Pada akhirnya, mekanisme pertanyaan kuburnya akan teraktivasi. Sesuai dengan keyakinan dan pang kalan datanya, indera pertanyaan kubur mereka akan berbentuk dua malaikat Munkar dan Nakir dalam medan penglihatan mereka.
Bayangkanlah! Anda menghabiskan masa hidup anda terkurung dalam batasan fisik tubuh Anda, dan pada suatu hari Anda bangun dan mendapati diri anda dalam dimensi yang sama sekali berbeda, di tengah-tengah peristiwa dan mahluk-mahluk yang belum pernah anda bayangkan sebelumnya! Cobalah membayangkan dan merasakan betapa sangat mengejutkan keadaan yang akan dialami ini!
Sementara sebagian orang telah siap untuk menghadapi peralihan ini karena ilmu dan amalan-amalan yang mereka jalani di muka bumi, sebagian lagi akan menjumpainya tanpa persiapan sama sekali.
Perubahan lingkungan ini dan semua peristiwa baru yang dijumpai orang tersebut secara otomastis akan mengaktifkan mekanisme pertanyaan-kubur di dalam kesadarannya.
Dimana aku berada? Apa yang akan terjadi padaku? Siapa yang sebenarnya mengendalikan mahluk-mahluk ini? Apakah Tuhan itu ada? Apakah Allah itu ada? Jika memang ada, seperti apa dan dimana dia itu, dan seterusnya...
Semua pertanyaan ini akan diajukan sebagai hasil dari pangkalan data sadar dari yang bersangkutan, mengambil bentuk dan bermaterialisasi sebagai dua malaikat, Munkar dan Nakir.
Walaupun proses ini sudah dijelaskan dalam bab PERTANYAAN KUBUR, saya ingin menambahkan hal penting lainnya yang berkaitan dengan topik ini.
Bagaimanakah orang yang 'mati sebelum ajal' mengalami peralihan ini?
'Mati sebelum ajal' memiliki tiga tahap:
a. Ilmal yakin (keyakinan dengan ilmu)
b. Ainal yakin (keyakinan dengan mata)
c. Haq qul yakin (keyakinan nyata)
Yang pertama, Ilmal yakin, menunjukkan keyakinan yang diperoleh orang melalui pengamatan langsung. Orang ini mengalami semua pengalaman setelah-kematian yang berbeda-beda seperti yang diterangkan di atas, namun reaksinya akan sangat berbeda.
Yang ke dua, ainal yakin, melibatkan keadaan keyakinan dimana orang tersebut melihat, mempersepsikan dan merasakan peristiwanya seolah sedang menjalaninya. Yang bersangkutan juga akan mengalami semua tahapan yang disebutkan di atas.
Yang ke tiga, haqqul yakin, adalah keadaan keyakinan yang hanya didapat oleh sebagian kecil individu. Ini terjadi apabila para wali pada tingkatan 'mardiyah ' atau pada individu istimewa tertentu mengalami kecenderungan kepada 'pengalaman- pengalaman luar-biasa '. Dalam Sufisme, peristiwa ini disebut sebagai 'fath ' (penaklukan diri). Suatu penaklukan-diri yang terjadi melalui pengalaman-pengalaman luar-biasa hanya melibatkan dua dari tujuh tahap penaklukan-diri.
Walaupun individu-individu ini menjalani kehidupan dunia dengan tubuh biologi mereka, melalui kemahiran mereka memiliki kebebasan untuk hidup di luar batasan-batasan jasmani mereka.
Karena mereka telah mengatasi proses pertanyaan-kubur ketika mengalami 'penaklukan-diri', mereka tidak akan mengalaminya lagi di alam kubur.
Ini dipertegas dengan perkataan 'Allah tidak akan membuatmu merasakan kematian yang ke dua' yang diucapkan kepada Rasulullah (saw) pada titik peralihan ini. Dengan kata lain, karena engkau telah melewatinya dan mengatasi proses ini melalui penaklukan diri (fath) maka engkau tidak harus menjalani apa yang mesti dilalui setiap orang pada titik merasakan kematian.
Surat 'Al-Fath' dalam Al-Qur'an juga menunjukkan kebenaran ini; namun orang-orang yang belum memahami kedalaman makna sebenarnya menilai surat ini hanya sebatas penaklukan kota Mekah saja. Mereka yang tidak memiliki ilmu ini, berpikiran bahwa 'kematian ke dua' merujuk kepada bentuk kematian di masa yang akan datang.[1]
Saya bersyukur sekiranya telah menyumbangkan penerangan yang bermanfaat terhadap topik ini.
14 Januari 2003
Raleigh – NC, USA
[1] Keterangan lebih jauh mengenai topik ini dapat diperoleh dalam buku Tuntunan Doa dan Dzikir dalam bab 'Penaklukan Diri' (fath).