24. An-Nur
Demi yang Esa yang ditunjuk dengan nama Allah (yang menciptakan keberadaanku dengan Nama-namaNya sesuai dengan makna huruf ‘B’), yang Rahman lagi Rahim.
Ini adalah sebuah surat yang Kami wahyukan dan (aturan-aturan yang Kami) wajibkan... Telah Kami wahyukan isyarat-isyarat yang nyata didalamnya agar kalian mengingat dan merenungkannya. [1]
Adapun bagi laki-laki yang berzina dan perempuan yang berzina (yang berhubungan di luar nikah), cambuklah masing-masing dengan seratus cambukan! Janganlah rasa kasihan kepada mereka mencegah kalian dalam menjalankan agama (sistem) Allah jika kalian telah beriman kepada Allah, realitas esensial kalian dengan Nama-namaNya, dan kepada kehidupan kekal yang akan datang (karena hukuman ini di luar belas kasih dan kasih sayang)... Dan hendaklah beberapa orang yang beriman menyaksikan penghukuman mereka. [2]
Bagi laki-laki penzina (yang melakukan hubungan badan di luar nikah) hanya dapat menikahi perempuan penzina atau perempuan musyrik (dualis). Dan perempuan penzina hanya dapat menikahi laki-laki penzina atau laki-laki musyrik (dualis). Hal ini telah diharamkan bagi orang-orang yang beriman. [3]
Orang-orang yang memfitnah terhadap perempuan-perempuan suci (menuduh mereka berzina), tanpa mendatangkan empat orang saksi, cambuklah mereka dengan delapanpuluh cambukan dan jangan pernah menerima kesaksian mereka lagi... Mereka adalah orang-orang yang keyakinannya telah rusak. [4]
Kecuali orang-orang yang bertaubat dan memperbaiki diri... Sungguh, Allah itu Ghafur lagi Rahim. [5]
Orang-orang yang menuduh istrinya sendiri berbuat zina dan tidak mempunyai saksi kecuali diri mereka sendiri, harus bersumpah empat kali ‘demi Allah’ bahwa mereka termasuk orang-orang yang benar. [6]
Dan sumpah yang ke lima bahwa kutukan Allah akan menimpanya jika dia termasuk orang-orang yang berdusta. [7]
(Dan perempuan yang membela dirinya) bisa menghindari hukuman terhadap dirinya dengan bersumpah empat kali ‘demi Allah’ bahwa dia (suaminya) adalah seorang pendusta. [8]
Dan sumpah yang ke lima bahwa kutukan Allah akan menimpanya jika dia (suaminya) termasuk orang-orang yang benar. [9]
Bagaimana seandainya karunia dan rahmat Allah tidak tercurah kepada kalian dan seandainya Allah bukanlah yang Tawwab lagi Hakim! [10]
Sungguh, orang-orang (munafik) yang mendatangimu dengan fitnahan itu (dalam hal ‘Aisyah ra.) adalah sekelompok di antara kalian yang bersatu hanya untuk melakukan tuduhan. Jangan berpikiran bahwa ia (fitnahan terhadapmu) membahayakanmu! Bahkan sebaliknya, itu bermanfaat bagimu... Masing-masing dari mereka akan bertanggungjawab atas kejahatan mereka sendiri. Dan biang keladinya, yang mengambil bagian terbesar dari kejahatan itu, akan ditimpa penderitaan yang besar. [11]
Bukankah seharusnya para laki-laki dan para perempuan yang beriman saling berpikiran baik satu terhadap lainnya dan mengatakan, “Ini adalah fitnah yang nyata”? [12]
Bukankah seharusnya mereka (orang-orang yang memfitnah) mendatangkan empat orang saksi? Karena mereka tidak dapat mendatangkan saksi, pastilah dalam pandangan Allah mereka itu para pendusta. [13]
Seandainya karunia dan rahmat Allah tidak dicurahkan kepada kalian di dunia dan di kehidupan kekal yang akan datang, pastilah penderitaan yang sangat buruk telah menimpa kalian karena fitnahan kalian itu. [14]
