4 - An-Nisa
"A’udzu billahi minas-syaithoonir-rojiim"
Bismi Llaahi l-raḥmaani l-raḥeem
-
yā ayyuhan-nāsuttaqụ rabbakumullażī khalaqakum min nafsiw wāḥidatiw wa khalaqa min-hā zaujahā wa baṡṡa min-humā rijālang kaṡīraw wa nisā`ā, wattaqullāhallażī tasā`alụna bihī wal-ar-ḥām, innallāha kāna 'alaikum raqībā;
Hai manusia, lindungilah diri kalian dari Rabb kalian (bertakwalah), yang menciptakan kalian dari diri yang satu (hanya ada konsep tunggal mengenai ‘diri’ yang melekat pada totalitas semua otak. Bergantung pada ekspresi yang berbeda dari otak, diri tunggal ini beragam dalam sifat dan menjadi ‘diri’ yang banyak, yakni identitas yang dibangun. Namun diri asal tetap tunggal, sang Aku utama) dan darinya, pasangannya (diri jasmaniah) dan dibuat dari mereka banyak laki-laki dan perempuan dan menyebarkannya (ke seluruh penjuru bumi)! Lindungilah diri kalian dari Allah (Nama-nama yang menyusun realitas esensial seseorang), yang dengan pertolongannya dan pertolongan yang Rahim (realitas manusia yang dibentuk oleh dimensi Nama-nama) kalian saling meminta satu sama lain. Karena, dengan Nama-namaNya, Allah menjaga kalian dalam pengawasanNya (yang Raqib) di setiap saat.
-
wa ātul-yatāmā amwālahum wa lā tatabaddalul-khabīṡa biṭ-ṭayyibi wa lā ta`kulū amwālahum ilā amwālikum, innahụ kāna ḥụbang kabīrā;
Berikanlah kepada anak-anak yatim harta mereka; jangan menukar kesucian (realitas esensial kalian) dengan kekotoran (ego). Jangan makan harta mereka dengan mencampurkannya dengan milikmu. Sungguh, yang demikia itu suatu kejahatan yang besar.
-
wa in khiftum allā tuqsiṭụ fil-yatāmā fangkiḥụ mā ṭāba lakum minan-nisā`i maṡnā wa ṡulāṡa wa rubā', fa in khiftum allā ta'dilụ fa wāḥidatan au mā malakat aimānukum, żālika adnā allā ta'ụlụ;
Jika kalian tidak memiliki rasa takut untuk bersikap adil terhadap anak-anak yatim (perempuan), maka nikalhilah mereka yang suci (dari dualitas) dua, tiga, atau empat. Tapi jika kalian takut bahwa kalian tidak bisa bersikap adil di antara mereka, maka (cukuplah) satu saja atau dengan apa yang kalian miliki di tangan kalian. (Janganlah tinggal bersama tanpa ikatan nikah.) Inilah pilihan paling sesuai untuk menghindari ketidak-adilan.
-
wa ātun-nisā`a ṣaduqātihinna niḥlah, fa in ṭibna lakum 'an syai`im min-hu nafsan fa kulụhu hanī`am marī`ā;
Berikanlah mahar kepada perempuan-perempuan dengan kasih-sayang. Jika mereka ingin mengembalikannya kepada kalian dengan murah hati, maka terimalah ia dengan sepenuh hati.
-
wa lā tu`tus-sufahā`a amwālakumullatī ja'alallāhu lakum qiyāmaw warzuqụhum fīhā waksụhum wa qụlụ lahum qaulam ma'rụfā;
Jangan berikan atau percayakan harta kalian yang Allah serahkan dalam pengelolaan kalian kepada orang yang belum cukup akalnya (terbatas pikirannya, tidak berpikir). Tapi berikanlah kebutuhan kepada mereka darinya, berilah mereka pakaian dan berilah mereka nasihat yang bermanfaat.
-
wabtalul-yatāmā ḥattā iżā balagun-nikāḥ, fa in ānastum min-hum rusydan fadfa'ū ilaihim amwālahum, wa lā ta`kulụhā isrāfaw wa bidāran ay yakbarụ, wa mang kāna ganiyyan falyasta'fif, wa mang kāna faqīran falya`kul bil-ma'rụf, fa iżā dafa'tum ilaihim amwālahum fa asy-hidụ 'alaihim, wa kafā billāhi ḥasībā;
Awasilah dan ujilah anak-anak yatim itu hingga mereka mencapai usia nikah. Jika kalian melihat bahwa mereka sudah cukup matang, maka kembalikanlah harta mereka kepada mereka. Jangan terburu-buru memakan harta mereka dengan boros dengan perasaan takut bahwa mereka akan segera dewasa dan mengambil milik mereka. Hendaklah orang yang berkecukupan bersahaja (dan menahan diri dari memakan harta anak yatim) dan hendaklah orang yang miskin hanya mengambil sebatas yang wajar (tanpa melebihi batas). Dan hendaklah ada saksi (untuk menilai tindakan-tindakan kalian) apabila kalian mengembalikan harta mereka kepada mereka. Cukuplah bagi kalian fitur-fitur Nama Hasib dari Nama-nama Allah yang menyusun esensi kalian.
-
lir-rijāli naṣībum mimmā tarakal-wālidāni wal-aqrabụna wa lin-nisā`i naṣībum mimmā tarakal-wālidāni wal-aqrabụna mimmā qalla min-hu au kaṡur, naṣībam mafrụḍā;
Ada bagian untuk laki-laki dari apa yang orang-tua dan kerabat mereka tinggalkan di belakang (dengan kematian). Ada juga bagian untuk perempuan-perempuan dari apa yang orang-tua dan kerabat mereka tinggalkan di belakang, sedikit ataupun banyak, inilah bagian yang ditetapkan oleh Allah.
-
wa iżā ḥaḍaral-qismata ulul-qurbā wal-yatāmā wal-masākīnu farzuqụhum min-hu wa qụlụ lahum qaulam ma'rụfā;
Dan apabila kerabat, anak-anak yatim dan orang miskin (yang tidak berhak terhadap warisan) hadir selama pembagiannya, perlakukanlah mereka dengan ramah dan berikanlah sebagian kecil kepada mereka juga...
-
walyakhsyallażīna lau tarakụ min khalfihim żurriyyatan ḍi'āfan khāfụ 'alaihim falyattaqullāha walyaqụlụ qaulan sadīdā;
Hendaklah khawatir dengan Allah seperti kekhawatiran yang mereka rasakan terhadap anak-anak yang bergantung kepada mereka, seandainya mereka harus meninggalkan mereka. Hendaklah mereka takut kepada Allah dan dengan tegas mengatakan kebenaran.
-
innallażīna ya`kulụna amwālal-yatāmā ẓulman innamā ya`kulụna fī buṭụnihim nārā, wa sayaṣlauna sa'īrā;
Sungguh, orang-orang yang memakan harta anak-anak yatim hanyalah mengisi perut mereka dengan api! Api yang menyala-nyala dimana mereka akan berakhir.
-
yụṣīkumullāhu fī aulādikum liż-żakari miṡlu ḥaẓẓil-unṡayaīn, fa ing kunna nisā`an fauqaṡnataini fa lahunna ṡuluṡā mā tarak, wa ing kānat wāḥidatan fa lahan-niṣf, wa li`abawaihi likulli wāḥidim min-humas-sudusu mimmā taraka ing kāna lahụ walad, fa il lam yakul lahụ waladuw wa wariṡahū abawāhu fa li`ummihiṡ-ṡuluṡ, fa ing kāna lahū ikhwatun fa li`ummihis-sudusu mim ba'di waṣiyyatiy yụṣī bihā au daīn, ābā`ukum wa abnā`ukum, lā tadrụna ayyuhum aqrabu lakum naf'ā, farīḍatam minallāh, innallāha kāna 'alīman ḥakīmā;
Allah memerintahkan kalian mengenai anak-anak kalian sebagai berikut: Bagian laki-laki adalah dua kali bagian perempuan... Tapi jika ada lebih dari dua (anak) perempuan maka tinggalkanlah bagi mereka dua pertiga dari (harta yang ditinggalkan); Jika (pewarisnya) hanya seorang (perempuan), maka setengah harta itu jadi miliknya... Jika yang meninggal meninggalkan anak-anak (juga orang tua), maka bagi masing-masing orang tuanya harus diberikan seperenam harta. Jika dia tidak mempunyai anak dan hanya kedua orang-tuanya pewarisnya, (dalam hal ini) ibunya harus diberi sepertiganya dan bapaknya dua pertiga sisanya... Jika dia meninggalkan saudara kandung, maka ibunya harus diberi seper enam harta yang tersisa setelah dilaksanakan wasiatnya dan dibayar hutang-hutangnya. Mengenai Bapak-bapak kalian dan anak-anak kalian... Kalian tidak bisa mengetahui siapa di antara mereka yang lebih bermanfaat dalam menerima harta kalian. (Inilah sebabnya ini) menjadi kewajiban dari Allah... Sungguh, Allah itu ‘Alim lagi Hakim.
-
wa lakum niṣfu mā taraka azwājukum il lam yakul lahunna walad, fa ing kāna lahunna waladun fa lakumur-rubu'u mimmā tarakna mim ba'di waṣiyyatiy yụṣīna bihā au daīn, wa lahunnar-rubu'u mimmā taraktum il lam yakul lakum walad, fa ing kāna lakum waladun fa lahunnaṡ-ṡumunu mimmā taraktum mim ba'di waṣiyyatin tụṣụna bihā au daīn, wa ing kāna rajuluy yụraṡu kalālatan awimra`atuw wa lahū akhun au ukhtun fa likulli wāḥidim min-humas-sudus, fa ing kānū akṡara min żālika fa hum syurakā`u fiṡ-ṡuluṡi mim ba'di waṣiyyatiy yụṣā bihā au dainin gaira muḍārr, waṣiyyatam minallāh, wallāhu 'alīmun ḥalīm;
(Bagi laki-laki) setengah dari apa yang ditinggalkan (warisan) istri-istri kalian jika mereka tidak mempunyai anak-anak kalian; tapi, jika mereka mereka mempunyai anak, seperempatnya dari apa yang ditinggalkannya setelah wasiat yang dibuatnya dan hutang yang dipunyainya... Jika (laki-laki itu) tidak mempunyai anak, maka seperempat dari apa yang kalian tinggalkan adalah untuk istri-istri kalian, tapi jika kalian mempunyai anak maka seperdelapan dari apa yang tersisa setelah wasiat (menurut hadits Bukhari dan Muslim wasiat tidak boleh melebihi sepertiga) dan hutang kalian... tapi jika seorang laki-laki atau seorang perempuan tidak meninggalkan orang-tua atau anak, tapi mempunyai seorang saudara laki-laki atau seorang saudara perempuan, untuk masing-masingnya seperenam... Jika dia mempunyai lebih banyak (saudara kandung) maka mereka berbagi pada sepertiga dari apa yang tersisa setelah wasiat atau hutang... (Pembagian) ini tidak boleh menimbulkan mudharat... Ini adalah ketetapan dari Allah... Allah itu ‘Alim lagi Halim.
-
tilka ḥudụdullāh, wa may yuṭi'illāha wa rasụlahụ yudkhil-hu jannātin tajrī min taḥtihal-an-hāru khālidīna fīhā, wa żālikal-fauzul-'aẓīm;
Ini adalah batasan-batasan yang ditetapkan Allah. Barangsiapa mengikuti Allah dan RasulNya, Dia akan memasukan mereka kedalam Surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Itulah kebebasan yang besar.
-
wa may ya'ṣillāha wa rasụlahụ wa yata'adda ḥudụdahụ yudkhil-hu nāran khālidan fīhā wa lahụ 'ażābum muḥīn;
Dan barangsiapa membangkang terhadap Allah dan RasulNya dan melanggar batas-batasNya, Dia akan memasukkan mereka kedalam api untuk tinggal kekal di dalamnya. Penderitaan yang menghinakan lah yang akan dia dapatkan.
-
wallātī ya`tīnal-fāḥisyata min nisā`ikum fastasy-hidụ 'alaihinna arba'atam mingkum, fa in syahidụ fa amsikụhunna fil-buyụti ḥattā yatawaffāhunnal-mautu au yaj'alallāhu lahunna sabīlā;
Datangkanlah empat orang saksi terhadap perempuan-perempuan yang berbuat mesum. Jika mereka (keempatnya) menyaksikan, kurunglah mereka di rumah mereka hingga kematian menjemputnya, atau hingga Allah membuka jalan yang lain bagi mereka (hingga mereka bertaubat).
-
wallażāni ya`tiyānihā mingkum fa āżụhumā, fa in tābā wa aṣlaḥā fa a'riḍụ 'an-humā, innallāha kāna tawwābar raḥīmā;
Dan jika dua orang laki-laki di antara kalian melakukannya, hukumlah mereka. Jika mereka bertaubat dan memperbaiki diri, maka biarkanlah mereka mengikuti kemauan mereka. Karena Allah itu Tawwab lagi Rahim.
-
innamat-taubatu 'alallāhi lillażīna ya'malụnas-sū`a bijahālatin ṡumma yatụbụna ming qarībin fa ulā`ika yatụbullāhu 'alaihim, wa kānallāhu 'alīman ḥakīmā;
Jenis taubat yang diterima Allah adalah apa yang terjadi karena kesalahan yang dilakukan karena kejahilan. Orang-orang itulah yang taubatnya diterima Allah. Allah itu ‘Alim lagi Hakim.
