6 - Al-An’am
"A’udzu billahi minas-syaithoonir-rojiim"
Bismi Llaahi l-raḥmaani l-raḥeem
-
al-ḥamdu lillāhillażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa wa ja'alaẓ-ẓulumāti wan-nụr, ṡummallażīna kafarụ birabbihim ya'dilụn;
Hamd (evaluasi dari alam-alam jasmani yang diciptakan dengan Nama-namaNya, seperti yang DikehendakiNya) adalah kepunyaan Allah, yang telah mencipatakan langit dan bumi, dan membentuk kegelapan (kejahilan) dan Nur (ilmu)… Mereka yang terus-menerus mengingkari realitas, mempersamakan (tuhan-tuhan eksternal khayalan mereka) kepada Rabb mereka (dimensi Nama-nama di dalam esensi mereka, dan karenanya mereka menjalani dualitas)!
-
huwallażī khalaqakum min ṭīnin ṡumma qaḍā ajalā, wa ajalum musamman 'indahụ ṡumma antum tamtarụn;
HU lah yang menciptakan kalian dari air dan tanah liat, dan menetapkan rentang (waktu yang ditentukan bagi kehidupan jasmani)… Batas waktu tertentu dari kehidupan adalah dariNya… Setelah semua ini, kalian masih juga meragukan.
-
wa huwallāhu fis-samāwāti wa fil-arḍ, ya'lamu sirrakum wa jahrakum wa ya'lamu mā taksibụn;
Allah adalah HU, di langit dan di muka bumi… Dia mengetahui apa yang ada di dalam esensi kalian dan apa yang kalian ungkapkan! Dia mengetahui apa yang kalian peroleh (dengan perbuatan kalian)!
-
wa mā ta`tīhim min āyatim min āyāti rabbihim illā kānụ 'an-hā mu'riḍīn;
Tidak satu ayat pun (yang diungkap atau yang nyata) yang datang dari Rabb mereka kepada mereka melainkan mereka berpaling darinya!
-
fa qad każżabụ bil-ḥaqqi lammā jā`ahum, fa saufa ya`tīhim ambā`u mā kānụ bihī yastahzi`ụn;
Dan kini mereka mengingkari apa yang telah datang kepada mereka dalam Kebenaran! Namun berita-berita mengenai apa yang mereka perolok-olokan akan segera sampai kepada mereka.
-
a lam yarau kam ahlaknā ming qablihim ming qarnim makkannāhum fil-arḍi mā lam numakkil lakum wa arsalnas-samā`a 'alaihim midrāraw wa ja'alnal-an-hāra tajrī min taḥtihim fa ahlaknāhum biżunụbihim wa ansya`nā mim ba'dihim qarnan ākharīn;
Apakah mereka tidak melihat berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka… (Selain itu) tidak seperti kalian, Kami telah kokohkan mereka pada area bumi yang subur, dan telah kami kirim berkat dari langit kepada mereka dan telah Kami buat sungai-sungai mengalir di bawah mereka… (Namun demikian) Kami binasakan mereka karena kesalahan-kesalahan mereka! Dan setelah mereka, kami datangkan lagi generasi yang lain.
-
walau nazzalnā 'alaika kitāban fī qirṭāsin fa lamasụhu bi`aidīhim laqālallażīna kafarū in hāżā illā siḥrum mubīn;
Seandainya kami menurunkan kitab (tertulis) kepadamu, dan mereka menyentuhnya dengan tangan-tangan mereka, orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas tentu mengatakan, “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.”
-
wa qālụ lau lā unzila 'alaihi malak, walau anzalnā malakal laquḍiyal-amru ṡumma lā yunẓarụn;
Mereka mengatakan, “Seharusnya diturunkan Malaikat (yang dapat kami lihat)”… Namun seandainya Kami mendatangkan malaikat seperti demikian, tentu urusannya telah selesai; tidak ada waktu lagi yang akan diberikan kepada mereka.
-
walau ja'alnāhu malakal laja'alnāhu rajulaw wa lalabasnā 'alaihim mā yalbisụn;
Seandainya Kami menjadikannya (Rasulullah saw) malaikat (untuk kalian lihat), Kami masih harus membuatnya dalam bentuk manusia untuk menjatuhkan mereka kedalam dilema-keraguan yang sama seperti yang mereka alami sekarang (dimana mereka akan berkata, “dia hanya manusia seperti kita juga”).
-
wa laqadistuhzi`a birusulim ming qablika fa ḥāqa billażīna sakhirụ min-hum mā kānụ bihī yastahzi`ụn;
Sungguh, banyak dari Rasul Kami yang juga diejek sebelum kamu! Namun orang-orang yang mengejek terjerat oleh ejekan mereka sendiri!
-
qul sīrụ fil-arḍi ṡummanẓurụ kaifa kāna 'āqibatul-mukażżibīn;
Katakanlah, “Berjalanlah melintasi bumi dan lihatlah akhir dari orang-orang yang mengingkari (realitas).”
-
qul limam mā fis-samāwāti wal-arḍ, qul lillāh, kataba 'alā nafsihir-raḥmah, layajma'annakum ilā yaumil-qiyāmati lā raiba fīh, allażīna khasirū anfusahum fa hum lā yu`minụn;
Katakanlah, “Kepunyaan siapakah apa-apa yang di langit dan di bumi (bentuk-bentuk yang berasal dari keadaan tiada menjadi ‘relatif’ ada untuk mewujudkan makna-makna dari Nama-nama)?” Katakanlah, “Kepunyaan Allah!” Dia telah menetapkan RahmatNya (penciptaan alam-alam berdasarkan fitur RahmanNya) pada DiriNya Sendiri. Dia pasti akan mengumpulkan kalian dalam periode Kiamat, yang tidak ada keraguan tentangnya! Mereka yang telah menempatkan dirinya dalam kerugian tidak akan mempercayainya!
-
wa lahụ mā sakana fil-laili wan-nahār, wa huwas-samī'ul-'alīm;
Apapun yang di malam hari dan di siang hari adalah untukNya! HU itu Sami’ lagi ‘Alim.
-
qul agairallāhi attakhiżu waliyyan fāṭiris-samāwāti wal-arḍi wa huwa yuṭ'imu wa lā yuṭ'am, qul innī umirtu an akụna awwala man aslama wa lā takụnanna minal-musyrikīn;
Katakanlah, “Haruskah aku berteman (dengan membayangkannya) dengan selain Allah, pencipta (dan pemrogram dari segala sesuatu menurut fungsi khusus mereka) langit dan bumi, yang memberi untuk memelihara dan menghidupi keberadaan mereka, yang DiriNya Sendiri tidak membutuhkan apapun?... Katakanlah, “Aku telah diperintahkan menjadi yang pertama dari mereka yang berserahdiri kepada Allah” dan tidak pernah menjadi dualis (musyrik)!
-
qul innī akhāfu in 'aṣaitu rabbī 'ażāba yaumin 'aẓīm;
Katakanlah, “Sungguh, jika aku tidak mematuhi Rabb-ku, aku takut penderitaan Hari (periode) yang hebat!”
-
may yuṣraf 'an-hu yauma`iżin fa qad raḥimah, wa żālikal-fauzul-mubīn;
Dia yang dihindarkan dari (penderitaan) di saat itu, sungguh telah diberkati rahmat Allah! Itulah kebebasan yang nyata!
-
wa iy yamsaskallāhu biḍurrin fa lā kāsyifa lahū illā huw, wa iy yamsaska bikhairin fa huwa 'alā kulli syai`ing qadīr;
Jika Allah menimpakan kesukaran kepadamu, tidak ada seorang pun yang dapat menghilangkannya selain HU (di dalam esensimu)… Dan jika Allah memperlakukanmu dengan kebaikan, pemberi kebaikan adalah HU juga, Yang Esa yang Qadir atas segala sesuatu.
-
wa huwal-qāhiru fauqa 'ibādih, wa huwal-ḥakīmul-khabīr;
HU lah yang yang berkuasa atas hamba-hambaNya (HU menyingkapkan DiriNya dari dalam kedalaman manifestasi-manifestasiNya untuk mengatur keberadaanNya)! HU itu Hakim lagi Khabir.
-
qul ayyu syai`in akbaru syahādah, qulillāh, syahīdum bainī wa bainakum, wa ụḥiya ilayya hāżal-qur`ānu li`unżirakum bihī wa mam balag, a innakum latasy-hadụna anna ma'allāhi ālihatan ukhrā, qul lā asy-had, qul innamā huwa ilāhuw wāḥiduw wa innanī barī`um mimmā tusyrikụn;
Katakanlah. “Apakah hal yang lebih besar kesaksiannya?”… Katakanlah, “Allah adalah saksi di antara aku dan kalian… Al-Qur’an ini diwahyukan kepadaku agar aku mengingatkan kalian dan siapa pun yang didatanginya… Apakah kalian sungguh-sungguh bersaksi bahwa ada tuhan-tuhan selain Allah?”… Katakanlah, “Aku tidak akan bersaksi (untuk ini)”… Katakanlah, “Uluhiyyah adalah Yang Esa dan sungguh, aku berlepas diri dari apa yang kalian persekutukan.”
-
allażīna ātaināhumul-kitāba ya'rifụnahụ kamā ya'rifụna abnā`ahum, allażīna khasirū anfusahum fa hum lā yu`minụn;
Mereka yang kepadanya telah kami berikan ilmu mengenai realitas, mengenalnya (Muhammad saw) sebagaimana mereka mengenal anak mereka sendiri… Mereka yang telah kehilangan dirinya bukanlah dari golongan orang-orang yang beriman.
-
wa man aẓlamu mim maniftarā 'alallāhi każiban au każżaba bi`āyātih, innahụ lā yufliḥuẓ-ẓālimụn;
Siapakah yang lebih berdosa dibanding orang yang berbohong tentang Allah atau tentang keberadaanNya dalam isyarat-isyarattNya (manifestasi Nama-namaNya)? Sungguh, orang-orang yang zalim (para dualis) tidak akan mencapai kemerdekaan.
-
wa yauma naḥsyuruhum jamī'an ṡumma naqụlu lillażīna asyrakū aina syurakā`ukumullażīna kuntum taz'umụn;
Pada saat ketika kami mengumpulkan mereka semua dan menanyakan kepada para dualis, “Dimana sekarang sekutu-sekutu yang kalian anggap ada disamping Dia?”…
-
ṡumma lam takun fitnatuhum illā ang qālụ wallāhi rabbinā mā kunnā musyrikīn;
Mereka tidak dapat lagi membuat hasutan selain mengatakan, “Demi Allah, Rabb kami, kami bukanlah para dualis”!
-
unẓur kaifa każabụ 'alā anfusihim wa ḍalla 'an-hum mā kānụ yaftarụn;
Lihatlah bagaimana mereka berbohong terhadap diri mereka sendiri dan bagaimana hal-hal yang mereka buat-buat (tuhan di dalam khayalan mereka) telah meninggalkan mereka sekarang.
-
wa min-hum may yastami'u ilaīk, wa ja'alnā 'alā qulụbihim akinnatan ay yafqahụhu wa fī āżānihim waqrā, wa iy yarau kulla āyatil lā yu`minụ bihā, ḥattā iżā jā`ụka yujādilụnaka yaqụlullażīna kafarū in hāżā illā asāṭīrul-awwalīn;
Dan di antara mereka ada yang mendengarkanmu… Tapi Kami telah tutupkan hijab pada hati-hati (kesadaran) mereka dan rasa berat pada telinga-telinga (pemahaman) mereka sehingga mereka tidak dapat merasakanNya! Berapa banyak pun bukti yang mereka lihat, mereka tetap tidak akan percaya… Lagi pula, ketika orang-orang yang mengingkari realitas yang berselisih denganmu datang kepadamu, mereka akan mengatakan, “Ini tidak lain kecuali dongeng masa lampau.”
