12 - Yusuf
"A’udzu billahi minas-syaithoonir-rojiim"
Bismi Llaahi l-raḥmaani l-raḥeem
-
Alif Lam Ra. Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al-Qur'an) yang jelas.;
Alif, Lam, Ra… Ini adalah isyarat-isyarat (ayat-ayat) dari Ilmu yang dengan jelas mewujudkan realitas.
-
innā anzalnāhu qur`ānan 'arabiyyal la'allakum ta'qilụn;
Sungguh, Kami mewahyukan Al-Qur’an (yang dapat diBACA, dapat difahami) dalam bahasa Arab (dari realitas esensial manusia yang ditunjuk oleh Nama-nama Yang Indah, dari dimensi Ilmu kepada kesadaran manusia) agar kalian mengevaluasinya dengan akal kalian.
-
naḥnu naquṣṣu 'alaika aḥsanal-qaṣaṣi bimā auḥainā ilaika hāżal-qur`āna wa ing kunta ming qablihī laminal-gāfilīn;
Kami (sebagai sifat-sifat dari Nama-nama) mewahyukan kepadamu (dari ilmu dalam realitas esensialmu kepada kesadaranmu) Al-Qur’an (yang dapat diBACA, dapat difahami) ini dan menyingkapkan kepadamu kisah teladan dengan pemaparan terbaik… Sungguh, ilmu ini belum jelas bagimu sebelum ini!
-
iż qāla yụsufu li`abīhi yā abati innī ra`aitu aḥada 'asyara kaukabaw wasy-syamsa wal-qamara ra`aituhum lī sājidīn;
Dan ketika Yusuf mengatakan kepada bapaknya, “Wahai ayahku! Sungguh, aku melihat sebelas planet, Matahari, Bulan… Aku melihat mereka bersujud kepadaku.”
-
qāla yā bunayya lā taqṣuṣ ru`yāka 'alā ikhwatika fa yakīdụ laka kaidā, innasy-syaiṭāna lil-insāni 'aduwwum mubīn;
(Bapaknya) berkata, “Anakku… Jangan menceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu, jika tidak mereka akan menjebakmu (karena iri)… Sungguh, Setan itu musuh yang nyata bagi manusia.”
-
wa każālika yajtabīka rabbuka wa yu'allimuka min ta`wīlil-aḥādīṡi wa yutimmu ni'matahụ 'alaika wa 'alā āli ya'qụba kamā atammahā 'alā abawaika ming qablu ibrāhīma wa is-ḥāq, inna rabbaka 'alīmun ḥakīm;
“Demikianlah Rabb-mu memilihmu, dan mengajarimu untuk melihat inti permasalahan, dan menyempurnakan rahmatNya kepadamu dan keluarga Yakub, seperti Dia menyempurnakannya pada bapak-bapakmu Ibrahim dan Ishak sebelum kamu. Sungguh, Rabb-mu itu ‘Alim lagi Hakim.”
-
laqad kāna fī yụsufa wa ikhwatihī āyātul lis-sā`ilīn;
Sungguh, ada pelajaran di dalam peristiwa Yusuf dan saudara-saudaranya bagi mereka yang bertanya!
-
iż qālụ layụsufu wa akhụhu aḥabbu ilā abīnā minnā wa naḥnu 'uṣbah, inna abānā lafī ḍalālim mubīn;
Ketika mereka (saudara-saudaranya) berkata, “Ayah kita lebih mencintai Yusuf dan saudaranya (Benyamin), padahal kita lebih banyak dan lebih kuat! Sungguh ayah kita benar-benar keliru!”
-
uqtulụ yụsufa awiṭraḥụhu arḍay yakhlu lakum waj-hu abīkum wa takụnụ mim ba'dihī qauman ṣāliḥīn;
“Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke tempat (lain) agar cinta ayahnya beralih kepada kalian! Setelah itu kalian akan tenang.”
-
qāla qā`ilum min-hum lā taqtulụ yụsufa wa alqụhu fī gayābatil-jubbi yaltaqiṭ-hu ba'ḍus-sayyārati ing kuntum fā'ilīn;
Yang lain dari mereka berkata, “Jika kalian ingin melakukan sesuatu, janganlah membunuh Yusuf! Lemparlah dia kedalam sumur (tidak terlalu dalam), sebuah kafilah akan (menemukan dia dan) mengangkatnya!”
-
qālụ yā abānā mā laka lā ta`mannā 'alā yụsufa wa innā lahụ lanāṣiḥụn;
Mereka berkata, “Wahai ayah kami, mengapa Anda tidak percayakan Yusuf kepada kami padahal kami hanya mempunyai keinginan baik baginya?”
-
arsil-hu ma'anā gaday yarta' wa yal'ab wa innā lahụ laḥāfiẓụn;
“Lepaskanlah dia bersama kami besok agar dia bisa bebas ke sana kemari dan bermain… Sungguh, kami adalah para pelindung baginya.”
-
qāla innī layaḥzununī an taż-habụ bihī wa akhāfu ay ya`kulahuż-żi`bu wa antum 'an-hu gāfilụn;
(Yakub) berkata, “Sungguh akan membuatku sedih jika kalian membawanya… Aku takut serigala memakannya ketika kalian tidak sedang memperhatikannya.”
-
qālụ la`in akalahuż-żi`bu wa naḥnu 'uṣbatun innā iżal lakhāsirụn;
Mereka berkata, “Seandainya serigala memakannya sedangkan kami adalah kelompok yang kuat, maka jika demikian halnya kami termasuk orang-orang yang merugi.”
-
fa lammā żahabụ bihī wa ajma'ū ay yaj'alụhu fī gayābatil-jubb, wa auḥainā ilaihi latunabbi`annahum bi`amrihim hāżā wa hum lā yasy'urụn;
Maka, ketika mereka membawanya dan bersepakat untuk memasukkannya ke dasar sumur, Kami mewahyukan kepadanya, “Sungguh, kamu akan berhadapan dengan mereka mengenai perkara ini (suatu hari nanti) di sebuah tempat dimana mereka tidak akan mengenalimu!”
-
wa jā`ū abāhum 'isyā`ay yabkụn;
Dan mereka mendatangi ayah mereka di awal malamnya, sambil menangis.
-
qālụ yā abānā innā żahabnā nastabiqu wa taraknā yụsufa 'inda matā'inā fa akalahuż-żi`b, wa mā anta bimu`minil lanā walau kunnā ṣādiqīn;
Mereka berkata, “Wahai ayahku! Sungguh kami pergi, kami sedang berlomba… kami tinggalkan Yusuf bersama barang-barang kami… dan seekor serigala memakannya… Sejujur apapun kami mengatakannya kepada Anda, Anda tidak akan percaya kepada kami.”
