Mari kita lihat huruf K. Bayangkan bahwa garis-tegaknya memanjang tak terhingga; yakni tidak memiliki awal maupun akhir. Sekarang, perhatikanlah sebuah titik tunggal pada garis ini, yang darinya garis ke dua dan garis ke tiga memanjang dari huruf K ini. Jika kita memandang garis tegak tak-hingga ini sebagai ilmunya Allah, kita dapat mengatakan bahwa sudut yang dibentuk oleh garis ke dua dan garis ke tiga, yang berasal dari sebuah titik tunggal (peristiwa sesaat) pada garis ini, sebagai jagat raya kita. Ingat bahwa yang sedang saya bicarakan adalah sudut bukannya segi-tiga, karena sebuah segitiga mempunyai batasan yang terdefinisi, berbeda dengan jagat raya kita yang secara dimensional tak berhingga.
Wujud tak-hingga ini diciptakan dalam saat tunggal di dalam ilmunya Allah. Penciptaan tidak berbatas, dan refleksi tak berbatas ini hanya mencakup peristiwa sesaat tunggal. Dan ada banyak jagat lainnya yang tak terhitung di dalam peristiwa sesaat lainnya seperti itu dengan jumlah yang tak terhitung pula! Garis tegak dari huruf K ini merupakan titik-titik tak-hingga. Dan segala sesuatu yang kita lihat, keseluruhan jagat raya, tidak lain hanyalah penglihatan sebuah titik tunggal pada garis ini. Setiap jagat tunggal di antara jagat-jagat tak-hingga ini merupakan karya-seni dari ilmu kreatifnya Allah.
Seperti dinyatakan para malaikat dengan sempurna di dalam Al-Qur’an:
“Kami hanya dapat mengenalMu dengan ilmu yang Engkau berikan kepada kami.”
Yakni, ‘kami hanya dapat mengenalMu, dengan ilmu, kesadaran dan pemahaman yang telah Engkau berikan kepada kami; mustahil bagi kami untuk benar-benar bisa mengenalMu!’
Di dalam ilmu Allah, kita hanyalah bentuk-bentuk imajinasi, di antara bentuk-bentuk tak hingga lainnya!
Segala sesuatu yang memunculkan bentuk-bentuk ini, semuanya diciptakan oleh Allah.
“… Padahal Allah lah yang menciptakan kalian dan apa yang kalian perbuat.” (Al-Qur’an 37:96)
Tidak sukar untuk memahami ini. Pikirkanlah mengenai contoh yang telah saya berikan sebelumnya. Pikirkanlah mengenai bentuk-bentuk yang telah Anda ciptakan di dalam imajinasi Anda itu dan biarkan mereka berinteraksi satu sama lainnya. Apabila mereka bertemu satu dengan lainnya dan menunjukkan perilaku-perilaku tertentu, akankah keberadaan independen mereka yang terpisah mengubah perilaku mereka? Ataukah mereka akan menunjukkan aktivitas-aktivitas alami dari fitur-fitur yang telah anda rancang? Jelas, yang terakhir lah yang terjadi. Karenanya, kita, sebagai ciptaan Allah, hanyalah agen-agen yang mewujudkan fitur-fitur dan kehendak Allah. Dan tindakan perwujudan fitur-fitur Allah inilah realitas dari pengabdian!
Seberapa banyakkah saya dapat mengenal Anda atau Anda mengenal saya? Saya hanya dapat mengenal Anda sejauh saya mengenal diri saya sendiri. Dan Anda pun hanya dapat mengenal saya sejauh Anda mengenal diri Anda sendiri. Jika memiliki fitur yang tidak Anda miliki, maka Anda tidak akan pernah bisa mengenal fitur saya itu. Dan jika saya tidak memiliki fitur yang Anda miliki, saya tidak akan pernah mengenal Anda berkenaan dengan fitur tersebut.
Jika di dalam jagat raya ini ada jagat lain yang kita tak mampu melihatnya, maka kita tidak akan pernah dapat memahaminya. Jadi, jika kita berpikir dengan sudut pandang ini… Kita hanya dapat mengenal keberadaan tak-hingga yang ditunjuk dengan nama Allah sebanyak apa yang Dia cerminkan pada kita. Pada kenyataannya, ketakhinggaan Allah yang demikian itu hanyalah menurut makna-makna yang berproyeksi pada kita. Realitasnya, Allah bahkan diluar konsep-konsep semacam tak-hingga maupun tak-berbatas.
Walaupun saya menggunakan huruf K sebagai contoh untuk menjelaskan topik ini, kita harus memahaminya hanya sebagai sebuah garis dari titik-titik tak-hingga. Ia mesti dianggap sebagai pentas (platform) ketakhinggaan. Karena sebuah garis pun masih memiliki batas-batas. Mungkin, Anda dapat memikirkannya sebagai ruang tak-hingga yang penuh dengan titik-titik tak-hingga dan jagat raya kita hanyalah salah satu dari titik-titik ini.
Sekarang, mari kita melangkah sedikit lebih jauh… Pikirkanlah mengenai sudut yang terbentuk dari salah satu titik-titik ini dan mencoba memahami ketakhinggaannya… Sekarang, pada sudut yang secara dimensional tak hingga ini, ada titik-titik lain yang tak terhitung jumlahnya, dan masing-masing dari titik-titik ini juga memunculkan sudut-sudut yang tak hingga… Dengan kata lain, sudut-sudut, di dalam sudut-sudut, di dalam sudut-sudut, semuanya dalam satu titik tunggal, dalam ruang titik-titik tak-hingga! Demikianlah penciptaan!