-
wa hum yan-hauna 'an-hu wa yan`auna 'an-h, wa iy yuhlikụna illā anfusahum wa mā yasy'urụn;
Keduanya menghalang-halangi (orang-lain) darinya (Rasulullah saw) dan menjauhkan (diri mereka) darinya! Mereka hanya menghancurkan diri mereka sendiri, namun mereka tidak merasakannya!
-
walau tarā iż wuqifụ 'alan-nāri fa qālụ yā laitanā nuraddu wa lā nukażżiba bi`āyāti rabbinā wa nakụna minal-mu`minīn;
“Seandainya kamu dapat melihat ketika mereka dihadapkan dengan api (menderita) betapa mereka berkata, ‘Ah, andai saja kami dapat kembali (kepada tubuh biologis kita di bumi; karena kehidupan biologis diperlukan untuk mengaktifkan kekuatan-kekuatan di dalam otak) dan tidak mengingkari ayat-ayat Rabb kami (Fitur-fitur dan potensi agung intrinsik kita yang berasal dari Nama-nama yang menyusun realitas esensial kita) dan menjadi golongan orang-orang yang beriman’.”
-
bal badā lahum mā kānụ yukhfụna ming qabl, walau ruddụ la'ādụ limā nuhụ 'an-hu wa innahum lakāżibụn;
Tapi yang mereka sembunyikan sebelumnya (ilmu mengenai realitas yang diberikan kepada mereka) sekarang telah menjadi nyata bagi mereka. Dan seandainya mereka dikembalikan pun, mereka akan kembali kepada apa-apa yang telah dilarang bagi mereka, sungguh mereka itu para pendusta.
-
wa qālū in hiya illā ḥayātunad-dun-yā wa mā naḥnu bimab'ụṡīn;
Dan mereka mengatakan, “Tidak ada yang lain kecuali kehidupan duniawi kita, dan kita tidak akan dibangkitkan!” Dan mereka mengatakan, “Tidak ada yang lain kecuali kehidupan duniawi kita! Kehidupan kita tidak akan berkelanjutan!”
-
walau tarā iż wuqifụ 'alā rabbihim, qāla a laisa hāżā bil-ḥaqq, qālụ balā wa rabbinā, qāla fa żụqul-'ażāba bimā kuntum takfurụn;
Seandainya kamu bisa melihat ketika mereka akan dihadapkan kepada Rabb mereka (ketika mereka mengetahui dan menyadari potensi-potensi dari Nama-nama di dalam realitas mereka sendiri). Dia akan berkata, “Bukankah ini realitas?” Mereka akan mengatakan, “Benar, ya Rabb kami.” Dia kemudian akan berkata, “Maka sekarang rasakanlah penderitaan berat sebagai akibat dari mengingkari ilmu mengenai realitas.”
-
qad khasirallażīna każżabụ biliqā`illāh, ḥattā iżā jā`at-humus-sā'atu bagtatang qālụ yā ḥasratanā 'alā mā farraṭnā fīhā wa hum yaḥmilụna auzārahum 'alā ẓuhụrihim, alā sā`a mā yazirụn;
Sungguh, mereka yang mengingkari kebersatuan dengan Allah (kesadaran terhadap kebenaran bahwa esensi dari keberadaan mereka dicakup oleh Nama-nama) telah menjadi orang-orang yang merugi! Ketika akhirnya saat itu (saat untuk mengalami kematian) tiba-tiba mendatangi mereka, dengan beban berat di punggung mereka, mereka berkata, “Betapa malangnya kami, karena amalan-amalan yang kami abaikan dan kerugian yang kami alami karenanya!” Berhati-hatilah, kesusahan adalah (tanggung-jawab) yang mesti mereka pikul!
-
wa mal-ḥayātud-dun-yā illā la'ibuw wa lahw, wa lad-dārul-ākhiratu khairul lillażīna yattaqụn, a fa lā ta'qilụn;
Kehidupan dunia kalian (tingkatan yang paling rendah; dunia pengkondisian) tidak lain hanyalah kesenangan dan hiburan! Kehidupan kekal yang akan datang sungguh lebih baik bagi mereka yang dilindungi (takwa)… Apakah kalian tidak mau menggunakan akal kalian?
-
qad na'lamu innahụ layaḥzunukallażī yaqụlụna fa innahum lā yukażżibụnaka wa lākinnaẓ-ẓālimīna bi`āyātillāhi yaj-ḥadụn;
Kami tahu bahwa apa yang mereka katakan membuatmu sedih… Tapi sebenarnya, orang-orang yang zalim itu tidak mengingkarimu, mereka sengaja mengingkari keberadaan Allah dalam isyarat-isyaratNya (manifestasi Nama-namaNya)!
-
wa laqad kużżibat rusulum ming qablika fa ṣabarụ 'alā mā kużżibụ wa ụżụ ḥattā atāhum naṣrunā, wa lā mubaddila likalimātillāh, wa laqad jā`aka min naba`il-mursalīn;
Dan sungguh Rasul-rasul sebelum kamu juga diingkari… Tapi mereka bersabar terhadap pengingkaran dan penyiksaan mereka hingga pertolongan Kami datang kepada mereka… Dan tidak ada yang dapat merubah perkataan Allah… Sungguh, telah datang kepadamu sebagian dari apa yang diwahyukan (kepada Rasul-rasul sebelum kamu).
-
wa ing kāna kabura 'alaika i'rāḍuhum fa inistaṭa'ta an tabtagiya nafaqan fil-arḍi au sullaman fis-samā`i fa ta`tiyahum bi`āyah, walau syā`allāhu lajama'ahum 'alal-hudā fa lā takụnanna minal-jāhilīn;
Jika penolakan mereka terasa berat untuk kamu pikul, maka carilah terowongan kedalam tanah atau tangga ke langit, jika kamu mampu, dan bawalah kepada mereka mujizat (sehingga mereka beriman)! Seandainya Allah berkehendak, Dia tentu telah menempatkan mereka di dalam kebenaran… Maka waspadalah; jangan menjadi orang yang jahil!
-
innamā yastajībullażīna yasma'ụn, wal-mautā yab'aṡuhumullāhu ṡumma ilaihi yurja'ụn;
Hanya mereka yang dapat merasakan yang akan menjawab (ajakan)! Adapun bagi orang yang mati (yang kosong dari ilmu), Allah akan membangkitkan mereka (membuat mereka menyadari realitas mereka setelah mengalami kematian) dan kepadaNya lah mereka akan dikembalikan.
-
wa qālụ lau lā nuzzila 'alaihi āyatum mir rabbih, qul innallāha qādirun 'alā ay yunazzila āyataw wa lākinna akṡarahum lā ya'lamụn;
Mereka berkata, “Mengapa ia (Rasul) tidak mendatangkan sebuah isyarat dari Rabb-nya!”… Katakanlah, “Sungguh Allah Qadir untuk mendatangkan mujizat… Namun kebanyakan mereka tidak mengetahui.”
-
wa mā min dābbatin fil-arḍi wa lā ṭā`iriy yaṭīru bijanāḥaihi illā umamun amṡālukum, mā farraṭnā fil-kitābi min syai`in ṡumma ilā rabbihim yuḥsyarụn;
“Dan tidak ada mahluk bergerak di muka (atau dalam) bumi atau burung yang terbang dengan dua sayap (ilmu dan kekuatan) melainkan (mereka itu) umat (dibentuk dengan tatanan berdasarkan sistem khusus) seperti kalian! Kami tidak mengabaikan satu hal pun di dalam (Kitab) mengenai keberadaan ciptaan yang dapat di’BACA’ ini!...” Mereka semua akan dikumpulkan kepada Rabb mereka.
-
wallażīna każżabụ bi`āyātinā ṣummuw wa bukmun fiẓ-ẓulumāt, may yasya`illāhu yuḍlil-hu wa may yasya` yaj'al-hu 'alā ṣirāṭim mustaqīm;
Mereka yang mengingkari ayat-ayat Kami adalah yang buta (yang tidak dapat merasakan realitas mereka) dan yang bisu (yang tidak dapat mengenali dan mengakui kebenaran) yang berada di dalam kegelapan. Allah akan menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menjaga siapa yang Dia kehendaki untuk tetap di jalan yang lurus!
-
qul a ra`aitakum in atākum 'ażābullāhi au atatkumus-sā'atu a gairallāhi tad'ụn, ing kuntum ṣādiqīn;
Katakanlah, “Apakah kalian sadar akan keadaan kalian? Apabila murka Allah atau saat itu (peristiwa yang dijanjikan) datang kepada kalian, akankah kalian memanggil kepada sesuatu selain Allah? (Akuilah) jika kalian orang-orang yang benar.”
-
bal iyyāhu tad'ụna fa yaksyifu mā tad'ụna ilaihi in syā`a wa tansauna mā tusyrikụn;
Tidak, hanya kepadaNya saja kamu akan meminta pertolongan…Dan jika Dia berkehendak, Dia akan mengungkapkan kebenaran dari apa yang kalian minta, dan kalian akan melupakan apa-apa yang telah kalian persekutukan denganNya!
-
wa laqad arsalnā ilā umamim ming qablika fa akhażnāhum bil-ba`sā`i waḍ-ḍarrā`i la'allahum yataḍarra'ụn;
Sungguh, kami telah mendatangkan (Rasul) kepada umat sebelum kamu… Dan menimpakan kepada mereka penderitaan dan penyakit agar mereka merendahkan diri mereka dan berdo’a.
-
falau lā iż jā`ahum ba`sunā taḍarra'ụ wa lāking qasat qulụbuhum wa zayyana lahumusy-syaiṭānu mā kānụ ya'malụn;
Andai saja mereka merendahkan diri ketika murka Kami menghampiri mereka! Namun hati mereka telah mengeras (kesadaran mereka terkunci) dan Setan (angan-angan mereka) menjadikan perbuatan mereka nampak indah di mata mereka.
-
fa lammā nasụ mā żukkirụ bihī fataḥnā 'alaihim abwāba kulli syaī`, ḥattā iżā fariḥụ bimā ụtū akhażnāhum bagtatan fa iżā hum mublisụn;
Ketika mereka lupa dengan apa yang diperingatkan kepada mereka (bahwa mereka diciptakan untuk Allah), Kami membukakan pintu-pintu segala sesuatu (benda duniawi) kepada mereka… Ketika mereka sedang bergembira dengan apa yang diberikan, Kami tangkap mereka dengan seketika! Tiba-tiba, mereka kehilangan semua harapan mereka dan ditinggalkan dalam keadaan putus asa!
-
fa quṭi'a dābirul-qaumillażīna ẓalamụ, wal-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn;
Karenanya, orang-orang yang menganiaya (diri mereka sendiri) dimusnahkan! Hamd (evaluasi alam-alam jasmani yang diciptakan dengan Nama-namaNya, sesuai kehendakNya) adalah kepunyaan Allah!
-
qul a ra`aitum in akhażallāhu sam'akum wa abṣārakum wa khatama 'alā qulụbikum man ilāhun gairullāhi ya`tīkum bih, unẓur kaifa nuṣarriful-āyāti ṡumma hum yaṣdifụn;
Katakanlah, “Renungkanlah, jika Allah mengambil indera pendengaran (persepsi) dan penglihatan, dan mengunci hati kalian (kesadaran), adakah tuhan di samping Allah yang dapat mengembalikannya kepada kalian?” Lihatlah bagaimana Kami menerangkan ayatnya dengan beragam cara, namun (meskipun demikian) mereka tetap berpaling.
-
qul a ra`aitakum in atākum 'ażābullāhi bagtatan au jahratan hal yuhlaku illal-qaumuẓ-ẓālimụn;
Katakanlah, “Pernahkah kalian pikirkan jika murka Allah datang tiba-tiba atau secara terbuka, adakah yang lain yang akan dibinasakan selain orang-orang yang berbuat zalim?”