-
wa jā`ụ 'alā qamīṣihī bidaming każib, qāla bal sawwalat lakum anfusukum amrā, fa ṣabrun jamīl, wallāhul-musta'ānu 'alā;
Dan mereka datang dengan pakaiannya, yang padanya mereka lumurkan darah… (Ayah mereka) berkata, “Tidak (aku tidak percaya kalian)! Nafsu-nafsu kalian telah membujuk kalian untuk melakukan sesuatu (yang buruk)! Maka, mulai sekarang, kesabaran lebih pantas bagiku… Dan Allah lah tempat aku mengadu terhadap apa yang kalian nyatakan!”
-
wa jā`at sayyāratun fa arsalụ wāridahum fa adlā dalwah, qāla yā busyrā hāżā gulām, wa asarrụhu biḍā'ah, wallāhu 'alīmum bimā ya'malụn;
Kemudian sebuah kafilah melewati sumur itu dan (petugas) pengangkut-air mereka menurunkan embernya, dan ketika melihat di berkata, “Wah, berita bagus! Ada anak laki-laki kecil di sini”… Mereka mengeluarkannya untuk menjualnya. Allah itu ‘Alim atas apa yang mereka kerjakan (sebagai esensi mereka dan pencipta dari tindakan-tindakan mereka).
-
wa syarauhu biṡamanim bakhsin darāhima ma'dụdah, wa kānụ fīhi minaz-zāhidīn;
(Kemudian di Mesir) mereka menjualnya dengan harga murah, beberapa dirham, untuk menjauhkannya dari mereka.
-
wa qālallażisytarāhu mim miṣra limra`atihī akrimī maṡwāhu 'asā ay yanfa'anā au nattakhiżahụ waladā, wa każālika makkannā liyụsufa fil-arḍi wa linu'allimahụ min ta`wīlil-aḥādīṡ, wallāhu gālibun 'alā amrihī wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya'lamụn;
Orang Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya, “Peliharalah dia dengan baik… Aku berharap dia akan bermanfaat bagi kita, atau mungkin kita akan mengangkat dia sebagai anak”… Dan demikianlah Kami menempatkan Yusuf di sana, dan mengajari dia untuk memBACA intisari peristiwa-peristiwa kehidupan… Perintah Allah akan berlaku! Tapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya!
-
wa lammā balaga asyuddahū ātaināhu ḥukmaw wa 'ilmā, wa każālika najzil-muḥsinīn;
Ketika (Yusuf) menginjak dewasa, Kami beri dia kebijaksanaan dan ilmu. Demikianlah Kami membalas orang-orang yang berbuat kebaikan.
-
wa rāwadat-hullatī huwa fī baitihā 'an nafsihī wa gallaqatil-abwāba wa qālat haita lak, qāla ma'āżallāhi innahụ rabbī aḥsana maṡwāy, innahụ lā yufliḥuẓ-ẓālimụn;
Perempuan di rumah tempat Yusuf tinggal berusaha merayunya. Dia menutup pintu-pintu dengan rapat dan berkata, “Aku adalah milikmu, kemarilah”… (Yusuf) menolak dan berkata, “Aku berlindung kepada Allah! Sungguh, dia (suami Anda) adalah tuanku, dia memberiku keperluanku. Sungguh, orang-orang yang zalim tidak akan beruntung.”
-
wa laqad hammat bihī wa hamma bihā, lau lā ar ra`ā bur-hāna rabbih, każālika linaṣrifa 'an-hus-sū`a wal-faḥsyā`, innahụ min 'ibādinal-mukhlaṣīn;
Sungguh, dia (perempuan itu) menginginkannya… Seandainya bukan karena bukti dari Rabb-nya (jika akal Yusuf kalah oleh perasaan/emosinya) dia tentu telah condong kepadanya! Demikianlah Kami menjauhkan perbuatan-perbuatan dan hasrat-hasrat buruk darinya! Karena dia termasuk hamba-hamba kami yang tulus.
-
wastabaqal-bāba wa qaddat qamīṣahụ min duburiw wa alfayā sayyidahā ladal-bāb, qālat mā jazā`u man arāda bi`ahlika sū`an illā ay yusjana au 'ażābun alīm;
Dan keduanya berlomba menuju pintu… Dia (perempuan itu) mengoyak bagian belakang kemejanya… Dan mereka mendapati suaminya di dekat pintu… Dia berkata, “Apa hukuman bagi orang yang berniat melakukan hal buruk terhadap istri seseorang, selain dipenjara dan penderitaan yang menyakitkan?”
-
qāla hiya rāwadatnī 'an nafsī wa syahida syāhidum min ahlihā, ing kāna qamīṣuhụ qudda ming qubulin fa ṣadaqat wa huwa minal-kāżibīn;
(Yusuf) berkata, “Dia lah yang bermaksud memanfaatkan aku”… Dan seorang dari rumah-tangganya bersaksi, “Jika kemejanya koyak di bagian depannya maka dia (perempuan itu) berkata benar, dan dia (Yusuf) termasuk para pendusta.”
-
wa ing kāna qamīṣuhụ qudda min duburin fa każabat wa huwa minaṣ-ṣādiqīn;
“Namun jika kemejanya koyak di bagian belakang, maka dia (permepuan itu) berdusta dan dia (Yusuf) berkata benar.”
-
fa lammā ra`ā qamīṣahụ qudda min duburing qāla innahụ ming kaidikunn, inna kaidakunna 'aẓīm;
Ketika (al-Aziz; suaminya) melihat kemeja (Yusuf) koyak bagian belakangnya, dia berkata, “Ini sudah pasti tipu muslihatmu perempuan… tipu muslihat perempuan sungguh hebat!”
-
yụsufu a'riḍ 'an hāżā wastagfirī liżambiki innaki kunti minal-khāṭi`īn;
“Yusuf… Lewatkan hal ini (lupakan kejadian ini)… (Hey perempuan!) Minta maaflah atas kesalahanmu… Sungguh, kamu telah membuat kesalahan besar.”
-
wa qāla niswatun fil-madīnatimra`atul-'azīzi turāwidu fatāhā 'an nafsih, qad syagafahā ḥubbā, innā lanarāhā fī ḍalālim mubīn;
Dan kabar itu sampai kepada perempuan-perempuan di kota itu, “Istrinya al-Aziz mencoba merayu budaknya! Cintanya telah menaklukan hatinya! Sungguh kami memandang dia jelas-jelas menyeleweng!”
