9. At-Tawbah
Ini ultimatum dari Allah dan RasulNya kepada para dualis yang dengannya kalian melakukan perjanjian! [1]
Berjalanlah di bumi selama empat bulan… Tapi ketahuilah dengan baik bahwa kalian tidak akan pernah dapat melemahkan Allah… Sungguh, Allah (pada akhirnya) akan menghinakan orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas. [2]
Panggilan (adzan) dari Allah dan RasulNya kepada umat pada hari Haji Akbar, bahwa Allah dan RasulNya berlepas dari para dualis! Jika kalian bertobat, itu lebih baik bagi kalian… Tapi jika kalian berpaling, ketahuilah dengan baik bahwa kalian tidak dapat membuat Allah lemah… Sampaikanlah kabar akhir yang menyakitkan kepada orang-orang yang mengingkari realitas. [3]
Kecuali orang-orang, di antara para dualis yang dengannya kalian membuat perjanjian, yang tidak mengecewakan kalian (yang menghormati perjanjian itu) dan tidak mendukung siapapun yang melawan kalian… Penuhilah janji kalian kepada mereka hingga akhir tempo (dari perjanjian itu). Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang melindungi dirinya sendiri (bertakwa). [4]
Jika bulan-bulan suci berakhir, bunuhlah para dualis itu (yang melanggar perjanjian dan menyerang kalian)dimanapun kalian menemui mereka. Jadikan mereka tawanan dan kepung mereka dan awasilah mereka, dengan menguasai semua gerbang dan jalan! Jika mereka bertaubat dan mendirikan shalat dan membayar zakat, maka biarkan mereka lewat… Sungguh, Allah itu Ghafur lagi Rahim. [5]
Jika salah seorang dari para dualis menyerah dan meminta perlindungan darimu, maka lindungilah dia agar (dia dekat dengan kalian dan) dia mendengar perkataan Allah, dan antarkan dia ke tempat yang aman… Inilah (yang harus kamu lakukan) karena mereka adalah kaum yang tidak mengetahui (realitas). [6]
Bagaimana bisa para dualis mempunyai perjanjian di hadapan Allah dan RasulNya, kecuali mereka yang dengannya kalian membuat perjanjian di Masjidil Haram? Selama mereka menjunjung tinggi janji mereka kepada kalian, bersikap luruslah terhadap mereka… Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang mematuhi perintahNya dan yang melindungi dirinya dari hukumanNya. [7]
Bagaimana (bisa ada perjanjian dengan mereka)? Seandainya mereka berkuasa terhadap kalian, mereka tidak akan memperhatikan sumpah atau perjanjian apapun berkaitan dengan kalian! Mereka memuaskan kalian dengan ucapan mereka, tapi hati mereka menolak! Kebanyakan dari mereka telah rusak keimanannya! [8]
Mereka menukar ayat-ayat Allah dengan harga yang murah (dengan kesenangan duniawi) dan menghalangi orang-orang dari jalanNya. Betapa buruknya apa yang mereka kerjakan! [9]
Berkaitan dengan orang-orang yang beriman, mereka tidak memelihara pakta atau perjanjian! Mereka itu orang-orang yang sangat melampaui batas! [10]
Jika mereka bertaubat, mendirikan shalat, dan membayar zakat, mereka itu saudara kalian dalam Agama… Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat Kami bagi orang-orang yang mengetahui. [11]
Tapi jika mereka melanggar sumpah mereka setelah mengikrarkannya dan mencemarkan agama kalian, maka bunuhlah pemimpin-pemimpin orang kafir itu (para penutup realitas)… Karena mereka tidak menghormati sumpah-sumpah mereka… Agar mereka berhenti. [12]
Apakah kalian tidak mau berperang dengan orang-orang yang telah melanggar sumpah mereka, mengusir Rasul dari kampung halamannya dan yang memulai menyerang kalian? Apakah kalian takut kepada mereka? Sungguh Allah lebih patut kalian takuti dan segani, jika kalian benar-benar orang yang beriman. [13]
Perangilah mereka; (niscaya) Allah akan menghukum mereka melalui tangan kalian dan menghinakan mereka, dan memberi kalian kemenangan atas mereka dan (karenanya) mengobati hati orang-orang yang beriman. [14]
Dia akan menghilangkan kemarahan dari hati mereka… Allah menerima taubat dari orang yang Dia kehendaki… Allah itu ‘Alim lagi Hakim. [15]
Ataukah kalian mengira bahwa kalian akan dibiarkan tanpa Allah menyatakan siapa saja dari kalian yang telah berjuang di jalan Allah dan tidak berteman (dan percaya kepada) siapapun selain Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman? Allah itu Khabir terhadap semua yang kalian lakukan (dengan makna Nama Khabir di dalam esensi kalian). [16]
Mustahil para dualis itu, yang bersaksi akan pengingkaran mereka sendiri, mau memelihara tempat-tempat bersujud kepada Allah… Semua perbuatan mereka telah sia-sia… Di neraka (Naar; radiasi) lah mereka akan tinggal selamanya! [17]
Tempat-tempat bersujud kepada Allah hanya dapat dipelihara (dibawa ke keadaan bersujud kepada Allah) oleh mereka yang beriman kepada Allah – yang menyusun esensi mereka dengan Nama-namaNya – kepada kehidupan kekal yang akan datang, mendirikan shalat, membayar zakat, dan takut kepada Allah semata… Mereka lah yang diharapkan akan menjadi orang-orang yang mencapai realitas. [18]