-
wa mā nursilul-mursalīna illā mubasysyirīna wa munżirīn, fa man āmana wa aṣlaḥa fa lā khaufun 'alaihim wa lā hum yaḥzanụn;
Kami datangkan Rasul-rasul hanya sebagai pembawa berita-berita gembira dan sebagai pemberi peringatan… Jadi, barangsiapa beriman dan memperbaiki (cara mereka), mereka tidak akan memiliki rasa takut atau berduka cita.
-
wallażīna każżabụ bi`āyātinā yamassuhumul-'ażābu bimā kānụ yafsuqụn;
Adapun bagi orang-orang yang mengingkari realitas dari ayat-ayat kami (manifestasi-manifestasi Nama-nama), mereka akan merasakan penderitaan karena keyakinan mereka yang rusak!
-
qul lā aqụlu lakum 'indī khazā`inullāhi wa lā a'lamul-gaiba wa lā aqụlu lakum innī malak, in attabi'u illā mā yụḥā ilayy, qul hal yastawil-a'mā wal-baṣīr, a fa lā tatafakkarụn;
Katakanlah, “Aku tidak sedang mengatakan kepada kalian bahwa aku memiliki kunci-kunci kepada perbendaharaan Allah… Aku tidak mengetahui yang gaib! Aku pun tidak sedang mengklaim bahwa aku seorang malaikat… Aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku”… Katakanlah, “Samakah yang buta dengan yang melihat? Apakah kalian tidak merenungkannya?”
-
wa anżir bihillażīna yakhāfụna ay yuḥsyarū ilā rabbihim laisa lahum min dụnihī waliyyuw wa lā syafī'ul la'allahum yattaqụn;
Dan peringatkanlah orang-orang yang takut untuk dikumpulkan kepada Rabb mereka (tentang apa yang akan dilaksanakan Nama-nama di dalam esensi mereka kepada mereka)… Tidak ada seorang Waliyy atau seorang perantara pun bagi mereka selain Dia… Mudah-mudahan mereka akan melindungi diri mereka sendiri (takwa).
-
wa lā taṭrudillażīna yad'ụna rabbahum bil-gadāti wal-'asyiyyi yurīdụna waj-hah, mā 'alaika min ḥisābihim min syai`iw wa mā min ḥisābika 'alaihim min syai`in fa taṭrudahum fa takụna minaẓ-ẓālimīn;
Jangan jauhkan dari dirimu mereka yang berdoa kepada Rabb mereka di waktu pagi dan malam hari untuk mencari wajah (yang berkaitan dengan) HU… Kamu tidak akan dimintai pertanggungjawaban atas akibat-akibat perbuatan mereka, dan mereka pun tidak akan dimintai pertanggungjawaban atas akibat-akibat perbuatanmu, maka kamu tidak harus menjauhkan mereka… (Jika kamu melakukannya) kamu telah melakukan kezaliman.
-
wa każālika fatannā ba'ḍahum biba'ḍil liyaqụlū a hā`ulā`i mannallāhu 'alaihim mim baininā, a laisallāhu bi`a'lama bisy-syākirīn;
Karenanya Kami menguji sebagian mereka dengan sebagian yang lain, sehingga mereka berkata, “Apakah Allah memberi kepada orang-orang ini (orang-orang miskin dengan penghasilan kecil)?”… Bukankah Allah yang paling mengetahui orang-orang yang menghargai pemberian?
-
wa iżā jā`akallażīna yu`minụna bi`āyātinā fa qul salāmun 'alaikum kataba rabbukum 'alā nafsihir-raḥmata annahụ man 'amila mingkum sū`am bijahālatin ṡumma tāba mim ba'dihī wa aṣlaḥa fa annahụ gafụrur raḥīm;
Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami (manifestasi-manifestasi Nama-nama Kami) datang kepadamu, katakanlah kepada mereka, “Assalaamu ‘alaykum… Rabbmu telah menetapkan rahmat kepada DiriNya Sendiri! Barang siapa di antara kalian melakukan dosa, maka bertaubatlah dan perbaikilah (jalannya), sungguh, Allah itu Ghafur lagi Rahim.
-
wa każālika nufaṣṣilul-āyāti wa litastabīna sabīlul-mujrimīn;
Demikianlah Kami terangkan ayat-ayatnya agar jalan orang-orang yang salah menjadi nyata.
-
qul innī nuhītu an a'budallażīna tad'ụna min dụnillāh, qul lā attabi'u ahwā`akum qad ḍalaltu iżaw wa mā ana minal-muhtadīn;
Katakanlah, “Sungguh aku telah dilarang untuk menyembah tuhan-tuhan yang kalian ambil di samping Allah!”… Katakanlah, “Aku tidak akan pernah mengikuti angan-angan kosong kalian! Karena kemudian aku pasti menjadi sesat dan menyimpang dari jalan orang-orang yang diberi petunjuk; yakni orang-orang yang menyadari realitas esensial mereka.
-
qul innī 'alā bayyinatim mir rabbī wa każżabtum bih, mā 'indī mā tasta'jilụna bih, inil-ḥukmu illā lillāh, yaquṣṣul-ḥaqqa wa huwa khairul-fāṣilīn;
Katakanlah, “Sungguh aku berada di atas isyarat yang jelas dari Rabb-ku, kebenaran yang kalian ingkari! Apa yang kalian cari untuk mempercepat (kematian) tidak dalam kekuasaanku… Keputusannya adalah untuk Allah semata! Dia memberitahukan Kebenaran! Dia itu pembeda terbaik (antara yang benar dan yang salah).”
-
qul lau anna 'indī mā tasta'jilụna bihī laquḍiyal-amru bainī wa bainakum, wallāhu a'lamu biẓ-ẓālimīn;
Katakanlah, “Seandainya yang kalian cari untuk mempercepat itu ada dalam kekuasaanku, masalah di antara kita ini mungkin sudah selesai dari dulu!”… Allah paling tahu orang-orang yang zalim.
-
wa 'indahụ mafātiḥul-gaibi lā ya'lamuhā illā huw, wa ya'lamu mā fil-barri wal-baḥr, wa mā tasquṭu miw waraqatin illā ya'lamuhā wa lā ḥabbatin fī ẓulumātil-arḍi wa lā raṭbiw wa lā yābisin illā fī kitābim mubīn;
Kunci (ilmu) gaib (yang tidak dapat kalian lihat) ada pada HU! Tidak seorang pun mengetahuinya kecuali HU”! Dia mengetahui segala sesuatu yang ada di darat (mewujud – terlihat) dan yang ada di laut (di kedalaman – ilmu)… Tidak selembar daun pun yang jatuh tanpa diketahuiNya (karena segala sesuatu adalah manifestasi Nama-nama HU)… Tidak sebutir biji pun yang ada di kegelapan bumi, atau sesuatu yang basah atau pun kering, yang tidak tercatat di dalam kitab yang nyata (kitab jagat raya).
-
wa huwallażī yatawaffākum bil-laili wa ya'lamu mā jaraḥtum bin-nahāri ṡumma yab'aṡukum fīhi liyuqḍā ajalum musammā, ṡumma ilaihi marji'ukum ṡumma yunabbi`ukum bimā kuntum ta'malụn;
Dia lah yang membuatmu mengalami kematian (kehidupan tanpa kesadaran tubuh biologi) di malam hari (‘Tidur adalah saudaranya kematian’ – Hadits) dan mengetahui apa yang kalian kerjakan di siang hari… Kemudian membangkitkan kalian di siang hari hingga rentang-waktu tertentu terpenuhi… Kemudian kalian akan dikembalikan kepadaNya… Kemudian Dia akan memberitahukan kepada kalian apa yang kalian lakukan (memungkinkan kalian mengevaluasi hidup kalian dari sudut esensinya).
-
wa huwal-qāhiru fauqa 'ibādihī wa yursilu 'alaikum ḥafaẓah, ḥattā iżā jā`a aḥadakumul-mautu tawaffat-hu rusulunā wa hum lā yufarriṭụn;
HU adalah yang bekuasa atas hamba-hambaNya (dengan cara penyingkapan dari kedalaman-kedalaman multi-dimensionalNya)! Dia mendatangkan kepada kalian (kekuatan-kekuatan) pelindung… Ketika akhirnya waktu kematian mendatangi salah satu dari kalian, Rasul-rasul kami (kekuatan-kekuatan, utusan-utusan) menyebabkan dia mati! Dan mereka tidak akan terlambat!
-
ṡumma ruddū ilallāhi maulāhumul-ḥaqq, alā lahul-ḥukmu wa huwa asra'ul-ḥāsibīn;
Kemudian mereka akan dikembalikan kepada Allah, pelindung mereka yang sebenarnya… Ketahuilah dengan pasti bahwa keputusan adalah milikNya, dan Dia lah yang tercepat dalam menghitung.
-
qul may yunajjīkum min ẓulumātil-barri wal-baḥri tad'ụnahụ taḍarru'aw wa khufyah, la`in anjānā min hāżihī lanakụnanna minasy-syākirīn;
Katakanlah, “Siapa yang akan menyelamatkan kalian ketika kalian merendahkan diri kalian dan berdo’a dengan sungguh-sungguh, ‘jika Engkau menyelamatkan kami dari kegelapan bumi dan laut, kami tentu akan menjadi orang-orang yang bersyukur’?”
-
qulillāhu yunajjīkum min-hā wa ming kulli karbin ṡumma antum tusyrikụn;
Katakanlah, “Allah akan menyelamatkan kalian dari itu dan dari segala kesukaran… Tapi kalian masih mempersekutukan yang lain denganNya!”
-
qul huwal-qādiru 'alā ay yab'aṡa 'alaikum 'ażābam min fauqikum au min taḥti arjulikum au yalbisakum syiya'aw wa yużīqa ba'ḍakum ba`sa ba'ḍ, unẓur kaifa nuṣarriful-āyāti la'allahum yafqahụn;
Katakanlah, “Dia memiliki kekuasaan untuk mendatangkan kesusahan kepada kalian dari atas (langit – internal) atau dari bawah kaki kalian (di bumi – eksternal) atau memecah-belah kalian satu sama lain, sehingga kalian merasakan kekejaman.” Lihatlah bagaimana Kami meragamkan paparan kami agar kalian merenungkan kedalamannya dan memahaminya.
-
wa każżaba bihī qaumuka wa huwal-ḥaqq, qul lastu 'alaikum biwakīl;
Tapi kaummu mengingkarinya, sedangkan HU adalah Kebenaran! Katakanlah, “Aku bukanlah perantara kalian (kalian harus menghadapi akibat-akibat ketidakimanan)!”
-
likulli naba`im mustaqarruw wa saufa ta'lamụn;
Bagi setiap kejadian ada ketetapan sebelumnya dan waktu yang tertentu… Kalian akan segera mengetahuinya!
-
wa iżā ra`aitallażīna yakhụḍụna fī āyātinā fa a'riḍ 'an-hum ḥattā yakhụḍụ fī ḥadīṡin gairih, wa immā yunsiyannakasy-syaiṭānu fa lā taq'ud ba'daż-żikrā ma'al-qaumiẓ-ẓālimīn;
Apabila engkau melihat orang-orang yang terlibat dalam pembicaraan yang tidak patut mengenai ayat-ayat Kami, berpalinglah dari mereka sehingga mereka mengganti pembicaraan… Jika Setan membuatmu lupa, lalu kamu ingat dan menyadarinya, janganlah terus duduk dengan orang-orang yang zalim.
-
wa mā 'alallażīna yattaqụna min ḥisābihim min syai`iw wa lākin żikrā la'allahum yattaqụn;
Kebenaran… Mudah-mudahan mereka pun akan melindungi diri mereka sendiri.