-
fa lammā sami'at bimakrihinna arsalat ilaihinna wa a'tadat lahunna muttaka`aw wa ātat kulla wāḥidatim min-hunna sikkīnaw wa qālatikhruj 'alaihinn, fa lammā ra`ainahū akbarnahụ wa qaṭṭa'na aidiyahunna wa qulna ḥāsya lillāhi mā hāżā basyarā, in hāżā illā malakung karīm;
Ketika (istri al-Aziz) mendengar mereka membicarakannya di belakangnya, dia mengirim undangan dan menyiapkan bagi mereka perjamuan dan memberikan kepada masing-masing mereka sebuah pisau, kemudian memanggil (Yusuf), “Keluarlah ke hadapan mereka (dan tunjukkan dirimu)!”… Tatkala (perempuan-perempuan kota itu) melihat dia, mereka memujinya (ketampanannya) dan melukai tangan mereka (tidak menyadari apa yang mereka pegang) saking takjubnya… Mereka berseru, “Tidak mungkin! Demi Allah, ini bukan lah manusia; ini bukan lain hanyalah malaikat yang indah.”
-
qālat fa żālikunnallażī lumtunnanī fīh, wa laqad rāwattuhụ 'an nafsihī fasta'ṣam, wa la`il lam yaf'al mā āmuruhụ layusjananna wa layakụnam minaṣ-ṣāgirīn;
(Istrinya al-Aziz) berkata, “Itulah dia yang tentangnya kalian menyalahkanku! Dan benar, aku sungguh telah mencoba merayunya, tapi dia berusaha tetap suci (dan menolak)! Aku bersumpah, jika dia tidak melakukan sesuai dengan perintahku, sungguh dia akan dipenjarakan dan termasuk orang-orang yang hina.”
-
qāla rabbis-sijnu aḥabbu ilayya mimmā yad'ụnanī ilaīh, wa illā taṣrif 'annī kaidahunna aṣbu ilaihinna wa akum minal-jāhilīn;
(Yusuf) berkata, “Rabb-ku… Penjara lebih menyenangkanku dibanding tempat kemana mereka mengundangku… Jika Engkau tidak melindungiku dari tipu muslihat mereka, aku akan cenderung kepada mereka dan termasuk orang-orang yang jahil.”
-
fastajāba lahụ rabbuhụ fa ṣarafa 'an-hu kaidahunn, innahụ huwas-samī'ul 'alīm;
Rabb-nya (Yusuf) mengabulkan doanya dan menghindarkan tipu muslihat mereka darinya! Sungguh, Dia itu Sami’ lagi ‘Alim.
-
ṡumma badā lahum mim ba'di mā ra`awul-āyāti layasjununnahụ ḥattā ḥīn;
(Bahkan) kemudian setelah melihat (begitu banyak) bukti, mereka memutuskan untuk memenjarakan dia selama beberapa waktu.
-
wa dakhala ma'ahus-sijna fatayān, qāla aḥaduhumā innī arānī a'ṣiru khamrā, wa qālal-ākharu innī arānī aḥmilu fauqa ra`sī khubzan ta`kuluṭ-ṭairu min-h, nabbi`nā bita`wīlih, innā narāka minal-muḥsinīn;
Dan dua anak muda juga dipenjarakan bersamanya… Salah satu dari mereka berkata, “Aku melihat (di dalam mimpiku) bahwa aku memeras anggur untuk minuman”… Yang lainnya berkata, “Dan aku melihat dalam mimpiku bahwa aku membawa roti di atas kepalaku dan burung-burung makan darinya”… “Beritahulah kami realitas yang dimaksud (penglihatan) ini… Sungguh, kami melihat kamu termasuk orang-orang yang mengerjakan kebaikan.”
-
qāla lā ya`tīkumā ṭa'āmun turzaqānihī illā nabba`tukumā bita`wīlihī qabla ay ya`tiyakumā, żālikumā mimmā 'allamanī rabbī, innī taraktu millata qaumil lā yu`minụna billāhi wa hum bil-ākhirati hum kāfirụn;
(Yusuf) berkata, “Aku akan beritahu kalian tafsirnya sebelum waktu makan dan makanan kalian dibawakan kepada kalian… Ini dari ilmu yang diajarkan Rabb-ku kepadaku… Inilah sebabnya mengapa aku meninggalkan agama orang-orang, karena mereka tidak beriman kepada Allah, esensi dari seluruh alam (dengan Nama-namaNya) dan mereka mengingkari kehidupan kekal yang akan datang.”
-
wattaba'tu millata ābā`ī ibrāhīma wa is-ḥāqa wa ya'qụb, mā kāna lanā an nusyrika billāhi min syaī`, żālika min faḍlillāhi 'alainā wa 'alan-nāsi wa lākinna akṡaran-nāsi lā yasykurụn;
“Aku mengikuti (agama kesatuan) dari bapak-bapakku, Ibrahim, Ishak dan Ya’kub… Tidak semestinya kita mempersekutukan apapun/siapapun (termasuk diri kita) dengan Allah! Ini adalah karunia Allah kepada kita dan kepada seluruh manusia. Tapi kebanyakan manusia tidak bersyukur (tidak mengevaluasi realitas ini).”
-
yā ṣāḥibayis-sijni a arbābum mutafarriqụna khairun amillāhul-wāḥidul-qahhār;
(Yusuf berkata), “Wahai kawan-kawan sepenjaraku… Apakah bermacam-macam Rabb dengan sifat yang berbeda-beda yang lebih baik, ataukah Allah, yang Wahidul Qahhar (satu-satunya yang Esa yang dibawah perintahnya segala-sesuatu berada)?”
-
mā ta'budụna min dụnihī illā asmā`an sammaitumụhā antum wa ābā`ukum mā anzalallāhu bihā min sulṭān, inil-ḥukmu illā lillāh, amara allā ta'budū illā iyyāh, żālikad-dīnul-qayyimu wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya'lamụn;
“Apa-apa yang kalian sembah selain Dia hanya ada namanya saja (yakni, tidak memiliki keberadaan nyata), yang dibuat kalian dan bapak-bapak kalian; tidak ada bukti tentang keberadaannya dari Allah. Keputusan hanyalah kepunyaan Allah! Dan Dia memerintahkan bahwa kalian hanya mengabdi kepadaNya saja! Inilah (pemahaman) Agama yang benar… Tapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya!”
-
yā ṣāḥibayis-sijni ammā aḥadukumā fa yasqī rabbahụ khamrā, wa ammal-ākharu fa yuṣlabu fa ta`kuluṭ-ṭairu mir ra`sih, quḍiyal-amrullażī fīhi tastaftiyān;
“Wahai kawan-kawan sepenjaraku… Dari kalian berdua, satu (akan dikeluarkan dari penjara dan) dan melayani anggur kepada rabb-nya (tuannya)! Adapun bagi yang lain, dia akan disalib dan burung-burung akan makan di atas kepalanya! Perkara yang kalian tanyakan telah ditetapkan demikian.”