(Wahai para dualis) apakah kalian yang telah menjadikan pemberian air kepada orang-orang yang melaksanakan haji serta memelihara Masjidil Haram sama derajatnya dengan perbuatan-perbuatan orang yang beriman kepada Allah, esensi keberadaan seseorang dengan Nama-namaNya, dan kepada kehidupan kekal yang akan datang serta berjuang dalam jalan ini? Mereka tidak sama dalam pandangan Allah! Allah tidak menuntun kaum yang zalim. [19]
Orang-orang yang beriman, berhijrah dan berperang di jalan allah dengan harta dan jiwa mereka, jauh lebih tinggi derajatnya dalam pandangan Allah… Mereka adalah orang-orang yang meraih kemerdekaan! [20]
Rabb mereka memberi mereka kabar gembira dari HU (esensi mereka) dengan rahmatNya, kesenangan, dan Surga yang merupakan berkah (kedudukan mulia) bagi mereka. [21]
Mereka akan tinggal disana dengan kekal… Pahala yang besar ada di sisi Allah! [22]
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah berteman dengan bapak-bapak dan saudara-saudara kalian jika mereka memilih mengingkari realitas dibanding keimanan… Dan barangsiapa di antara kalian berteman dengan mereka, maka mereka itu orang-orang yang sangat zalim. [23]
Katakanlah, “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, suku-suku dan harta benda yang kalian kumpulkan, usaha-usaha yang kalian khawatirkan, tempat tinggal yang kalian sukai lebih menyenangkan kalian dibanding Allah, Rasulnya dan berjihad di jalanNya, maka tunggulah perintah Allah memunculkan dirinya… Allah tidak menuntun orang-orang yang sesat (mereka yang kesadarannya telah dibutakan dari Kebenaran dan Agama).” [24]
Sungguh, Allah telah menolong kalian di banyak medan perang dan pada hari Hunain… Ingatlah bagaimana kalian menyombongkan jumlah kalian yang banyak, namun itu walau bagaimanapun tidak membuat kalian menang! Dan kalian merasa terjepit (pada hari Hunain) padahal bumi sangat luas! Dan kalian memutar badan dan meninggalkan medan perang! [25]
Kemudian Allah mendatangkan rasa tenang dan aman di hati para mukmin, dan mendatangkan bala tentara (malaikat) yang tidak bisa kalian lihat… (Demikianlah) Dia membuat mereka yang ingkar kepada realitas mengalami penderitaan… Inilah akibat bagi orang-orang yang mengingkari realitas! [26]
Kemudian Allah akan menerima taubat dari siapa yang Dia kehendaki… Allah itu Ghafur lagi Rahim. [27]
Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya para dualis itu (yang mengaku keberadaan identitas ego mereka disamping KeEsaan Absolut) tercemar (kotoran)! Jangan biarkan mereka mendekati Masjidil Haram setelah tahun ini! Jika kalian takut miskin (ketahuilah bahwa) jika Allah berkehendak Dia akan membuat kalian kaya dari karuniaNya… Sungguh, Allah itu ‘Alim lagi Hakim. [28]
Dari mereka yang kepadanya telah diberikan Ilmu (Kitab), perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kehidupan yang akan datang (setelah kematian), yang tidak menganggap haram apa yang Allah dan Rasulnya telah larang, dan yang tidak mengambil pemahaman dari Agama Kebenaran (ilmu mengenai realitas dan sunnatullah) hingga mereka merasa rendah hati dan membayar jizyah (denda atas menetapi keyakinan palsu) dengan sepenuh hati. [29]
Orang-orang Yahudi mengatakan, “Uzair adalah putera Allah”… Dan orang-orang Nasrani berkata, “Al-Masih adalah putera Allah”… Mereka mengatakan hal ini dengan mulut mereka! Mereka meniru orang-orang sebelumnya yang mengingkari ilmu mengenai realitas… Semoga Allah membinasakan mereka! Betapa tertipunya mereka (dari Kebenaran)! [30]
Mereka menjadikan Rabbi-rabbi dan pendeta-pendeta mereka sebagai Rabb selain Allah… Dan Al-Masih, putera Maryam! Padahal mereka diperintah hanya untuk mengalami kesadaran akan pengabdian mereka kepada Uluhiyyah Yang Esa… La ilaha illa HU – tidak ada tuhan, hanya HU! Subhan Dia dari apa yang mereka persekutukan denganNya! [31]
Mereka ingin memadamkan cahaya (Nur) Allah dengan mulut mereka… Tapi tidak ada yang Allah senangi kecuali menyempurnakan NurNya! Meskipun hal ini tidak membuat senang orang-orang yang mengingkari realitas! [32]
HU telah mendatangkan RasulNya sebagai realitas dengan sendirinya dan dengan Agama Kebenaran (ilmu mengenai sistem yang sah; sunnatullah) untuk menjadi tegak di atas semua konsepsi agama… Meskipun pada dualis tidak menyukainya! [33]
Wahai orang-orang yang beriman! Sungguh banyak dari para rabbi dan rahib memakan harta orang-orang dengan tidak benar dan menghalangi orag-orang dari jalan Allah… Adapun bagi mereka yang menimbun dan menyembunyikan emas dan perak dan tidak menggunakannya di jalan Allah dengan tidak mengharap balasan, kabarkanlah kepada mereka mengenai penderitaan yang menyakitkan! [34]
Pada hari ketika emas dan perak dipanaskan di dalam api neraka dan wajah, samping dan punggung mereka hangus dengannya (keadaan yang amat menderita) akan dikatakan kepada mereka, “Inilah apa yang kalian timbun untuk diri sendiri, maka rasakanlah (akibat-akibat dari) apa yang telah kalian timbun!” [35]