-
wa laisatit-taubatu lillażīna ya'malụnas-sayyi`āt, ḥattā iżā ḥaḍara aḥadahumul-mautu qāla innī tubtul-āna wa lallażīna yamụtụna wa hum kuffār, ulā`ika a'tadnā lahum 'ażāban alīmā;
Tidak ada taubat bagi orang-orang yang menghabiskan waktunya untuk berbuat zalim dan pada saat kematiannya dia mengatakan, “Sekarang aku bertaubat!” Dan tidak ada taubat bagi orang-orang yang hidup dengan mengingkari kebenaran lalu bertaubat di akhir nafas mereka! Kami telah menyiapkan penderitaan yang berat bagi mereka.
-
yā ayyuhallażīna āmanụ lā yaḥillu lakum an tariṡun-nisā`a kar-hā, wa lā ta'ḍulụhunna litaż-habụ biba'ḍi mā ātaitumụhunna illā ay ya`tīna bifāḥisyatim mubayyinah, wa 'āsyirụhunna bil-ma'rụf, fa ing karihtumụhunna fa 'asā an takrahụ syai`aw wa yaj'alallāhu fīhi khairang kaṡīrā;
Hai orang-orang yang beriman, dilarang bagi kalian untuk memaksa menjadi pewaris dari perempuan-perempuan... Jangan menekan mereka dengan maksud mengambil bagian dari apa yang telah kalian berikan kepada mereka (mahar)... Kecuali jika mereka berbuat mesum (dibenarkan dengan kesaksian) secara terang-terangan... Hiduplah bersama mereka dengan adil... Meskipun ada sesuatu yang kalian tidak sukai mengenai mereka, mungkin Allah telah menetapkan banyak kebaikan padanya.
-
wa in arattumustibdāla zaujim makāna zaujiw wa ātaitum iḥdāhunna qinṭāran fa lā ta`khużụ min-hu syai`ā, a ta`khużụnahụ buhtānaw wa iṡmam mubīnā;
Jika kalian ingin melepaskan salah seorang dari istri-istri kalian dan mengambil yang lain sebagai gantinya, meskipun kalian telah memberikan banyak (mahar) kepada mereka, janganlah mengambilnya lagi (ketika menceraikannya). Kalian tidak dapat melakukan ini dengan menyalahkan atau memfitnah mereka!
-
wa kaifa ta`khużụnahụ wa qad afḍā ba'ḍukum ilā ba'ḍiw wa akhażna mingkum mīṡāqan galīẓā;
Bagaimana bisa kalian mengambilnya kembali setelah kalian saling bercampur satu sama lain dan kalian telah memberikan janji kalian kepada mereka (ketika menikah)?
-
wa lā tangkiḥụ mā nakaḥa ābā`ukum minan-nisā`i illā mā qad salaf, innahụ kāna fāḥisyataw wa maqtā, wa sā`a sabīlā;
Janganlah menikahi perempuan-perempuan yang dinikahi ayah-ayah kalian. Kecuali yang telah lalu (kecuali yang telah terjadi di masa lalu). Tidak diragukan ini tidak bermoral dan dibenci. Sungguh kebiasaan yang buruk!
-
ḥurrimat 'alaikum ummahātukum wa banatukum wa akhawātukum wa 'ammātukum wa khālātukum wa banatul-akhi wa banatul-ukhti wa ummahātukumullātī arḍa'nakum wa akhawātukum minar-raḍā'ati wa ummahātu nisā`ikum wa raba`ibukumullātī fī ḥujụrikum min-nisā`ikumullātī dakhaltum bihinna fa il lam takụnụ dakhaltum bihinna fa lā junāḥa 'alaikum wa ḥalā`ilu abnā`ikumullażīna min aṣlābikum wa an tajma'ụ bainal-ukhtaini illā mā qad salaf, innallāha kāna gafụrar raḥīmā;
Diharamkan bagi kalian (menikahi): ibu-ibu kalian, anak-anak perempuan kalian, saudara-saudara perempuan kalian, bibi-bibi kalian, anak perempuan dari saudara laki-laki kalian, anak perempuan dari saudara perempuan kalian, ibu susu yang memelihara kalian, saudara perempuan sepersusuan, ibu dari istri-istri kalian, dan anak tiri perempuan dalam pengasuhan (yang lahir) dari istri-istri telah kalian campuri. Tapi jika kalian belum mencampuri ibu dari anak tiri kalian, maka tidak mengapa bagi kalian (untuk menikahinya)... Dan juga diharamkan bagi kalian istri-istri dari anak kandung kalian, dan menikahi dua perempuan bersaudara pada saat yang bersamaan... Kecuali apa yang telah terjadi di masa lalu... Sungguh, Allah itu Ghafur lagi Rahim.
-
wal-muḥṣanātu minan-nisā`i illā mā malakat aimānukum, kitāballāhi 'alaikum, wa uḥilla lakum mā warā`a żālikum an tabtagụ bi`amwālikum muḥṣinīna gaira musāfiḥīn, fa mastamta'tum bihī min-hunna fa ātụhunna ujụrahunna farīḍah, wa lā junāḥa 'alaikum fīmā tarāḍaitum bihī mim ba'dil-farīḍah, innallāha kāna 'alīman ḥakīmā;
Dan wanita yang telah bersuami, kecuali yang kalian miliki (budak perempuan) juga diharamkan. Ini adalah ketetapanNya atas kamu… Dan dihalalkan bagi kalian selain yang demikian mencari isteri-isteri dengan harta yang kalian miliki (untuk dinikahi), sehingga kalian dapat menahan diri dari berzina dan hidup mulia. Kepada perempuan yang kalian nikahi dan yang telah kalian campuri di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya dengan sempurna; dan tidak mengapa bagi kalian untuk memberikan lebih dari ini jika kalian telah saling menyepakatinya. Sungguh, Allah itu ‘Alim lagi Hakim.
-
wa mal lam yastaṭi' mingkum ṭaulan ay yangkiḥal-muḥṣanātil-mu`mināti fa mimmā malakat aimānukum min fatayātikumul-mu`mināt, wallāhu a'lamu bi`īmānikum, ba'ḍukum mim ba'ḍ, fangkiḥụhunna bi`iżni ahlihinna wa ātụhunna ujụrahunna bil-ma'rụfi muḥṣanātin gaira musāfiḥātiw wa lā muttakhiżāti akhdān, fa iżā uḥṣinna fa in ataina bifāḥisyatin fa 'alaihinna niṣfu mā 'alal-muḥṣanāti minal-'ażāb, żālika liman khasyiyal-'anata mingkum, wa an taṣbirụ khairul lakum, wallāhu gafụrur raḥīm;
Dan barangsiapa diantara kalian tidak mempunyai harta untuk menikahi wanita merdeka lagi beriman, ia boleh menikahi wanita yang beriman dari budak-budak yang kalian miliki. Allah (sebagai realitas esensialmu) mengetahui keimanan kalian; sebagian kalian adalah dari sebagian yang lain, karena itu nikahilah mereka dengan seizin pemilik mereka, dan berilah mereka (mahar) menurut kebiasaan, dengan syarat bahwa mereka menahan diri dari hubungan gelap dan perzinaan, dan hidup sebagai wanita suci… Jika mereka berbuat mesum setelah kalian terikat dalam pernikahan maka atas mereka separo hukuman dari hukuman wanita-wanita merdeka (dengan kasus yang sama)… (Kebolehan menikahi budak) itu adalah bagi orang-orang yang takut akan melakukan perbuatan dosa di antara kalian… Namun bersabar lebih baik bagi kalian… Allah itu Ghafur lagi Rahim.
-
yurīdullāhu liyubayyina lakum wa yahdiyakum sunanallażīna ming qablikum wa yatụba 'alaikum, wallāhu 'alīmun ḥakīm;
Allah hendak menjelaskan kepada kalian apa yang tidak kalian ketahui, menunjuki kalian kepada amalan-amalan yang baik dari orang-orang sebelum kalian dan memaafkan kesalahan-kesalahan kalian. Allah itu ‘Alim lagi Hakim.
-
wallāhu yurīdu ay yatụba 'alaikum, wa yurīdullażīna yattabi'ụnasy-syahawāti an tamīlụ mailan 'aẓīmā;
Dan Allah ingin menerima taubat kalian (kesalahan-kesalahan kalian). Namun orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya (godaan jasmaniyah) ingin supaya kalian berpaling sejauh-jauhnya (dari realitas), dalam kesesatan.
-
yurīdullāhu ay yukhaffifa 'angkum, wa khuliqal-insānu ḍa'īfā;
Allah hendak meringankan beban kalian. Manusia diciptakan bersifat lemah.
-
yā ayyuhallażīna āmanụ lā ta`kulū amwālakum bainakum bil-bāṭili illā an takụna tijāratan 'an tarāḍim mingkum, wa lā taqtulū anfusakum, innallāha kāna bikum raḥīmā;
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian saling memakan harta kalian (tindakan yang tidak disyari’atkan) dengan jalan yang batil meskipun dengan jalan perniagaan yang telah disepakati bersama. Dan janganlah kalian membunuh diri kalian sendiri (dengan perbuatan salah); Sesungguhnya Allah itu, sebagai pencipta keberadaan kalian dengan Nama-namaNya, Rahim.
-
wa may yaf'al żālika 'udwānaw wa ẓulman fa saufa nuṣlīhi nārā, wa kāna żālika 'alallāhi yasīrā;
Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan berbuat buruk, Kami akan menempatkannya di dalam neraka. Hal ini mudah bagi Allah.
-
in tajtanibụ kabā`ira mā tun-hauna 'an-hu nukaffir 'angkum sayyi`ātikum wa nudkhilkum mudkhalang karīmā;
Jika kalian menjauhi dosa-dosa besar (dualitas, pembunuhan, dll), Kami akan menutupi dosa-dosa kecil kalian, dan memasukkan kalian ke tempat yang berkelimpahan.
-
wa lā tatamannau mā faḍḍalallāhu bihī ba'ḍakum 'alā ba'ḍ, lir-rijāli naṣībum mimmaktasabụ, wa lin-nisā`i naṣībum mimmaktasabn, was`alullāha min faḍlih, innallāha kāna bikulli syai`in 'alīmā;
Dan janganlah kalian iri hati kepada mereka yang Allah lebihkan dari yang lain dengan apa yang Dia berikan dari karuniaNya. Bagi para pria ada bagian dari apa yang mereka usahakan; bagi para wanita juga ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mintalah kepada Allah akan karunia-Nya. Sungguh, Allah itu ‘Alim atas segala sesuatu (sebagai realitas esensi mereka).
-
wa likullin ja'alnā mawāliya mimmā tarakal-wālidāni wal-aqrabụn, wallażīna 'aqadat aimānukum fa ātụhum naṣībahum, innallāha kāna 'alā kulli syai`in syahīdā;
Kami tetapkan pewaris-pewaris terhadap apa yang ditinggalkan orangtua dan kerabat. Berikan pula bagian kepada orang-orang yang mengikat perjanjian dengan kalian. Allah adalah saksi terhadap segala sesuatu.
-
ar-rijālu qawwāmụna 'alan-nisā`i bimā faḍḍalallāhu ba'ḍahum 'alā ba'ḍiw wa bimā anfaqụ min amwālihim, faṣ-ṣāliḥātu qānitātun ḥāfiẓātul lil-gaibi bimā ḥafiẓallāh, wallātī takhāfụna nusyụzahunna fa'iẓụhunna wahjurụhunna fil-maḍāji'i waḍribụhunn, fa in aṭa'nakum fa lā tabgụ 'alaihinna sabīlā, innallāha kāna 'aliyyang kabīrā;
Kaum laki-laki adalah pelindung bagi kaum perempuan. Berdasarkan fitur-fitur Allah yang mewujud dari rahmatNya, sebagian dari mereka memiliki kelebihan dari yang lainnya; mereka menafkahkan sebagian dari harta mereka tanpa berharap imbalan. Wanita-wanita yang saleh bersikap hormat dan taat kepada suaminya. Mereka memelihara hak suami ketika suami mereka tidak ada (tidak berdekatan dengan laki-laki lain ketika sedang sendirian). Nasihatilah istri-istri kalian (bantu mereka untuk mengetahui kesalahan mereka) yang kalian curiga tidak patuh (tak mampu memikul tanggungjawab pernikahan), (jika mereka menentang untuk memahaminya) jauhilah tempat tidur mereka, dan jika hal itu masih belum cukup maka pukullah mereka (sehingga mereka cukup sakit hati). Jika mereka mematuhi kalian, janganlah kalian bertindak lagi terhadap mereka. Sungguh, Allah itu ‘Aliy lagi Kabir.
-
wa in khiftum syiqāqa bainihimā fab'aṡụ ḥakamam min ahlihī wa ḥakamam min ahlihā, iy yurīdā iṣlāḥay yuwaffiqillāhu bainahumā, innallāha kāna 'alīman khabīrā;
Jika kalian mengkhawatirkan pertikaian yang terjadi di antara mereka, kirimlah seorang penengah dari keluarga laki-laki dan seorang penengah dari keluarga perempuan. Jika mereka menginginkan perdamaian, Allah akan memudahkannya. Sungguh, Allah itu ‘Alim lagi Khabir. [35]
-
wa'budullāha wa lā tusyrikụ bihī syai`aw wa bil-wālidaini iḥsānaw wa biżil-qurbā wal-yatāmā wal-masākīni wal-jāri żil-qurbā wal-jāril-junubi waṣ-ṣāḥibi bil-jambi wabnis-sabīli wa mā malakat aimānukum, innallāha lā yuḥibbu mang kāna mukhtālan fakhụrā;
Mengabdilah kepada Allah dan janganlah kalian mempersekutukan (menduakan) esensi kalian dengan sesuatu apapun (jangan menuhankan atau menghubungkan ketuhanan kepada bentuk keberadaan apapun). Berbuat baiklah kepada kedua orangtua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan yang jauh, teman seperjalanan, orang-orang yang terlantar dan hamba sahaya kalian (yang kalian miliki). Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.