-
wa qāla lillażī ẓanna annahụ nājim min-humażkurnī 'inda rabbika fa ansāhusy-syaiṭānu żikra rabbihī fa labiṡa fis-sijni biḍ'a sinīn;
Dan (Yusuf) berkata kepada orang yang dianggap akan dibebaskan, “Ingatlah aku (sebut namaku) di depan tuanmu!” Tapi Setan membuatnya lupa untuk menyebut nama Yusuf ketika dia berada dekat dengan tuannya, dan Yusuf tinggal di penjara selama bertahun-tahun.
-
wa qālal-maliku innī arā sab'a baqarātin simāniy ya`kuluhunna sab'un 'ijāfuw wa sab'a sumbulātin khuḍriw wa ukhara yābisāt, yā ayyuhal-mala`u aftụnī fī ru`yāya ing kuntum lir-ru`yā ta'burụn;
Raja berkata, “Sungguh, aku telah melihat (di dalam mimpi) tujuh sapi gemuk dimakan oleh tujuh sapi kurus. Dan tujuh bulir (jagung) yang hijau dan tujuh bulir yang kering… Wahai para pemuka! Jelaskan kepadaku putusan kalian atas penglihatanku jika kalian dapat menafsirkan mimpi.”
-
qālū aḍgāṡu aḥlām, wa mā naḥnu bita`wīlil-aḥlāmi bi'ālimīn;
Mereka berkata, “Itu hanyalah sekumpulan dongeng khayalan… Dan kami bukan ahli dalam menafsirkan mimpi!”
-
wa qālallażī najā min-humā waddakara ba'da ummatin ana unabbi`ukum bita`wīlihī fa arsilụn;
Yang satu dari keduanya (dari kawan-kawan Yusuf sepenjara) yang dibebaskan teringat dan berkata, “Aku akan memberitahu Anda penafsirannya… Bawalah aku segera (ke penjara)!”
-
yụsufu ayyuhaṣ-ṣiddīqu aftinā fī sab'i baqarātin simāniy ya`kuluhunna sab'un 'ijāfuw wa sab'i sumbulātin khuḍriw wa ukhara yābisātil la'allī arji'u ilan-nāsi la'allahum ya'lamụn;
“Wahai Yusuf! Wahai orang yang amat dipercaya! Berikan kepada kami penafsiran (jelaskan makna dari simbol-simbol) dari tujuh sapi gemuk dimakan tujuh sapi kurus dan tujuh bulir (jagung) yang hijau dan tujuh bulir yang kering agar aku dapat kembali kepada orang-orang dan agar mereka mengetahui (nilainya).”
-
qāla tazra'ụna sab'a sinīna da`abā, fa mā ḥaṣattum fa żarụhu fī sumbulihī illā qalīlam mimmā ta`kulụn;
(Yusuf) berkata, “Bertanilah selama tujuh tahun seperti yang biasa kalian lakukan… Dan biarkan apa yang kalian panen di dalam bulirnya, kecuali sedikit, yang darinya akan kalian makan.”
-
ṡumma ya`tī mim ba'di żālika sab'un syidāduy ya`kulna mā qaddamtum lahunna illā qalīlam mimmā tuḥṣinụn;
“Kemudian akan datang tujuh tahun yang amat kering yang selama itu kalian akan mengkonsumsi apa yang kalian tabung… Kecuali sedikit, yang darinya akan kalian simpan.”
-
ṡumma ya`tī mim ba'di żālika 'āmun fīhi yugāṡun-nāsu wa fīhi ya'ṣirụn;
Kemudian akan datang setelah itu tahun yang padanya orang-orang akan diberi banyak hujan dan dimasa itu mereka akan memeras (banyak anggur, buah-buahan, susu).”
-
wa qālal-maliku`tụnī bih, fa lammā jā`ahur-rasụlu qālarji' ilā rabbika fas`al-hu mā bālun-niswatillātī qaṭṭa'na aidiyahunn, inna rabbī bikaidihinna 'alīm;
Raja berkata, “Bawa dia (Yusuf) kepadaku!”… Tapi ketika rasul itu (utusan raja) datang kepadanya, (Yusuf) berkata, “Kembalilah kepada rabb-mu (tuanmu)… Tanyakan kepadanya ‘bagaimana keadaan perempuan-perempuan yang melukai tangan mereka’… Sungguh, aku ‘Alim akan jebakan mereka.”
-
qāla mā khaṭbukunna iż rāwattunna yụsufa 'an nafsih, qulna ḥāsya lillāhi mā 'alimnā 'alaihi min sū`, qālatimra`atul-'azīzil-āna ḥaṣ-ḥaṣal-ḥaqqu ana rāwattuhụ 'an nafsihī wa innahụ laminaṣ-ṣādiqīn;
(Raja) berkata (kepad perempuan-perempuan itu), “Apa yang dilakukan Yusuf ketika kalian mencoba merayunya?”… “Tidak pernah! Demi Allah, kami tidak melihat sedikit pun kesalahan darinya.” Istri al-Aziz berkata, “Kini kebenaran menjadi nyata! Aku mencoba merayunya… Sungguh, dia (Yusuf) adalah orang yang jujur!”
-
żālika liya'lama annī lam akhun-hu bil-gaibi wa annallāha lā yahdī kaidal-khā`inīn;
“Ini agar majikanku mengetahui bahwa aku tidak mengkhianatinya dan Allah tidak memperkenankan tipuan para pengkhianat terpenuhi.”
-
wa mā ubarri`u nafsī, innan-nafsa la`ammāratum bis-sū`i illā mā raḥima rabbī, inna rabbī gafụrur raḥīm;
“Aku tidak membebaskan diriku sendiri dari tuduhan… Sungguh, nafsu itu memerintahkan kebencian dengan seluruh kekuatannya… Kecuali bagi orang-orang yang diberi rahmat oleh Rabb-ku… Sungguh, Rabb-ku itu Gahfur lagi Rahim.”
-
wa qālal-maliku`tụnī bihī astakhliṣ-hu linafsī, fa lammā kallamahụ qāla innakal-yauma ladainā makīnun amīn;
Raja berkata, “Bawalah dia (Yusuf) kepadaku! Aku akan jadikan dia sahabat istimewaku”… Tatkala dia berbicara kepadanya, dia berkata, “Sungguh hari ini kamu mempunyai kedudukan yang dapat dipercaya di sisi kami.”
-
qālaj'alnī 'alā khazā`inil-arḍ, innī ḥafīẓun 'alīm;
(Yusuf) berkata, “Angkatlah aku sebagai bendahara negerimu. Sungguh aku ini orang yang dapat dipercaya dan berpengetahuan.”
-
wa każālika makkannā liyụsufa fil-arḍi yatabawwa`u min-hā ḥaiṡu yasyā`, nuṣību biraḥmatinā man nasyā`u wa lā nuḍī'u ajral-muḥsinīn;
Maka demikianlah Kami tempatkan Yusuf di tanah itu (Mesir)… Dia dapat hilir-mudik dan tinggal dimanapun sekehendak dia di dalamnya… Kami wujudkan kasih/rahmat Kami ketika Kami menghendakinya… Kami tidak akan membiarkan perbuatan orang-orang yang berbuat baik tanpa menerima balasan.