Sungguh, di dalam ilmu Allah, jumlah bulan dalam periode Dia menciptakan langit dan bumi adalah duabelas… Empat di antaranya adalah (bulan-bulan) suci: (Muharram, Rajab, Dzulqaidah dan Dzulhijjah)… Inilah agama (yang sah dan teguh)… Maka, janganlah menganiaya diri sendiri selama (bulan-bulan ini)… Perangilah para dualis sebagaimana mereka memerangi kalian secara bersamaan… Ketahuilah dengan baik bahwa Allah beserta orang-orang yang terlindungi (bertakwa) (sebuah rujukan kepada kesatuan keberadaan). [36]
Menunda-nunda bulan-bulan suci hanyalah menambah ketidak-imanan! Orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas disesatkan olehnya… Mereka membuatnya halal untuk satu tahun dan haram untuk tahun yang lain agar sesuai dengan angka-angka (semata) dari apa yang Allah telah haramkan (dan menyembunyikan inti masalahnya) dan karenanya menjadikan halal apa yang telah Allah haramkan! (Tapi pelarangannya berkaitan dengan perintah Allah, bukan sifat-sifat dari bulan-bulannya)… Perbuatan-perbuatan buruk mereka dibuat nampak menarik bagi mereka… Allah tidak menuntun orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai relitas. [37]
Wahai orang-orang yang beriman… Ada apa dengan kalian sehingga apabila dikatakan kepada kalian, “Berperanglah di jalan Allah” kalian begitu berat meninggalkan tanah kalian! Apakah kalian lebih memilih kehidupan duniawi dibanding kehidupan kekal yang akan datang? Padahal kesenangan hidup duniawi tidak berarti sama sekali dibanding karunia-karunia di kehidupan kekal yang akan datang! [38]
Jika kalian tidak pergi (berperang), Dia akan menghukum kalian dengan penderitaan yang menyakitkan dan mendatangkan umat yang lain sebagai ganti kalian; kalian tidak dapat membahayakanNya sama sekali… Allah itu Qadir atas segala sesuatu. [39]
Sungguh, Allah telah menolongnya, meskipun kalian tidak menolongnya! Ingatlah ketika orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas mengusirnya keluar dari kampung halamannya, dia adalah yang ke dua dari keduanya (salah satu dari dua orang)! Ingatlah mereka di dalam gua itu (Rasulullah saw dan Abu Bakar ra)… Ingatlah ketika dia berkata kepada temannya, “Janganlah bersedih, sungguh Allah beserta kita” (dia sedang merujuk kepada kesatuan keberadaan)… Allah memberikan ketenangan kepadanya dan mendukungnya dengan tentara-tentara yang tidak kalian lihat… Dia membuat perkataan orang-orang yang mengingkari realitas pada kedudukan terendah… Perkataan Allah lah yang paling tinggi! Allah itu ‘Aziz lagi Hakim. [40]
Pergilah berperang, baik bersenjata lengkap ataupun seadanya… Berjuanglah di jalan Allah dengan harta dan jiwa kalian… Ini lebih baik bagi kalian, jika saja kalian mengetahuinya. [41]
Seandainya ada harta rampasan perang atau merupakan perjalanan jarak sedang, mereka akan mengikutimu. Tapi ini nampaknya sukar bagi mereka. (meskipun demikian) mereka akan bersumpah demi Allah, “Seandainya kami mampu, kami akan pergi bersamamu”… Mereka menghancurkan diri mereka sendiri… Allah mengetahui bahwa sesungguhnya mereka adalah para pendusta. [42]
Allah telah memaafkanmu (karena merasa tidak nyaman akibat masalah ini)! Mengapa kamu memberi ijin mereka untuk tinggal (tidak turut serta dalam Perang Tabuk) padahal kamu belum membedakan dengan pasti orang-orang yang jujur dari para pendusta? [43]
Orang-orang yang beriman kepada Allah sebagai penyusun esensi mereka dengan Nama-namaNya dan beriman kepada kehidupan kekal yang akan datang, tidak akan meminta ijin kepadamu (untuk tetap tinggal) untuk tidak ikut berjuang dengan harta dan jiwa mereka… Allah mengetahui (sebagai esensi mereka dengan Nama-namaNya)orang-orang yang melindungi diri (bertakwa). [44]
Hanya orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, sebagai penyusun esensi mereka dengan Nama-namaNya, dan tidak beriman kepada kehidupan kekal yang akan datang, dan yang kesadarannya penuh keraguan, yang meminta ijin kepadamu (untuk dibebaskan dari berperang bersamamu)… Di dalam keraguan mereka, mereka selalu bimbang. [45]
Seandainya mereka berniat pergi (berperang), tentu mereka telah membuat persiapan untuk itu. Tapi Allah mengetahui bahwa keikutsertaan mereka tidak diperlukan, maka Dia menahan mereka di belakang, dan dikatakan kepada mereka, “Tinggallah bersama mereka yang tinggal.” [46]
Seandainya mereka pergi berperang bersama kalian, mereka tidak akan menjadi apapun kecuali sebagai beban bagi kalian. Tentu mereka akan mencari jalan untuk menyebabkan fitnah di antara kalian… Ada beberapa di antara kalian yang mendengar terhadap mereka. Dan Allah mengetahui siapa orang-orang yang zalim (sebagai realitas esensial mereka dengan Nama-namaNya). [47]
Sungguh, mereka telah mencari-cari fitnah sebelum ini, dan telah memutar-balikkan perkara-perkara bagimu… Hingga Kebenaran datang dan perintah Allah mewujud, meskipun mereka tidak menyukainya. [48]
