107. “Peliharalah shalat (doa; kembali kepada Allah) dengan khusyu [terkhusus] shalat tengah-tengah (shalat Ashar – rasa sinambung mengenai realitas ini dalam kesadaran diri)..” (Al-Qur'an 2:238)
108. “Celakalah orang-orang yang shalat (karena tradisi), yang lalai (terhijab) dari (merasakan makna) shalat mereka (yang merupakan asensi [mi'raj] kepada realitas esensial yang terdalam; Rabb mereka).” (Al-Qur'an 107:4-5)
109. “Mereka (orang-orang beriman) berkhidmat karena melihat fitur-fitur dari Nama-nama Allah.” (Al-Qur'an 23:2)
110. “...Di antara hamba-hambaNya, hanya orang- orang yang mempunyai ilmu (mengenai apa yang ditunjuk oleh nama Allah dan yang mengetahui Kekuasaannya) yang sungguh merasa khidmat kepada Allah! (menyadari ketiadaan mereka karena keagunganNya)..” (Al-Qur'an 35:28)
111. “Sungguh, aku hadapkan wajahku (kesadaranku), bersih dari konsep penuhanan (Hanif), kepada ' Al-Fathir ' (Dia yang menciptakan segala sesuatu terprogram sesuai tujuannya) yang menciptakan langit dan bumi, dan aku buka nlah dari golongan yang menduakan (musyrik).” (Al-Qur'an 6:79)
112. “Tidak kah kalian melihat orang yang mempertuhan kan ' hawa '-nya (hasrat-hasrat insting, bentuk jasmaniah, diri khayal)..!” (Al-Qur'an 25:43)
113. “Sungguh, Allah tidak mengampuni syirik (nyata atau diskrit [tersendiri], yakni beranggapan, langsung atau tidak langsung, keberadaan 'lain' selain Allah, baik obyek eksternal maupun ego kita sendiri [diskrit]; sehingga memecah realitas tak- mendua), tapi Dia mengampuni dosa-dosa yang lebih kecil dari ini (maa duuna) ('dosa yg lebih kecil' di sini berkonotasi dengan persepsi bahwa tindakan-tindakan diawali oleh diri/ego bukannya oleh Allah), sekehendak Dia..” (Al-Qur'an 4:48)
114. “...Sungguh, jika kalian hidup dalam keadaan mendua (syirik), semua yang kalian kerjakan tentu menjadi sia-sia dan kalian tentu menjadi orang-orang yang merugi..” (Al-Qur'an 39:65)
115. “Akan Kami masukkan rasa takut kedalam hati orang-orang yang mempertuhankan ego mereka (dualitas) atas Nama-nama Allah yang menyusun esensi mereka, dan yang menutupi realitas absolut di dalam diri, meskipun tidak ada bukti bah wa identitas-ego mereka ada! Dan tempat tinggal mereka adalah api itu..” (Al- Qur'an 3:151)
116. “...Sungguh, dualitas adalah ketidakadilan/ dosa yang sangat besar (dualitas, yang menunjukkan pengingkaran terhadap fitur-fitur hakiki yang dirujuk dengan Nama-nama Allah, menuntun kepada tercerabutnya diri dari fitur-fitur inti ini).” (Al- Qur'an 31:13)
117. “Sungguh orang-orang yang musyrik (yang mengklaim keberadaan identitas-ego mereka disamping Keesaan Absolut) telah terkontaminasi (kotor/najis)..” (Al-Qur'an 9:28)
118. “...Tidak ada yang menyentuhnya (yakni menjadi tercerahkan dengan ilmu mengenai Realitas Absolut) kecuali orang yang tersucikan (dari kotoran syirik - dualitas - sifat hewani).” (Al-Qur'an 56:79)
119. “Jangan menganggap adanya sosok tuhan (manifestasi eksterior dari kekuasaan atau diri khayal kalian) disamping Allah. Karena tidak ada Tuhan. Hanya ada HU! Segala sesuatu (dari segi kebendaannya) sebenarnya tiada, hanya wajah HU (hanya yang berkenaan dengan Realitas Absolut) yang ada!..” (Al-Qur'an 28:88)
120. “Jangan membuat [di dalam pikiran kalian] tuhan yang lain disamping Allah (jangan menuhankan diri khayal kalian)! Atau kalian akan mendapati diri kalian hina dan diabaikan (karena syirik, pemahaman mendua, kalian akan terbatasi oleh batas-batas ego kalian bukannya mewujudkan potensi tak hingga dari esensi kalian).” (Al-Qur'an 17:22)