-
wa la`ajrul-ākhirati khairul lillażīna āmanụ wa kānụ yattaqụn;
Balasan di kehidupan kekal yang akan datang sungguh lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan melindungi dirinya sendiri (bertakwa).
-
wa jā`a ikhwatu yụsufa fa dakhalụ 'alaihi fa 'arafahum wa hum lahụ mungkirụn;
Dan (akhirnya) saudara-saudara Yusuf datang… Mereka masuk menghadapnya… Walaupun mereka tidak mengenali Yusuf, dia mengenali mereka.
-
wa lammā jahhazahum bijahāzihim qāla`tụnī bi`akhil lakum min abīkum, alā tarauna annī ụfil-kaila wa ana khairul-munzilīn;
Setelah pasokan mereka terisi, dia berkata, “(lain kali kalian datang untuk pasokan) bawalah kepadaku saudara-tiri kalian (yakni saudara Yusuf, Bunyamin)… Seperti kalian lihat, aku memberikan pasokan dengan takaran penuh dan aku adalah yang paling baik di antara para pemberi bantuan.”
-
fa il lam ta`tụnī bihī fa lā kaila lakum 'indī wa lā taqrabụn;
“Jika kalian tidak membawanya kepadaku, jangan mengharap takaran pasokan dariku lagi, ataupun mendekatiku.”
-
qālụ sanurāwidu 'an-hu abāhu wa innā lafā'ilụn;
Mereka berkata, “Kami akan mencoba meyakinkan ayah kami (agar mengijinkan kami) membawanya… Dan tentu kami akan berhasil.”
-
wa qāla lifityānihij'alụ biḍā'atahum fī riḥālihim la'allahum ya'rifụnahā iżangqalabū ilā ahlihim la'allahum;
(Yusuf) berkata kepada pembantu-pembantunya, “Masukan modal mereka kedalam karung-karung mereka – agar ketika mereka kembali kepada keluarganya, mereka akan mengenalinya dan kembali kepada kita.”
-
fa lammā raja'ū ilā abīhim qālụ yā abānā muni'a minnal-kailu fa arsil ma'anā akhānā naktal wa innā lahụ laḥāfiẓụn;
Ketika mereka kembali kepada ayah mereka, mereka berkata, “Wahai ayah kami… Jika kami tidak membawa (Bunyamin) bersama kami pada keberangkatan berikutnya, kami tidak akan diberi pasokan… Kami pasti akan melindunginya.”
-
qāla hal āmanukum 'alaihi illā kamā amintukum 'alā akhīhi ming qabl, fallāhu khairun ḥāfiẓaw wa huwa ar-ḥamur-rāḥimīn;
(Ayah mereka berkata) berkata, “Haruskah aku mempercayakan dia kepada kalian sebagaimana aku mempercayakan saudara kalian (Yusuf) kepada kalian sebelum ini? Allah lah sang pelindung! Dia itu paling Rahim di antara yang Rahim.
-
wa lammā fataḥụ matā'ahum wajadụ biḍā'atahum ruddat ilaihim, qālụ yā abānā mā nabgī, hāżihī biḍā'atunā ruddat ilainā wa namīru ahlanā wa naḥfaẓu akhānā wa nazdādu kaila ba'īr, żālika kailuy yasīr;
Tatkala mereka membuka barang bawaan mereka, mereka menemukan modal yang telah mereka bayarkan dikembalikan kepada mereka… Mereka berkata, “Wahai ayah kami… Apa lagi yang dapat kita inginkan? Modal yang kita bayarkan telah dikembalikan kepada kita! Kami akan mendapat pasokan bagi keluarga kita, mengawasi saudara kami dan memperoleh pasokan tambahan seberat unta (karena kedatangan Bunyamin)... (Yang kita dapatkan sekarang) ini adalah jumlah yang sedikit.”
-
qāla lan ursilahụ ma'akum ḥattā tu`tụni mauṡiqam minallāhi lata`tunnanī bihī illā ay yuḥāṭa bikum, fa lammā ātauhu mauṡiqahum qālallāhu 'alā mā naqụlu wakīl;
(Ayah mereka) berkata, “Aku tidak akan pernah melepaskannya bersama kalian kecuali kalian berjanji dengan nama Allah bahwa kalian akan membawanya kembali kepadaku, kecuali jika kalian benar-benar terkepung musuh dan terancam kematian”… Dan ketika mereka berjanji dengan khidmat, (ayah mereka) berkata, “Allah itu Wakil atas apa yang kita ucapkan.”
-
wa qāla yā baniyya lā tadkhulụ mim bābiw wāḥidiw wadkhulụ min abwābim mutafarriqah, wa mā ugnī 'angkum minallāhi min syaī`, inil-ḥukmu illā lillāh, 'alaihi tawakkaltu wa 'alaihi falyatawakkalil-mutawakkilụn;
Dan dia berkata, “Wahai anakku… Janganlah kalian masuk dari satu gerbang… tapi masuklah dari gerbang-gerbang yang berbeda…(Walaupun) aku tidak dapat melindungi kalian dari (apa yang datang dari) Allah… Keputusannya milik Allah semata… Aku bertawakal kepadaNya dan aku kembali kepadaNya (meyakini Nama Wakil di dalam esensiku akan memenuhi fungsinya tanpa kegagalan!)… Orang-orang yang bertawakal harus bertawakal kepadaNya.”
-
wa lammā dakhalụ min ḥaiṡu amarahum abụhum, mā kāna yugnī 'an-hum minallāhi min syai`in illā ḥājatan fī nafsi ya'qụba qaḍāhā, wa innahụ lażụ 'ilmil limā 'allamnāhu wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya'lamụn;
Perintah ayah mereka untuk masuk melalui gerbang yang berbeda bukanlah untuk mengubah ketetapan Allah… Itu hanyalah keinginan hati Ya’kub yang dia penuhi… Sungguh, dia memiliki ilmu karena apa yang Kami ajarkan kepadaNya…Tapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (realitas-realitas ini).
-
wa lammā dakhalụ 'alā yụsufa āwā ilaihi akhāhu qāla innī ana akhụka fa lā tabta`is bimā kānụ ya'malụn;
Dan ketika (saudara-saudaranya) menghampiri Yusuf, dia membawa saudaranya (Bunyamin) dan berkata, “Aku saudaramu… Maka janganlah berputus asa dengan apa yang telah terjadi!”
