ini tidak penting karena itu bukan mengenai mengetahui. Melainkan tentang menjalani. Tentang melepaskan ego Anda.
-
Diberkati Jumat kita jika kita bisa menjawab pertanyaan ini: Di titik mana kehendak serta kekuasaan Allah berakhir dan kehendak serta kekuasaan manusia dimulai?
-
Bagi mereka yang tertarik dengan spiritualitas: Anda tidak bisa naik kelas dengan buku catatan milik orang lain. Selama Anda memiliki rasa bangga dan ego, Anda dalam kerugian.
-
Jika Anda berpikir bahwa diri Anda berbeda/superior/istimewa, di atas yang lain, Anda sedang mengingkari semua yang lain sebagai manifestasi yang Esa, yakni Firaunisme.
-
Poin paling penting dari Sufisme adalah bagaimana dan apa yang Anda rasakan tentang diri Anda. Jika Anda merasa bahwa Anda dan orang-orang lain memiliki wujud disamping yang Esa, Anda berada dalam dualitas (syirik).
-
Apakah Anda memandang orang-orang lain sebagai manifestasi dari yang Esa? Jika ya, bagaimana perasaan Anda tentang mereka? Bagaimana Anda memperlakukan mereka?
-
Tingkat kemajuan sebuah masyarakat tercermin dalam kadar sikap hormat yang mereka tunjukkan satu sama lain dalam berlalu-lintas. Peradaban: Dahulukan pejalan kaki!
-
Mereka bertanya kepada saya, “Jika Allah itu ESA mengapa dipakai kata KAMI di dalam Al-Qur’an?” Mari saya jelaskan: Esanya yang tak-terbatas tak-hingga yang ditunjuk sebagai Allah mempunyai fitur-fitur tak hingga yang disebut Nama-nama. Segala hal, baik nampak ataupun tidak, diciptakan dengan beragam komposisi dari Nama-nama ini. Karena Nama-nama menyusun esensi dari semua bentuk/wujud, semua pengaturan/formasi yang ada benar-benar digerakkan secara intrinsik. Karenanya, “KAMI melakukan ini, KAMI melakukan itu” artinya “dengan fitur-fitur dari Nama-nama yang menyusun esensi kalian, fitur-fitur yang tertanam di kedalaman kalian”, yakni bukan oleh tuhan eksternal yang memaksakan pengaturannya terhadap kalian, tapi dengan fitur-fitur yang menyusun wujud kalian yang dirujuk sebagai Allah. Maka, ketika kami mengatakan “jika Rabb saya mengijinkan saya” artinya “jika Nama-nama yang menyusun esensi saya mengijinkan saya, yakni jika itu sesuai untuk tugas ini...”
-
Mereka yang membunuh orang-orang yang tidak berdosa dengan kejam adalah mahluk-mahluk hewani buas yang bertopeng manusia! “Akhiri penyebab bahaya.” (Hadith)
-
Jika ilmu apapun membuat Anda bangga dan suka mengritik dan menimbulkan perasaan lebih penting dari orang lain, maka ilmu itu telah menjadi Dajjal Anda.
-
Jika ilmu Anda tidak membuat Anda melihat bahwa “Kemanapun kalian menghadap ada wajah Allah,” maka jauhilah ilmu itu, itu hanya akan membawa kepada kerugian/derita.
-
Perselisihan dan pertengkaran itu untuk orang buta. Mereka yang melihat realita tidak berselisih, mereka hanya ‘berbagi’ dan bergerak maju. Karena mereka ‘melihat’ orang lain.
-
Ada binatang-binatang yang lebih buas dan brutal dibanding binatang lain yang membunuh mangsanya untuk dimakan ketika kelaparan. Mereka ini berwajah sebagai manusia dan membunuh untuk kekuasaan!!
-
Sementara Manusia sejati hidup dengan prinsip-prinsip cinta, sikap hormat serta persahabatan, manusia biadab menyembelih dan membunuh orang tidak berdosa. Mereka lebih rendah dibanding binatang.
-
Rahmat Allah tidak sampai kepada kita dari singgasana di langit, tapi dari hati-hati hambaNya yang telah menyadari realita esensial diri mereka.
-
Sebagian orang terperosok jauh dari Allah karena mereka tidak berpikir, dan sebagian lagi karena membatasi pandangan terhadapNya dengan asumsi mereka. Mereka gagal untuk berserahdiri!
-
Sebagian orang bisa begitu dekat namun tidak bisa mengatasinya, karena itu berarti menghilangkan ego/kediriannya… dan sebagian lagi, karena rasa bangga, tidak bisa mendekat sama sekali...
-
Bagi sebagian orang, kepemilikan duniawi mereka hanya teman sejalan, dan bagi yang lain, menjadi rasa takut akan kehilangan orang-orang dan harta yang dicintai… Bukan itu maksud dan tujuannya!
-
Berserahdiri terlalu sulit karena rasa bangga dan ego mereka. Mereka tidak bisa mengatasi rasa takut, tidak bisa meninggalkan keterikatannya dengan perkara duniawi...
-
Mereka memilih untuk menghibur diri dengan tuhan khayalan mereka; tuhan, yang mereka yakini, akan memenuhi harapan mereka. Mereka tidak bisa berserahdiri!
-
Mereka tidak bisa melihat bagaimana uang, label-label, kemasyuran, ilmu, kedekatan, bahkan cinta bisa menjadi perangkap! Dan karenanya, mereka merasa jauh...
-
Pendek kata, ketidakmampuan untuk melepaskan identitas/ego/kedirian yang mereka asumsikan, meski sudah banyak peringatan, mereka ditakdirkan untuk tersiksa oleh api pemisahan!
-
Bisakah kita saling mencintai dan saling merangkul meskipun berbeda warna kulit, ras, gender dan agama? Semata karena kita semua merupakan manifestasi dari Allah?