-
allażīna yabkhalụna wa ya`murụnan-nāsa bil-bukhli wa yaktumụna mā ātāhumullāhu min faḍlih, wa a'tadnā lil-kāfirīna 'ażābam muhīnā;
Mereka kikir dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan mereka menyembunyikan apa yang diberikan Allah kepada mereka dari karuniaNya. Kami telah menyediakan siksa yang menghinakan untuk orang-orang yang mengingkari realitas.
-
wallażīna yunfiqụna amwālahum ri`ā`an-nāsi wa lā yu`minụna billāhi wa lā bil-yaumil-ākhir, wa may yakunisy-syaiṭānu lahụ qarīnan fa sā`a qarīnā;
Mereka menghabiskan harta-harta mereka sebagai alat untuk menyombongkan diri, sedangkan mereka tidak beriman kepada Allah, Yang Esa yang menciptakan esensi mereka dengan Nama-namaNya dengan maksud riya kepada manusia dan tidak percaya kepada Allah, yang menciptakan esensi mereka dengan Nama-namaNya, ataupun kepada kehidupan kekal yang akan datang. Barangsiapa dekat dengan Setan, sungguh mempunyai seburuk-buruknya teman.
-
wa māżā 'alaihim lau āmanụ billāhi wal-yaumil-ākhiri wa anfaqụ mimmā razaqahumullāh, wa kānallāhu bihim 'alīmā;
Apa ruginya jika mereka beriman kepada Allah, pencipta esensi mereka dengan Nama-namaNya, dan kehidupan kekal yang akan datang, dan jika memberikan sebagian rejeki yang telah diberikan Allah kepada mereka? Allah itu, Yang Esa yang menyusun esensi mereka, ‘Alim.
-
innallāha lā yaẓlimu miṡqāla żarrah, wa in taku ḥasanatay yuḍā'if-hā wa yu`ti mil ladun-hu ajran 'aẓīmā;
Sungguh, Allah tidak menzalimi siapapun, walau seberat iota pun! Dan jika ada sebuah kebajikan yang dilakukan, Dia melipatgandakannya dan memberikan pahala yang besar dari sisiNya (laduni; potensi Nama-nama yang menyusun esensi seseorang).
-
fa kaifa iżā ji`nā ming kulli ummatim bisyahīdiw wa ji`nā bika 'alā hā`ulā`i syahīdā;
Akan bagaimanakah keadaan mereka apabila Kami mendatangkan seorang saksi dari tiap-tiap umat dan kami mendatangkan kamu sebagai saksi atas mereka?
-
yauma`iżiy yawaddullażīna kafarụ wa 'aṣawur-rasụla lau tusawwā bihimul-arḍ, wa lā yaktumụnallāha ḥadīṡā;
Dalam periode itu, orang-orang yang mengingkari realitas dan orang-orang yang membangkang kepada Rasul akan berharap supaya mereka ditelan bumi. Mereka tidak akan dapat menyembunyikan apapun dari Allah.
-
yā ayyuhallażīna āmanụ lā taqrabuṣ-ṣalāta wa antum sukārā ḥattā ta'lamụ mā taqụlụna wa lā junuban illā 'ābirī sabīlin ḥattā tagtasilụ, wa ing kuntum marḍā au 'alā safarin au jā`a aḥadum mingkum minal-gā`iṭi au lāmastumun-nisā`a fa lam tajidụ mā`an fa tayammamụ ṣa'īdan ṭayyiban famsaḥụ biwujụhikum wa aidīkum, innallāha kāna 'afuwwan gafụrā;
Hai orang-orang yang beriman, janganlah mendekati shalat sedang kalian tidak mengetahui dengan apa yang kalian lakukan (dalam keadaan mabuk) sehingga kalian sadar dengan apa yang kalian ucapkan, atau kalian dalam keadaan junub hingga kalian mandi besar, kecuali kalian sedang dalam perjalanan. Jika kalian sakit atau sedang dalam perjalanan atau datang dari tempat buang air (toilet) atau kalian telah berhubungan badan dan kalian tidak mendapatkan air (untuk membersihkan diri; berwudlu), maka carilah tanah yang bersih dan usaplah muka dan tangan kalian dengannya. Sungguh, Allah itu ‘Afuw lagi Ghafur.
-
a lam tara ilallażīna ụtụ naṣībam minal-kitābi yasytarụnaḍ-ḍalālata wa yurīdụna an taḍillus-sabīl;
Tidakkah kamu lihat orang-orang yang telah diberi bagian dari Ilmu mengenai realitas? Mereka membeli kesesatan dan berharap supaya kalian juga tersesat dari jalan kalian (keyakinan kalian).
-
wallāhu a'lamu bi`a'dā`ikum, wa kafā billāhi waliyyaw wa kafā billāhi naṣīrā;
Tentulah Allah, sebagai pencipta mereka, mengetahui orang-orang yang menjadi musuh kalian. Cukup Allah, Yang Esa yang menyusun esensi kalian dengan Nama-namaNya, bagi kalian dengan NamaNya Waliyy dan Dia akan menolong kalian dari/melalui esensi kalian!
-
minallażīna hādụ yuḥarrifụnal-kalima 'am mawāḍi'ihī wa yaqụlụna sami'nā wa 'aṣainā wasma' gaira musma'iw wa rā'inā layyam bi`alsinatihim wa ṭa'nan fid-dīn, walau annahum qālụ sami'nā wa aṭa'nā wasma' wanẓurnā lakāna khairal lahum wa aqwama wa lākil la'anahumullāhu bikufrihim fa lā yu`minụna illā qalīlā;
Ada di antara orang-orang Yahudi, yang mengubah makna sebenarnya dari KATA-KATA yang diwahyukan (mereka tidak menjaga keaslian wahyu)… Mereka memainkan lidah mereka untuk membuat konsep yang keliru berkenaan dengan Agama sehingga kata-kata itu menjadi: "Kami mendengar, tetapi kami tidak mau taat”, "Dengarlah, namun jangan terdengar" dan "Raa'ina – pemahamannya terbatas." Sekiranya mereka mengatakan: "Kami mendengar dan taat, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami", tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat… Namun Allah telah mengutuk mereka karena pengingkaran mereka terhadap realitas esensi mereka…. Mereka tidak beriman kecuali sebagian kecil saja.
-
yā ayyuhallażīna ụtul-kitāba āminụ bimā nazzalnā muṣaddiqal limā ma'akum ming qabli an naṭmisa wujụhan fa naruddahā 'alā adbārihā au nal'anahum kamā la'annā aṣ-ḥābas-sabt, wa kāna amrullāhi maf'ụlā;
Hai orang-orang yang telah diberi ilmu mengenai realitas, sebelum Kami menghapus muka-muka kalian dan memutarnya ke belakang (sebelum kami menghapus ilmu kalian dan mengembalikan kalian pada kesesatan sebelumnya), atau mengutuk kalian seperti Kami mengutuk para pelanggar Sabath, datang dan berimanlah pada apa yang telah Kami wahyukan (Qur’an) untuk meneguhkan ilmu mengenai realitas yang telah ada pada kalian… Ketetapan Allah telah terpenuhi.
-
innallāha lā yagfiru ay yusyraka bihī wa yagfiru mā dụna żālika limay yasyā`, wa may yusyrik billāhi fa qadiftarā iṡman 'aẓīmā;
Sungguh, Allah tidak mengampuni dosa (yang nampak ataupun tersembunyi) syirik (secara langsung atau tidak langsung dengan mengasumsikan adanya ‘yang lain’ selain Allah, baik objek-obyek eksternal [nampak nyata] ataupun ego kita sendiri [diskrit], karenanya memecah realitas tak-mendua), namun Dia mengampuni dosa-dosa yang lebih kecil selain syirik (maa duuna – ‘dosa-dosa yang lebih kecil’ di sini berkonotasi dengan persepsi bahwa tindakan-tindakan itu diprakarsai oleh diri/ego bukannya oleh Allah), bagi siapa yang dikehendaki-Nya… Dan barangsiapa mempersekutukan Allah, realitas esensial dari keberadaannya dengan Nama-namaNya Yang Indah (Billahi), sungguh dia telah melakukan kesalahan dengan membuat fitnah.
-
a lam tara ilallażīna yuzakkụna anfusahum, balillāhu yuzakkī may yasyā`u wa lā yuẓlamụna fatīlā;
Tidakkah kamu lihat orang-orang yang menganggap dirinya bersih (orang Nasrani dan Yahudi yang mengaku bersih meskipun mereka dalam keadaan menduakan)? Tidak (tidak seperti yang mereka kira), Allah membersihkan siapa yang dikehendakiNya dan mereka tidak akan dianiaya sedikitpun.
-
unẓur kaifa yaftarụna 'alallāhil-każib, wa kafā bihī iṡmam mubīnā;
Perhatikanlah bagaimana mereka berdusta dan memfitnah Allah! Tidak ada kejahatan yang lebih nyata daripada ini.
-
a lam tara ilallażīna ụtụ naṣībam minal-kitābi yu`minụna bil-jibti waṭ-ṭāgụti wa yaqụlụna lillażīna kafarụ hā`ulā`i ahdā minallażīna āmanụ sabīlā;
Tidakkah kamu melihat orang-orang yang telah diberi bagian dari ilmu mengenai realitas? Mereka percaya kepada jibt (berhala yang dianggap memiliki kekuatan) dan thaghut (kekuatan-kekuatan setan) dan mengatakan kepada orang-orang yang mengingkari realitas, “mereka berada di jalan yang lebih benar daripada orang-orang yang beriman”.
-
ulā`ikallażīna la'anahumullāh, wa may yal'anillāhu fa lan tajida lahụ naṣīrā;
Mereka itu orang-orang yang dilaknat Allah (dijauhkan dariNya). Dan barangsiapa dilaknat Allah, tidak ada satu orang pun yang akan menolongnya!
-
am lahum naṣībum minal-mulki fa iżal lā yu`tụnan-nāsa naqīrā;
Ataukah mereka memiliki sebagian dari kekuasaan? Meskipun demikian, mereka tidak akan memberikannya kepada manusia walau sebiji sawi sekalipun.
-
am yaḥsudụnan-nāsa 'alā mā ātāhumullāhu min faḍlih, fa qad ātainā āla ibrāhīmal-kitāba wal-ḥikmata wa ātaināhum mulkan 'aẓīmā;
Ataukah mereka tidak dapat menerima dan iri terhadap apa yang telah Allah berikan kepada mereka dari perbendaharaanNya? Sungguh, kami telah memberikan ilmu mengenai realitas dan Hikmah (ilmu sunnatullah) kepada keluarga Ibrahim. Kami telah berikan kepada mereka kekuasaan yang besar.
-
fa min-hum man āmana bihī wa min-hum man ṣadda 'an-h, wa kafā bijahannama sa'īrā;
Sebagian dari mereka ada yang beriman kepada apa yang ada padanya, dan sebagian yang lainnya mengingkarinya. Cukuplah bagi mereka api neraka (penderitaan internal dan eksternal).
-
innallażīna kafarụ bi`āyātinā saufa nuṣlīhim nārā, kullamā naḍijat julụduhum baddalnāhum julụdan gairahā liyażụqul-'ażāb, innallāha kāna 'azīzan ḥakīmā;
Sungguh, akan Kami bakar orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Kami (manifestasi Nama-nama yang ada dalam esensi mereka) di dalam neraka, sehingga mereka bisa merasakan penderitaan yang lebih. Setiap kali kulit-kulit mereka hangus (karena ketergantungan mereka kepada hal-hal eksternal), akan kami ganti dengan kulit-kulit (eksternalitas) yang baru. Sungguh, Allah itu Aziz lagi Hakim.
-
wallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti sanudkhiluhum jannātin tajrī min taḥtihal-an-hāru khālidīna fīhā abadā, lahum fīhā azwājum muṭahharatuw wa nudkhiluhum ẓillan ẓalīlā;
Bagi orang-orang yang beriman dan melakukan hal-hal yang diwajibkan dari keyakinan mereka, akan Kami masukkan mereka ke dalam surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Kekal mereka di dalamnya. Di dalamnya, mereka akan mempunyai pasangan, yang disucikan (dari karakter-karakter setan). Akan Kami tempatkan mereka di tempat yang benar-benar teduh (lingkungan yang jauh dari panasnya api atau kondisi yang tidak nyaman).
-
innallāha ya`murukum an tu`addul-amānāti ilā ahlihā wa iżā ḥakamtum bainan-nāsi an taḥkumụ bil-'adl, innallāha ni'immā ya'iẓukum bih, innallāha kāna samī'am baṣīrā;
Sungguh, Allah memerintahkan bahwa kalian menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan menetapkan hukum di antara manusia secara adil (dengan memberikan kepada setiap orang hak-hak mereka). Betapa baiknya nasihat yang Allah berikan kepada kalian. Sungguh, Allah itu Sami’ lagi Bashir.
-
yā ayyuhallażīna āmanū aṭī'ullāha wa aṭī'ur-rasụla wa ulil-amri mingkum, fa in tanāza'tum fī syai`in fa ruddụhu ilallāhi war-rasụli ing kuntum tu`minụna billāhi wal-yaumil-ākhir, żālika khairuw wa aḥsanu ta`wīlā;
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan Ulil Amri (mempunyai otoritas untuk menetapkan hukum berdasarkan ilmu mengenai realitas dan sunnatullah) di antara kalian … Jika kalian berselisih tentang sesuatu – jika kalian beriman kepada Allah dan kehidupan kekal yang akan datang - maka kembalikanlah hal itu kepada Allah dan Rasul-Nya… Itu lebih baik dan lebih tepat penilaiannya (untuk menyelesaikan masalah dengan benar).