-
fa lammā jahhazahum bijahāzihim ja'alas-siqāyata fī raḥli akhīhi ṡumma ażżana mu`ażżinun ayyatuhal-'īru innakum lasāriqụn;
Maka ketika (Yusuf) mengisi pasokan mereka, dia memasukkan cangkir air kedalam kantong saudaranya… Kemudian utusan dan orang-orangnya mengejar mereka dan memanggil, “Wahai kafilah… Kalian adalah pencuri!”
-
qālụ wa aqbalụ 'alaihim māżā tafqidụn;
Mereka berpaling dan bertanya, “Apa yang hilang?”
-
qālụ nafqidu ṣuwā'al-maliki wa liman jā`a bihī ḥimlu ba'īriw wa ana bihī za'īm;
Mereka berkata, “Cangkir air kepunyaan raja hilang… Dia yang menemukannya akan diberi imbalan seberat unta… Aku adalah penjamin dari imbalan itu.”
-
qālụ tallāhi laqad 'alimtum mā ji`nā linufsida fil-arḍi wa mā kunnā sāriqīn;
(Saudara-saudara Yusuf) berkata, “Demi Allah (yakni sejenis seruan yang menunjukkan keterkejutan)! Kalian tahu pasti bahwa kami datang kemari bukan untuk membuat kerusakan… Dan kami bukanlah pencuri.”
-
qālụ fa mā jazā`uhū ing kuntum kāżibīn;
(Orang-orang Mesir) berkata, “Apa jaminannya jika kalian berdusta?”
-
qālụ jazā`uhụ maw wujida fī raḥlihī fa huwa jazā`uh, każālika najziẓ-ẓālimīn;
(Saudara-saudara Yusuf) berkata, “Jaminannya adalah dari kantung siapa cangkir air itu ditemukan (pemilik kantung) maka dia harus ditangkap… Demikianlah kami membalas orang-orang yang zalim!”
-
fa bada`a bi`au'iyatihim qabla wi'ā`i akhīhi ṡummastakhrajahā miw wi'ā`i akhīh, każālika kidnā liyụsuf, mā kāna liya`khuża akhāhu fī dīnil-maliki illā ay yasyā`allāh, narfa'u darajātim man nasyā`, wa fauqa kulli żī 'ilmin 'alīm;
Berdasarkan ini, (Yusuf) mulai melakukan penggeledahan, dia memulai dengan kantung-kantung lain sebelum memeriksa kantung saudaranya… Kemudian dia menemukan (cangkir air) di dalam kantung saudaranya dan mengeluarkannya… Demikianlah Kami melaksanakan (peristiwa-peristiwa) untuk menguntungkan Yusuf. Karena dia tidak dapat mengambil saudaranya di dalam agama sang Raja (berdasarkan aturan Raja) kecuali jika Allah berkehendak… Kami menambah ilmu kepada siapa yang Kami kehendaki. Tapi di atas setiap pemilik ilmu ada yang Esa yang mengetahui segalanya.
-
qālū iy yasriq fa qad saraqa akhul lahụ ming qabl, fa asarrahā yụsufu fī nafsihī wa lam yubdihā lahum, qāla antum syarrum makānā, wallāhu a'lamu bimā taṣifụn;
(Saudara-saudara Yusuf) berkata, “Jika dia yang telah mencurinya, saudaranya juga telah melakukan yang demikian sebelum ini!” Yusuf menyimpan (fitnahan) ini bagi dirinya sendiri dan tidak menunjukkan reaksi kepada mereka, “Kini kalian dalam posisi yang sangat buruk… Allah mengetahui kebenaran dari apa yang kalian tuduhkan.”
-
qālụ yā ayyuhal-'azīzu inna lahū aban syaikhang kabīran fa khuż aḥadanā makānah, innā narāka minal-muḥsinīn;
(Saudara-saudara Yusuf) berkata, “Wahai Aziz… Sungguh dia mempunyai seorang ayah yang sangat tua… Ambillah salah satu dari kami sebagai gantinya… Sungguh kami melihat Anda sebagai orang yang berbuat kebaikan.”
-
qāla ma'āżallāhi an na`khuża illā maw wajadnā matā'anā 'indahū innā iżal laẓālimụn;
(Yusuf) berkata, “Kami berlindung kepada Allah untuk tidak mengambil selain orang yang dalam kantungnya kami temukan barang-barang kami… Jika demikian, tentu kami termasuk orang-orang yang zalim.”
-
fa lammastai`asụ min-hu khalaṣụ najiyyā, qāla kabīruhum a lam ta'lamū anna abākum qad akhaża 'alaikum mauṡiqam minallāhi wa ming qablu mā farrattum fī yụsufa fa lan abraḥal-arḍa ḥattā ya`żana lī abī au yaḥkumallāhu lī, wa huwa khairul-ḥākimīn;
Maka ketika mereka kehilangan harapan (kepada Yusuf) mereka memisahkan diri dan berbicara secara pribadi di antara mereka… Yang paling tua berkata, “Apakah kalian tidak ingat bagaimana ayah kalian mengambil sumpah dari kalian dengan nama Allah, dan dosa kalian berkaitan dengan Yusuf? Sungguh, aku tidak akan meninggalkan tanah ini sampai ayahku mengijinkan aku atau sampai Allah memutuskannya untukku… Dia lah sebaik-baiknya pemberi keputusan.”
-
irji'ū ilā abīkum fa qụlụ yā abānā innabnaka saraq, wa mā syahidnā illā bimā 'alimnā wa mā kunnā lil-gaibi ḥāfiẓīn;
“Kembalilah kepada ayah kalian dan katakanlah, ‘Wahai ayahku… Sungguh, anakmu telah mencuri… Kami hanya bersaksi atas apa yang telah kami lihat… Kami tidak dapat menjaga apa yang tidak dapat kami lihat.”
-
was`alil-qaryatallatī kunnā fīhā wal-'īrallatī aqbalnā fīhā, wa innā laṣādiqụn;
“Tanyalah penduduk kotanya dan kafilah yang dengannya kami seperjalanan… Kami sungguh mengatakan yang sebenarnya kepadamu.”
-
qāla bal sawwalat lakum anfusukum amrā, fa ṣabrun jamīl, 'asallāhu ay ya`tiyanī bihim jamī'ā, innahụ huwal-'alīmul-ḥakīm;
(Ayah mereka) berkata, “Tidak (aku kira tidak demikian)! Nafsu kalian telah membujuk kalian kepada sesuatu (yang buruk). Maka mulai sekarang, kesabaran adalah hal yang paling pantas bagiku… Mudah-mudahan Allah akan mengembalikan mereka semua kepadaku… Sungguh, Dia itu ‘Alim lagi Hakim.”
