Kesalahan yang dilakukan jiwa Anda, yang akan menjadi sumber kehidupan agung dan kekuatan-kekuatan (emas) di dalam dimensi wujud berikutnya, hanya akan menghasilkan penyesalan dan derita abadi.
Realitas akhirat sama sekali berbeda dengan realitas dunia ini. Ijinkan saya memberikan sebuah contoh berkenaan dengan konsep waktu:
Matahari memerlukan waktu 255 juta tahun untuk mengelilingi pusat galaksi. Tahukah kita apa artinya? Al-Qur’an mengatakan satu hari di akhirat akan seperti seribu tahun di bumi.
“Di sisi Rabb-mu, satu hari seperti seribu tahun di bumi.” (Al-Qur’an 22:47)
“Mereka akan saling berbisik di antara mereka sendiri, ‘Kalian tinggal (di dunia ini) hanya sepuluh [jam].” (Al-Qur’an 20:103)
Mungkin hidup kita di dalam kubur akan berlangsung berjuta-juta tahun….
Nabi Muhammad (saw) mengatakan:
“Akan menghabiskan 3000 tahun bagi seseorang untuk melintasi jembatan Sirath.”
Artinya, 3000 tahun yang setiap harinya seperti seribu tahun!
Melintasi as-Sirath menyimbolkan pelolosan diri dari tarikan magnet matahari setelah Hari Kiamat dan mencapai langit di ruang angkasa. Ini akan menghabiskan 3000 tahun galaktik! Pada titik ini, waktu Bumi menjadi tidak berlaku sama sekali!
Berapa lama lagikah tibanya Hari Kiamat?
Berapa juta atau milyar tahun lagi orang-orang yang telah meninggal harus menunggu di dalam kubur mereka?
Berapa milyar tahun lagi waktu yang akan dihabiskan hingga Bumi meleleh karena panas matahari dan menjadi datar seperti sebuah nampan?
Berapa ratus juta tahun waktu yang dihabiskan bagi orang-orang untuk meloloskan diri dari medan magnet ini? Dan yang terakhir, berapa milyaran tahun kehidupan akhirat yang abadi akan dialami?
Bayangkan sendiri bagaimana Anda akan melalui semua ini!
Bayangkan bagaimana rasanya terpenjara di dalam kubur Anda dan secara sadar melihat tubuh Anda sedang dimakan semua serangga dan binatang di bawah tanah yang mungkin selama milyaran tahun… Bayangkan bagaimana rasa sakit yang muncul dari ketiadaan segala sesuatu yang sebelumnya anda miliki dan biasa rasakan di dunia ini… Dan bayangkan bagaimana rasa sakit ini berlangsung hingga Hari Kiamat, dan pada saat yang sama melihat huru-hara lain yang menanti Anda!
Semua ini hanya berkenaan dengan kehidupan di dalam kubur; belum lagi kehidupan setelahnya yang tak hendak saya jelaskan! Bagi Anda yang ingin mengetahuinya, bisa mencari informasi mengenai tahapan akhirat dari beragam kitab hadits.
Jadi, manusia membangun masa depannya sendiri dengan tindakan-tindakan dan perbuatan-perbuatannya di dunia ini.
Kita dapat memikirkan realitas ini dengan serius dan secara sadar mengevaluasi kehidupan kita di dunia dengan mengingat hal ini, mengarahkan cara berpikir dan hidup kita sesuai dengannya, atau mengabaikannya sama sekali dan menyuramkan hidup kita dengan kesenangan dan derita duniawi.
Semua ini bergantung pada sejauh mana kita mengenal dan memahami Allah, sebagaimana yang disingkapkan oleh Nabi Muhammad (saw).
Jika kita sungguh-sungguh ingin mempersiapkan diri bagi kehidupan akhirat, kita pertama-tama mesti memulai dengan konsep Allah dan benar-benar memahaminya.
Dengan melabeli nama Allah pada Tuhan-tuhan di dalam imajinasi kita pada umumnya merupakan sebab utama dari semua perilaku menyimpang.
“Apakah kamu melihat orang yang mengambil hawa nafsunya (rangsangan jasmaniahnya – khayalannya) sebagai tuhannya?” (Al-Qur’an 25:43)
Jika keyakinan kepada Tuhan yang berdasarkan peniruan menjadi dasar dari pemahaman agama kita, seringkali akan menuntun kepada kemungkaran atau pemberontakan, yang mengakibatkan kasus ekstrim peniadaan total.
Sedangkan jika saja kita benar-benar memahami realitas bahwa Allah itu Ahad, bahwa tidak ada Tuhan di langit sana, dan bahwa kita akan menghadapi akibat dari perbuatan-perbuatan kita, seluruh kehidupan kita akan benar-benar berubah sama sekali!