-
a lam tara ilallażīna yaz'umụna annahum āmanụ bimā unzila ilaika wa mā unzila ming qablika yurīdụna ay yataḥākamū ilaṭ-ṭāgụti wa qad umirū ay yakfurụ bih, wa yurīdusy-syaiṭānu ay yuḍillahum ḍalālam ba'īdā;
Tidakkah kamu lihat orang-orang yang menganggap telah beriman kepada apa yang diwahyukan kepadamu dan kepada apa yang diwahyukan sebelum kamu.. Meskipun telah diperintahkan untuk mengingkarinya, mereka hendak mengangkat Thaghut sebagai perantara di antara mereka… Setan berkeinginan untuk menyesatkan mereka sejauh-jauhnya sehingga mereka tidak akan pernah bisa kembali.
-
wa iżā qīla lahum ta'ālau ilā mā anzalallāhu wa ilar-rasụli ra`aital-munāfiqīna yaṣuddụna 'angka ṣudụdā;
Apabila dikatakan kepada mereka, "Patuhlah kepada apa yang telah Allah wahyukan dan kepada Rasul." Akan kamu lihat orang-orang munafik berpaling dan menjauh dari kamu.
-
fa kaifa iżā aṣābat-hum muṣībatum bimā qaddamat aidīhim ṡumma jā`ụka yaḥlifụna billāhi in aradnā illā iḥsānaw wa taufīqā;
Namun apabila musibah menimpa mereka akibat perbuatan-perbuatan mereka, mereka berkata, "Billahi (demi realitasnya Allah), kami tidak bermaksud apapun selain kebaikan dan perdamaian."
-
ulā`ikallażīna ya'lamullāhu mā fī qulụbihim fa a'riḍ 'an-hum wa'iẓ-hum wa qul lahum fī anfusihim qaulam balīgā;
Mereka itu orang-orang yang Allah tahu apa yang ada di dalam hati mereka. Jangan pedulikan perkataan mereka, berilah mereka nasihat dan ingatkan mereka tentang realitas diri mereka dengan cara yang jelas dan terang.
-
wa mā arsalnā mir rasụlin illā liyuṭā'a bi`iżnillāh, walau annahum iż ẓalamū anfusahum jā`ụka fastagfarullāha wastagfara lahumur-rasụlu lawajadullāha tawwābar raḥīmā;
Telah kami wahyukan kepada setiap Rasul untuk mereka taati dengan seizin Allah. Andai saja mereka datang kepadamu setelah menganiaya diri mereka sendiri dan memohon ampunan dari Allah, dan jika Rasul telah memohonkan ampunan bagi mereka, tentulah mereka akan mendapati bahwa Allah itu Tawwab lagi Rahim.
-
fa lā wa rabbika lā yu`minụna ḥattā yuḥakkimụka fīmā syajara bainahum ṡumma lā yajidụ fī anfusihim ḥarajam mimmā qaḍaita wa yusallimụ taslīmā;
Tapi tidak demikian! Demi Rabb-mu, hingga mereka mengangkatmu sebagai penengah untuk perselisihkan-perselisihan di antara mereka, dan taat sepenuhnya kepada putusanmu tanpa merasa keberatan (penolakan) sedikit pun di hati mereka, mereka tidak akan beriman
-
walau annā katabnā 'alaihim aniqtulū anfusakum awikhrujụ min diyārikum mā fa'alụhu illā qalīlum min-hum, walau annahum fa'alụ mā yụ'aẓụna bihī lakāna khairal lahum wa asyadda taṡbītā;
Seandainya kami perintahkan kepada mereka: "Bunuhlah diri kalian sendiri” (siap mati untuk Allah) atau “keluarlah kalian dari rumah-rumah kalian", mereka tidak akan melakukannya kecuali sebagian kecil dari mereka. Andai saja mereka mengikuti nasihat yang diberikan kepada mereka, tentulah akan lebih baik dan lebih sehat bagi mereka.
-
wa iżal la`ātaināhum mil ladunnā ajran 'aẓīmā;
Dan pasti telah Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi (ladun) Kami.
-
wa lahadaināhum ṣirāṭam mustaqīmā;
Dan tentulah telah kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus.
-
wa may yuṭi'illāha war-rasụla fa ulā`ika ma'allażīna an'amallāhu 'alaihim minan-nabiyyīna waṣ-ṣiddīqīna wasy-syuhadā`i waṣ-ṣāliḥīn, wa ḥasuna ulā`ika rafīqā;
Barangsiapa menaati Allah dan Rasul, mereka itu akan menjadi teman para Nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh, yang diberkati Allah. Dan mereka itulah sebaik-baiknya teman.
-
żālikal-faḍlu minallāh, wa kafā billāhi 'alīmā;
Karunia ini dari Allah. Cukuplah Allah bagi mereka, realitas esensial mereka dengan Nama-namaNya.
-
yā ayyuhallażīna āmanụ khużụ ḥiżrakum fanfirụ ṡubātin awinfirụ jamī'ā;
Hai orang-orang yang beriman, berhati-hatilah, pergilah ke medan perang dalam kelompok-kelompok atau secara bersama-sama.
-
wa inna mingkum lamal layubaṭṭi`ann, fa in aṣābatkum muṣībatung qāla qad an'amallāhu 'alayya iż lam akum ma'ahum syahīdā;
Sungguh, ada di antara kalian yang enggan berangkat (ke medan pertempuran). Sehingga jika kalian ditimpa musibah, ia berkata, "Terimakasih ya Allah aku tidak bersama mereka, Allah telah menolongku”.
-
wa la`in aṣābakum faḍlum minallāhi layaqụlanna ka`al lam takum bainakum wa bainahụ mawaddatuy yā laitanī kuntu ma'ahum fa afụza fauzan 'aẓīmā;
Dan jika pertolongan (dan keberhasilan) dari Allah sampai kepada kalian, dia berkata, "Andai saja aku ada bersama-sama mereka sehingga bisa ikut merasakan keberhasilan mereka," seolah tidak ada alasan lain bagi kedekatan di antara dia dan kalian.
-
falyuqātil fī sabīlillāhillażīna yasyrụnal-ḥayātad-dun-yā bil-ākhirah, wa may yuqātil fī sabīlillāhi fa yuqtal au yaglib fa saufa nu`tīhi ajran 'aẓīmā;
Hendaklah orang-orang yang mau meninggalkan kehidupan dunia demi kehidupan kekal yang akan datang, berperang di jalan Allah. Barangsiapa berperang dan gugur atau mendapat kemenangan di jalan Allah, akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar.
-
wa mā lakum lā tuqātilụna fī sabīlillāhi wal-mustaḍ'afīna minar-rijāli wan-nisā`i wal-wildānillażīna yaqụlụna rabbanā akhrijnā min hāżihil-qaryatiẓ-ẓālimi ahluhā, waj'al lanā mil ladungka waliyyā, waj'al lanā mil ladungka naṣīrā;
Mengapa kalian tidak mau berperang untuk membela orang-orang yang lemah, laki-laki, perempuan maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "Ya Rabb kami, keluarkanlah kami dari negeri yang penduduknya zalim ini dan berilah kami pelindung dan kemenangan dari sisi (ladun) Engkau".
-
allażīna āmanụ yuqātilụna fī sabīlillāh, wallażīna kafarụ yuqātilụna fī sabīliṭ-ṭāgụti fa qātilū auliyā`asy-syaiṭān, inna kaidasy-syaiṭāni kāna ḍa'īfā;
Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah. Sedangkan orang-orang yang mengingkari realitas berperang karena dorongan Setan. Sebab itu perangilah kawan-kawan Setan. Sungguh, perangkap Setan itu lemah.
-
a lam tara ilallażīna qīla lahum kuffū aidiyakum wa aqīmuṣ-ṣalāta wa ātuz-zakāh, fa lammā kutiba 'alaihimul-qitālu iżā farīqum min-hum yakhsyaunan-nāsa kakhasy-yatillāhi au asyadda khasy-yah, wa qālụ rabbanā lima katabta 'alainal-qitāl, lau lā akhkhartanā ilā ajaling qarīb, qul matā'ud-dun-yā qalīl, wal-ākhiratu khairul limanittaqā, wa lā tuẓlamụna fatīlā;
Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang diberitahu, "Hindarilah hal-hal yang buruk, dirikanlah sholat dan bayarlah zakat"? Namun ketika berperang diwajibkan kepada mereka, sebagian dari mereka takut kepada manusia seperti segan dan takutnya mereka kepada Allah, bahkan lebih dari itu… Mereka berkata, "Ya Rabb, mengapa Engkau wajibkan kami untuk berperang? Andai saja Engkau menangguhkannya untuk beberapa lama lagi"… Katakanlah: "Kesenangan dunia ini hanya sebentar! Kehidupan kekal yang akan datang itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa… Kalian tidak akan dianiaya seujung rambut pun (sekecil apapun).
-
aina mā takụnụ yudrikkumul-mautu walau kuntum fī burụjim musyayyadah, wa in tuṣib-hum ḥasanatuy yaqụlụ hāżihī min 'indillāh, wa in tuṣib-hum sayyi`atuy yaqụlụ hāżihī min 'indik, qul kullum min 'indillāh, fa māli hā`ulā`il-qaumi lā yakādụna yafqahụna ḥadīṡā;
Kematian akan menemukan kalian dimanapun kalian berada, meskipun kalian berada di dalam benteng yang tinggi dan kokoh… Namun jika kebaikan menghampiri mereka, mereka mengatakan, "Ini adalah dari Allah"; dan jika keburukan menimpa mereka, mereka mengatakan, "Ini dari kamu". Katakanlah, "Semuanya dari Allah!". Mengapa orang-orang itu tidak berusaha memahami realitasnya?
-
mā aṣābaka min ḥasanatin fa minallāhi wa mā aṣābaka min sayyi`atin fa min nafsik, wa arsalnāka lin-nāsi rasụlā, wa kafā billāhi syahīdā;
Kebaikan apapun yang datang kepadamu adalah dari Allah, namun keburukan apapun yang menimpamu adalah dari dirimu sendiri (karena mengikuti keyakinan-keyakinan yang kamu kondisikan, termasuk ‘nilai-nilai moral’ yang telah kamu akui). Kami telah mewahyukan kepadamu sebagai Rasul bagi umat manusia. Cukuplah Allah, sebagai esensimu dengan Nama-namaNya, sebagai Saksi bagimu.
-
may yuṭi'ir-rasụla fa qad aṭā'allāh, wa man tawallā fa mā arsalnāka 'alaihim ḥafīẓā;
Barangsiapa menaati Rasul, realitasnya ia menaati Allah! Dan barangsiapa berpaling (itu terserah dia), Kami tidak mewahyukan kepadamu (sebagai penjaga) bagi mereka.
-
wa yaqụlụna ṭā'atun fa iżā barazụ min 'indika bayyata ṭā`ifatum min-hum gairallażī taqụl, wallāhu yaktubu mā yubayyitụn, fa a'riḍ 'an-hum wa tawakkal 'alallāh, wa kafā billāhi wakīlā;
"Ya," kata mereka. Tapi setelah kamu berlalu dari mereka, sekelompok dari mereka mulai merencanakan hal-hal untuk menentang apa yang kamu katakan di malam itu. Allah mencatat rencana mereka! Berpalinglah dari mereka dan yakinlah kepada Allah, serahkan urusanmu kepadaNya! Cukuplah fitur Wakil Allah di dalam esensimu, sebagai perantara.
-
a fa lā yatadabbarụnal-qur`ān, walau kāna min 'indi gairillāhi lawajadụ fīhikhtilāfang kaṡīrā;
Apakah mereka tidak merenungkan al-Quran secara mendalam? Sekiranya al-Quran itu berasal dari selain Allah, sudah pasti banyak pertentangan di dalamnya!
-
wa iżā jā`ahum amrum minal-amni awil-khaufi ażā'ụ bih, walau raddụhu ilar-rasụli wa ilā ulil-amri min-hum la'alimahullażīna yastambiṭụnahụ min-hum, walau lā faḍlullāhi 'alaikum wa raḥmatuhụ lattaba'tumusy-syaiṭāna illā qalīlā;
Apabila mereka menerima berita-berita tentang keamanan mereka atau sesuatu yang membuat mereka ketakutan, dengan segera mereka menyebarkannya. Andai saja mereka bertanya kepada Rasul atau orang yang berwenang (Ulil Amri), mungkin mereka telah menemukan kebenaran dari masalah itu. Jika bukan karena karunia dan rahmat Allah kepada kalian, kecuali sebagian kecil saja dari kalian, kebanyakan dari kalian tentunya telah mengikuti Setan (dalam hal ini).
-
fa qātil fī sabīlillāh, lā tukallafu illā nafsaka wa ḥarriḍil-mu`minīn, 'asallāhu ay yakuffa ba`sallażīna kafarụ, wallāhu asyaddu ba`saw wa asyaddu tangkīlā;
Berperanglah di jalan Allah! Kamu tidak bertanggungjawab kecuali kepada dirimu sendiri! Kobarkanlah semangat para mukmin, mudah-mudahan Allah melemahkan kekuatan orang-orang yang mengingkari realitas. Kekuatan Allah itu, dan akibat dari perbuatanNya, jauh lebih dahsyat.
-
may yasyfa' syafā'atan ḥasanatay yakul lahụ naṣībum min-hā, wa may yasyfa' syafā'atan sayyi`atay yakul lahụ kiflum min-hā, wa kānallāhu 'alā kulli syai`im muqītā;
Barangsiapa menjadi penyebab kebaikan akan mendapat bagian dari kebaikan itu. Dan barangsiapa menjadi penyebab keburukan akan mendapat bagian dari keburukan itu… Allah itu Muqit atas segala sesuatu.
-
wa iżā ḥuyyītum bitaḥiyyatin fa ḥayyụ bi`aḥsana min-hā au ruddụhā, innallāha kāna 'alā kulli syai`in ḥasībā;
Apabila seseorang menyambut kalian dengan suatu sambutan, balaslah ia dengan sambutan yang lebih utama atau yang sepadan dengannya. Sungguh, Allah itu Hasib atas segala sesuatu (menjalankan akibat-akibat dari semua yang mewujud).