Kalian menuduh berdasarkan desas-desus dan membicarakan sesuatu yang kalian tidak benar-benar mengetahuinya seolah ini masalah biasa... Tapi dalam pandangan Allah, ini adalah hal yang besar (sangat penting)! [15]
Dan ketika kalian mendengar (kebohongan itu) bukankah seharusnya kalian mengatakan, “Bukan urusan kami membicarakan hal yang demikian! Maha Suci Engkau! Ini adalah fitnah yang besar!”? [16]
Allah mengingatkan kalian agar kalian tidak akan pernah mengulanginya lagi, jika kalian orang-orang yang beriman! [17]
Allah menerangkan ayat-ayatNya kepada kalian... Allah itu ‘Alim lagi Hakim. [18]
Orang-orang yang suka menyebarkan desas-desus yang menyimpang di antara orang-orang yang beriman akan ditimpa penderitaan yang sangat buruk di dunia dan di kehidupan kekal yang akan datang... Dan Allah mengetahui; sedangkan kalian tidak mengetahui. [19]
Bagaimana seandainya karunia dan rahmat Allah tidak dicurahkan kepada kalian! Allah itu Ra’uf lagi Rahim! [20]
Hai orang-orang yang beriman... Janganlah mengikuti langkah-langkah setan (nafsu jasmani)! Barang siapa mengikuti langkah-langkah setan, ketahuilah dengan yakin bahwa Setan hanyalah memerintahkan penyimpangan (sangat memperturutkan kesenangan jasmaniah) dan pelanggaran... Seandainya bukan karena karunia dan rahmat Allah kepada kalian, tidak ada satupun dari kalian dapat tersucikan dan mendapatkan kemajuan... Namun Allah mensucikan (dari diri khayal, ego) siapa yang dikehendakiNya... Allah itu Sami’ lagi ’Alim. [21]
Janganlah orang-orang yang berkelapangan dan berkelebihan di antara kalian bersumpah untuk tidak memberi kepada kerabat mereka, orang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah... Tidakkah kalian suka jika Allah mengampuni kalian? Allah itu Ghafur lagi Rahim. [22]
Orang-orang yang hidup di dalam kepompongnya tanpa ilmu mengenai realitas dan menuduh perempuan-perempuan suci yang beriman, mereka pasti dikutuk di dunia ini maupun di kehidupan kekal yang akan datang... Ada penderitaan yang sangat berat bagi mereka. [23]
Pada saat itu, lidah, tangan dan kaki mereka akan bersaksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. [24]
Pada saat itu, Allah (sebagai ketentuan sunnatullah) akan membuat mereka menjalani akibat-akibat dari perbuatan mereka sepenuhnya dan mereka akan mengetahui bahwa Allah lah senyata-nyatanya Kebenaran itu. [25]
Perempuan-perempuan yang pikiran dan jalannya rusak adalah untuk para laki-laki yang pikiran dan jalannya rusak; dan para laki-laki yang pikiran dan jalannya rusak adalah untuk perempuan-perempuan yang pikiran dan jalannya rusak... Perempuan-perempuan yang pikirannya suci dan baik adalah untuk para laki-laki yang suci, dan para laki-laki yang pikirannya suci adalah untuk untuk perempuan-perempuan yang pikirannya suci dan baik... Mereka jauh dari pernyataan mereka (orang-orang yang memfitnah)... Bagi mereka ada ampunan dan rezeki yang banyak. [26]
Hai orang-orang yang beriman! Janganlah masuk kedalam rumah-rumah, selain rumah kalian sendiri, tanpa ijin dan tanpa memberi salam kepada penghuninya! Ini lebih baik bagi kalian; mudah-mudahan kalian merenungkan akan hal ini. [27]
Jika tidak ada seorang pun di rumah itu, jangan memasukinya hingga telah diberikan ijin kepada kalian.... Jika kalian disuruh pergi, maka pergilah... Ini lebih suci bagi kalian... Allah (berdasarkan realitas yang ditunuk huruf B) itu ‘Alim terhadap apa yang kalian kerjakan. [28]