-
wa żarillażīnattakhażụ dīnahum la'ibaw wa lahwaw wa garrat-humul-ḥayātud-dun-yā wa żakkir bihī an tubsala nafsum bimā kasabat laisa lahā min dụnillāhi waliyyuw wa lā syafī', wa in ta'dil kulla 'adlil lā yu`khaż min-hā, ulā`ikallażīna ubsilụ bimā kasabụ lahum syarābum min ḥamīmiw wa 'ażābun alīmum bimā kānụ yakfurụn;
Tinggalkanlah orang-orang yang telah membuat agama mereka menjadi kegemaran (hobi) dan sarana untuk hiburan, yang telah tertipu oleh kehidupan duniawi, menurut keinginan mereka sendiri. Tapi ingatkanlah mereka, agar jiwa tidak terjatuh kedalam kehancuran karena apa yang dilakukannya! Ia tidak akan memiliki pelindung (Waliyy), ataupun perantara di samping Allah… Meskipun ia menawarkan segala macam tebusan, itu tidak akan diterima darinya! Mereka lah yang akan dijadikan sandera sebagai akibat dari apa yang mereka usahakan… Akan ada minuman panas dan penderitaan hebat bagi mereka karena mengingkari ilmu mengenai realitas.
-
qul a nad'ụ min dụnillāhi mā lā yanfa'unā wa lā yaḍurrunā wa nuraddu 'alā a'qābinā ba'da iż hadānallāhu kallażistahwat-husy-syayāṭīnu fil-arḍi ḥairāna lahū aṣ-ḥābuy yad'ụnahū ilal-huda`tinā, qul inna hudallāhi huwal-hudā, wa umirnā linuslima lirabbil-'ālamīn;
Katakanlah, “Akankah kita memohon atau memanggil kepada sesuatu selain Allah, yang tidak dapat memberi kami manfaat atau bahaya? Akankah kita kembali kepada dualitas setelah Allah membimbing kita kepada jalan yang benar? Akankah kita seperti orang yang tolol yang Iblis rayu dan tarik ke jurang yang dalam padahal kita mempunyai teman yang mengatakan, “Datanglah kepada kami” dan menyeru kita ke jalan yang lurus?”… Katakanlah, “Petunjuk Allah adalah ini! Kami telah diperintahkan untuk berserahdiri kepada Allah, Rabb-nya seluruh alam.”
-
wa an aqīmuṣ-ṣalāta wattaqụh, wa huwallażī ilaihi tuḥsyarụn;
Dan, “Dirikanlah shalat dan lindungilah diri kalian dari murkaNya; kepadaNya lah kalian akan dikumpulkan.
-
wa huwallażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa bil-ḥaqq, wa yauma yaqụlu kun fa yakụn, qauluhul-ḥaqq, wa lahul-mulku yauma yunfakhu fiṣ-ṣụr, 'ālimul-gaibi wasy-syahādati wa huwal-ḥakīmul-khabīr;
HU telah menciptakan langit dan bumi dengan kebenaran… Apabila Dia berkata, “Jadi lah”, seketika itu juga jadilah ia … PerkataanNya adalah Kebenaran! Ketika Sangkakala ditiup (kepada tubuh atau sistem – manifestasi terjadi dari dalam ke luar) kekuasaan ada padaNya! Dia mengetahui yang gaib dan yang menyaksikan… HU itu Hakim lagi Khabir.
-
wa iż qāla ibrāhīmu li`abīhi āzara a tattakhiżu aṣnāman ālihah, innī arāka wa qaumaka fī ḍalālim mubīn;
Dan ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya Azar, “Apakah Anda menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sungguh, aku melihat Anda dan kaum Anda dalam kesesatan yang nyata.”
-
wa każālika nurī ibrāhīma malakụtas-samāwāti wal-arḍi wa liyakụna minal-mụqinīn;
Demikianlah Kami beri Ibrahim penglihatan untuk melihat alam malakut (kedalaman; kekuatan yang menyusun esensinya) dari langit dan bumi agar dia bisa mencapai keyakinan (untuk mencegahnya terhijab dari realitas dari apa yang dia lihat).
-
fa lammā janna 'alaihil-lailu ra`ā kaukabā, qāla hāżā rabbī, fa lammā afala qāla lā uḥibbul-āfilīn;
Ketika malam (kejahilan) menyelimutinya, dia melihat sebuah bintang (terbuka kesadarannya)… Dia berkata, “Inilah Rabb-ku”,,, Namun ketika ia terbenam (ketika pemahamannya kepada realitas tidak memadai) dia berkata, “Aku tidak suka apapun yang terbenam.”
-
fa lammā ra`al-qamara bāzigang qāla hāżā rabbī, fa lammā afala qāla la`il lam yahdinī rabbī la`akụnanna minal-qaumiḍ-ḍāllīn;
Dan ketika dia melihat bulan (identitas emosional; rasa diri yang bersumber dari emosi-emosinya) dia berkata, “Ini Rabb-ku”… Namun ketika ia terbenam dia berkata, “Sungguh, sendainya Rabb-ku tidak membimbingku, aku pasti telah menjadi golongan orang-orang yang sesat.”
-
fa lammā ra`asy-syamsa bāzigatang qāla hāżā rabbī hāżā akbar, fa lammā afalat qāla yā qaumi innī barī`um mimmā tusyrikụn;
Dan ketika dia melihat matahari (pikirannya) terbit (dengan harapan itu akan memungkinkannya mengalami realitas) dia berkata, “Ini Rabb-ku, ini lebih besar”… Namun ketika ia terbenam (ketika dia menyadari kekurangan pikirannya untuk memahami Allah) dia berkata, “Wahai kaumku, sungguh aku berlepas dari apa yang kalian persekutukan.”
-
innī wajjahtu waj-hiya lillażī faṭaras-samāwāti wal-arḍa ḥanīfaw wa mā ana minal-musyrikīn;
“Sungguh, aku telah memalingkan wajahku (kesadaranku), bersih dari konsep penuhanan (Hanif), kepada Fatir (Dia yang menciptakan segala sesuatu terprogram sesuai tujuannya) yang menciptakan langit dan bumi, dan aku bukan dari golongan dualis.”
-
wa ḥājjahụ qaumuh, qāla a tuḥājjūnnī fillāhi wa qad hadān, wa lā akhāfu mā tusyrikụna bihī illā ay yasyā`a rabbī syai`ā, wasi'a rabbī kulla syai`in 'ilmā, a fa lā tatażakkarụn;
Kaumnya menentangnya dan mencoba membuktikan (benda-benda yang mereka pertuhankan)… (Ibrahim) berkata, “Apakah kalian membantahku tentang Allah padahal Dia telah membimbingku? Aku tidak takut dengan apa-apa yang kalian persekutukan denganNya! Kecuali jika Rabb-ku berkehendak (kecelakaan hanya sampai kepadaku dengan ijin Rabb-ku)… Rabb-ku telah meliputi segala sesuatu dengan ilmuNya… Apakah kalian tidak mau berpikir?”
-
wa kaifa akhāfu mā asyraktum wa lā takhāfụna annakum asyraktum billāhi mā lam yunazzil bihī 'alaikum sulṭānā, fa ayyul-farīqaini aḥaqqu bil-amn, ing kuntum ta'lamụn;
“Bagaimana aku bisa takut kepada tuhan-tuhan yang kalian persekutukan denganNya di saat kalian tidak takut mempersekutukan mereka padahal Dia belum mendatangkan bukti apapun (mengenai ketuhanan mereka)?” Maka, yang mana dari keduanya yang patut mendapatkan kepercayaan?
-
allażīna āmanụ wa lam yalbisū īmānahum biẓulmin ulā`ika lahumul-amnu wa hum muhtadụn;
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukan keyakinan mereka dengan yang salah (dualitas tersembunyi)… Keamanan menjadi hak mereka… Mereka adalah orang-orang yang telah menemukan jalan yang benar!
-
wa tilka ḥujjatunā ātaināhā ibrāhīma 'alā qaumih, narfa'u darajātim man nasyā`, inna rabbaka ḥakīmun 'alīm;
Inilah bukti yang nyata yang telah Kami berikan kepada Ibrahim terhadap kaumnya. Kami naikkan ke derajat yang lebih tinggi siapa yang Kami kehendaki! Sungguh, Rabb kalian itu Hakim lagi ‘Alim.
-
wa wahabnā lahū is-ḥāqa wa ya'qụb, kullan hadainā wa nụḥan hadainā ming qablu wa min żurriyyatihī dāwụda wa sulaimāna wa ayyụba wa yụsufa wa mụsā wa hārụn, wa każālika najzil-muḥsinīn;
Dan Kami berikan kepadanya (Ibrahim) Ishak dan Ya’kub… Mereka semua telah kami bimbing (diberitahu tentang realitas). Dan kami bimbing Nuh, dan di antara keturunannya, Dawud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun… Demikianlah Kami membalas orang-orang yang berbuat kebaikan.
-
wa zakariyyā wa yaḥyā wa 'īsā wa ilyās, kullum minaṣ-ṣāliḥīn;
Dan Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas… Mereka semua adalah orang-orang yang saleh.
-
wa ismā'īla walyasa'a wa yụnusa wa lụṭā, wa kullan faḍḍalnā 'alal-'ālamīn;
Dan Isma’il, Ilyasa, Yunus dan Luth… Kami membuat mereka lebih unggul dari semua orang (seluruh alam) (dengan memungkinkan mereka mengalami misteri kekhalifahan dalam kehidupan jasmani mereka).
-
wa min ābā`ihim wa żurriyyātihim wa ikhwānihim, wajtabaināhum wa hadaināhum ilā ṣirāṭim mustaqīm;
Dan sebagian dari bapak-bapak, keturunan-keturunan, saudara-saudara lelaki mereka! Kami telah memilih mereka dan menuntun mereka ke jalan yang benar.
-
żālika hudallāhi yahdī bihī may yasyā`u min 'ibādih, walau asyrakụ laḥabiṭa 'an-hum mā kānụ ya'malụn;
Inilah petunjuk Allah… Dia menunjuki (memungkinkan realisasi dari realitas terdalam dari) siapa yang dikehendakiNya di antara para hambanya… Seandainya mereka mempersekutukan yang lain dengan Allah (dualitas) sungguh semua yang diperolehnya (amal-amalnya) menjadi sia-sia.
-
ulā`ikallażīna ātaināhumul-kitāba wal-ḥukma wan-nubuwwah, fa iy yakfur bihā hā`ulā`i fa qad wakkalnā bihā qaumal laisụ bihā bikāfirīn;
Mereka lah orang-orang yang kepadanya telah Kami berikan Kitab (ilmu mengenai realitas dan sunnatullah), Hikmah dan Kenabian… Jika mereka (orang-orang itu) mengingkari apa-apa yang telah Kami berikan ini, Kami akan percayakan ia kepada orang-orang yang tidak akan mengingkarinya.
-
ulā`ikallażīna hadallāhu fa bihudāhumuqtadih, qul lā as`alukum 'alaihi ajrā, in huwa illā żikrā lil-'ālamīn;
Mereka adalah orang-orang yang telah Allah tunjuki… Maka, ikutilah realitas mereka! Katakanlah, “Aku tidak menginginkan imbalan (dari memberitahukannya kepada kalian)… Ini hanyalah peringatan kepada manusia (seluruh alam)!”