-
allāhu lā ilāha illā huw, layajma'annakum ilā yaumil-qiyāmati lā raiba fīh, wa man aṣdaqu minallāhi ḥadīṡā;
Allah adalah HU, tidak ada tuhan atau ketuhanan, hanya ada HU! Sungguh, Dia akan mengumpulkan kalian di periode kiamat, yang kedatangannya tidak diragukan sedikit pun. Dan siapakah yang pernyataannya bisa lebih benar dari pernyataan Allah!
-
fa mā lakum fil-munāfiqīna fi`ataini wallāhu arkasahum bimā kasabụ, a turīdụna an tahdụ man aḍallallāh, wa may yuḍlilillāhu fa lan tajida lahụ sabīlā;
Mengapa kalian terbagi menjadi dua kelompok dalam menghadapi orang-orang munafik, pada saat Allah telah membuat mereka mundur karena kelakuan buruk mereka? Apakah kalian mengira kalian dapat memberi petunjuk kepada orang-orang yang telah disesatkan Allah? Barangsiapa disesatkan Allah, sekali-kali kalian tidak akan menemukan jalan baginya.
-
waddụ lau takfurụna kamā kafarụ fa takụnụna sawā`an fa lā tattakhiżụ min-hum auliyā`a ḥattā yuhājirụ fī sabīlillāh, fa in tawallau fa khużụhum waqtulụhum ḥaiṡu wajattumụhum wa lā tattakhiżụ min-hum waliyyaw wa lā naṣīrā;
Mereka ingin supaya kalian mengingkari realitas sebagaimana mereka mengingkarinya sehingga kalian menjadi sama seperti mereka... Maka janganlah kalian menjadikan mereka sebagai teman hingga mereka meninggalkan kezaliman dan keburukan... Jika mereka berpaling (sebagai musuh), kejar dan bunuhlah mereka di mana pun kalian menemukan mereka… Jangan jadikan mereka sebagai teman dan penolong.
-
illallażīna yaṣilụna ilā qaumim bainakum wa bainahum mīṡāqun au jā`ụkum ḥaṣirat ṣudụruhum ay yuqātilụkum au yuqātilụ qaumahum, walau syā`allāhu lasallaṭahum 'alaikum fa laqātalụkum, fa ini'tazalụkum fa lam yuqātilụkum wa alqau ilaikumus-salama fa mā ja'alallāhu lakum 'alaihim sabīlā;
Kecuali terhadap orang-orang yang meminta perlindungan kepada suatu kaum yang antara kalian dan kaum itu telah ada perjanjian, atau yang datang kepada kalian dengan susah hati karena mereka tidak ingin memerangi kalian atau kaumnya sendiri... Jika saja Allah menghendaki, tentu Dia telah mengirim mereka untuk menyerang dan memerangi kalian… Maka jika mereka membiarkan kalian, tidak memerangi kalian serta menawarkan perdamaian kepada kalian, maka Allah tidak mengijinkan kalian untuk mengganggu mereka.
-
satajidụna ākharīna yurīdụna ay ya`manụkum wa ya`manụ qaumahum, kulla mā ruddū ilal-fitnati urkisụ fīhā, fa il lam ya'tazilụkum wa yulqū ilaikumus-salama wa yakuffū aidiyahum fa khużụhum waqtulụhum ḥaiṡu ṡaqiftumụhum, wa ulā`ikum ja'alnā lakum 'alaihim sulṭānam mubīnā;
Di sisi lain, kalian akan menemukan beberapa orang yang menginginkan keamanan dari kalian dan dari kaumnya sendiri… Setiap kali mereka menghadapi situasi yang menjadi jalan cobaan, mereka terperanjat… Maka jika mereka tidak membiarkan kalian, tidak menawarkan perdamaian kepada kalian, serta tidak menahan tangan mereka dari kalian, kejar dan bunuhlah mereka dimanapun kalian menangkapnya… Terhadap orang-orang itu, Kami telah beri kalian kekuasaan yang nyata atas mereka.
-
wa mā kāna limu`minin ay yaqtula mu`minan illā khaṭa`ā, wa mang qatala mu`minan khaṭa`an fa taḥrīru raqabatim mu`minatiw wa diyatum musallamatun ilā ahlihī illā ay yaṣṣaddaqụ, fa ing kāna ming qaumin 'aduwwil lakum wa huwa mu`minun fa taḥrīru raqabatim mu`minah, wa ing kāna ming qaumim bainakum wa bainahum mīṡāqun fa diyatum musallamatun ilā ahlihī wa taḥrīru raqabatim mu`minah, fa mal lam yajid fa ṣiyāmu syahraini mutatābi'aini taubatam minallāh, wa kānallāhu 'alīman ḥakīmā;
Seorang mukmin tidak membunuh mukmin lainnya, kecuali tidak sengaja… Dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tidak sengaja, maka ia harus memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar ganti-rugi kepada keluarga si terbunuh, kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) membebaskannya (melepaskan hak mereka terhadap si pembunuh)… Jika (si terbunuh) orang beriman tapi dari kaum yang bermusuhan dengan kalian, maka (si pembunuh) harus membebaskan hamba sahaya yang beriman… Namun jika (si terbunuh) berasal dari kaum yang ada perjanjian damai antara mereka dengan kalian, maka (si pembunuh) harus membayar ganti-rugi kepada keluarga si terbunuh serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman… Dan barangsiapa tidak bisa membayar ganti-rugi, maka harus berpuasa dua bulan berturut-turut, sebagai pertaubatan kepada Allah… Allah itu ‘Alim lagi Hakim.
-
wa may yaqtul mu`minam muta'ammidan fa jazā`uhụ jahannamu khālidan fīhā wa gaḍiballāhu 'alaihi wa la'anahụ wa a'adda lahụ 'ażāban 'aẓīmā;
Dan barangsiapa membunuh seorang mukmin dengan sengaja, balasannya adalah neraka, kekal ia di dalamnya. Allah murka kepadanya, mengutuknya serta menyediakan azab yang pedih baginya.
-
yā ayyuhallażīna āmanū iżā ḍarabtum fī sabīlillāhi fa tabayyanụ wa lā taqụlụ liman alqā ilaikumus-salāma lasta mu`minā, tabtagụna 'araḍal-ḥayātid-dun-yā fa 'indallāhi magānimu kaṡīrah, każālika kuntum ming qablu fa mannallāhu 'alaikum fa tabayyanụ, innallāha kāna bimā ta'malụna khabīrā;
Hai orang-orang yang beriman… Apabila kalian pergi berperang di jalan Allah, selidikilah dengan baik, dan jika seseorang mengucapkan salam (ingin menciptakan kedamaian) kepada kalian janganlah kalian mengatakan, "Kamu bukan seorang mukmin”, dengan maksud mencari harta benda kehidupan duniawi… Ada banyak harta di sisi Allah… Seperti itulah keadaan kalian sebelumnya, lalu Allah menganugerahkan pertolonganNya kepada kalian… Karena itu, telitilah dengan baik... Sungguh Allah itu, sebagai pencipta apa yang kalian lakukan, Khabir.
-
lā yastawil-qā'idụna minal-mu`minīna gairu uliḍ-ḍarari wal-mujāhidụna fī sabīlillāhi bi`amwālihim wa anfusihim, faḍḍalallāhul-mujāhidīna bi`amwālihim wa anfusihim 'alal-qā'idīna darajah, wa kullaw wa'adallāhul-ḥusnā, wa faḍḍalallāhul-mujāhidīna 'alal-qā'idīna ajran 'aẓīmā;
Tidaklah sama antara orang-orang yang tinggal di rumah (tidak ikut berperang tanpa alasan yang sah) dengan orang-orang yang berperang di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka (rasa kedirian mereka)… Allah telah menaikkan derajat orang-orang yang berjuang dengan harta dan jiwa mereka di atas orang-orang yang tinggal di rumah. Allah telah memberikan yang terbaik kepada mereka semua… Namun Allah lebih suka dengan orang-orang yang berjuang di dalam urusanNya dibanding orang-orang yang tinggal di rumah, dengan memberi pahala yang besar.
-
darajātim min-hu wa magfirataw wa raḥmah, wa kānallāhu gafụrar raḥīmā;
Derajat yang tinggi, ampunan serta rahmat (yang telah Dia diberikan). Allah itu Ghafur lagi Rahim.
-
innallażīna tawaffāhumul-malā`ikatu ẓālimī anfusihim qālụ fīma kuntum, qālụ kunnā mustaḍ'afīna fil-arḍ, qālū a lam takun arḍullāhi wāsi'atan fa tuhājirụ fīhā, fa ulā`ika ma`wāhum jahannam, wa sā`at maṣīrā;
Sungguh, malaikat berkata kepada orang-orang yang sedang berbuat salah kepada diri mereka sendiri ketika mereka diwafatkan, "Dalam keadaan bagaimana kalian tadi?" (mengapa kalian berada dalam keadaan berbuat salah kepada diri kalian sendiri?). Mereka berkata, "Kami lemah dan tidak berdaya di muka bumi"… (Para malaikat) berkata, "Apakah bumi Allah tidak cukup luas untuk kalian berhijrah di dalamnya?"… Tempat hijrah mereka adalah neraka… Akhir yang amat buruk!
-
illal-mustaḍ'afīna minar-rijāli wan-nisā`i wal-wildāni lā yastaṭī'ụna ḥīlataw wa lā yahtadụna sabīlā;
Kecuali mereka yang tidak mempunyai kemampuan untuk berhijrah – pria yang tidak berdaya, wanita dan anak-anak.
-
fa ulā`ika 'asallāhu ay ya'fuwa 'an-hum, wa kānallāhu 'afuwwan gafụrā;
Kiranya Allah akan memaafkan mereka. Allah itu ‘Afuw lagi Ghafur.
-
wa may yuhājir fī sabīlillāhi yajid fil-arḍi murāgamang kaṡīraw wa sa'ah, wa may yakhruj mim baitihī muhājiran ilallāhi wa rasụlihī ṡumma yudrik-hul-mautu fa qad waqa'a ajruhụ 'alallāh, wa kānallāhu gafụrar raḥīmā;
Barangsiapa berhijrah (dari tanah dimana dia tertindas) di jalan Allah (berdasarkan ayat ‘larilah menuju Allah’; berhijrah menuju realitas esensialmu), akan menemukan tempat yang amat luas di muka bumi ini… Barangsiapa meninggalkan rumahnya dengan berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya (dengan realitas yang disingkap oleh mereka), kemudian mati dalam perjalanannya ini, maka balasan baginya adalah dari Allah. Dan Allah itu Ghafur lagi Rahim.
Not:Di sini kami mencoba menyoroti makna batin bersamaan dengan konotasi fisik yang nampak jelas dari ayat ini.
-
wa iżā ḍarabtum fil-arḍi fa laisa 'alaikum junāḥun an taqṣurụ minaṣ-ṣalāti in khiftum ay yaftinakumullażīna kafarụ, innal-kāfirīna kānụ lakum 'aduwwam mubīnā;
Dan apabila kalian sedang bepergian melintasi bumi, maka tidak berdosa jika kalian meringkas sholat kalian jika kalian takut dicelakai orang-orang yang mengingkari realitas. Sungguh, orang-orang yang mengingkari atau menyembunyikan realitas itu adalah musuh yang nyata bagi kalian.
-
wa iżā kunta fīhim fa aqamta lahumuṣ-ṣalāta faltaqum ṭā`ifatum min-hum ma'aka walya`khużū asliḥatahum, fa iżā sajadụ falyakụnụ miw warā`ikum walta`ti ṭā`ifatun ukhrā lam yuṣallụ falyuṣallụ ma'aka walya`khużụ ḥiżrahum wa asliḥatahum, waddallażīna kafarụ lau tagfulụna 'an asliḥatikum wa amti'atikum fa yamīlụna 'alaikum mailataw wāḥidah, wa lā junāḥa 'alaikum ing kāna bikum ażam mim maṭarin au kuntum marḍā an taḍa'ū asliḥatakum, wa khużụ ḥiżrakum, innallāha a'adda lil-kāfirīna 'ażābam muhīnā;
(Rasul-Ku), ketika kamu berada di antara mereka (namun dalam keadaan bahaya) dan memimpin mereka shalat, maka hendaklah sekelompok dari mereka berdiri shalat di sampingmu dengan menyandang senjata… Apabila mereka bersujud, hendaklah sekelompok yang lain berdiri di belakang kalian berjaga-jaga… Kemudian kelompok lain ini, yang belum shalat, maju ke depan dan melaksanakan shalat bersamamu… Hendaklah mereka tetap waspada dan menyandang senjata... Orang-orang yang mengingkari realitas ingin supaya kalian lengah terhadap senjata dan harta benda kalian sehingga mereka bisa menyerbu kalian dengan tiba-tiba. Namun jika kalian kesusahan karena hujan atau sakit, tidak apa-apa menanggalkan senjata… (Namun) kalian harus tetap waspada... Sungguh, Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang yang mengingkari realitas.
-
fa iżā qaḍaitumuṣ-ṣalāta fażkurullāha qiyāmaw wa qu'ụdaw wa 'alā junụbikum, fa iżaṭma`nantum fa aqīmuṣ-ṣalāh, innaṣ-ṣalāta kānat 'alal-mu`minīna kitābam mauqụtā;
Apabila kalian telah menyelesaikan shalat (dalam keadaan bahaya), ingatlah Allah ketika sedang berdiri, sedang duduk atau sedang (berbaring) di sisi-sisi tubuh kalian (yakni merasakan Dia pada keberadaan kalian di setiap waktu)… Apabila kalian telah merasa puas dalam mengingatnya (dzikir), maka dirikanlah shalat (untuk merasakan esensi shalat sebagaimana mestinya dengan sensitivitas serta daya cerap yang dipicu oleh dzikir). Sungguh, rasa shalat pada waktu-waktu khusus telah ditetapkan pada mereka yang beriman.