-
wa tawallā 'an-hum wa qāla yā asafā 'alā yụsufa wabyaḍḍat 'aināhu minal-ḥuzni fa huwa kaẓīm;
Dia berpaling dari mereka dan dengan kedua matanya yang menjadi putih karena kesedihan, dia berkata, “Ah.. Betapa kalian telah menzalimi Yusuf!”… Dia kemudian berusaha menyelami dukacitanya.
-
qālụ tallāhi tafta`u tażkuru yụsufa ḥattā takụna ḥaraḍan au takụna minal-hālikīn;
Mereka berkata, “Demi Allah! Anda masih mengenang Yusuf… Anda akan sakit berat atau mati karena kesedihan.”
-
qāla innamā asykụ baṡṡī wa ḥuznī ilallāhi wa a'lamu minallāhi mā lā ta'lamụn;
(Yakub) berkata, “Aku menyampaikan dukacita dan kesedihanku hanya kepada Allah… Aku mengenal Allah, apa-apa yang kalian tidak mengetahuinya.”
-
yā baniyyaż-habụ fa taḥassasụ miy yụsufa wa akhīhi wa lā tai`asụ mir rauḥillāh, innahụ lā yai`asu mir rauḥillāhi illal-qaumul-kāfirụn;
“Wahai anak-anakku… Pergi dan caritahulah tentang Yusuf dan saudaranya! Jangan hilang harapan akan rahmat Allah yang tidak pernah putus… Karena tidak ada seorangpun yang hilang harapan akan belas-kasih Allah kecuali mereka yang mengingkari ilmu mengenai realitas.”
-
fa lammā dakhalụ 'alaihi qālụ yā ayyuhal-'azīzu massanā wa ahlanaḍ-ḍurru wa ji`nā bibiḍā'atim muzjātin fa aufi lanal-kaila wa taṣaddaq 'alainā, innallāha yajzil-mutaṣaddiqīn;
Maka tatkala mereka (saudara-saudara Yusuf yang berangkat kembali ke Mesir untuk keperluan pasokan tambahan) menghadap Yusuf, mereka berkata, “Wahai Aziz… Keluarga kami telah sangat kekurangan dan sengsara… dan kami hanya datang dengan sedikit modal… Berilah kami takaran penuh dan bermurah-hatilah kepada kami dengan pemberianmu… Sungguh, Allah akan membalas orang-orang yang bermurah hati.”
-
qāla hal 'alimtum mā fa'altum biyụsufa wa akhīhi iż antum jāhilụn;
(Yusuf) berkata, “Ingatkah kalian dengan apa yang kalian lakukan terhadap Yusuf ketika kalian masih muda dan jahil?”
-
qālū a innaka la`anta yụsuf, qāla ana yụsufu wa hāżā akhī qad mannallāhu 'alainā, innahụ may yattaqi wa yaṣbir fa innallāha lā yuḍī'u ajral-muḥsinīn;
(Saudara-saudara Yusuf) berkata, “Ah! Kamu… benar, kamu adalah Yusuf, sungguhkah?... (Yusuf) berkata, “Aku memang Yusuf dan ini saudaraku… Allah sungguh menganugerahkan pertolonganNya kepada kami… Karena barangsiapa melindungi dirinya dan bersabar, sungguh Allah tidak akan menyia-nyiakan perbuatan orang-orang yang berbuat kebaikan.”
-
qālụ tallāhi laqad āṡarakallāhu 'alainā wa ing kunnā lakhāṭi`īn;
(Saudara-saudara Yusuf) berkata, “Demi Allah! Sungguh Allah telah meninggikan kamu di atas kami… Sungguh kami telah berbuat salah.”
-
qāla lā taṡrība 'alaikumul-yaụm, yagfirullāhu lakum wa huwa ar-ḥamur-rāḥimīn;
(Yusuf) berkata, “Tidak ada celaan akan tercucap bagi kalian hari ini, kalian tidak akan dikutuk! Allah akan mengampuni kalian… karena Dia itu paling Rahim dari yang Rahim.”
-
iż-habụ biqamīṣī hāżā fa alqụhu 'alā waj-hi abī ya`ti baṣīrā, wa`tụnī bi`ahlikum ajma'īn;
“Pergilah (kepada ayah kita) dengan kemejaku ini… Dan letakkanlah dihadapannya, dia akan melihat kebenaran… Dan kumpulkanlah semua keluarga dan bawalah mereka kepadaku!”
-
wa lammā faṣalatil-'īru qāla abụhum innī la`ajidu rīḥa yụsufa lau lā an tufannidụn;
Dan tatkala kafilah meninggalkan (tanah Yusuf), ayah mereka (di tanahnya sendiri) berkata, “Jika kalian tidak berpikiran bahwa aku ini tua dan pikun, sungguh aku mencium baunya (frekuensi) Yusuf.”
-
qālụ tallāhi innaka lafī ḍalālikal-qadīm;
Mereka berkata, “Demi Allah! Sungguh Anda mengulangi kesalahan lama yang sama.”
-
fa lammā an jā`al-basyīru alqāhu 'alā waj-hihī fartadda baṣīrā, qāla a lam aqul lakum innī a'lamu minallāhi mā lā ta'lamụn;
Dan ketika pembawa berita gembira tiba, dia meletakkan kemeja itu dihadapan Ya’kub dan tiba-tiba dia melihat kebenaran itu! (Ya’kub) berkata, “Bukankah telah aku katakan, sungguh aku mengenal Allah, apa-apa yang kalian tidak mengetahuinya.”
-
qālụ yā abānastagfir lanā żunụbanā innā kunnā khāṭi`īn;
(Saudara-saudara Yusuf) berkata, “Wahai ayah kami… Mohonkanlah untuk kami ampunan atas dosa-dosa kami… Sungguh, kami telah berbuat salah.”
-
qāla saufa astagfiru lakum rabbī, innahụ huwal-gafụrur-raḥīm;
(Ya’kub) berkata, “Aku akan memohon ampunan bagi kalian dari Rabb-ku… Sungguh, Dia itu Ghafur lagi Rahim.”
-
fa lammā dakhalụ 'alā yụsufa āwā ilaihi abawaihi wa qāladkhulụ miṣra in syā`allāhu āminīn;
Dan tatkala mereka tiba ke hadapan Yusuf, dia memeluk kedua orangtuanya dan berkata, “Atas kehendak Allah, selamat datang di Mesir, dengan selamat dan aman!”