-
wa mā qadarullāha ḥaqqa qadrihī iż qālụ mā anzalallāhu 'alā basyarim min syaī`, qul man anzalal-kitāballażī jā`a bihī mụsā nụraw wa hudal lin-nāsi taj'alụnahụ qarāṭīsa tubdụnahā wa tukhfụna kaṡīrā, wa 'ullimtum mā lam ta'lamū antum wa lā ābā`ukum, qulillāhu ṡumma żar-hum fī khauḍihim yal'abụn;
Dan mereka tidak menghargai Allah sebagaimana mestinya, dengan mengatakan, “Allah tidak mewahyukan apapun kepada manusia manapun.” Katakanlah, “Siapakah yang mewahyukan Kitab (ilmu) yang dibawa Musa dari esensinya sebagai Nur dan perlindungan bagi manusia? Kalian membuatnya (ilmu) menjadi lembaran-lembaran (perkamen) dan menunjukkannya, tapi kebanyakan darinya kalian sembunyikan… Padahal banyak yang diajarkan kepada kalian, hal-hal yang kalian dan bapak-bapak kalian tidak mengetahuinya!”… Katakanlah, ‘Allah’ dan biarkanlah mereka bersenang-senang dan asyik dalam obrolan kosong mereka (dunia ilusi mereka).
-
wa hāżā kitābun anzalnāhu mubārakum muṣaddiqullażī baina yadaihi wa litunżira ummal-qurā wa man ḥaulahā, wallażīna yu`minụna bil-ākhirati yu`minụna bihī wa hum 'alā ṣalātihim yuḥāfiẓụn;
Inilah (sebuah Kitab) yang telah Kami wahyukan dan Kami berkati dan membenarkan Kitab-kitab sebelumnya, untuk memperingatkan Ibu Kota (Mekah) dan orang-orang yang tinggal di sekitarnya… Mereka yang beriman kepada kehidupan kekal yang akan datang juga beriman kepada ilmu ini… Mereka lah orang-orang yang terus-menerus melaksanakan shalat (doa-doa) mereka.
-
wa man aẓlamu mim maniftarā 'alallāhi każiban au qāla ụḥiya ilayya wa lam yụḥa ilaihi syai`uw wa mang qāla sa`unzilu miṡla mā anzalallāh, walau tarā iżiẓ-ẓālimụna fī gamarātil-mauti wal-malā`ikatu bāsiṭū aidīhim, akhrijū anfusakum, al-yauma tujzauna 'ażābal-hụni bimā kuntum taqụlụna 'alallāhi gairal-ḥaqqi wa kuntum 'an āyātihī tastakbirụn;
Siapakah yang lebih zalim dibanding orang yang berbohong tentang Allah atau yang mengatakan, “Telah diwahyukan kepadaku” ketika tak sesuatu pun telah diwahyukan kepadanya, dan yang mengatakan, “Aku akan mewahyukan yang serupa dengan yang telah Allah wahyukan”? Andai saja kamu dapat melihat orang-orang yang zalim di saat mereka melalui kerasnya kematian! Malaikat (kekuatan-kekuatan) mengulurkan (melebarkan) tangan-tangannya dan mengatakan, “Pisahkan diri kalian dari tubuh kalian (dunia) sekarang sebagai kesadaran (karena kalian telah merasakan kematian, kehidupan tanpa tubuh, dan kehidupan berlanjut)! Hari ini kalian akan dihukum dengan penghinaan karena hal-hal yang kalian katakan tentang Allah yang tidak berdasarkan kebenaran, dan karena telah sombong terhadap ayat-ayatNya.”
-
wa laqad ji`tumụnā furādā kamā khalaqnākum awwala marratiw wa taraktum mā khawwalnākum warā`a ẓuhụrikum, wa mā narā ma'akum syufa'ā`akumullażīna za'amtum annahum fīkum syurakā`, laqat taqaṭṭa'a bainakum wa ḍalla 'angkum mā kuntum taz'umụn;
Sungguh, kalian telah datang kepada Kami sebagai individu, seperti pertama kali Kami ciptakan kalian (dengan kesadaran pada asal kalian)! Kalian telah tinggalkan ilusi-ilusi yang Kami berikan pada kalian… Kami tidak melihat kalian dengan perantara-perantara yang kalian ambil, dengan menganggap mereka sebagai sekutu-sekutu (Allah)… Sungguh, ikatan di antara kalian telah putus dan segala sesuatu yang kalian anggap ada kini telah hilang!
-
innallāha fāliqul-ḥabbi wan-nawā, yukhrijul-ḥayya minal-mayyiti wa mukhrijul-mayyiti minal-ḥayy, żālikumullāhu fa annā tu`fakụn;
Sungguh Allah adalah pisau pembelah yang memecahkan dan membelah benih-benih (menciptakan bentuk-bentuk keberadaan dari benih-benih Nama-nama)! Dia yang menjadikan yang hidup (mereka yang menyadari ketakhinggaan mereka berdasarkan Nama Hayy) dari yang mati (yang menghilangkan ilmu mengenai realitas)… Dan yang mati (yang gagal untuk meninggalkan kepompong mereka dan jatuh kedalam keadaan ‘Diri Penghasut’; keadaan keberadaan jasmaniah) dari yang hidup (mereka yang hidup dengan ilmu mengenai realitas, dalam keadaan ‘Diri Terilhami’)! Demikianlah Allah! Bagaimana kalian diperalihkan (dari satu keadaan ke keadaan lainnya).
-
fāliqul-iṣbāḥ, wa ja'alal-laila sakanaw wasy-syamsa wal-qamara ḥusbānā, żālika taqdīrul-'azīzil-'alīm;
Dia membelah malam untuk mendatangkan siang! Dia telah membuat malam untuk beristirahat, dan Matahari dan bintang-bintang untuk pengukuran… Inilah ketentuan dari yang ‘Aziz lagi ‘Alim.
-
wa huwallażī ja'ala lakumun-nujụma litahtadụ bihā fī ẓulumātil-barri wal-baḥr, qad faṣṣalnal-āyāti liqaumiy ya'lamụn;
HU lah yang membentuk bintang-bintang dalam gelapnya malam dan gelapnya laut, agar kalian mendapatkan petunjuk! Sungguh kami telah menerangkan ayat-ayat Kami bagi orang-orang yang mengetahui.
-
wa huwallażī ansya`akum min nafsiw wāḥidatin fa mustaqarruw wa mustauda', qad faṣṣalnal-āyāti liqaumiy yafqahụn;
HU telah menciptakan kalian dari jiwa yang satu (Diri yang satu)… dan kemudian tempat untuk tinggal (tempat untuk mengenal diri, pembentukan dunia) dan kemudian wadah (tubuh, tempat sementara untuk penyimpanan)… Sungguh Kami telah menerangkan ayat-ayat Kami untuk orang-orang yang pikirannya terbuka.
-
wa huwallażī anzala minas-samā`i mā`ā, fa akhrajnā bihī nabāta kulli syai`in fa akhrajnā min-hu khaḍiran nukhriju min-hu ḥabbam mutarākibā, wa minan-nakhli min ṭal'ihā qinwānun dāniyatuw wa jannātim min a'nābiw waz-zaitụna war-rummāna musytabihaw wa gaira mutasyābih, unẓurū ilā ṡamarihī iżā aṡmara wa yan'ih, inna fī żālikum la`āyātil liqaumiy yu`minụn;
HU mendatangkan air dari langit! Dengannya Kami membuat tumbuhan dari SEGALA SESUATU! Dan darinya Kami menghasilkan sayur-sayuran… Dan darinya biji-bijiannya tersusun berlapis-lapis… Dan tandanan kurma bergantung rendah dari pelepah pohonnya… Dan kami membuat kebun-kebun anggur dan rumpun-rumpun zaitun dan delima, yang serupa tapi berbeda! Perhatikanlah buah-buahnya ketika ia berbuah dan matang… Sungguh, ada isyarat-isyarat padanya bagi orang-orang yang beriman.
-
wa ja'alụ lillāhi syurakā`al-jinna wa khalaqahum wa kharaqụ lahụ banīna wa banātim bigairi 'ilm, sub-ḥānahụ wa ta'ālā 'ammā yaṣifụn;
Namun mereka menghubung-hubungkan jin (mahluk yang tidak kelihatan) sebagai sekutu Allah – padahal Dia lah (Allah) yang telah menciptakan mereka (fitur-fitur yang mereka manifestasikan mengandung Nama-nama Allah)! Dengan jahil mereka menghubung-hubungkan anak-anak laki-laki dan anak-anak perempuan kepadaNya! Subhan Dia, di atas dan jauh dari apa yang mereka sifatkan!
-
badī'us-samāwāti wal-arḍ, annā yakụnu lahụ waladuw wa lam takul lahụ ṣāḥibah, wa khalaqa kulla syaī`, wa huwa bikulli syai`in 'alīm;
(Dia lah) yang Badi’ (pencipta) dari langit dan bumi! Bagaimanakah sesuatu yang lepas dari konsep pertemanan bisa memiliki seorang anak! Dia menciptakan semuanya! HU, sebagai pencipta segalanya dengan Nama-namaNya, dan dengan kehadirannya dalam esensi mereka dengan Nama-namaNya, mengetahui mereka!
-
żālikumullāhu rabbukum, lā ilāha illā huw, khāliqu kulli syai`in fa'budụh, wa huwa 'alā kulli syai`iw wakīl;
Demikian lah Rabb kalian, Allah! Tidak ada tuhan, hanya HU! Pencipta segalanya (bukan secara eksternal tetapi dari dalam kedalaman dimensional)! Sadarilah pengabdian kalian kepadaNya! Dia itu Wakil atas segala sesuatu.
-
lā tudrikuhul-abṣāru wa huwa yudrikul-abṣār, wa huwal-laṭīful-khabīr;
Penglihatan (visi, persepsi indera) tidak dapat melihat Dia, tapi Dia melihat (mengevaluasi) semua yang dapat dilihat.
-
qad jā`akum baṣā`iru mir rabbikum, fa man abṣara fa linafsih, wa man 'amiya fa 'alaihā, wa mā ana 'alaikum biḥafīẓ;
Sungguh, telah datang kepada kalian bukti-bukti dari Rabb kalian untuk dievaluasi… Barang siapa mengevaluasi mereka dengan mendalam, itu untuk kebaikan dirinya, dan barangsiapa tidak memiliki pandangan mendalam, itu untuk kerugiannya sendiri… Aku bukanlah penjaga kalian!
-
wa każālika nuṣarriful-āyāti wa liyaqụlụ darasta wa linubayyinahụ liqaumiy ya'lamụn;
Demikianlah Kami jelaskan ayat-ayat Kami dengan banyak cara, sehingga mereka berkata, “Engkau telah mempelajari ketentuan-ketentuannya” dan mudah-mudahan Kami membuatnya jelas untuk orang-orang yang mengetahui.
-
ittabi' mā ụḥiya ilaika mir rabbik, lā ilāha illā huw, wa a'riḍ 'anil-musyrikīn;
Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari Rabb-mu! Tidak ada tuhan, hanya ada HU! Berpalinglah dari orang-orang yang berkeyakinan dualistik!
-
walau syā`allāhu mā asyrakụ, wa mā ja'alnāka 'alaihim ḥafīẓā, wa mā anta 'alaihim biwakīl;
Seandainya Allah menghendaki, mereka tidak akan menjadi dualis! Kami tidak menempatkanmu sebagai penjaga mereka! Kamu tidak pula bertanggungjawab atas mereka (yakni, kamu bukan perwakilan mereka, dan kamu tidak bertanggungjawab untuk mengubah atau membimbing mereka).
-
wa lā tasubbullażīna yad'ụna min dụnillāhi fa yasubbullāha 'adwam bigairi 'ilm, każālika zayyannā likulli ummatin 'amalahum ṡumma ilā rabbihim marji'uhum fa yunabbi`uhum bimā kānụ ya'malụn;
Janganlah mencela tuhan-tuhan selain Allah… (Membalas ini) mereka melanggar batas dan mencela Allah karena kejahilan mereka! Demikianlah Kami buat setiap kaum senang dengan perbuatan mereka… Dan kepada Rabb mereka lah tempat kembali mereka… Dia akan memberitahukan kepada mereka arti dari semua yang telah mereka lakukan.