Beberapa dari mereka mengatakan, “Ijinkan aku, jangan biarkan aku jatuh kedalam fitnah”… Berhati-hatilah, mereka sudah berada dalam fitnah! Sungguh, Neraka (keadaan membakar) meliputi orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas (sebagai esensi mereka sebenarnya dengan Nama-nama)! [49]
Jika kebaikan sampai kepadamu, itu menyusahkan mereka… Tapi jika bencana menimpamu, mereka berkata, “Untunglah kita telah berhati-hati sebelumnya” dan berpaling dengan gembira. [50]
Katakanlah, “Tidak ada yang menimpa kami kecuali apa yang telah Allah telah tetapkan bagi kami! HU adalah pelindung kami! Orang-orang yang beriman hanya bertawakkal kepada Allah semata (meyakini Nama Wakil di dalam esensi mereka akan memebuhi fungsinya).” [51]
Katakanlah, “Apakah kalian mengawasi kami untuk melihat dua hal yang bagus (harta rampasan perang – sifat yang diraih di akhir tantangan – atau kesyahidan – orang yang meninggalkan tubuhnya atau tubuh beserta rasa identitasnya dan merasakan kematian dalam jalan ini) yang akan menimpa kami? Kami menunggu bahwa Allah akan menimpakan kepada kalian dengan penderitaan dari diriNya (dari dalam diri kalian, penyakit dll.) atau melalui tangan-tangan kami… Maka tunggu dan berharaplah (akan apapun yang kalian inginkan menimpa kami) kami pun termasuk orang-orang yang menunggu bersama kalian.” [52]
Katakanlah, “Nafkahkanlah dengan sukarela ataupun terpaksa di jalan Allah, namun itu tidak akan pernah diterima dari kalian… Karena kalian telah menjadi kaum yang rusak imannya!” [53]
Apa yang menghalangi infak (pengeluaran harta di jalan Allah) mereka untuk bisa diterima adalah hal ini: Mereka menjadi orang-orang yang ingkar kepada Allah, realitas esensial mereka dengan Nama-namaNya, dan kepada RasulNya; mereka mendatangi shalat dengan malas dan menafkahkan harta dengan terpaksa. [54]
Maka, janganlah kekayaan atau keturunan mereka menakjubkanmu… Dengannya Allah hanya bermaksud menghukum mereka di kehidupan duniawi (yakni penderitaan yang dihasilkan karena menjadi terperangkap oleh hal-hal duniawi dan karenanya terjauhkan dari realitas Allah) dan agar nyawa mereka berpisah ketika mereka dalam keadaan mengingkari ilmu mengenai realitas (melalui suatu rencana). [55]
Mereka bersumpah demi Allah bahwa mereka benar-benar bagian dari kalian! Padahal mereka sekali-kali bukan dari kelompok kalian! Mereka hanyalah orang-orang yang sangat ketakutan. [56]
Jika saja mereka dapat menemukan tempat untuk mengungsi, sebuah gua, atau tempat apapun yang bisa dimasuki (untuk bersembunyi), dalam ketakutan mereka akan mencari perlindungan di dalamnya; mereka adalah orang-orang yang sedang kebingungan! [57]
Dan di antara mereka ada beberapa orang yang mengkritik kamu berkenaan dengan pertolongan yang kamu berikan… Jika diberikan kepada mereka, mereka akan merasa senang… Tapi jika pertolongan itu diberikan kepada orang lain, mereka menjadi marah. [58]
Andai saja mereka puas dengan Apa yang Allah dan Rasulnya berikan kepada mereka dan mengatakan, “Cukuplah Allah bagi kami… Tidak lama lagi Dia akan memberi kami dari karuniaNya, dan RasulNya juga… Sungguh, kami adalah orang-orang yang telah kembali kepada Allah.” [59]
Sodaqoh itu kewajiban dari Allah, hanya untuk yang fakir dan miskin, dan mereka yang ditugaskan untuk mengumpulkannya, dan untuk menuntun kepada Islam, dan untuk para budak, orang yang berhutang, untuk digunakan di jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan… Allah itu ‘Alim lagi Hakim. [60]
Beberapa dari mereka menyusahkan Nabi (Rasulullah) dan mengatakan, “Dia meyakini segala sesuatu yang didengarnya (setiap wahyu yang diterimanya)”… Katakanlah, “Dia meminjamkan telinganya (untuk wahyu) agar kebaikan dapat sampai kepada kalian! Dia beriman kepada Allah, sebagai penyusun realitas esensialnya dengan Nama-namaNya, dan kepada orang-orang yang beriman, dan dia adalah rahmat bagi orang-orang yang beriman di antara kalian”… Adapun bagi orang-orang yang menyakiti Rasulullah, ada penderitaan yang menyakitkan bagi mereka. [61]
Mereka bersumpah demi Allah, yang Esa yang menyusun realitas esensial mereka, hanya untuk membuatmu merasa senang… Seandainya mereka orang-orang yang benar-benar beriman (tentu mereka telah mengetahuinya) Allah dan Rasulnya, realitas esensial mereka, yang harus mereka buat senang! [62]
Apakah mereka belum mengetahui bahwa barangsiapa menentang Allah dan RasulNya, baginya ada api neraka, di dalamnya dia akan tinggal selamanya? Itulah kehinaan yang besar. [63]
Orang-orang munafik takut terhadap pewahyuan ayat-ayat yang memberitahu mereka mengenai apa yang ada di dalam hati mereka! Katakanlah, “Mengejeklah sesuai keinginan kalian! Sungguh Allah akan menampakkan apa yang kalian takutkan.” [64]
Jika kamu bertanya kepada mereka, tentu mereka akan mengatakan, “Kami hanya membicarakan diri kami sendiri dan bercanda!” Katakanlah, “Apakah Allah, realitas esensial kalian, ayat-ayatNya, dan RasulNya yang kalian cemoohkan?” [65]
