-
Serupa dengan baja yang menyokong sebuah bangunan, Bismillâhir-Rahmanir-Rahim menyokong konstruksi keberadaan/wujud Manusia.
-
Sadari ini: Di setiap saat, wujud anda bermanifestasi melalui Bismillâhir-Rahmanir-Rahim.
-
Untuk memulai segala sesuatu dengan Basmalah bukannya berdoa dengan kata-katanya, melainkan pemahaman bahwa segala sesuatu terbentuk melalui maknanya.
-
Kehidupan terdiri dari Basmalah! Allah Rahman Rahim dan semua yang diciptakan melalui Rahim dengan sifat-sifat dari nama-nama yang indah (Asmaul Husna).
-
Siksa (neraka) disebabkan oleh asumsi (Anda) adanya wujud di luar Allah.
-
Sudah pernahkah Anda berpikir apa yang Anda siapkan untuk diserahkan bagi siapa yang Anda cintai? Sedalam apa cinta Anda?
-
Pasangan yang paling bahagia adalah orang-orang yang menghindari pelibatan orang ketiga kedalam pernikahan. Bahkan melibatkan anak-anak menjadikan tiga kebanyakan!
-
Ikatan di antara pasangan semata kebiasaan dan tidak mempunyai tujuan hidup yang sama akan berfluktuasi (naik-turun) di antara dua hal yang ekstrim: kebahagiaan dan kekisruhan.
-
Jika tidak mampu memisahkan diri dari kebiasaan akan mendorong kepada kebersamaan yang tercabik, karena masing-masing hidup dalam jalannya sendiri-sendiri. Hanya para pecinta hidup dalam Satu kehidupan!
-
Jangan merancukan antara kebiasaan dengan cinta! Kuncinya terletak pada pandangan. Pasangan yang terikat kebiasaan melihat dengan mata-juling, sementara para pecinta melihat melalui mata yang dicintainya!
-
Sang pecinta berdiri bersama dan menjadi satu dengan yang dicintai. Dia mencari kebersamaan di setiap saat, tersiksa dan mencari yang dicintainya ketika berjauhan.
-
Ketenangan diraih melalui pengamatan tanpa harapan. Sementara kurangnya asimilasi/pembauran menjauhkan Anda dari Allah tanpa arah kembali.
-
Menyalahkan orang lain dan melihat Allah sebagai sesuatu yang terpisah adalah dualistik. Jika anda melihat bahwa orang lain tidak lain dari Allah, lalu kenapa mesti bertengkar?
-
Anda terhijab dari Allah oleh semua hal yang Anda tidak bisa berbaur dengannya. Kemarahan atau kesedihan, tanda-tanda dari tidak adanya pembauran karena tidak mengenal Allah!
-
Dalam Sufisme, kecanduan ilahiah adalah keadaan yang dicapai sebagai hasil dari kegilaan berfaham (bahwa Allah menarik diriNya kepada diriNya).
-
Pikiran yang terkondisikan yang bekerja berdasarkan asumsi-asumsi tidak pernah bisa memahami kecanduan ilahiah atau Kegilaan (yang ditarik).
-
Pikiran-pikiran yang tertarik oleh dunia material tidak akan mampu mengevaluasi pikiran-pikiran yang tertarik kepada Allah. Anda, tidak bisa berbuat menuju Allah! Allah akan membuat Anda berbuat menuju Dia... jika Dia telah memilih Anda. Jika Anda bukan yang terpilih, tindakan-tindakan Anda akan sia-sia!
-
Bukan urusan-urusan dunia, tapi apa yang Anda bawa kedalam kehidupan yang membentuk keberadaan Anda. Tidak perlu memperdulikan diri Anda dengan urusan-urusan dunia.
-
Mempedulikan diri Anda pada urusan-urusan dimana Anda tidak mempunyai keterlibatan adalah kekejaman-diri. Urusan-urusan itu terlepas dari Anda! Kenalilah DIRI Anda sendiri!
-
Sang pecinta akan melakukan apapun untuk bisa bersama yang dicintai. Pecinta tidak mengenal batasan. Keinginan dan cinta adalah dua pemikiran yang terpisah sama sekali.
-
Jika mobil, rumah, pekerjaan, bahkan ilmu yang Anda inginkan, ketahuilah dengan baik bahwa jika itu diperoleh, keinginan-keinginan anda akan tetap tidak terpuaskan.
-
Keinginan-keinginan mengarah kepada ambisi. Ambisi mengobarkan ego. Ego menguatkan dirinya melalui rasa kepemilikan dan aturan yang memberi jalan kepada tirani.
-
Ayat: 'Tidakkah kamu melihat orang yang mempertuhankan keinginan-keinginannya’ memberi pertanda bahwa keinginan-keinginan menghijab orang dari mengenal dirinya dan dari mengenal Allah.
-
Mengapa urusan orang lain mesti menjadi perhatian Anda? Apakah Anda akan ditanya mengenai tindakan-tindakan mereka? Apakah itu tujuan keberadaan Anda??
-
Lambang kelalaian: mempertanyakan tindakan-tindakan orang lain hingga ke titik abai untuk mempertanyakan diri sendiri.