-
wa aqsamụ billāhi jahda aimānihim la`in jā`at-hum āyatul layu`minunna bihā, qul innamal-āyātu 'indallāhi wa mā yusy'irukum annahā iżā jā`at lā yu`minụn;
Dan mereka bersumpah demi Allah dengan seluruh kesungguhan mereka bahwa mereka akan beriman jika mujizat datang kepada mereka. Katakanlah, “Mujizat hanya pada Allah”… Apakah kalian tidak menyadari bahwa mereka tidak akan percaya meskipun mujizat datang kepada mereka?
-
wa nuqallibu af`idatahum wa abṣārahum kamā lam yu`minụ bihī awwala marratiw wa nażaruhum fī ṭugyānihim ya'mahụn;
Dan demikianlah Kami akan mengunci hati mereka (cermin dari Nama-nama kepada kesadaran – neuron-neuron hati) dan mata mereka (kemampuan untuk merasakan dan mengevaluasi) sebagaimana mereka menolak untuk beriman sebelum ini (mujizat datang)! Dan Kami akan meninggalkan mereka sendirian dalam pelanggaran mereka, berkeliaran dalam keadaan buta!
-
walau annanā nazzalnā ilaihimul-malā`ikata wa kallamahumul-mautā wa ḥasyarnā 'alaihim kulla syai`ing qubulam mā kānụ liyu`minū illā ay yasyā`allāhu wa lākinna akṡarahum yaj-halụn;
Seandainya Kami mendatangkan malaikat-malaikat kepada mereka dan orang mati berkata kepada mereka dan Kami membuat mereka mengalami setiap tahap kehidupan setelah kematian (kehidupan setelah tubuh biologi berhenti ada), mereka tetap tidak akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki… Namun kebanyakan dari mereka hidup dalam kejahilan!
-
wa każālika ja'alnā likulli nabiyyin 'aduwwan syayāṭīnal-insi wal-jinni yụḥī ba'ḍuhum ilā ba'ḍin zukhrufal-qauli gurụrā, walau syā`a rabbuka mā fa'alụhu fa żar-hum wa mā yaftarụn;
Dan demikianlah Kami buat musuh-musuh bagi setiap Nabi (pembawa berita mengenai kehidupan kekal) – setan-setan dari golongan manusia (mereka yang membatasi keberadaan mereka pada tubuh mereka semata dan hidup hanya mengejar kesenangan-kesenangan jasmani) dan jin… Beberapa di antara mereka membuat pidato yang indah kepada orang-orang lain untuk menipu mereka! Seandainya Rabbmu berkehendak, mereka tidak akan melakukan itu… Maka, tinggalkanlah mereka dengan apa yang mereka ciptakan (ada-adakan)!
-
wa litaṣgā ilaihi af`idatullażīna lā yu`minụna bil-ākhirati wa liyarḍauhu wa liyaqtarifụ mā hum muqtarifụn;
Agar hati (cermin-cermin/reflektor-reflektor dari Nama-nama yang mengarahkan kepada kesadaran – neuron-neuron di dalam hati) mereka yang tidak beriman kepada kehidupan kekal yang akan datang menjadi cenderung kepadanya (penipuan) dan senang dengannya, dan karenanya terus melakukan apa yang mereka kerjakan.
-
a fagairallāhi abtagī ḥakamaw wa huwallażī anzala ilaikumul-kitāba mufaṣṣalā, wallażīna ātaināhumul-kitāba ya'lamụna annahụ munazzalum mir rabbika bil-ḥaqqi fa lā takụnanna minal-mumtarīn;
Apakah aku harus mencari hakim selain Allah ketika Dia telah mendatangkan kepada kalian ilmu mengenai realitas dan sunnatullah (Kitab) secara rinci? Mereka yang kepadanya telah Kami berikan Kitab, mengetahui bahwa ia diwahyukan dari Rabb mereka dengan Kebenaran… Janganlah termasuk orang-orang yang meragukan!
-
wa tammat kalimatu rabbika ṣidqaw wa 'adlā, lā mubaddila likalimātih, wa huwas-samī'ul-'alīm;
Perkataan Rabb-mu telah teguh dan dilaksanakan dengan sepatutnya! Tidak seorang pun dapat mengubah perkataannya… HU itu Sami’ lagi ‘Alim!
-
wa in tuṭi' akṡara man fil-arḍi yuḍillụka 'an sabīlillāh, iy yattabi'ụna illaẓ-ẓanna wa in hum illā yakhruṣụn;
Jika kamu mengikuti kebanyakan dari mereka yang ada di bumi, mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah… Mereka hanya mengikuti asumsi-asumsi dan berbicara tanpa berpikir!
-
inna rabbaka huwa a'lamu may yaḍillu 'an sabīlih, wa huwa a'lamu bil-muhtadīn;
Sungguh, Rabb-mu adalah HU! Dia paling mengetahui siapa yang tersesat! HU; Yang Esa yang paling mengetahui orang-orang yang mengalami realitas…
-
fa kulụ mimmā żukirasmullāhi 'alaihi ing kuntum bi`āyātihī mu`minīn;
Jika kalian termasuk orang-orang yang beriman kepada keberadaanNya yang nyata dalam isyarat-isyaratNya (manifestasi-manifestasi Nama-namaNya) maka makanlah apa-apa yang padanya disebutkan Nama Allah!
-
wa mā lakum allā ta`kulụ mimmā żukirasmullāhi 'alaihi wa qad faṣṣala lakum mā ḥarrama 'alaikum illā maḍṭurirtum ilaīh, wa inna kaṡīral layuḍillụna bi`ahwā`ihim bigairi 'ilm, inna rabbaka huwa a'lamu bil-mu'tadīn;
Kecuali terpaksa karena kebutuhan, mengapa kalian tidak makan apa-apa yang padanya diucapkan nama Allah, padahal Dia telah memberitahu kalian secara rinci mengenai apa-apa yang telah Dia larang bagi kalian? Sungguh, kebanyakan dari mereka tersesat (menyimpangkan masalah) dengan ketidaktahuan, dengan ide-ide yang tidak berdasar! Sungguh, HU, Rabb-mu, paling mengetahui orang-orang yang melanggar batas.
-
wa żarụ ẓāhiral-iṡmi wa bāṭinah, innallażīna yaksibụnal-iṡma sayujzauna bimā kānụ yaqtarifụn;
Mengenai apa-apa yang telah dilarang Allah, tinggalkanlah baik yang nyata maupun yang tidak jelas (konseptual)… Sungguh, orang-orang yang melakukan dosa pasti akan menjalani akibat-akibat dari tindakan mereka.
-
wa lā ta`kulụ mimmā lam yużkarismullāhi 'alaihi wa innahụ lafisq, wa innasy-syayāṭīna layụḥụna ilā auliyā`ihim liyujādilụkum, wa in aṭa'tumụhum innakum lamusyrikụn;
Janganlah makan apa-apa yang tidak disebutkan nama Allah padanya. Yang demikian itu sungguh merusak (keyakinan)! Sungguh, setan menghasut teman-teman mereka untuk berjuang melawan kalian… Jika kalian mengikuti mereka, maka kalian akan menjadi gologan orang-orang yang menduakan (dualis).
-
a wa mang kāna maitan fa aḥyaināhu wa ja'alnā lahụ nụray yamsyī bihī fin-nāsi kamam maṡaluhụ fiẓ-ẓulumāti laisa bikhārijim min-hā, każālika zuyyina lil-kāfirīna mā kānụ ya'malụn;
Dapatkah orang yang kami hidupkan (dengan ilmu mengenai realitas) dari kematiannya dan Kami beri dia Nur pengetahuan yang dengannya dia hidup di antara umat, disamakan dengan orang yang tinggal dalam kegelapan yang darinya dia tidak bisa melarikan diri? Demikianlah perbuatan-perbuatan ingkar terhadap ilmu mengenai realitas telah dibuat seolah menyenangkan bagi mereka.
-
wa każālika ja'alnā fī kulli qaryatin akābira mujrimīhā liyamkurụ fīhā, wa mā yamkurụna illā bi`anfusihim wa mā yasy'urụn;
Demikianlah telah Kami tempatkan para pemimpin-pemimpin (kejahatan) di setiap kota sebagai orang-orang jahat sehingga mereka bersekongkol di dalamnya… Namun mereka tidak bersekongkol kecuali terhadap diri mereka sendiri, sedangkan mereka tidak menyadarinya.
-
wa iżā jā`at-hum āyatung qālụ lan nu`mina ḥattā nu`tā miṡla mā ụtiya rusulullāh, allāhu a'lamu ḥaiṡu yaj'alu risālatah, sayuṣībullażīna ajramụ ṣagārun 'indallāhi wa 'ażābun syadīdum bimā kānụ yamkurụn;
Apabila suatu bukti datang kepada mereka, mereka berkata, “Kami tidak akan pernah beriman hingga kami diberi yang serupa dengan apa yang diberikan kepada Rasul-rasul Allah”… Allah paling tahu dimana harus mewujudkan realitasNya! Orang-orang jahat akan ditimpa kehinaan dan penderitaan berat dari Allah karena apa yang biasa mereka persekongkolkan!
-
fa may yuridillāhu ay yahdiyahụ yasyraḥ ṣadrahụ lil-islām, wa may yurid ay yuḍillahụ yaj'al ṣadrahụ ḍayyiqan ḥarajang ka`annamā yaṣṣa''adu fis-samā`, każālika yaj'alullāhur-rijsa 'alallażīna lā yu`minụn;
Dan barangsiapa dikehendaki Allah untuk merealisasikan realitas esensialnya, Dia membukakan dadanya (pemahaman terdalamnya) kepada Islam (kepada kesadaran akan keberserahdiriannya) dan barangsiapa dikehendaki Allah untuk tersesat, Dia membuat dadanya sempit dan sesak, seolah dia sedang berusaha mendaki ke langit! Demikianlah Allah menghinakan orang-orang yang tidak beriman!
-
wa hāżā ṣirāṭu rabbika mustaqīmā, qad faṣṣalnal-āyāti liqaumiy yażżakkarụn;
Inilah jalan yang lurus (shirothol mustaqim) dari Rabb-mu… Sungguh Kami telah menguraikan bukti-bukti kepada orang-orang yang dapat berpikir dan mengevaluasi (mengkaji).
-
lahum dārus-salāmi 'inda rabbihim wa huwa waliyyuhum bimā kānụ ya'malụn;
Tempat tinggal (yang bernama) Salam (keadaan keberadaan yang berkaitan dengan makna Nama Salam) bersama Rabb mereka, disediakan untuk mereka! HU adalah Waliyy mereka karena apa yang biasa mereka kerjakan.
-
wa yauma yaḥsyuruhum jamī'ā, yā ma'syaral-jinni qadistakṡartum minal-ins, wa qāla auliyā`uhum minal-insi rabbanastamta'a ba'ḍunā biba'ḍiw wa balagnā ajalanallażī ajjalta lanā, qālan-nāru maṡwākum khālidīna fīhā illā mā syā`allāh, inna rabbaka ḥakīmun 'alīm;
Pada Hari ketika Dia akan mengumpulkan mereka semua (dan berkata), “Hai masyarakat jin, kalian sungguh telah menguasai (menjauhkan dari realitas) kebanyakan manusia.” Dan sekutu mereka di antara manusia akan berkata, “Rabb kami, kami saling mengambil manfaat satu sama lain, dan kini kami telah mencapai batas waktu kami, yang Engkau telah tetapkan bagi kami.” Dia akan berkata, “Api adalah tempat tinggal kalian, kalian akan kekal di dalamnya, kecuali Allah berkehendak lain…” Sungguh, Rabb-mu itu Hakim lagi ‘Alim.