Jangan mencari alasan! Kalian telah mengingkari ilmu realitas setelah mengimaninya! Meskipun Kami memaafkan sebagian dari kalian, Kami akan menimpakan penderitaan kepada orang-orang yang menetapi kesalahan mereka. [66]
Laki-laki munafik dan perempuan-perempuan munafik keduanya sama saja… Mereka menyuruh apa yang bertentangan dengan perintah Allah dan mencegah apa yang benar; mereka kikir… Mereka telah melupakan Allah, maka Allah telah melupakan mereka! Sungguh, orang-orang munafik sangat rusak (keimanannya)! [67]
Allah telah menjanjikan api neraka kepada para lelaki dan perempuan munafik, dan orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas, untuk tinggal di dalamnya selama-lamanya… Cukuplah ini bagi mereka…Allah telah melaknat mereka (mereka telah tercabut di dalam kompoisi Nama mereka). Ada penderitaan tiada henti bagi mereka. [68]
Seperti halnya orang-orang sebelum kalian… Kekuatan mereka lebih besar dibanding kalian… Mereka lebih banyak kekayaan dan keturunannya dibanding kalian… Mereka menikmati bagian mereka dari karunia duniawi… Seperti halnya orang-orang sebelum kalian menikmati bagian mereka, kalian pun menikmati bagian kalian, dan kalian memperturutkan keinginan kalian sebagaimana mereka memperturutkan keinginan mereka! Perbuatan-perbuatan mereka telah menjadi sia-sia baik di dunia ini maupun di kehidupan yang akan datang… Mereka adalah orang-orang yang sangat merugi. [69]
Apakah belum sampai kepada mereka kabar mengenai orang-orang sebelum mereka, kaum Nuh, ‘Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, dan penduduk Madyan dan kaum Luth? Rasul-rasul mereka telah datang kepada mereka sebagai ayat-ayat yang nyata! Dan bukan Allah yang menganiaya mereka, tapi mereka menganiaya diri mereka sendiri. [70]
Para laki-laki dan perempuan beriman adalah penjaga satu sama lainnya… Mereka menyuruh apa yang benar, sebagai ketentuan dari realitas, dan mencegah satu dari yang lainnya terhadap yang salah; mereka mendirikan shalat dan membayar zakat, dan mereka mematuhi Allah dan RasulNya… Kepada mereka lah rahmat Allah akan sampai… Sungguh, Allah itu ‘Aziz lagi Hakim. [71]
Allah telah menjanjikan kepada para laki-laki dan perempuan beriman Surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, yang di dalamnya mereka akan tinggal selama-lamanya… Dan tempat tinggal yang bersih di Surga ‘Adn, dan kesenangan dari Allah, yang merupakan karunia yang paling besar (dari semua karunia)! Inilah kebahagian yang besar! [72]
Wahai Nabi! Berjuanglah melawan orang-orang yang mengingkari ilmu dan orang-orang munafik, dan janganlah menunjukkan sikap kompromi apapun terhadap mereka! Tempat berlindung mereka adalah neraka! Seburuk-buruknya tempat kembali! [73]
Mereka bersumpah demi Allah, realitas esensial mereka dengan Nama-namaNya, bahwa mereka tidak mengatakan hal itu… Tapi, mereka sungguh mengatakan perkataan dari orang yang tidak beriman; orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas setelah menerima Islam mencoba hal yang buruk yang tidak akan pernah mereka bisa mereka capai! Mereka mencoba membalas dendam hanya karena Allah dan RasulNya memperkaya mereka dari karuniaNya… Jika mereka bertaubat, itu lebih baik bagi mereka… Tapi jika mereka berpaling, Allah akan menghukum mereka dengan penderitaan yang menyakitkan, baik di dunia ini maupun di kehidupan kekal yang akan datang… Mereka tidak mempunyai pelindung ataupun penolong di muka bumi. [74]
Dan di antara mereka ada beberapa yang berjanji kepada Allah, “Jika Engkau memberi kami dari karuniaMu, kami pasti akan memberikan sedekah dan termasuk di antara orang-orang yang salih.” [75]
Tapi ketika Dia memberi mereka dari karuniaNya, mereka kikir dengannya dan berpaling dari janji mereka. [76]
Karena mereka gagal memenuhi janji mereka dan berbohong, (Allah) membuat mereka mengalami kemunafikan di dalam kesadaran mereka, sampai hari mereka menemui (Dia)! [77]
Apakah mereka (masih) belum mengerti bahwa Allah mengetahui secara rinci apa yang ada di dalam esensi mereka, dan bisikan-bisikan mereka, dan apa yang gaib bagi mereka (karena Dia menciptakan dan menyusun realitas esensial mereka dengan Nama-namaNya)! [78]
Adapun bagi orang-orang yang mengkritik para mukmin yang secara sukarela memberikan lebih daripada yang seharusnya mereka sedekahkan, dan orang-orang yang tidak bisa memperoleh yang banyak (karena kemiskinan mereka), Allah akan menghinakan mereka… Ada penderitaan yang menyakitkan bagi mereka. [79]
Memohon ampunan bagi mereka, atau tidak (tidak ada bedanya)! Meskipun kamu harus memohon ampunan bagi mereka tujuhpuluh kali, Allah tidak akan pernah mengampuni mereka! Ini karena mereka mengingkari Allah, realitas esensial mereka dengan Nama-namaNya, dan mengingkari RasulNya! Allah tidak akan memungkinkan orang-orang yang rusak keimanannya untuk mengalami realitas. [80]