-
wa lā tahinụ fibtigā`il-qaụm, in takụnụ ta`lamụna fa innahum ya`lamụna kamā ta`lamụn, wa tarjụna minallāhi mā lā yarjụn, wa kānallāhu 'alīman ḥakīmā;
Janganlah kalian berhati lemah dalam mengejar musuh... Jika kalian merasakan penderitaan, merekapun merasakan hal yang sama… Namun kalian dapat berharap kepada Allah sedangkan mereka tidak… Allah itu ‘Alim lagi Hakim.
-
innā anzalnā ilaikal-kitāba bil-ḥaqqi litaḥkuma bainan-nāsi bimā arākallāh, wa lā takul lil-khā`inīna khaṣīmā;
Sungguh kami telah mewahyukan ilmu mengenai realitas kepadamu supaya kamu mengadili manusia dengan Kebenaran yang Allah tunjukkan kepadamu. Janganlah kamu membela para pengkhianat.
-
wastagfirillāh, innallāha kāna gafụrar raḥīmā;
Mohon ampun lah kepada Allah. Sungguh, Allah itu Ghafur lagi Rahim.
-
wa lā tujādil 'anillażīna yakhtānụna anfusahum, innallāha lā yuḥibbu mang kāna khawwānan aṡīmā;
Janganlah kamu membela orang-orang yang mengkhianati dirinya sendiri! Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu mengkhianati dirinya sendiri.
-
yastakhfụna minan-nāsi wa lā yastakhfụna minallāhi wa huwa ma'ahum iż yubayyitụna mā lā yarḍā minal-qaụl, wa kānallāhu bimā ya'malụna muḥīṭā;
(Orang-orang munafik yang bermuka dua) dapat bersembunyi dari manusia tapi tidak dari Allah! Dia ada beserta mereka (menurut faham tasawwuf menunjuk kepada kesatuan keberadaan bahwa Allah menciptakan setiap iota dengan Nama-namaNya) ketika mereka membuat rencana rahasia di malam itu, rencana yang Allah tidak sukai. Allah itu Muhit terhadap apa yang mereka kerjakan!
-
hā`antum hā`ulā`i jādaltum 'an-hum fil-ḥayātid-dun-yā, fa may yujādilullāha 'an-hum yaumal-qiyāmati am may yakụnu 'alaihim wakīlā;
Kalian bisa membela mereka dalam kehidupan duniawi, namun siapakah yang akan membela mereka selama periode Kiamat, dan siapakah yang akan mewakili mereka?
-
wa may ya'mal sū`an au yaẓlim nafsahụ ṡumma yastagfirillāha yajidillāha gafụrar raḥīmā;
Barangsiapa melakukan kejahatan atau mendzalimi dirinya sendiri (karena ego-nya, dengan menetapkan dirinya sebagai keberadaan terpisah; dualitas), kemudian (menyadari kesalahannya) bertaubat kepada Allah, Allah itu Ghafur lagi Rahim (Dia mengampuni dan memungkinkan kita merasakan keindahan dari rahmatNya).
-
wa may yaksib iṡman fa innamā yaksibuhụ 'alā nafsih, wa kānallāhu 'alīman ḥakīmā;
Dan barangsiapa melakukan dosa, akibatnya hanya untuk dirinya sendiri (bukan untuk orang lain)! Allah itu ‘Alim lagi Hakim.
-
wa may yaksib khaṭī`atan au iṡman ṡumma yarmi bihī barī`an fa qadiḥtamala buhtānaw wa iṡmam mubīnā;
Barangsiapa bersalah atau mengerjakan dosa, kemudian menuduhkannya kepada orang yang tidak berdosa, sungguh ia telah membuat fitnah yang nyata dan melakukan pelanggaran yang buruk.
-
walau lā faḍlullāhi 'alaika wa raḥmatuhụ lahammaṭ ṭā`ifatum min-hum ay yuḍillụk, wa mā yuḍillụna illā anfusahum wa mā yaḍurrụnaka min syaī`, wa anzalallāhu 'alaikal-kitāba wal-ḥikmata wa 'allamaka mā lam takun ta'lam, wa kāna faḍlullāhi 'alaika 'aẓīmā;
Sekiranya bukan karena karunia Allah kepadamu dan rahmatnya “HU”, tentulah segolongan dari mereka telah berupaya menyesatkanmu… Akan tetapi mereka hanya menyesatkan dirinya sendiri! Mereka tidak dapat membahayakanmu sedikitpun! Dan Allah mewahyukan (dari dimesi Nama-nama kepada kesadaranmu) Kitab (ilmu mengenai realitas) dan Hikmah (Ilmu agama dan sunnatullah) kepadamu, dan mengajarimu apa yang tidak kamu ketahui… Karunia Allah kepadamu sangat besar.
-
lā khaira fī kaṡīrim min najwāhum illā man amara biṣadaqatin au ma'rụfin au iṣlāḥim bainan-nās, wa may yaf'al żālikabtigā`a marḍātillāhi fa saufa nu`tīhi ajran 'aẓīmā;
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan perkumpulan dan interaksi (pribadi) mereka! Kecuali perkumpulan dengan kegiatan menolong orang lain, yang bermanfaat atau perdamaian (dan berbagai aktivitas serupa yang bermanfaat). Barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, Kami akan memberinya pahala yang besar.
-
wa may yusyāqiqir-rasụla mim ba'di mā tabayyana lahul-hudā wa yattabi' gaira sabīlil-mu`minīna nuwallihī mā tawallā wa nuṣlihī jahannam, wa sā`at maṣīrā;
Barangsiapa menentang Rasul setelah realitas nampak jelas; Kami akan meninggalkannya di jalannya dan menuntunnya ke neraka! Seburuk-buruknya tempat kembali (tujuan).
-
innallāha lā yagfiru ay yusyraka bihī wa yagfiru mā dụna żālika limay yasyā`, wa may yusyrik billāhi fa qad ḍalla ḍalālam ba'īdā;
Sungguh Allah tidak mengampuni dosa syirik (dualitas) terhadapNya! Namun Dia mengampuni kesalahan-kesalahan yang lebih kecil selain ini (pelanggaran tanpa menduakanNya), kepada siapa yang dikehendakiNya… Dan barangsiapa melakukan syirik (dualitas, menganggap ada keberadaan terpisah selain Dia) kepada Allah (Billahi), pencipta seluruh keberadaan dengan Nama-namaNya, sungguh ia telah jatuh kepada keyakinan sesat sejauh-jauhnya (dari realitas)!
-
iy yad'ụna min dụnihī illā ināṡā, wa iy yad'ụna illā syaiṭānam marīdā;
Mereka yang berpaling kepada selain Allah hanyalah berpaling kepada berhala-berhala wanita yang mati untuk menggantikanNya, karenanya mereka tidak berpaling kecuali kepada Setan yang selalu durhaka (ego)!
-
la'anahullāh, wa qāla la`attakhiżanna min 'ibādika naṣībam mafrụḍā;
Allah telah mengutuk (Iblis)…Karena Iblis telah berkata, “Sungguh aku akan menjadikan sebagian dari kalian sebagai hamba-hambaku”…
-
wa la`uḍillannahum wa la`umanniyannahum wa la`āmurannahum fa layubattikunna āżānal-an'āmi wa la`āmurannahum fa layugayyirunna khalqallāh, wa may yattakhiżisy-syaiṭāna waliyyam min dụnillāhi fa qad khasira khusrānam mubīnā;
“Dan sungguh aku akan menyesatkan mereka, dan aku akan membangkitkan di hati mereka hasrat-hasrat (buruk, jasmaniyah, angan-angan kosong), dan akan aku perintahkan agar mereka memotong telinga-telinga ternak (sebagai kurban), dan akan aku perintahkan agar mereka mengubah ciptaan Allah.” Dan siapapun yang meninggalkan Allah dan mengambil Setan (godaan jasmaniyah; ego) sebagai tuannya, sudah pasti menderita kerugian yang besar.
-
ya'iduhum wa yumannīhim, wa mā ya'iduhumusy-syaiṭānu illā gurụrā;
Setan memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan harapan dan keinginan palsu di hati mereka. Namun Setan tidak menjanjikan apapun kecuali tipuan belaka.
-
ulā`ika ma`wāhum jahannamu wa lā yajidụna 'an-hā mahīṣā;
Tempat akhir orang-orang semacam itu adalah neraka (keadaan menderita)! Dan mereka tidak bisa berlari darinya.
-
wallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti sanudkhiluhum jannātin tajrī min taḥtihal-an-hāru khālidīna fīhā abadā, wa'dallāhi ḥaqqā, wa man aṣdaqu minallāhi qīlā;
Bagi mereka yang beriman dan menjalani hidup sesuai dengan keyakinan mereka (mengerjakan amal-amal saleh), akan Kami masukkan kedalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya… Mereka akan kekal di dalamnya (sebagai akibat perwujudan Nama-nama Allah)… Inilah sebenar-benarnya janji Allah! Adakah yang lebih benar janjinya dibanding Allah?
-
laisa bi`amāniyyikum wa lā amāniyyi ahlil-kitāb, may ya'mal sū`ay yujza bihī wa lā yajid lahụ min dụnillāhi waliyyaw wa lā naṣīrā;
(Sunnatullah – sistem dan tatanan Allah) bukanlah menurut angan-angan kalian, atau angan-angan dari orang-orang sebelum kalian yang telah diberi ilmu mengenai realitas (dan yang telah gagal untuk mengapresiasinya!). Barangsiapa berbuat salah, akan merasakan akibatnya! (Dan setelah itu) ia tidak akan menemukan pelindung atau penolong selain Allah!
-
wa may ya'mal minaṣ-ṣāliḥāti min żakarin au unṡā wa huwa mu`minun fa ulā`ika yadkhulụnal-jannata wa lā yuẓlamụna naqīrā;
Siapapun, yang beriman, yang mengerjakan kebaikan, baik laki-laki ataupun perempuan, mereka akan dimasukkan ke surga, satu iota pun dari kebaikan mereka tidak akan hilang.
-
wa man aḥsanu dīnam mim man aslama waj-hahụ lillāhi wa huwa muḥsinuw wattaba'a millata ibrāhīma ḥanīfā, wattakhażallāhu ibrāhīma khalīlā;
Siapakah yang pemahaman agamanya lebih baik dibanding ia yang mengikuti umat Ibrahim sebagai orang-orang yang mengerjakan kebaikan (dengan pemahaman bahwa keberadaannya adalah manifestasi dari Nama-nama Allah) dan berserah diri kepada Allah (tanpa konsep ketuhanan, dengan kesadaran untuk mengabdi hanya kepada Allah saja) dan sebagai seorang yang Hanif! Allah menjadikan Ibrahim sebagai teman dekatnya (Khalil; Ibrahim dikaruniai dengan stasiun Khullat) (Informasi lebih banyak mengenai topik ini dapat ditemukan dalam Manusia Sempurna karya Abdulkarim Al-Jili).
-
wa lillāhi mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, wa kānallāhu bikulli syai`im muḥīṭā;
Apapun yang di langit dan yang di bumi adalah untuk Allah (untuk manifestasi makna-makna yang ditunjuk oleh Nama-namanya). Allah itu, sebagai pencipta segala sesuatu dengan Nama-namaNya, Muhit.
-
wa yastaftụnaka fin-nisā`, qulillāhu yuftīkum fīhinna wa mā yutlā 'alaikum fil-kitābi fī yatāman-nisā`illātī lā tu`tụnahunna mā kutiba lahunna wa targabụna an tangkiḥụhunna wal-mustaḍ'afīna minal-wildāni wa an taqụmụ lil-yatāmā bil-qisṭ, wa mā taf'alụ min khairin fa innallāha kāna bihī 'alīmā;
Mereka meminta aturan hukum mengenai para wanita… Katakanlah: "Allah telah memberikan kepada kalian aturan mengenai mereka!” Telah dibacakan kepada kalian bahwa kalian tidak memberikan hak-hak yang ditetapkan bagi gadis-gadis yatim tapi kalian berkeinginan untuk menikahi mereka, dan bahwa kalian mesti adil kepada mereka dan anak-anak yatim… Kebaikan apapun yang kalian kerjakan, Allah sudah pasti’Alim akan hal itu (Karena Dia lah pencipta kebaikan yang kalian kerjakan).
-
wa inimra`atun khāfat mim ba'lihā nusyụzan au i'rāḍan fa lā junāḥa 'alaihimā ay yuṣliḥā bainahumā ṣul-ḥā, waṣ-ṣul-ḥu khaīr, wa uḥḍiratil-anfususy-syuḥḥ, wa in tuḥsinụ wa tattaqụ fa innallāha kāna bimā ta'malụna khabīrā;
Jika seorang wanita khawatir dengan perlakuan buruk suaminya atau bahwa ia akan mengabaikannya, maka tidak salah jika mereka mengupayakan perdamaian… Perdamaian adalah hal yang terbaik; sang diri (identitas ego) cenderung ambisius… Jika kalian mengerjakan kebaikan dan melindungi diri sendiri, pasti Allah Khabir terhadap apa yang kalian kerjakan (sebagai pencipta mereka).
-
wa lan tastaṭī'ū an ta'dilụ bainan-nisā`i walau ḥaraṣtum fa lā tamīlụ kullal-maili fa tażarụhā kal-mu'allaqah, wa in tuṣliḥụ wa tattaqụ fa innallāha kāna gafụrar raḥīmā;
Sekeras apapun kalian berusaha, kalian tidak akan pernah bisa berbuat adil kepada isteri-isteri kalian! (Setidaknya) berusahalah untuk tidak mengabaikan yang lainnya walau harus memberi perhatian lebih kepada salah satunya! Jika kalian adil dan melindungi diri sendiri, sungguh Allah itu Ghafur lagi Rahim.