Tidak ada kesalahan pada kalian jika kalian memasuki rumah-rumah tidak berpenghuni yang di dalamnya ada benda-benda milik kalian... Allah mengetahui apa yang kalian nampakkan dan apa yang kalian sembunyikan. [29]
Katakanlah kepada orang-orang yang beriman untuk menundukkan pandangan mereka (menahan diri dari pandangan dengan birahi) dan menjaga kemaluan mereka... Ini lebih suci bagi mereka... Sungguh, Allah mengetahui apa yang kalian kerjakan (sebagai pencipta). [30]
Katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman untuk menundukkan pandangan mereka (menahan diri dari pandangan birahi) dan menjaga kemaluan mereka dan tidak menampakkan perhiasan mereka, kecuali apa yang biasa nampak ... Dan hendaklah mereka memanjangkan selendang hingga dada mereka (untuk menutupi dada mereka)... Janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka (yang Allah karuniakan pada mereka), kecuali kepada suami-suami mereka, ayah-ayah mereka, atau ayah suami mereka atau anak-anak mereka, atau anak laki-laki suami mereka, atau saudara-laki-laki mereka atau anak laki-laki saudara laki-laki mereka atau anak laki-laki saudara perempuan mereka atau pelayan perempuan atau orang-orang yang dimiliki tangan kanan mereka (budak perempuan) atau pelayan laki-laki yang tidak mempunyai hasrat seksual atau anak laki-laki yang belum mengetahui bagian rahasia perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kaki mereka ketika berjalan untuk menarik perhatian kepada dada mereka dan menggoda laki-laki... Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kalian semua kepada Allah, agar kalian mencapai kebebasan. [31]
Nikahilah orang-orang di antara kalian yang masih sendiri dan orang-orang yang saleh di antara budak-budak laki-laki dan budak-budak perempuan kalian! Jika mereka miskin, Allah akan memberikan kekayaan kepada mereka dari rahmatNya... Allah itu Wasi lagi ‘Alim. [32]
Orang-orang yang tidak memiliki sarana untuk menikah harus menjaga dirinya tetap suci hingga Allah memberikan kekayaan kepada mereka dari rahmatNya... Tandatanganilah kontrak dengan budak-budak kalian yang meminta akta kebebasan, jika kalian melihat mereka menjanjikan, dan berikanlah kepada mereka dari harta yang Allah berikan kepada kalian. Jika budak perempuan kalian ingin tetap suci, jangan memaksa mereka kedalam pelacuran untuk keuntungan duniawi sesaat... Tapi jika sesorang memaksa mereka, setelah mereka dipaksa itu, Allah akan Ghafur lagi Rahim kepada mereka. [33]
Sungguh, Kami telah mengungkapkan isyarat-isyarat yang nyata dari Kebenaran kepada kalian dan perumpamaan-perumpamaan dari orang-orang yang datang sebelum kalian dan nasihat teladan bagi orang-orang yang ingin melindungi diri sendiri (bertakwa). [34]
Allah adalah Nur (NUR adalah ilmu – kehidupan; esensi yang menyusun ilmu [data]) langit dan bumi... Perumpamaan dari cahayaNya (keberadaan dan manifestasi ilmuNya) seperti sebuah lentera (otak) yang di dalamnya ada sebuah lampu (kesadaran individual) dan lampu itu ada di dalam sebuah kaca (kesadaran universal)! Kaca itu (kesadaran universal) adalah seperti bintang yang terbuat dari mutiara (Komposisi-komposisi Nama yang diberi fungsi sesuai dengan tujuan penciptaannya) yang dinyalakan dari sebuah pohon zaitun (kesadaran kesatuan di dalam esensi manusia), bukan dari Timur ataupun dari Barat (tidak terikat waktu dan tempat). Minyak (penglihatan realitas di dalam kesadaran) (dari pohon) itu hampir berkilau meskipun tidak tersentuh api (pembersihan aktif)... Cahaya di atas cahaya! (Manifestasi individual dari ilmu mengenai Nama-nama)... Allah (Nama-nama [beragam komposisi dari ciri-ciri struktural yang menyusun keberadaan] di dalam esensi manusia) memungkinkan realisasi dari Nur-Nya (ilmu mengenai realitasNya) kepada siapa yang Dia kehendaki. Allah memberi manusia perumpamaan-perumpamaan... Allah mengetahui segalanya (karena Dia lah ‘segalanya’, melalui ciri-ciri Nama-namaNya). [35]