121. “Allah mengetahui pasti bahwa tiada yang lain kecuali Dia. Dialah HU, tak ada yang lain, hanya ada HU... dan (begitu pula) kekuatan-kekuatan (potensi-potensi) dari Nama-namaNya (malaikat-malaikat; komposisi fitur-fitur yang mewujud melalui ilmu mengenai realitas) demikian juga orang-orang yang berilmu (mereka yang memiliki ilmu ini juga mengetahui, dan bersaksi terhadap realitas ini) dan memelihara diri mereka sesuai dengan kebenaran ini..” (Al-Qur'an 3:18)
122. “Sean dainya di dalam keduanya (langit [makna]dan bumi [tindakan]) ada tuhan-tuhan disamping Allah, pastilah sistem ini telah rusak tatanannya. Maha Agung (subhan) Allah, Rabb-nya Singgasana (yang menciptakan dan membentuk keberadaan dari potensial quantum, dengan kehendakNya) melampaui definisi yang mereka sifatkan kepadaNya.” (Al-Qur'an 21:22)
123. “Maha Ag ung Dia yang membentuk rasi-rasi bintang di langit (materialisasi beragam kelompok komposisional dari Nama-namaNya di tingkat makro)..” (Al- Qur'an 25:61)
124. “Sungguh, Kami telah menghiasi langit dunia (otak manusia yang terkonfigurasi) dengan planet-planet (data astrologis) dan melindunginya dari setiap Setan yang membangkang (kesadaran murni diluar jangkauan gangguan- gangguan khayal).” (Al-Qur'an 37:6-7)
125. “...Dan bintang-bintang mengikuti dan mengabdi kepada perintahNya (bintang-bitang juga merupakan manifestasi makna-makna dari Nama-nama yang menyusun esensinya)..” (Al-Qur'an 16:12)
126. “Dia mengatur bumi (otak) dari langit (melalui energi elektromagnetik kosmik yang berasal dari fitur-fitur Nama- nama dalam bentuk rasi-rasi bintang [tanda-tanda bintang] yang mempengaruhi otak ke dua di dalam perut dan kemudian kesadaran, atau dari perspektif internal, melalui Nama-nama yang mewujud di dalam otak berdasarkan realitas holografik)..” (Al-Qur'an 32:5)
127. “Allah adalah Dia yang menciptakan tujuh langit dan bumi, yang serupa dengann ya. Perintah (Nya) terus mewujud di antara mereka (pengaruh-pengaruh astrologis yang juga merupakan manifestasi Nama-nama Allah dan pengaruhnya pada ciptaan).” (Ayat ini mesti direnungkan dalam- dalam!) (Al-Qur-an 65:12)
128. “Dan sungguh HU lah Rabb-nya (bintang) Sirius!” (Al-Qur'an 53:49)
129. “Dan menuntun kepada realitas dengan (Nama-nama yang menyusun esensi dari) bintang-bintang (ahli realitas, hadits: 'Para sahabatku bagaikan bintang-bintang; siapapun dari mereka yang kalian ikuti, kalian akan mencapai kebenaran')..!” (Al-Qur'an 16:16)
130. “Tidak adakah masa (dahr), dikala nama manusia tidak disebut? (Apa artinya sepotong es di dalam samudera yang sangat luas? Yakni ketika manusia belum mewujud; dia merupakan bakal yang belum mewujud di dalam dimensi Nama-nama).” (Al-Qur'an 76:1)
131. “Dan [ingatlah] ketika Rabb-mu mengambil dari anak-anak Adam, dari sulbi-sulbi (mani, gen-gen) mereka, keturunan-keturunan mereka dan membuat mereka bersaksi kepada diri mereka sendiri, {dengan bertanya kepada mereka], 'Bukankah Aku Rabb kalian?' dan mereka berkata, 'Benar, kami bersaksi!' [Mengenai ini Kami mengingatkanmu] – agar kalian tidak mengatakan di hari Kebangkitan, 'Kami terhijab (tidak mengetahui ilmu ini) dari ini' (Ini merujuk kepada manusia yang diciptakan dengan fitrah Islam).” (Al-Qur'an 7:172)
132. “Dan mereka (para Rabbi) bertanya kepadamu, [Ya Muhammad], tentang ruh. Katakanlah, 'Ruh berada dalam perintah Rabb-ku (Amr; manifestasi Nama-nama). Dan kalian diberi sedikit pengetahuan mengenai ilmu ini' (jawaban ini adalah untuk para Rabbi yang mengajukan pertanyaan ini).” (Al-Qur'an 17:85)