-
wa iy yatafarraqā yugnillāhu kullam min sa'atih, wa kānallāhu wāsi'an ḥakīmā;
Jika (pasangan suami-istri) memutuskan untuk bercerai, Allah akan mencukupi mereka dari perbendaharaanNya yang berlimpah, Allah tidak akan membiarkan mereka saling bergantung kepada yang lainnya. Allah itu Wasi lagi Hakim.
-
wa lillāhi mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, wa laqad waṣṣainallażīna ụtul-kitāba ming qablikum wa iyyākum anittaqullāh, wa in takfurụ fa inna lillāhi mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, wa kānallāhu ganiyyan ḥamīdā;
Apapun yang di langit dan di bumi adalah untuk Allah (untuk manifestasi fitur-fitur yang ditunjuk oleh Nama-namaNya Yang Paling Indah)! Kami menasihati kalian dan orang-orang sebelum kalian, “Lindungilah diri kalian sendiri dari Allah (bertakwalah)”… Jika kalian mengingkari realitas (ketahuilah bahwa) apapun yang ada di langit dan di bumi benar-benar untuk Allah! Allah itu Ghani lagi Hamid.
-
wa lillāhi mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, wa kafā billāhi wakīlā;
Apapun yang ada di langit dan di bumi adalah untuk Allah (untuk melihat makna-makna yang ditunjuk oleh Nama-nama Yang Paling Indah)! Cukuplah Allah bagimu sebagi Wakil, Yang Esa yang menciptakanmu dari Nama-namaNya.
-
iy yasya` yuż-hibkum ayyuhan-nāsu wa ya`ti bi`ākharīn, wa kānallāhu 'alā żālika qadīrā;
Wahai manusia, jika Dia berkehendak, Dia bisa melenyapkan kalian dan mendatangkan yang lain sebagai gantinya! Allah berkuasa (memiliki kekuatan) untuk melakukan itu!
-
mang kāna yurīdu ṡawābad-dun-yā fa 'indallāhi ṡawābud-dun-yā wal-ākhirah, wa kānallāhu samī'am baṣīrā;
Barangsiapa menghendaki perbendaharaan dunia ini, ketahuilah bahwa perbendaharaan dunia ini dan kehidupan kekal yang akan datang adalah dari Allah. Allah itu Sami’ lagi Bashir.
-
yā ayyuhallażīna āmanụ kụnụ qawwāmīna bil-qisṭi syuhadā`a lillāhi walau 'alā anfusikum awil-wālidaini wal-aqrabīn, iy yakun ganiyyan au faqīran fallāhu aulā bihimā, fa lā tattabi'ul-hawā an ta'dilụ, wa in talwū au tu'riḍụ fa innallāha kāna bimā ta'malụna khabīrā;
Wahai orang-orang yang beriman, bersikap teguhlah dalam menegakkan keadilan! Bersaksilah di jalan Allah meskipun terhadap kerabat atau orang-tua kalian, baik kaya ataupun miskin; karena hak Allah lebih tinggi dibanding keduanya! Maka, janganlah mengikuti pengkondisian palsu kalian untuk menegakkan keadilan! Jika kalian menyimpangkan realitas, sungguh Allah itu, sebagai pencipta tindakan-tindakan kalian, Khabir.
-
yā ayyuhallażīna āmanū āminụ billāhi wa rasụlihī wal-kitābillażī nazzala 'alā rasụlihī wal-kitābillażī anzala ming qabl, wa may yakfur billāhi wa malā`ikatihī wa kutubihī wa rusulihī wal-yaumil-ākhiri fa qad ḍalla ḍalālam ba'īdā;
Wahai orang-orang yang telah beriman, berimanlah kepada Allah, dan RasulNya, dan kepada apa yang Dia wahyukan kepada RasulNya (dari dimensi Nama-nama kepada kesadarannya) dan kepada orang-orang yang datang sebelum kalian, sesuai dengan makna yang dimaksud oleh huruf B (Aminu Billahi)… Barangsiapa menutup-nutupi (mengingkari) Allah, pencipta segala sesuatu dengan Nama-namaNya, Malaikat-malaikatNya (kekuatan-kekuatan yang mewujudkan makna-makna dari Nama-namaNya), Kitan-kitabNya (ilmu realitas yang Dia singkap), Rasul-rasulNya dan kehidupan kekal yang akan datang, sungguh telah tersesat jauh dari keyakinannya.
-
innallażīna āmanụ ṡumma kafarụ ṡumma āmanụ ṡumma kafarụ ṡummazdādụ kufral lam yakunillāhu liyagfira lahum wa lā liyahdiyahum sabīlā;
Sesungguhnya, mereka yang (mula-mula) beriman kemudian ingkar, kemudian beriman lagi (untuk sementara waktu) dan kemudian ingkar (lagi) dan semakin bertambah keingkarannya, Allah tidak akan memaafkan mereka atau memberi petunjuk kepada mereka.
-
basysyiril-munāfiqīna bi`anna lahum 'ażāban alīmā;
Kabarkanlah kepada orang-orang yang bermuka-dua (munafik) mengenai penderitaan berat yang menanti mereka!
-
allażīna yattakhiżụnal-kāfirīna auliyā`a min dụnil-mu`minīn, a yabtagụna 'indahumul-'izzata fa innal-'izzata lillāhi jamī'ā;
Apakah orang-orang yang meninggalkan para mukmin dan berteman dengan orang-orang yang mengingkari realitas berharap untuk mendapatkan kemuliaan dengan mereka? Seluruh kemuliaan hanyalah kepunyaan Allah.
-
wa qad nazzala 'alaikum fil-kitābi an iżā sami'tum āyātillāhi yukfaru bihā wa yustahza`u bihā fa lā taq'udụ ma'ahum ḥattā yakhụḍụ fī ḥadīṡin gairihī innakum iżam miṡluhum, innallāha jāmi'ul-munāfiqīna wal-kāfirīna fī jahannama jamī'ā;
Telah diwahyukan kepada kalian ilmu ini: Janganlah duduk dalam lingkungan dimana ayat-ayat Allah diingkari atau dibicarakan dengan tidak sepatutnya; hingga mereka mengalihkan pembicaraan! Jika tidak, kalian sama saja dengan mereka. (ayat ini mesti dievaluasi dengan mengingat kebenaran ilmiah dari ‘neuron-neuron cermin.’ Ayat ini jelas merupakan sebuah mujizat dipandang dari temuan moderen pada 1500 tahun yang lampau!) Allah akan menggiring si muka-dua (munafik) dan orang-orang yang mengingkari realitas ke dalam neraka.
-
allażīna yatarabbaṣụna bikum, fa ing kāna lakum fat-ḥum minallāhi qālū a lam nakum ma'akum wa ing kāna lil-kāfirīna naṣībung qālū a lam nastaḥwiż 'alaikum wa namna'kum minal-mu`minīn, fallāhu yaḥkumu bainakum yaumal-qiyāmah, wa lay yaj'alallāhu lil-kāfirīna 'alal-mu`minīna sabīlā;
Mereka mengawasi apa yang akan terjadi pada dirimu… Jika Allah memberi kalian kemenangan, mereka akan mengatakan, “Bukankah kami beserta kalian juga?” Jika keberhasilan menghampiri orang-orang yang ingkar, mereka berkata, “Bukankah kami mengungguli kalian, bukankah kami telah melindungi kalian dari orang-orang beriman?” Allah akan memberi keputusan di antara kalian selama periode Kiamat. Allah tidak akan memberi jalan kepada orang-orang yang mengingkari realitas untuk bertindak terhadap orang-orang yang beriman.
-
innal-munāfiqīna yukhādi'ụnallāha wa huwa khādi'ụhum, wa iżā qāmū ilaṣ-ṣalāti qāmụ kusālā yurā`ụnan-nāsa wa lā yażkurụnallāha illā qalīlā;
Orang-orang munafik mencoba menipu Allah, (sedangkan) Allah mengembalikan hasil tipuan itu kepada mereka! Ketika mereka mendirikan shalat, mereka berdiri dengan malas, dengan maksud riya kepada orang lain, dan sedikit sekali mereka mengingat Allah.
-
mużabżabīna baina żālika lā ilā hā`ulā`i wa lā ilā hā`ulā`, wa may yuḍlilillāhu fa lan tajida lahụ sabīlā;
(Orang-orang yang berwajah dua) ragu-ragu di antara kedua pihak! Tidak termasuk golongan orang-orang beriman, ataupun orang-orang yang ingkar! Dan kamu tidak akan pernah bisa menemukan jalan bagi mereka yang disesatkan Allah (dalam keyakinan)!
-
yā ayyuhallażīna āmanụ lā tattakhiżul-kāfirīna auliyā`a min dụnil-mu`minīn, a turīdụna an taj'alụ lillāhi 'alaikum sulṭānam mubīnā;
Hai orang-orang yang beriman, janganlah meninggalkan orang-orang yang beriman dan berteman dengan orang-orang yang mengingkari realitas! Apakah kalian ingin mengajukan kepada Allah alasan kuat yang akan melawan diri kalian sendiri (dengan perilaku ini)!
-
innal-munāfiqīna fid-darkil-asfali minan-nār, wa lan tajida lahum naṣīrā;
Sungguh mereka yang bermuka-dua (munafik) berada di dasar yang paling dalam dari api neraka! Dan tidak akan pernah ada penolong bagi mereka!
-
illallażīna tābụ wa aṣlaḥụ wa'taṣamụ billāhi wa akhlaṣụ dīnahum lillāhi fa ulā`ika ma'al-mu`minīn, wa saufa yu`tillāhul-mu`minīna ajran 'aẓīmā;
Kecuali mereka yang (menyadari kesalahan mereka dan) bertaubat, memperbaiki sikap mereka, berpegang teguh kepada Allah dengan realitas esensial mereka, dan membersihkan pemahaman mereka terhadap keyakinan di jalan Allah… Mereka bersama orang-orang yang beriman. Dan kepada orang-orang yang beriman, Allah akan memberikan pahala yang besar.
-
mā yaf'alullāhu bi'ażābikum in syakartum wa āmantum, wa kānallāhu syākiran 'alīmā;
Untuk apa Allah mesti membuatmu menderita jika kamu bersyukur dan beriman? Allah itu Syakir lagi ‘Alim.
-
lā yuḥibbullāhul-jahra bis-sū`i minal-qauli illā man ẓulim, wa kānallāhu samī'an 'alīmā;
Kecuali oleh mereka yang teraniaya, Allah tidak menyukai ucapan dengan perkataan yang menyinggung! Allah itu Sami’ lagi ‘Alim.
-
in tubdụ khairan au tukhfụhu au ta'fụ 'an sū`in fa innallāha kāna 'afuwwang qadīrā;
Baik kalian mengungkapkan atau menyembunyikan suatu kebaikan, ataupun kalian memaafkan suatu keburukan; Allah itu ‘Afuw lagi Qadir.
-
innallażīna yakfurụna billāhi wa rusulihī wa yurīdụna ay yufarriqụ bainallāhi wa rusulihī wa yaqụlụna nu`minu biba'ḍiw wa nakfuru biba'ḍiw wa yurīdụna ay yattakhiżụ baina żālika sabīlā;
Mereka yang mengingkari Allah dan Rasul-rasulNya ingin memisahkan Allah dan Rasul-rasulNya. Mereka berkata, “Kami percaya pada sebagiannya dan mengingkari sebagian yang lain.” Mereka ingin mengambil posisi di antaranya. (Cara lain untuk memandang hal ini adalah: Mereka ingin menolak realitas dan konsep ‘pewahyuan.’ Yang merupakan manifestasi Nama-nama Allah, dan sebagai gantinya menyebarkan konsep ‘ketuhanan eksternal di langit dan nabi pilihanNya di muka bumi.’)
-
ulā`ika humul-kāfirụna ḥaqqā, wa a'tadnā lil-kāfirīna 'ażābam muhīnā;
Mereka adalah orang-orang yang sama sekali mengingkari realitas. Telah Kami siapkan penderitaan yang menghinakan bagi orang-orang yang ingkar.
-
wallażīna āmanụ billāhi wa rusulihī wa lam yufarriqụ baina aḥadim min-hum ulā`ika saufa yu`tīhim ujụrahum, wa kānallāhu gafụrar raḥīmā;
Adapu bagi rang-orang yang beriman bahwa Nama-nama Allah menyusun esensi dari semua ciptaan dan beriman kepada (pewahyuan kepada) para Rasul, dan tidak membeda-bedakan di antara mereka (dalam hal pewahyuan), Allah akan memberikan pahala kepada mereka. Allah itu Ghafur lagi Rahim.
-
yas`aluka ahlul-kitābi an tunazzila 'alaihim kitābam minas-samā`i fa qad sa`alụ mụsā akbara min żālika fa qālū arinallāha jahratan fa akhażat-humuṣ-ṣā'iqatu biẓulmihim, ṡummattakhażul-'ijla mim ba'di mā jā`at-humul-bayyinātu fa 'afaunā 'an żālik, wa ātainā mụsā sulṭānam mubīnā;
Orang-orang ahli kitab (orang-orang Yahudi) ingin supaya engkau membawa turun “sebuah kitab dari langit” untuk mereka… Bahkan sebenarnya, mereka telah meminta yang lebih besar dari Musa…Mereka berkata, “Tunjukan Allah kepada kami sekarang juga,” dan kilat menyambar mereka karena kezaliman mereka… Setelah bukti yang jelas sampai kepada mereka, mereka mengambil anak sapi sebagai sembahan… Kami bahkan memaafkan ini dan memberi Musa kekuasaan yang nyata.