Orang-orang yang tetap tinggal, bertentangan dengan keinginan Rasulullah, bergembira dengan diamnya mereka di rumah; mereka tidak suka dengan ide berjuang di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka, dan berkata, “Jangan pergi ke medan perang dalam cuaca panas begini”… Katakanlah, “Panasnya api nereka jauh lebih menyengat!” Andai saja mereka dapat memahaminya! [81]
Maka, sebagai balasan atas perbuatan-perbuatan mereka, mereka akan terawa sedikit namun menangis banyak! [82]
Jika kamu telah kembali dari pertempuran dan orang-orang munafik itu mendatangimu serta meminta ijin untuk pergi ke medan tempur yang baru, katakanlah, “Kalian tidak akan pernah keluar (untuk berperang) bersamaku, kalian tidak akan memerangi musuh bersamaku! Kalian gembira duduk-duduk di rumah pada kali yang pertama, maka duduklah di rumah mulai dari sekarang bersama orang-orang yang tinggal!” [83]
Jangan pernah menyalatkan siapapun dari mereka yang mati dan jangan shalat di atas kuburan mereka! Sungguh, mereka mengingkari Allah, realitas esensial mereka dengan Nama-namaNya, dan mengingkari RasulNya, dan mereka mati sebagai orang-orang yang sesat (yang kesadarannya terhalang kepada realitas; rusak keimanan). [84]
Dan janganlah kekayaan dan keturunan mereka menakjubkanmu! Allah hanya berkehendak untuk memberikan penderitaan kepada mereka dengannya (melalui suatu rencana) dan agar nyawa mereka berpisah ketika mereka dalam keadaan mengingkari ilmu mengenai realitas. [85]
Dan apabila sebuah surat diwahyukan dengan mengatakan, “Berimanlah kepada Allah yang menyusun realitas esensial kalian dengan Nama-namaNya, dan berjuanglah bersama-sama dengan RasulNya,” orang-orang kaya di antara mereka meminta ijinmu (untuk tidak pergi ke medan perang) dan berkata, “Tinggalkanlah kami; biarkan kami bersama orang-orang yag duduk di rumah.” [86]
Mereka merasa puas dengan tinggal di belakang bersama perempuan-perempuan, anak-anak, dan orang-orang lemah yang tidak bisa pergi berperang… Hati mereka tertutup (kesadaran mereka terkunci)! Mereka tidak bisa lagi berpikir! [87]
Tapi Rasul dan orang-orang beriman yang bersamanya, berperang dengan harta dan jiwa mereka. Semua kebaikan milik mereka! Mereka lah orang-orang yang telah terbebaskan. [88]
Allah telah menyiapkan bagi mereka Surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, di dalamnya mereka akan tinggal selama-lamanya… Inilah pencapaian yang besar! [89]
Orang-orang yang membawa alasan di antara Arab Badui datang meminta ijin untuk tidak ikut berperang… Dan orang-orang yang berbohong kepada Allah dan RasulNya duduk-duduk di rumah (tanpa menunjukkan alasan apapun)… Penderitaan yang menyakitkan akan menimpa orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas di antara mereka. [90]
Tidak ada pertanggungjawaban (untuk tidak mengikuti perang) pada mereka yang benar-benar dalam kesulitan keuangan, yang sakit, atau mereka yang tidak bisa mendapatkan apapun untuk dikeluarkan di jalan ini… Tidak ada cela pada mereka yang hidup dengan melakukan kebaikan… Allah itu Ghafur lagi Rahim. [91]
Tidak pula ada kesalahan pada mereka yang datang kepadamu dengan harapan kamu memberi mereka persenjataan/kendaraan dan kamu mengatakan, “Aku tidak mendapatkan apapun untuk kalian tunggangi” dan mereka kembali dengan air mata kesedihan karena tidak mendapatkan sesuatu untuk diberikan dengan sukarela untuk jalan ini. [92]
Pertanggungjawaban adalah pada mereka yang, meskipun mereka kaya, meminta ijin kepadamu (untuk tidak ikut berperang)… Mereka merasa puas dengan tinggal bersama perempuan-perempuan, anak-anak, dan orang-orang yang lemah yang tidak dapat ikut berperang… Maka Allah menutup hati mereka (mengunci kesadaran mereka)… Mereka tidak dapat lagi mengetahui (realitas). [93]
Apabila kalian kembali dari pertempuran, mereka akan memberimu alasan-alasan… Katakanlah, “Janganlah membuat alasan apapun… Kami tidak akan pernah mempercayai kalian… Allah telah memberitahu kami tentang kalian… Allah dan RasulNya akan melihat hasil dari perbuatan-perbuatan kalian dan kemudian kalian akan dikembalikan kepada yang ‘Alim terhadap alam nyata dan alam gaib! Dan Dia akan memberitahu kalian akibat-akibat dari perbuatan kalian.” [94]
Mereka akan bersumpah kepada kalian dengan nama Allah, realitas esensial mereka dengan Nama-namaNya, ketika kalian kembali kepada mereka, agar kalian meninggalkan mereka… Maka tinggalkanlah mereka! Sungguh, mereka itu orang-orang yang menjijikkan! [95]
Mereka akan bersumpah kepada kalian agar kalian merasa senang dengan mereka… Tapi meskipun kalian menjadi senang dengan mereka, Allah tidak akan merasa senang dengan orang-orang yang rusak keimanannya! [96]
Orang-orang Arab Badui lebih kuat kekafirannya dan kemunafikannya… Mereka lebih cenderung tidak memahami kepelikan dari apa yang Allah dan Rasulnya singkapkan… Allah itu ‘Alim lagi Hakim. [97]