(Nur itu; ilmu mengenai realitas) ada di dalam rumah-rumah (otak, kesadaran individual) yang telah Allah ijinkan untuk ditinggikan dan yang di dalamnya Dia telah mengijinkan namaNya (apa yang dirujuknya) untuk diingat (dilihat, berdasarkan kapasitas mereka)! Pagi dan malam (baik penglihatan ekstrinsik maupun intrinsik) mereka mengingatNya di dalamnya! [36]
Mereka adalah laki-laki yang perdagangan dan urusan duniawinya tidak memalingkan mereka dari dzikir kepada Allah (mengingat realitas esensial mereka) dan dari melaksanakan shalat (merasakan esensi mereka) dan menunaikan zakat (berbagi tanpa berharap imbalan)! Mereka takut kepada saat perubahan bentuk karena apa yang akan mereka lihat (penglihatan realitas ekstrinsik) di dalam hati mereka (realitas di dalam esensi mereka yang akan mewujud di dalam kesadaran universal). [37]
Karenanya, Allah akan membuat mereka menjalani akibat-akibat dari perbuatan-perbuatan mereka dengan cara-cara yang terbaik dan akan menambah karuniaNya kepada mereka... Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendakiNya tanpa batas! [38]
Adapun bagi orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas, amal-amal mereka bagaikan fatamorgana di padang pasir! Ketika akhirnya mereka mencapainya (fatamorgana itu; amal-amalnya, melalui kematian) mereka tidak menemukan apapun! Dia akan menemukan Allah bersama dia (di dalam esensinya sendiri dan menyadari bahwa Dia menyusun realitas esensialnya dengan Nama-namaNya, tapi ah, dia akan berada di titik dimana dia tidak dapat kembali untuk mengevaluasi ini)! Maka Allah akan membuatnya menjalani akibat-akibat dari kehidupan masa lalunya sepenuhnya! Allah sangat cepat dalam menghitung! [39]
Atau (akibat dari kehidupannya) akan seperti kegelapan di dalam samudera yang dalam, ditutupi ombak demi ombak dan ditutupi di atasnya dengan awan-awan mendung! Kegelapan di atas kegelapan! Jika dia (orang yang diliputi olehnya) mengulurkan tangannya, dia hampir tidak akan bisa melihatnya... Barangsiapa tidak diberi Nur-Nya (ilmu) oleh Allah, maka selamanya dia tidak akan mempunyai Nur (ilmu)! [40]
Apakah kamu tidak melihat bagaimana segala sesuatu di langit dan di bumi dan sekawanan burung bertasbih kepada Allah (dengan mewujudkan fungsi pengabdian mereka)... Masing-masing mengetahui cara shalat (aktualisasi Nama-nama yang menyusun esensinya sendiri) dan tasbihnya (fungsi yang dihasilkan dari shalat) sendiri... Allah itu ‘Alim atas apa yang mereka kerjakan (sebagai realitas mereka dengan Nama-namaNya). [41]
Keberadaan langit dan bumi adalah untuk Allah (Dia menciptakannya di dalam ilmuNya untuk melihat makna-makna yang Dia kehendaki) dan kepada Allah lah semuanya akan kembali! [42]