-
wa rafa'nā fauqahumuṭ-ṭụra bimīṡāqihim wa qulnā lahumudkhulul-bāba sujjadaw wa qulnā lahum lā ta'dụ fis-sabti wa akhażnā min-hum mīṡāqan galīẓā;
Kami angkat gunung Thursina di atas mereka agar mereka memegang janji mereka, dan Kami katakan kepada mereka, “Masukilah gerbangnya dengan bersujud.” Dan kami katakan, “Janganlah melanggar Sabbath” dan dari mereka kami mengambil perjanjian yang khidmat.
-
fa bimā naqḍihim mīṡāqahum wa kufrihim bi`āyātillāhi wa qatlihimul-ambiyā`a bigairi ḥaqqiw wa qaulihim qulụbunā gulf, bal ṭaba'allāhu 'alaihā bikufrihim fa lā yu`minụna illā qalīlā;
Kami hukum mereka karena melanggar janji mereka, mengingkari keberadaan Allah dalam ayat-ayatNya (manifestasi-manifestasi dari Nama-namaNya), membunuh para Nabi dengan menentang kehendak Kebenaran, dan karena mengatakan “Hati kami tertutup” (kesadaran kami terhijab bagai ulat dalam kepompong). Sungguh, kami kunci pemahaman mereka karena pengingkaran mereka! Kecuali sebagian kecil dari mereka, mereka tidak akan beriman!
-
wa bikufrihim wa qaulihim 'alā maryama buhtānan 'aẓīmā;
Dan karena mengingkari realitas dan mengucapkan fitnah yang besar terhadap Maryam!
-
wa qaulihim innā qatalnal-masīḥa 'īsabna maryama rasụlallāh, wa mā qatalụhu wa mā ṣalabụhu wa lākin syubbiha lahum, wa innallażīnakhtalafụ fīhi lafī syakkim min-h, mā lahum bihī min 'ilmin illattibā'aẓ-ẓanni wa mā qatalụhu yaqīnā;
Dan karena mengatakan, “Kami membunuh Rasul Allah, Isa, anaknya Maryam”… Sebenarnya, mereka tidak membunuh ataupun menyalibnya, namun dibuat nampak seperti itu kepada mereka (yang disalib). Mereka yang memperdebatkan hal ini ada dalam keraguan tentangnya; mereka tidak memiliki pengetahuan yang pasti tentangnya, mereka hanya membicarakannya dengan asumsi-asumsi. Yang pasti adalah bahwa Isa sama sekali tidak dibunuh!
-
bal rafa'ahullāhu ilaīh, wa kānallāhu 'azīzan ḥakīmā;
Bahkan sebaliknya, Allah mengangkatnya kepada DiriNya! Allah itu ‘Aziz lagi Hakim.
-
wa im min ahlil-kitābi illā layu`minanna bihī qabla mautih, wa yaumal-qiyāmati yakụnu 'alaihim syahīdā;
Dan tidak satupun yang mematuhi ilmu mengenai realitas (di masa lampau) yang tidak percaya kepadanya (ajaran-ajarannya) pada saat kematian! Dia akan menjadi saksi terhadap mereka selama periode Kiamat.
-
fa biẓulmim minallażīna hādụ ḥarramnā 'alaihim ṭayyibātin uḥillat lahum wa biṣaddihim 'an sabīlillāhi kaṡīrā;
Banyak karunia yang halal kami jadikan haram bagi mereka (orang-orang Yahudi), karena perbuatan dosa mereka dan karena mencegah orang-orang lain dari menyadari realitas esensial mereka!
-
wa akhżihimur-ribā wa qad nuhụ 'an-hu wa aklihim amwālan-nāsi bil-bāṭil, wa a'tadnā lil-kāfirīna min-hum 'ażāban alīmā;
Ini (tindakan pengharaman) karena mereka ikut serta dalam riba meskipun dilarang bagi mereka dan mereka mengkonsumsi harta milik orang lain secara tidak adil. Dan Kami telah menyiapkan penderitaan berat bagi mereka yang terus-menerus mengingkari realitas.
-
lākinir-rāsikhụna fil-'ilmi min-hum wal-mu`minụna yu`minụna bimā unzila ilaika wa mā unzila ming qablika wal-muqīmīnaṣ-ṣalāta wal-mu`tụnaz-zakāta wal-mu`minụna billāhi wal-yaumil-ākhir, ulā`ika sanu`tīhim ajran 'aẓīmā;
Beberapa di antara mereka yang telah mencapai kedalaman ilmu dan orang-orang yang beriman, percaya kepada apa yang telah diwahyukan kepadamu juga kepada apa yang diwahyukan sebelum kamu. Mereka yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat dan beriman kepada Allah dan kehidupan kekal yang akan datang berdasarkan makna yang ditunjukkan oleh huruf ‘B’… Kami akan beri mereka pahala yang besar.
-
innā auḥainā ilaika kamā auḥainā ilā nụḥiw wan-nabiyyīna mim ba'dih, wa auḥainā ilā ibrāhīma wa ismā'īla wa is-ḥāqa wa ya'qụba wal-asbāṭi wa 'īsā wa ayyụba wa yụnusa wa hārụna wa sulaimān, wa ātainā dāwụda zabụrā;
Kami telah mewahyukan kepadamu seperti telah kami wahyukan kepada Nuh dan Nabi-nabi setelahnya… Dan kami mewahyukan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishak, Ya’kub, keturunannya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman… Kami memberi Dawud kitab Zabur (ilmu hikmah).
-
wa rusulang qad qaṣaṣnāhum 'alaika ming qablu wa rusulal lam naqṣuṣ-hum 'alaīk, wa kallamallāhu mụsā taklīmā;
Kami juga telah mewahyukan (kepada para Rasul) yang kisahnya telah Kami sampaikan kepadamu atau belum Kami sampaikan kepadamu… Allah berbicara kepada Musa kata demi kata.
-
rusulam mubasysyirīna wa munżirīna li`allā yakụna lin-nāsi 'alallāhi ḥujjatum ba'dar-rusul, wa kānallāhu 'azīzan ḥakīmā;
Kami mengirim Rasul-rasul sebagai pembawa berita-berita gembira dan sebagai para pemberi peringatan agar manusia tidak akan memiliki alasan untuk membantah Allah setelah kedatangan Rasul-rasul ini (ilmu yang mereka berikan)! Allah itu ‘Aziz lagi Hakim.
-
lākinillāhu yasy-hadu bimā anzala ilaika anzalahụ bi'ilmih, wal-malā`ikatu yasy-hadụn, wa kafā billāhi syahīdā;
Tetapi Allah bersaksi terhadap apa yang Dia wahyukan kepadamu, Dia telah mewahyukannya kepadamu sebagai ilmu mengenai HU. Para malaikat (kekuatan-kekuatan yang berkaitan dengan pewahyuan ini; Jibril) juga bersaksi terhadap fakta ini. Cukuplah bagimu Allah sebagai saksi.
-
innallażīna kafarụ wa ṣaddụ 'an sabīlillāhi qad ḍallụ ḍalālam ba'īdā;
Mereka yang mengingkari realitas dan menghalangi orang-orang lain dari jalan Allah telah tersesat jauh.
-
innallażīna kafarụ wa ẓalamụ lam yakunillāhu liyagfira lahum wa lā liyahdiyahum ṭarīqā;
Sungguh Allah tidak akan pernah memaafkan atau membuka jalan (kepada pemahaman) kepada mereka yang mengingkari realitas dan mereka yang berbuat zalim.
-
illā ṭarīqa jahannama khālidīna fīhā abadā, wa kāna żālika 'alallāhi yasīrā;
Kecuali jalan menuju Neraka (pemahaman yang menuntun kepada kehidupan neraka)! Mereka akan tinggal di sana dengan kekal. Hal ini mudah bagi Allah.
-
yā ayyuhan-nāsu qad jā`akumur-rasụlu bil-ḥaqqi mir rabbikum fa āminụ khairal lakum, wa in takfurụ fa inna lillāhi mā fis-samāwāti wal-arḍ, wa kānallāhu 'alīman ḥakīmā;
Hai manusia, Rasul telah datang kepada kalian dari Rabb kalian dengan Kebenaran! Maka percayalah kepada apa yang baik bagi kalian! Jika kalian mengingkari, ketahuilah bahwa apapun yang di langit dan di bumi adalah untuk Allah (untuk manifestasi fitur-fitur yang ditunjuk dengan Nama-nama Allah). Allah itu ‘Alim lagi Hakim.
-
yā ahlal-kitābi lā taglụ fī dīnikum wa lā taqụlụ 'alallāhi illal-ḥaqq, innamal-masīḥu 'īsabnu maryama rasụlullāhi wa kalimatuh, alqāhā ilā maryama wa rụḥum min-hu fa āminụ billāhi wa rusulih, wa lā taqụlụ ṡalāṡah, intahụ khairal lakum, innamallāhu ilāhuw wāḥid, sub-ḥānahū ay yakụna lahụ walad, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, wa kafā billāhi wakīlā;
Hai orang-orang yang kepadanya telah datang ilmu mengenai realitas… Jangan berlebih-lebihan dalam menjalankan ketentuan agama dan jangan melanggar… Jangan mengatakan hal-hal yang tidak benar tentang Allah… Isa, anak Maryam, hanyalah seorang Rasul Allah dan PerkataanNya… Dia telah membentuk manifestasi dari fitur ini melalui Maryam, dan ia adalah sebuah makna (ruh) dariNya (Nama-nama IndahNya)… Maka beriman lah kepada Allah, esensi dari segala sesuatu dengan Nama-namaNya, dan Rasul-rasulNya… Dan jangan katakan “Tiga” (Bapak, Anak, Roh Kudus)! Akhiri ini; itu lebih baik bagi kalian… Allah adalah Yang Esa dan Satu-satunya (Satu-satunya yang memiliki Uluhiyyah)… HU adalah Subhan dari konsep memiliki anak! Apapun yang ada di langit dan di bumi adalah untuk Dia… Cukup lah bagi kalian Allah sebagai Wakil, realitas esensial kalian dengan Nama-namaNya.
-
lay yastangkifal-masīḥu ay yakụna 'abdal lillāhi wa lal-malā`ikatul-muqarrabụn, wa may yastangkif 'an 'ibādatihī wa yastakbir fa sayaḥsyuruhum ilaihi jamī'ā;
Baik Al-Masih (Isa) maupun malaikat-malaikat agung tidak akan merasa hina dengan menjadi hamba Allah! Dan siapapun yang merasa hina karena mengabdi kepada Allah dan menyombongkan diri, Dia akan mengumpulkan mereka semua kepada DiriNya.
-
fa ammallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti fa yuwaffīhim ujụrahum wa yazīduhum min faḍlih, wa ammallażīnastangkafụ wastakbarụ fa yu'ażżibuhum 'ażāban alīmaw wa lā yajidụna lahum min dụnillāhi waliyyaw wa lā naṣīrā;
Adapun bagi mereka yang beriman dan memenuhi ketentuan-ketentuan agama mereka, Dia akan memberi mereka pahala sepenuhnya dan memberi mereka lebih banyak lagi dari karuniaNya… Namun mereka yang suka menghina dan sombong, Dia akan menghukum mereka dengan penderitaan yang besar… Dan mereka tidak akan bisa menemukan teman atau penolong bagi diri mereka selain Allah.
-
yā ayyuhan-nāsu qad jā`akum bur-hānum mir rabbikum wa anzalnā ilaikum nụram mubīnā;
Hai manusia! Sungguh telah datang kepada kalian bukti (artikulasi kebenaran; Muhammad saw)… Kami telah mewahyukan Nur yang terang (cahaya ilmu) kepada kalian (Al-Qur’an).
-
fa ammallażīna āmanụ billāhi wa'taṣamụ bihī fa sayudkhiluhum fī raḥmatim min-hu wa faḍliw wa yahdīhim ilaihi ṣirāṭam mustaqīmā;
Kepada mereka yang beriman kepada Allah, esensi dari segala sesuatu, dan berpegang teguh kepadaNya sebagai realitas esensial mereka – HU akan memasukkan mereka kedalam rahmat dan karunia (memungkinkan melihat esensi mereka yang paling dalam) pada jalan yang lurus (shirath al-mustaqim).”
-
yastaftụnak, qulillāhu yuftīkum fil-kalālah, inimru`un halaka laisa lahụ waladuw wa lahū ukhtun fa lahā niṣfu mā tarak, wa huwa yariṡuhā il lam yakul lahā walad, fa ing kānataṡnataini fa lahumaṡ-ṡuluṡāni mimmā tarak, wa ing kānū ikhwatar rijālaw wa nisā`an fa liż-żakari miṡlu ḥaẓẓil-unṡayaīn, yubayyinullāhu lakum an taḍillụ, wallāhu bikulli syai`in 'alīm;
Mereka meminta penjelasan – keputusan darimu… Katakanlah, “Allah memberi aturan tentang seseorang yang tidak memiliki orangtua ataupun keturunan (anak) sebagai pewaris: Jika seorang laki-laki mati dan tidak meninggalkan anak kecuali seorang saudara perempuan, ia (saudara perempuan itu) akan menerima setengah dari yang ditinggalkannya… Jika seorang saudara perempuan tanpa anak mati, saudara laki-lakinya menjadi pewarisnya… Jika ada dua saudara perempuan (dari laki-laki yang mati) mereka akan mendapatkan dua pertiga dari apa yang ditinggalkan (saudara laki-laki mereka)… Jika saudara kandungnya (para pewaris) adalah saudara laki-laki dan saudara perempuan, maka yang laki-laki akan mendapatkan dua kali yang didapatkan perempuan”… Allah memberitahu kalian agar kalian tidak tersesat… Allah itu ‘Alim atas segala sesuatu, sebagai realitas esensial mereka dengan Nama-namaNya.