Dan di antara orang-orang Arab Badui ada beberapa yang beranggapan bahwa apa yang mereka keluarkan sebagai infak merupakan kerugian, dan sangat berharap bahwa nasib buruk menimpa kalian… Semoga nasib buruk menimpa mereka! Allah itu Sami’ lagi ‘Alim. [98]
Namun di antara orang-orang Arab Badui ada beberapa yang beriman kepada Allah, realitas esensial mereka dengan Nama-namaNya, dan kepada kehidupan kekal yang akan datang, dan yang menganggap apa yang mereka berikan dengan ikhlas sebagai sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan agar menjadi bagian dari orang-orang yang selalu didoakan Rasulullah… Waspadalah, sungguh yang (mereka keluarkan sebagai infak) benar-benar menjadi sarana untuk kedekatan… Allah akan memasukkan mereka kedalam rahmatNya… Sungguh, Allah itu Ghafur lagi Rahim. [99]
Dan para pelopor (keimanan) di antara kaum Muhajirin (yang berhijrah dari Mekah) dan kaum Anshar (penduduk Madinah) dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan melihat realitas (dengan dukungan/kebajikan), Allah merasa senang dengan mereka, dan mereka pun merasa senang dengan HU! Ada surga bagi mereka, yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, di dalamnya mereka akan tinggal selama-lamanya… Inilah kebebasan yang besar! [100]
Ada orang-orang munafik baik di antara Arab Badui di sekitar kalian maupun di antara penduduk Madinah yang gigih dan licik dalam kemunafikan… Kamu tidak mengetahui mereka, namun Kami mengetahuinya… Kami akan membuat mereka menderita duakali lipat… Kemudian mereka akan dikembalikan kepada penderitaan yang paling besar! [101]
Dan ada beberapa (yang tidak pergi berperang) yang mengakui pelanggaran-pelanggaran mereka… Mereka mencampur-baurkan perbuatan baik dengan perbuatan buruk… Mudah-mudahan Allah mau menerima taubat mereka… Sungguh, Allah itu Ghafur lagi Rahim. [102]
Ambillah dari harta benda mereka sebagai sodaqoh, yang dengannya kamu membersihkan dan menyucikan mereka. Kembalilah kepada mereka, dan doakanlah… Sungguh, doamu (introspeksi) adalah sumber ketentraman dan keamanan bagi mereka. Allah itu Sami’ lagi ‘Alim. [103]
Apakah mereka tidak memahami bahwa Allah, yang menerima taubat hamba-hambaNya dan menerima sodaqoh mereka, adalah HU! HU adalah Allah, yang Tawwab lagi Rahim. [104]
Katakan, “Bekerjalah! Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman akan melihat perbuatan-perbuatan kalian… Kalian akan menjalani akibat-akibat dari kembalinya kalian kepada yang ‘Alim, yang nyata dan yang gaib! Dia akan memberitahu kalian makna-makna dari apa yag kalian kerjakan.” [105]
Dan ada yang lain (di antara mereka yang tidak ikut berperang) yang ditangguhkan sampai datangnya keputusan Allah… Dia bisa menghukum mereka atau memperkenankan mereka untuk bertaubat… Allah itu ‘Alim lagi Hakim. [106]
Dan ada beberapa yang membuka masjid-masjid untuk merusak orang-orang yang beriman, untuk menimbulkan kekafiran dan memecah-belah di antara orang-orang beriman dan sebagai tempat untuk mengawasi mereka yang tadinya memerangi Allah dan RasulNya… Mereka bersumpah, “Kami hanya bermaksud melakukan yang terbaik”… Allah bersaksi bahwa mereka itu benar-benar pembohong. [107]
Jangan pernah mendirikan shalat di masjid itu! Masjid yang didasari takwa (melindungi dirimu sendiri di jalan Allah dari ketidakcukupan identitasmu) sejak hari pertamanya lebih pantas bagimu untuk shalat di dalamnya… Di dalamnya ada orang-orang yang mencintai penyucian diri… Allah mencintai mereka yang menyucikan diri. [108]
Apakah orang yang meletakkan bangunannya pada landasan takwa dan ridla Allah (Ridwan; kapasitas untuk mengubah potensi-potensi menjadi tindakan melalui kewaspadaan terhadap realitas diri) lebih baik ataukah orang yang meletakkannya pada bibir jurang yang rapuh yang siap runtuh dengannya kedalam api neraka? Allah tidak memungkinkan orang-orang yang berbuat dosa (para dualis, pengingkar dan munafik) untuk mengalami realitas! [109]
Sampai hati mereka hancur, masjid-masjid yang mereka bangun akan terus menjadi keraguan di hati mereka… Allah itu ‘Alim lagi Hakim. [110]
Sungguh, Allah telah membeli jiwa dan harta orang-orang beiman dengan Surga sebagai imbalannya… Mereka berperang di jalan Allah, maka mereka membunuh atau dibunuh… Itu adalah janji yang benar yang diembanNya di dalam Taurat, Injil dan Al-Qur’an! Siapakah yang bisa lebih baik dalam memenuhi janji dibanding Allah? Maka, bergembiralah dalam transaksi denganNya ini! Inilah kebebasan yang besar! [111]
Orang-orang yang bertaubat, para pengabdi, mereka yang dalam keadaan hamd (mengevaluasi perkara dari sudut pandang realitas esensial mereka), orang-orang dalam perjalanan, mereka yang ruku (dalam pandangan Yang Maha Kuasa), mereka yang bersujud (dalam pengakuan akan pengabdian absolut mereka), mereka yang menyuruh yang benar dan melarang yang salah dan menjaga batas-batas yang ditetapkan Allah… Sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman! [112]