-
wa każālika nuwallī ba'ḍaẓ-ẓālimīna ba'ḍam bimā kānụ yaksibụn;
Demikianlah Kami akan membuat sebagian dari orang-orang yang zalim saling berteman satu dengan lainnya sebagai akibat dari apa yang biasa mereka kerjakan (mereka berkawan satu dengan lainnya di dalam api)!
-
yā ma'syaral-jinni wal-insi a lam ya`tikum rusulum mingkum yaquṣṣụna 'alaikum āyātī wa yunżirụnakum liqā`a yaumikum hāżā, qālụ syahidnā 'alā anfusinā wa garrat-humul-ḥayātud-dun-yā wa syahidụ 'alā anfusihim annahum kānụ kāfirīn;
“Wahai masyarakat jin dan manusia, tidakkah datang kepada kalian Rasul-rasul di antara kalian, menyampaikan pesanKu kepada kalian mengenai realitas dan memperingatkan kalian akan datangnya Hari ini?” Mereka akan berkata, “Kami bersaksi terhadap diri kami sendiri”; dan kehidupan duniawi (yang mereka gambarkan berdasarkan pemenuhan kebutuhan jasmaniah) telah memperdayakan mereka, dan mereka akan bersaksi terhadap diri mereka sendiri bahwa mereka adalah orang-orang yang ingkar terhadap ilmu mengenai realitas.
-
żālika al lam yakur rabbuka muhlikal-qurā biẓulmiw wa ahluhā gāfilụn;
Itu karena Rabb-mu tidak akan membinasakan masyarakat-masyarakat dari orang-orang yang zalim kecuali mereka telah diberitahu melalui para Rasul.
-
wa likullin darajātum mimmā 'amilụ, wa mā rabbuka bigāfilin 'ammā ya'malụn;
Masing-masing mereka memiliki derajat (tertentu) sesuai dengan perbuatan-perbuatan mereka… Rabb-mu tidak lengah terhadap yang mereka kerjakan.
-
wa rabbukal-ganiyyu żur-raḥmah, iy yasya` yuż-hibkum wa yastakhlif mim ba'dikum mā yasyā`u kamā ansya`akum min żurriyyati qaumin ākharīn;
Rabb-mu itu Ghani dan pemilik rahmat… Jika Dia berkehendak, Dia dapat melenyapkan kalian dan memberikan kekhalifahan kepada siapa yang Dia kehendaki setelah kalian… Sama seperti Dia membuat kalian dari keturunan-keturunan umat yang lain!
-
inna mā tụ'adụna la`ātiw wa mā antum bimu'jizīn;
Sungguh, yang dijanjikan kepada kalian akan datang… Kalian tidak dapat menggagalkan Allah (untuk melaksanakan janjiNya)!
-
qul yā qaumi'malụ 'alā makānatikum innī 'āmil, fa saufa ta'lamụna man takụnu lahụ 'āqibatud-dār, innahụ lā yufliḥuẓ-ẓālimụn;
Katakanlah, “Wahai umatku, lakukanlah apapun yang kalian bisa! Karena akupun akan melakukan (yang dapat aku lakukan)! Kalian akan segera mengetahui kehidupan duniawi siapa yang akan berakhir”… Sungguh, orang-orang yang zalim tidak akan meraih kebebasan.
-
wa ja'alụ lillāhi mimmā żara`a minal-ḥarṡi wal-an'āmi naṣīban fa qālụ hāżā lillāhi biza'mihim wa hāżā lisyurakā`inā, fa mā kāna lisyurakā`ihim fa lā yaṣilu ilallāh, wa mā kāna lillāhi fa huwa yaṣilu ilā syurakā`ihim, sā`a mā yaḥkumụn;
Mereka menyisihkan bagi Allah bagian dari apa yang mereka panen dari kebun dan ternak. Dan dengan asumsi-asumsi mereka, mereka berkata, “Ini untuk Allah, dan ini untuk apa yang kita persekutukan (dengan Allah).” Akan tetapi, bagian untuk yang mereka persekutukan tidak akan sampai kepada Allah! Sedangkan apa yang untuk Allah sampai kepada yang mereka persekutukan… Betapa buruknya pemikiran mereka!
-
wa każālika zayyana likaṡīrim minal-musyrikīna qatla aulādihim syurakā`uhum liyurdụhum wa liyalbisụ 'alaihim dīnahum, walau syā`allāhu mā fa'alụhu fa żar-hum wa mā yaftarụn;
Dan serupa dengan itu, sekutu-sekutu mereka (tuhan-tuhan yang diasumsikan) menjadikan pembunuhan kepada anak-anak nampak menyenangkan bagi pada dualis, untuk menghancurkan mereka dan menciptakan kebingungan terhadap agama mereka… Seandainya Allah berkehendak mereka tidak akan melakukan hal demikian… Maka, tinggalkanlah mereka dengan apa yang mereka ciptakan (ada-adakan).
-
wa qālụ hāżihī an'āmuw wa ḥarṡun ḥijrul lā yaṭ'amuhā illā man nasyā`u biza'mihim wa an'āmun ḥurrimat ẓuhụruhā wa an'āmul lā yażkurụnasmallāhi 'alaihaftirā`an 'alaīh, sayajzīhim bimā kānụ yaftarụn;
Mereka (yang menjadikan pengkondisian tradisional mereka dan pemikiran-pemikiran nilai sebagai doktrin agama) berkata sambil berasumsi, “Binatang-binatang dan hasil panen ini tak dapat disentuh… Tidak seorang pun boleh makan darinya kecuali orang yang kami kehendaki… Punggung binatang-binatang ini telah dilarang (orang tidak boleh menungganginya)”… Tapi mereka memfitnahNya (Allah) dan menyembelih (sebagian dari) binatang-binatang ini tanpa menyebutkan nama Allah padanya! (Allah) akan mewujudkan kepada mereka akibat-akibat dari fitnahan mereka.
-
wa qālụ mā fī buṭụni hāżihil-an'āmi khāliṣatul liżukụrinā wa muḥarramun 'alā azwājinā, wa iy yakum maitatan fa hum fīhi syurakā`, sayajzīhim waṣfahum, innahụ ḥakīmun 'alīm;
Mereka berkata, “Apa yang dikandung perut binatang ini hanya halal bagi laki-laki kami, tapi haram bagi perempuan-perempuan kami… Namun jika lahir dalam keadaan mati, maka mereka (laki-laki dan perempuan) mempunyai hak yang sama”… Allah akan menghukum mereka karena fitnahan ini… Sungguh Dia itu Halim lagi ‘Alim.
-
qad khasirallażīna qatalū aulādahum safaham bigairi 'ilmiw wa ḥarramụ mā razaqahumullāhuftirā`an 'alallāh, qad ḍallụ wa mā kānụ muhtadīn;
Mereka yang dengan bodoh membunuh anak-anak mereka karena kejahilan dan melarang sambil memfitnah terhadap pemberian Allah, yang telah Dia anugerahkan kepada mereka, sungguh telah merugi… Mereka benar-benar telah tersesat dan tidak mendapat petunjuk.
-
wa huwallażī ansya`a jannātim ma'rụsyātiw wa gaira ma'rụsyātiw wan-nakhla waz-zar'a mukhtalifan ukuluhụ waz-zaitụna war-rummāna mutasyābihaw wa gaira mutasyābih, kulụ min ṡamarihī iżā aṡmara wa ātụ ḥaqqahụ yauma ḥaṣādihī wa lā tusrifụ, innahụ lā yuḥibbul-musrifīn;
HU membangun taman-taman berpagar dan tak berpagar, kurma, kebun-kebun beragam buah-buahan, zaitun dan delima, yang serupa dan yang berbeda-beda… Makanlah buah-buahnya ketika ia berbuah, dan berikan haknya (derma, zakat) pada hari ia dipanen… Dan janganlah memboroskannya, karena Allah tidak menyukai orang-orang yang boros.
-
wa minal-an'āmi ḥamụlataw wa farsyā, kulụ mimmā razaqakumullāhu wa lā tattabi'ụ khuṭuwātisy-syaiṭān, innahụ lakum 'aduwwum mubīn;
Dan dari binatang ternak, ada sebagian untuk mengangkut beban dan sebagian untuk membuat kasur (dari wolnya)… Makanlah dari pemberian yang Allah berikan kepada kalian (karena Dia adalah pencipta) dan janganlah mengikuti ide-ide Setan… Dia sungguh musuh kalian yang nyata.
-
ṡamāniyata azwāj, minaḍ-ḍa`niṡnaini wa minal-ma'ziṡnaīn, qul āż-żakaraini ḥarrama amil-unṡayaini ammasytamalat 'alaihi ar-ḥāmul-unṡayaīn, nabbi`ụnī bi'ilmin ing kuntum ṣādiqīn;
Ada delapan (4pasang/jodoh): Dua (sepasang) biri-biri dan dua (sepasang) kambing… Katakanlah, apakah dua yang jantan yang telah dilarang Dia ataukah dua yang betina atau yang ada di dalam rahim kedua betina?... Beritahu aku dengan ilmu jika kalian orang-orang yang benar.”
-
wa minal-ibiliṡnaini wa minal-baqariṡnaīn, qul āż-żakaraini ḥarrama amil-unṡayaini ammasytamalat 'alaihi ar-ḥāmul-unṡayaīn, am kuntum syuhadā`a iż waṣṣākumullāhu bihāżā, fa man aẓlamu mim maniftarā 'alallāhi każibal liyuḍillan-nāsa bigairi 'ilm, innallāha lā yahdil-qaumaẓ-ẓālimīn;
Dan dua (sepasang) unta, dan dua (sepasang) sapi… Katakanlah, “Apakah dua yang jantan yang telah dilarang Dia ataukah dua yang betina atau yang ada di dalam rahim kedua betina? Ataukah kalian menyaksikan ketika Allah menasihati kalian dengan ini?”… Siapa yang lebih zalim dibanding orang yang menciptakan kebohongan dengan jahil tentang Allah untuk menyesatkan orang-orang… Sungguh Allah tidak menunjuki orang-orang yang zalim.
-
qul lā ajidu fī mā ụḥiya ilayya muḥarraman 'alā ṭā'imiy yaṭ'amuhū illā ay yakụna maitatan au damam masfụḥan au laḥma khinzīrin fa innahụ rijsun au fisqan uhilla ligairillāhi bih, fa maniḍṭurra gaira bāgiw wa lā 'ādin fa inna rabbaka gafụrur raḥīm;
Katakanlah, “Aku tidak dapat menemukan sesuatu pun yang dilarang untuk dimakan, dari apa yang telah diwahyukan… Kecuali daging bangkai binatang, darah yang keluar, daging babi – karena ia benar-benar tidak bersih – dan apa yang disembelih bukan atas nama Allah, oleh tangan-tangan orang yang rusak keyakinannya… Tapi bagi yang terpaksa memakannya (karena kelaparan), dia boleh melakukannya tanpa beranggapan bahwa itu halal dan tanpa berlebihan…” Sungguh, Rabb-mu itu Ghafur lagi Rahim.
-
wa 'alallażīna hādụ ḥarramnā kulla żī ẓufur, wa minal-baqari wal-ganami ḥarramnā 'alaihim syuḥụmahumā illā mā ḥamalat ẓuhụruhumā awil-ḥawāyā au makhtalaṭa bi'aẓm, żālika jazaināhum bibagyihim, wa innā laṣādiqụn;
Kami telah membuat semua binatang berkuku dilarang bagi orang-orang Yahudi… Kami juga telah membuat terlarang bagi mereka lemak bagian dalam dari sapi dan biri-biri, kecuali apa yang memanjang pada punggung atau isi perut atau yang bercampur dengan tulang… Kami menghukum mereka karena melanggar batas… Sungguh Kami selalu mengatakan yang sebenarnya.
