1. Serupa dengan baja yang menyokong sebuah bangunan, Bismillâhir-Rahmanir-Rahim menyokong konstruksi keberadaan/wujud Manusia.

  2. Sadari ini: Di setiap saat, wujud anda bermanifestasi melalui Bismillâhir-Rahmanir-Rahim.

  3. Untuk memulai segala sesuatu dengan Basmalah bukannya berdoa dengan kata-katanya, melainkan pemahaman bahwa segala sesuatu terbentuk melalui maknanya.

  4. Kehidupan terdiri dari Basmalah! Allah Rahman Rahim dan semua yang diciptakan melalui Rahim dengan sifat-sifat dari nama-nama yang indah (Asmaul Husna).

  5. Siksa (neraka) disebabkan oleh asumsi (Anda) adanya wujud di luar Allah.

  6. Sudah pernahkah Anda berpikir apa yang Anda siapkan untuk diserahkan bagi siapa yang Anda cintai? Sedalam apa cinta Anda?

  7. Pasangan yang paling bahagia adalah orang-orang yang menghindari pelibatan orang ketiga kedalam pernikahan. Bahkan melibatkan anak-anak menjadikan tiga kebanyakan!

  8. Ikatan di antara pasangan semata kebiasaan dan tidak mempunyai tujuan hidup yang sama akan berfluktuasi (naik-turun) di antara dua hal yang ekstrim: kebahagiaan dan kekisruhan.

  9. Jika tidak mampu memisahkan diri dari kebiasaan akan mendorong kepada kebersamaan yang tercabik, karena masing-masing hidup dalam jalannya sendiri-sendiri. Hanya para pecinta hidup dalam Satu kehidupan!

  10. Jangan merancukan antara kebiasaan dengan cinta! Kuncinya terletak pada pandangan. Pasangan yang terikat kebiasaan melihat dengan mata-juling, sementara para pecinta melihat melalui mata yang dicintainya!

  11. Sang pecinta berdiri bersama dan menjadi satu dengan yang dicintai. Dia mencari kebersamaan di setiap saat, tersiksa dan mencari yang dicintainya ketika berjauhan.

  12. Ketenangan diraih melalui pengamatan tanpa harapan. Sementara kurangnya asimilasi/pembauran menjauhkan Anda dari Allah tanpa arah kembali.

  13. Menyalahkan orang lain dan melihat Allah sebagai sesuatu yang terpisah adalah dualistik. Jika anda melihat bahwa orang lain tidak lain dari Allah, lalu kenapa mesti bertengkar?

  14. Anda terhijab dari Allah oleh semua hal yang Anda tidak bisa berbaur dengannya. Kemarahan atau kesedihan, tanda-tanda dari tidak adanya pembauran karena tidak mengenal Allah!

  15. Dalam Sufisme, kecanduan ilahiah adalah keadaan yang dicapai sebagai hasil dari kegilaan berfaham (bahwa Allah menarik diriNya kepada diriNya).

  16. Pikiran yang terkondisikan yang bekerja berdasarkan asumsi-asumsi tidak pernah bisa memahami kecanduan ilahiah atau Kegilaan (yang ditarik).

  17. Pikiran-pikiran yang tertarik oleh dunia material tidak akan mampu mengevaluasi pikiran-pikiran yang tertarik kepada Allah. Anda, tidak bisa berbuat menuju Allah! Allah akan membuat Anda berbuat menuju Dia... jika Dia telah memilih Anda. Jika Anda bukan yang terpilih, tindakan-tindakan Anda akan sia-sia!

  18. Bukan urusan-urusan dunia, tapi apa yang Anda bawa kedalam kehidupan yang membentuk keberadaan Anda. Tidak perlu memperdulikan diri Anda dengan urusan-urusan dunia.

  19. Mempedulikan diri Anda pada urusan-urusan dimana Anda tidak mempunyai keterlibatan adalah kekejaman-diri. Urusan-urusan itu terlepas dari Anda! Kenalilah DIRI Anda sendiri!

  20. Sang pecinta akan melakukan apapun untuk bisa bersama yang dicintai. Pecinta tidak mengenal batasan. Keinginan dan cinta adalah dua pemikiran yang terpisah sama sekali.

  21. Jika mobil, rumah, pekerjaan, bahkan ilmu yang Anda inginkan, ketahuilah dengan baik bahwa jika itu diperoleh, keinginan-keinginan anda akan tetap tidak terpuaskan.

  22. Keinginan-keinginan mengarah kepada ambisi. Ambisi mengobarkan ego. Ego menguatkan dirinya melalui rasa kepemilikan dan aturan yang memberi jalan kepada tirani.

  23. Ayat: 'Tidakkah kamu melihat orang yang mempertuhankan keinginan-keinginannya’ memberi pertanda bahwa keinginan-keinginan menghijab orang dari mengenal dirinya dan dari mengenal Allah.

  24. Mengapa urusan orang lain mesti menjadi perhatian Anda? Apakah Anda akan ditanya mengenai tindakan-tindakan mereka? Apakah itu tujuan keberadaan Anda??

  25. Lambang kelalaian: mempertanyakan tindakan-tindakan orang lain hingga ke titik abai untuk mempertanyakan diri sendiri.

37 / 66

Ini mungkin menarik buat Anda

Anda bisa mengunduh Buku ini