-
wa rafa'a abawaihi 'alal-'arsyi wa kharrụ lahụ sujjadā, wa qāla yā abati hāżā ta`wīlu ru`yāya ming qablu qad ja'alahā rabbī ḥaqqā, wa qad aḥsana bī iż akhrajanī minas-sijni wa jā`a bikum minal-badwi mim ba'di an nazagasy-syaiṭānu bainī wa baina ikhwatī, inna rabbī laṭīful limā yasyā`, innahụ huwal-'alīmul-ḥakīm;
Dan dia menaikkan kedua orangtuanya ke atas singgasana… Saudara-saudaranya bersujud kepadanya menghormatinya… Dan (Yusuf) berkata, “Ayahku… Inilah tafsir (perwujudan) dari mimpiku sebelum ini (yakni ayah = matahari, ibu = bulan, kesebelas saudara = kesebelas planet)… Rabb-ku telah membuatnya nyata (mewujudkannya)… (Rabb-ku) sungguh telah berbuat baik kepadaku… Setelah Setan membujukkan hasutan di antara saudara-saudaraku dan aku, Dia mengeluarkan aku dari penjara dan membawa kalian dari gurun pasir… Sungguh, Rabb-ku itu Lathif kepada siapa yang dikehendakiNya… Karena Dia itu ‘Alim lagi Hakim.”
-
rabbi qad ātaitanī minal-mulki wa 'allamtanī min ta`wīlil-aḥādīṡ, fāṭiras-samāwāti wal-arḍ, anta waliyyī fid-dun-yā wal-ākhirah, tawaffanī muslimaw wa al-ḥiqnī biṣ-ṣāliḥīn;
“Rabb-ku… Sungguh, Engkau telah memberiku sebagian dari kekuasaanMu dan mengajari aku untuk melihat makna yang sebenarnya dari peristiwa-peristiwa kehidupan… Engkau adalah Fatir-nya langit dan bumi (1. Makna universal: Dimensi ilmu yang menyusun esensi alam semesta, dan dimensi material yang ada berdasarkan persepsi penciptaan, 2. Makna duniawi: Langit, dengan semua dimensinya, dan bumi, 3. Makna yang berkaitan dengan manusia: Tingkat kesadaran manusia – ketujuh stasiun/martabat diri/kesadaran – dan tubuh). Engkau lah Waliyy-ku (penjaga/pelindung) di dunia dan di kehidupan kekal yang akan datang (aku mengalami kesadaran akan Nama Waliyy di antara nama-namaMu yang menyusun esensiku di setiap saat)… Matikanlah aku (keluarkan aku dari kehidupan berdimensi materi ini) dalam keadaan berserah diri dan satukanlah aku dengan orang-orang yang saleh (orang-orang yang memenuhi ketentuan agama mereka)!”
-
żālika min ambā`il-gaibi nụḥīhi ilaīk, wa mā kunta ladaihim iż ajma'ū amrahum wa hum yamkurụn;
Yang Kami wahyukan kepadamu ini adalah berita dari alam gaib… Dan kamu tidak bersama mereka (saudara-saudara Yusuf) ketika mereka bersekongkol untuk menyatukan rencana mereka.
-
wa mā akṡarun-nāsi walau ḥaraṣta bimu`minīn;
Dan kebanyakan manusia, walupun kamu terus-menerus berjuang (untuk menolong mereka), tidak menjalani/mengalami keimanan yang sebenarnya.
-
wa mā tas`aluhum 'alaihi min ajr, in huwa illā żikrul lil-'ālamīn;
(Padahal) kamu sama sekali tidak meminta bayaran dari mereka (untuk mengingatkan mereka akan realitas). Itu hanyalah sebuah peringatan kepada seluruh alam (manusia dan jin).
-
wa ka`ayyim min āyatin fis-samāwāti wal-arḍi yamurrụna 'alaihā wa hum 'an-hā mu'riḍụn;
Dan ada banyak isyarat-isyarat di langit dan di bumi, yang darinya mereka berpaling dan tinggalkan.
-
wa mā yu`minu akṡaruhum billāhi illā wa hum musyrikụn;
Dan kebanyakan dari mereka beriman kepada Allah hanya sebagai dualis (dengan mempersekutukan tuhan-tuhan yang mereka asumsikan atau diri mereka sendiri)!
-
a fa aminū an ta`tiyahum gāsyiyatum min 'ażābillāhi au ta`tiyahumus-sā'atu bagtataw wa hum lā yasy'urụn;
(Apakah) mereka memberikan jaminan terhadap hukuman Allah yang akan meliputi mereka semua, atau Saat (kematian) yang akan mendatangi mereka dengan tiba-tiba ketika mereka tidak menyadarinya?
-
qul hāżihī sabīlī ad'ū ilallāh, 'alā baṣīratin ana wa manittaba'anī, wa sub-ḥānallāhi wa mā ana minal-musyrikīn;
Katakanlah, “Inilah jalanku, aku mengajak kepada Allah berdasarkan penglihatan mendalam (bashirah) (bukan meniru-niru melainkan dengan mengalami esensi)… Aku dan orang-orang yang mengikutiku (hidup dengan bashirah). Subhanallah! Aku tidak termasuk orang-orang yang mempersekutukan apa-apa dengan Allah!”
-
wa mā arsalnā ming qablika illā rijālan nụḥī ilaihim min ahlil-qurā, a fa lam yasīrụ fil-arḍi fa yanẓurụ kaifa kāna 'āqibatullażīna ming qablihim, wa ladārul-ākhirati khairul lillażīnattaqau, a fa lā ta'qilụn;
Dan Kami tidak mendatangkan sebelum kamu laki-laki kecuali orang-orang yang Kami beri wahyu di kotanya… Tidakkah mereka berjalan di muka bumi dan melihat bagaimana akhir dari orang-orang sebelum mereka… Kehidupa kekal yang akan datang tentu lebih baik bagi orang-orang yang melindungi diri mereka sendiri… Tidak maukah kalian menggunakan akal kalian?
-
ḥattā iżastai`asar-rusulu wa ẓannū annahum qad kużibụ jā`ahum naṣrunā fa nujjiya man nasyā`, wa lā yuraddu ba`sunā 'anil-qaumil-mujrimīn;
Hingga Rasul-rasul itu kehilangan harapan dan (sebelum hukumannya mewujud) beranggapan bahwa mereka telah diingkari (yakni ketika) pertolongan Kami tiba kepada mereka. Dan siapapun yang Kami kehendaki Kami selamatkan… Hukuman Kami tidak akan tertolak dari orang-orang yang berdosa.
-
laqad kāna fī qaṣaṣihim 'ibratul li`ulil-albāb, mā kāna ḥadīṡay yuftarā wa lākin taṣdīqallażī baina yadaihi wa tafṣīla kulli syai`iw wa hudaw wa raḥmatal liqaumiy yu`minụn;
Sungguh, ada pelajaran dalam kisah-kisah hidup mereka bagi orang-orang yang merenungkannya secara mendalam! Ia (Al-Qur’an) bukanlah kisah yang dibuat (manusia)… Ia adalah penegasan dari ilmu pokok, yang datang sebelum ini, dan paparan rinci mengenai huda (ilmu mengenai realitas) dan rahmat (mengenali diri dan menjalaninya sesuai dengannya) bagi orang-orang yang beriman.