-
fa ing każżabụka fa qur rabbukum żụ raḥmatiw wāsi'ah, wa lā yuraddu ba`suhụ 'anil-qaumil-mujrimīn;
(Rasulku) Jika mereka telah mengingkarimu, katakanlah, “Rabb kalian adalah yang Wasi’, pemilik rahmat… SiksaanNya tidak akan terhalangi terhadap orang-orang yang berbuat dosa.”
-
sayaqụlullażīna asyrakụ lau syā`allāhu mā asyraknā wa lā ābā`unā wa lā ḥarramnā min syaī`, każālika każżaballażīna ming qablihim ḥattā żāqụ ba`sanā, qul hal 'indakum min 'ilmin fa tukhrijụhu lanā, in tattabi'ụna illaẓ-ẓanna wa in antum illā takhruṣụn;
Orang-orang dualis akan mengatakan, “Seandainya Allah menghendaki, baik kami ataupun bapak-bapak kami tidak akan menjadi dualis… dan kami tidak akan melarang apapun”… Seperti itu pula orang-orang sebelum mereka juga mengingkari, hingga mereka merasakan hukuman Kami. Katakanlah, “Apakah kalian memiliki ilmu yang dapat kalian terangkan kepada kami? Kalian hanya mengikuti asumsi-asumsi… Kalian bicara omong-kosong berdasarkan anggapan belaka.”
-
qul falillāhil-ḥujjatul-bāligah, falau syā`a lahadākum ajma'īn;
Katakanlah, “Kepunyaan Allah bukti yang nyata… Seandainya Dia menghendaki, Dia sungguh akan menuntun kalian semua.”
-
qul halumma syuhadā`akumullażīna yasy-hadụna annallāha ḥarrama hāżā, fa in syahidụ fa lā tasy-had ma'ahum, wa lā tattabi' ahwā`allażīna każżabụ bi`āyātinā wallażīna lā yu`minụna bil-ākhirati wa hum birabbihim ya'dilụn;
Katakanlah, “Datangkanlah saksi kalian yang bersaksi bahwa Allah telah melarang ini!”… Dan jika mereka bersaksi, janganlah bersaksi dengan mereka… Janganlah mengikuti keinginan-keinginan kosong mereka yang mengingkari ayat-ayat Kami (manifestasi Nama-nama) dan kehidupan kekal yang aka datang! Mereka menyamakan tuhan-tuhan mereka dengan Rabb mereka.
-
qul ta'ālau atlu mā ḥarrama rabbukum 'alaikum allā tusyrikụ bihī syai`aw wa bil-wālidaini iḥsānā, wa lā taqtulū aulādakum min imlāq, naḥnu narzuqukum wa iyyāhum, wa lā taqrabul-fawāḥisya mā ẓahara min-hā wa mā baṭan, wa lā taqtulun-nafsallatī ḥarramallāhu illā bil-ḥaqq, żālikum waṣṣākum bihī la'allakum ta'qilụn;
Katakanlah, “Kemarilah, mari aku BACAkan hal-hal yang Rabb kalian telah larang bagi kalian: Jangan mempersekutukan apapun denganNya… Berbuat baiklah kepada kedua orangtua kalian… Jangan membunuh anak-anak kalian karena miskin, Kami akan mencukupi kalian dan mereka! Jangan mendekati hal yang jelas-jelas buruk (alkohol, perzinaan, dll.) ataupun bentuk-bentuk yang tersembunyi (memikirkan tentang hal-hal) yang tidak senonoh… Jangan membunuh apa yang telah dilarang Allah (untuk dibunuh), kecuali dengan hukum yang sah (ganti-rugi)! (Allah) membuat peringatan ini agar kalian menggunakan akal kalian!”
-
wa lā taqrabụ mālal-yatīmi illā billatī hiya aḥsanu ḥattā yabluga asyuddah, wa auful-kaila wal-mīzāna bil-qisṭ, lā nukallifu nafsan illā wus'ahā, wa iżā qultum fa'dilụ walau kāna żā qurbā, wa bi'ahdillāhi aufụ, żālikum waṣṣākum bihī la'allakum tażakkarụn;
Jangan menyentuh harta anak yatim hingga ia dewasa, kecuali untuk tujuan mengelolanya dengan cara yang terbaik… Ukur (takar) dan timbanglah dengan sepenuhnya dan dengan seadil-adilnya… Kami tidak pernah membebani siapapun dengan apa yang melebihi kemampuannya. Dan apabila kalian berbicara, bicaralah dengan sebenarnya, meskipun mengenai orang yang dekat dengan kalian! Penuhi janji kalian kepada Allah! (Allah) membuat peringatan ini agar kalian menggunakan akal kalian!
-
wa anna hāżā ṣirāṭī mustaqīman fattabi'ụh, wa lā tattabi'us-subula fa tafarraqa bikum 'an sabīlih, żālikum waṣṣākum bihī la'allakum tattaqụn;
Inilah jalanku yang lurus, jadi ikutilah, jangan ikuti jalan yang lain; (jika tidak) mereka akan membelokkan kalian dari jalan lurusNya… Demikianlah Allah memperingatkan kalian agar kalian melindungi diri kalian sendiri (takwa)!
-
ṡumma ātainā mụsal-kitāba tamāman 'alallażī aḥsana wa tafṣīlal likulli syai`iw wa hudaw wa raḥmatal la'allahum biliqā`i rabbihim yu`minụn;
Kemudian Kami beri Musa ilmu mengenai realitas dan sunnatullah sebagai petunjuk dan rahmat, dan untuk menyempurnakan pertolongan Kami kepada orang-orang yang berbuat kebaikan dan untuk menjelaskan segala sesuatu kepada mereka… Agar mereka percaya bahwa mereka akan menemui Rabb mereka.
-
wa hāżā kitābun anzalnāhu mubārakun fattabi'ụhu wattaqụ la'allakum tur-ḥamụn;
Wahyu ini adalah ilmu yang berlimpah mengenai realitas dan sunnatullah! Ikuti ini dan taatilah ia agar kalian menerima rahmat.
-
an taqụlū innamā unzilal-kitābu 'alā ṭā`ifataini ming qablinā wa ing kunnā 'an dirāsatihim lagāfilīn;
Agar kalian tidak mengatakan, “Ilmu hanya diwahyukan kepada dua kelompok sebelum kami (Yahudi dan Nasrani); kami tidak mengetahui apa yang mereka baca dan evaluasi (kaji)”…
-
au taqụlụ lau annā unzila 'alainal-kitābu lakunnā ahdā min-hum, fa qad jā`akum bayyinatum mir rabbikum wa hudaw wa raḥmah, fa man aẓlamu mim mang każżaba bi`āyātillāhi wa ṣadafa 'an-hā, sanajzillażīna yaṣdifụna 'an āyātinā sū`al-'ażābi bimā kānụ yaṣdifụn;
Dan agar kalian tidak mengatakan, “Seandainya ilmu itu diwahyukan kepada kami, kami pasti akan mengevaluasi (mengkaji) petunjuknya dengan lebih baik dari mereka”… Bukti-bukti yang nyata, ilmu mengenai realitas dan rahmat telah sampai kepada kalian dari Rabb kalian… Siapa yang lebih berdosa dibanding orang yang mengingkari keberadaan Allah di dalam ayat-ayatNya (manifestasi-manifestasi dari Nama-namaNya) dan berpaling darinya! Mereka akan merasakan penderitaan terburuk karena berpaling dari ayat-ayat Kami!
-
hal yanẓurụna illā an ta`tiyahumul-malā`ikatu au ya`tiya rabbuka au ya`tiya ba'ḍu āyāti rabbik, yauma ya`tī ba'ḍu āyāti rabbika lā yanfa'u nafsan īmānuhā lam takun āmanat ming qablu au kasabat fī īmānihā khairā, qulintaẓirū innā muntaẓirụn;
Apakah mereka sedang menunggu para malaikat, ataukah Rabb mereka, ataukah mujizat dari Rabb mereka agar datang kepada mereka supaya mereka beriman? Keyakinan dari orang yang sebelumnya tidak beriman atau yang keyakinannya tidak memberi manfaat kepadanya (tidak meresap) tidak akan berguna ketika dia melihat isyarat-isyarat luarbiasa dari Rabb-nya! Katakanlah, “Tunggulah, kami pun sama-sama sedang menunggu.”
-
innallażīna farraqụ dīnahum wa kānụ syiya'al lasta min-hum fī syaī`, innamā amruhum ilallāhi ṡumma yunabbi`uhum bimā kānụ yaf'alụn;
Mereka yang memecah-belah pemahaman terhadap agama dan membentuk beragam sekte, kamu tidak berurusan dengan mereka, RasulKu! Mereka adalah urusan Allah… Mereka akan diberitahu mengenai kebenaran dari apa yang biasa mereka kerjakan.
-
man jā`a bil-ḥasanati fa lahụ 'asyru amṡālihā, wa man jā`a bis-sayyi`ati fa lā yujzā illā miṡlahā wa hum lā yuẓlamụn;
Barang siapa datang dengan satu kebaikan, akan menerima sepuluh kali dari apa yang dibawanya… Dan barang siapa datang dengan satu keburukan, hanya akan menerima akibat dari satu keburukan itu! Mereka tidak akan dianiaya.
-
qul innanī hadānī rabbī ilā ṣirāṭim mustaqīm, dīnang qiyamam millata ibrāhīma ḥanīfā, wa mā kāna minal-musyrikīn;
Katakanlah, “Sungguh Rabb-ku telah membimbingku ke jalan yang lurus… Kepada agama yang hakiki, agamanya umat Ibrahim yang hanif… Dan dia bukanlah dari golongan orang-orang dualis.
-
qul inna ṣalātī wa nusukī wa maḥyāya wa mamātī lillāhi rabbil-'ālamīn;
Katakanlah, “Sungguh shalatku (do’a, introspeksi), amal-amal ibadatku (untuk meraih kedekatan dengan Allah), hidupku dan segala sesuatu yang kujalani hingga kematianku, adalah untuk Allah, Rabb seluruh alam (semua itu untuk manifestasi sifat-sifat yang berkaitan dengan Nama-nama Allah).
-
lā syarīka lah, wa biżālika umirtu wa ana awwalul-muslimīn;
“Konsep dualitas tidak dapat difahami dari sudut pandang HU! Demikianlah aku telah diperintahkan; Aku adalah yang pertama dari orang-orang yang berserah diri!”
-
qul a gairallāhi abgī rabbaw wa huwa rabbu kulli syaī`, wa lā taksibu kullu nafsin illā 'alaihā, wa lā taziru wāziratuw wizra ukhrā, ṡumma ilā rabbikum marji'ukum fa yunabbi`ukum bimā kuntum fīhi takhtalifụn;
Katakanlah, “Bagaimana aku dapat memikirkan sosok Rabb selain Allah ketika Dia adalah Rabb dari semuanya! Apa yang dihasilkan jiwa adalah bagi masing-masing jiwa… Orang yang jahat tidak bertanggungjawab atas kejahatan orang lain! Tempat kembali kalian adalah Rabb kalian! Dia akan memberitahu kalian tentang apa-apa yang kalian perselisihkan.”
-
wa huwallażī ja'alakum khalā`ifal-arḍi wa rafa'a ba'ḍakum fauqa ba'ḍin darajātil liyabluwakum fī mā ātākum, inna rabbaka sarī'ul-'iqābi wa innahụ lagafụrur raḥīm;
HU lah yang mengangkat kalian sebagai khalifah-khalifah di muka bumi (tubuh) dan melebihkan derajat sebagian kamu dari sebagian yang lain, untuk menguji kalian dengan (mewujudkan) apa yang Dia berikan kepada kalian (kekutan-kekuatan dari Nama-nama)… Sungguh, Rabb kalian itu sari’ul ‘iqab (Yang Esa yang melaksanakan akibat-akibat dari tindakan tanpa keibaan)! Dia itu Ghafur lagi Rahim.