Apakah kalian tidak melihat bagaimana Allah menggiring awan-awan (ide-ide) dan menyatukan mereka (menyatukan mereka dengan hikmah) dan menumpuk mereka kedalam lapisan-lapisan (sistem dan tatanan)! Maka kemudian kalian akan melihat hujan (rahmat) tercurah darinya... (hujan lebat dari ilmu mengenai realitas) tercurah dari massa awan yang menggunung (sumber rahmat)... Dia akan menjatuhkannya kepada siapa yang Dia kehendaki dan menjauhkannya dari siapa yang Dia kehendaki! Kilasan yang sangat kuat dari kilatNya (pencerahan yang mendadak berkenaan dengan Esensi Absolut di dalam kesadaran seseorang) hampir membuat sesuatu yang kelihatan menjadi tidak kelihatan! [43]
Allah mengubah malam dan siang dari yang satu menjadi yang lainnya dengan silih berganti (pergantian diantara penglihatan intrinsik dan ekstrinsik)! Sungguh, ada hikmah di dalamnya bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan mendalam. [44]
Allah telah menciptakan setiap mahluk (mahluk bergerak) dari air... Beberapa di antaranya merangkak dengan perutnya; yang lainnya berjalan dengan dua kaki dan yang lainnya lagi dengan empat kaki... Allah menciptakan apa yang dikehendakiNya... Sungguh, Allah itu Qadir atas segala sesuatu. [45]
Sungguh, Kami telah mewahyukan ayat-ayat penjelasan. Allah menuntun siapa yang Dia kehendaki kepada jalan yang lurus. [46]
Mereka berkata, “Kami telah beriman kepada Allah, yang menyusun realitas esensial kami dengan Nama-namaNya, dan kepada Rasul (perintahNya yang mewujud sebagai Rasul-Nya)” namun setelah mengatakan ini, sebagian dari mereka akan berpaling! Mereka bukanlah orang-orang yang beriman! [47]
Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar dia bisa mengadili mereka, kamu akan melihat sebagian dari mereka berpaling. [48]
Tapi jika kebenaran itu menguntungkan mereka, mereka cepat-cepat menerima dan mematuhinya! [49]
Apakah mereka tidak memiliki pikiran yang sehat ataukah mereka dalam keraguan? Ataukah mereka takut bahwa Allah dan Rasulnya akan bersikap tidak adil terhadap mereka? Tidak, mereka adalah orang-orang yang sangat zalim. [50]
Apabila mereka diajak kepada Allah dan Rasul-Nya agar dia bisa mengadili mereka, orang-orang yang beriman hanya akan mengatakan, “Kami mendengar dan kami taat”... Mereka lah orang-orang yang terbebaskan. [51]
Barangsiapa mematuhi Allah dan Rasul-Nya dan merasakan ketakutan kepada Allah dan melindingi dirinya dari Dia (bertakwa), mereka akan mencapai keinginan-keinginannya. [52]
Mereka (orang-orang munafik) bersumpah demi Allah bahwa mereka pasti akan pergi jika kamu memerintahkannya... Katakanlah, “Jangan bersumpah... (Yang diharapkan dari kalian) adalah ketaatan... Sungguh, Allah itu Khabir terhadap apa yang kalian kerjakan.” [53]
Katakanlah, “Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-Nya!” Jika kalian berpaling, tanggung jawab dia hanyalah sebatas yang ditugaskan kepadanya (tugas untuk menyampaikan) dan tanggung jawab kalian adalah sebatas yang ditugaskan kepada kalian (tugas untuk taat)! Jika kalian mentaatinya, kalian akan mendapat petunjuk! Tidak ada tanggung jawab bagi Rasul selain memberitahukan dengan jelas! [54]
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan yang memenuhi ketentuan-ketentuan agama mereka bahwa Dia akan menganugerahi mereka dengan kekhalifahan di muka bumi seperti yang telah Dia anugerahkan kepada orang-orang sebelum mereka... Dan bahwa Dia akan menegakkan bagi mereka agama mereka (gaya hidup berdasarkan agama) yang telah dipilihNya bagi mereka dan yang Dia ridhai, dan mengganti rasa takut mereka dengan keamanan... Maka, hendaklah mereka mengabdi kepadaKu dan tidak mempersekutukan Aku! Dan barangsiapa mengingkari ilmu mengenai realitas setelah ini, mereka adalah orang-orang yang rusak keyakinannya. [55]
Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Rasul agar kalian mendapat rahmat. [56]
Jangan mengira bahwa orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas akan membuat (agama dan sistem) menjadi lemah (lenyap)! Tempat tinggal mereka adalah api! Seburuk-buruknya tempat kembali! [57]
Hai orang-orang yang beriman! Hendaklah yang kalian miliki di tangan kanan kalian dan yang belum mencapai usia dewasa meminta ijin kalian pada tiga waktu: Sebelum shalat subuh, ketika kalian telah membuka pakaian kalian di siang hari, dan setelah shalat Isya... Ini adalah tiga waktu saat bertelanjang... Tidak salah bagi kalian dan mereka (selain dari tiga waktu ini) berada di sekeliling kalian. Demikianlah Allah menjelaskan isyarat-isyaratNya kepada kalian... Allah itu ‘Alim lagi Hakim. [58]
Apabila anak-anak kalian telah dewasa, hendaklah mereka meminta ijin sebagaimana orang-orang yang lebih tua dari mereka... Demikianlah Allah menjelaskan isyarat-isyaratnya... Allah itu ‘Alim lagi Hakim. [59]
Tidak bersalah bagi perempuan-perempuan yang telah melampaui usia nikah (tua) jika mereka tidak mengenakan pakaian luar, asalkan mereka tidak melakukan itu dengan maksud menggoda orang lain dengan perhiasan mereka... Lebih baik bagi mereka untuk tetap suci... Allah itu Sami’lagi ‘Alim. [60]
Tidak ada bahayanya jika orang yang buta,yang lumpuh, yang sakit atau kalian sendiri makan di rumah kalian sendiri, atau di rumah bapak-bapak, atau ibu-ibu, atau saudara-saudara laki-laki, saudara-saudara perempuan, paman-paman dari pihak ayah, bibi-bibi dari pihak ayah, atau paman-paman dari pihak ibi, atau bibi-bibi dari pihak ibu kalian, atau di dalam rumah-rumah yang kuncinya didalam kekuasan kalian, atau di rumah seorang teman... Tidak bersalah apakah kalian makan bersama atau secara terpisah. Tapi jika kalian memasuki rumah-rumah, berilah salam satu sama lain dengan salam dari Allah yang diberkati dan baik... Demikianlah Allah menjelaskan kepada kalian isyarat-isyaratNya agar kalian menggunakan kecerdasan kalian. [61]
Orang-orang yang beriman hanya beriman kepada Allah, realitas esensial mereka dengan Nama-namaNya, dan kepada Rasul-Nya... Ketika mereka bersamanya dalam urusan umum, mereka tidak meninggalkan pertemuan hingga mereka sebelumnya meminta ijin darinya... Sungguh, orang-orang yang meminta ijin kepadamu, mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Allah, sebagai realitas esensial mereka dengan Nama-namaNya, dan kepada Rasul-Nya... Apabila mereka meminta ijinmu mengenai sebagian dari urusan mereka, berilah ijin kepada siapa yang kamu ridhai dan mintakanlah ampunan bagi mereka dari Allah... Sungguh, Allah itu Ghafur lagi Rahim. [62]
Janganlah memperlakukan ajakan dari Rasul seperti panggilan di antara kalian satu dengan lainnya. Allah mengetahui orang-orang yang bersembunyi di belakang yang lain dan diam-diam menyelinap pergi... Maka, hendaklah orang-orang yang menentang perintahNya berhati-hati dengan kesusahan atau penderitaan yang akan menimpa kepada mereka! [63]
Berhati-hatilah! Apapun yang di langit dan di bumi adalah untuk Allah (untuk mewujudkan Nama-namaNya)! Dia tahu benar dengan keadaanmu di setiap saat... Pada saat mereka dikembalikan kepadaNya, Dia akan memberitahu mereka apa yang telah mereka kerjakan... Allah (sebagai realitas esensial dari segala sesuatu dengan Nama-namaNya) Maha Mengetahui. [64]