Tidaklah Nabi atau orang-orang beriman memohonkan ampun bagi para dualis, meskipun mereka kerabat, setelah menjadi jelas bahwa merek adalah para penghuni api (karena Allah tidak mengampuni dualitas; Allah telah menganugerahkan otak dengan sistem yang ketika keadaan dualitas, yakni mempertuhankan keberadaan eksternal, menjadi dominan di dalam otaknya, secara otomatis menjadi tidak mampu mengaktifkan sifat-sifat agung yang melekat di dalam dirinya). [113]
Ibrahim memohon ampunan untuk bapaknya hanya karena dia telah berjanji kepadanya… Tapi ketika menjadi jelas baginya bahwa bapaknya adalah musuh Allah, dia memutuskan hubungan dirinya dengannya… Sungguh, Ibrahim itu seorang yang Halim (menahan diri untuk membuat reaksi mendadak terhadap kejadian dan mengevaluasi segala situasi dari sudut tujuan manifestasinya) dan seorang yang lembut alami. [114]
Dan Allah tidak akan membiarkan orang-orang tersesat setelah Dia memungkinkan mereka menyadari realitas esensial mereka hingga Dia menjadikannya jelas buat mereka apa yang harus mereka hindari dan mereka tidak tersesat darinya! Sungguh, Allah itu ‘Alim atas segala sesuatu. [115]
Kekuasaan langit dan bumi adalah untuk Allah… Dia memberi kehidupan dan menyebabkan kematian… Kalian tidak memiliki teman atau penolong selain Allah. [116]
Sungguh Allah telah memberikan karunianya… Dia memungkinkan Rasulullah dan Muhajirin dan Anshar yang mendukungnya di masa-masa sulit untuk bertaubat ketika hati golongan mereka hampir sesat. Kemudian Dia menerima taubat mereka… Bagi mereka Dia itu Rauf lagi Rahim. [117]
Dan (Dia juga menerima taubatnya) ketiga orang yang tertinggal di belakang… Mereka merasa sempit di bumi meskipun bumi sangat luas, dan keberadaan mereka itulah yang mengurung mereka dan mereka telah menyadari bahwa satu-satunya tempat berlindung dari Allah bukan lain kecuali padaNya… Kemudia Dia menerima taubat mereka dan mereka pun kembali… Sungguh, Allah itu HU, yang Tawwab lagi Rahim. [118]
Wahai orang-orang yang beriman! Lindungi diri kalian dari Allah (karena Dia akan melaksanakan kepada kalian akibat-akibat dari perbuatan kalian) dan hiduplah bersama para shadiqin (orang-orang yang menetapi Kebenaran)! [119]
Tidak sepantasnya bagi penduduk Madinah dan Arab Badui di sekitar mereka tetap tinggal di belakang Rasulullah dan mereka lebih memilih dirinya dibanding dia! Bahwa mereka dihadapkan dengan kehausan, keletihan dan kelaparan di jalan Allah, dan bahwa mereka tinggal di tempat-tempat yang membuat marah orang-orang kafir, dan bahwa mereka mendapat kemenangan atas musuh telah ditetapkan bagi mereka sebagai perbuatan-perbuatan yang diperlukan dalam iman! Sungguh, Allah tidak akan meninggalkan orang-orang yang berbuat kebaikan tanpa ganjaran. [120]
Apapun yang mereka keluarkan sebagai derma (infak) – kecil ataupun besar – atau berjalan di muka bumi, adalah karena benar-benar telah ditetapkan bagi mereka… Yang demikian itu agar Allah membalas perbuatan mereka dengan balasan terbaik. [121]
Tidak selayaknya bagi orang-orang yang beriman pergi ke medan perang semuanya sekaligus! Sekelompok dari masing-masing divisi mesti tetap tinggal untuk memperoleh pemahaman Agama yang lebih baik, dengan demikian mereka mengingatkan orang-orang apabila orang-orang itu kembali kepada mereka, sehingga mereka bisa berhati-hati. [122]
Wahai orang-orang yang beriman! Perangilah orang-orang kafir (para pengingkar realitas) di dekat kalian! Biarkan mereka melihat kehebatan, kebulatan tekad, dan kekayaan iman kalian… Ketahuilah bahwa Allah bersama orang-orang yang terlindungi (takwa)! [123]
Ketika sebuah surat diwahyukan, beberapa dari mereka berkata, “Keimanan siapa yang meningkat karenanya (apa manfaat surat ini)?”… Adapun bagi mereka yang beriman, surat tersebut meningkatkan keimanan mereka, mereka bergembira dengan berita gembira. [124]
Tapi bagi mereka yang pikirannya sakit, surat itu hanya menambah kotoran kepada kotoran mereka, mereka telah mati sebagai orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas. [125]
Apakah mereka tidak menyadari bahwa mereka telah diuji sekali atau dua kali setiap tahunnya? Mereka tidak juga bertaubat dan tidak pula mengambil pelajaran. [126]
Dan apabila sebuah surat diwahyukan, mereka saling pandang satu dengan lainnya dan berkata, “Adakah yang melihat kalian?” dan kemudian mereka menyelinap pergi… Allah telah memutar-balikkan kesadaran mereka karena mereka adalah orang-orang yang tidak mengerti. [127]
Sungguh telah datang kepada kalian seorang Rasul dari dalam diri kalian sendiri, dia Kuat; penderitaan kalian membuatnya sedih… Dia benar-benar memperhatikan kalian! Dia itu Ra’uf (belas kasih) kepada orang-orang yang beriman (yang beriman kepada realitas esensial mereka) dan Rahim (memungkinkan mereka menjalani kesempurnaan di dalam esensi mereka). [128]
Tapi jika mereka berpaling, katakanlah, “Cukuplah bagiku Allah! Tidak ada tuhan, hanya HU! Aku bertawakal kepadaNya… HU adalah Rabb-nya Singgasana Agung!” [129]