35 - Fatir
"A’udzu billahi minas-syaithoonir-rojiim"
Bismi Llaahi l-raḥmaani l-raḥeem
-
al-ḥamdu lillāhi fāṭiris-samāwāti wal-arḍi jā'ilil-malā`ikati rusulan ulī ajniḥatim maṡnā wa ṡulāṡa wa rubā', yazīdu fil-khalqi mā yasyā`, innallāha 'alā kulli syai`ing qadīr;
Hamd kepunyaan Allah, yang Fatir/menciptakan (segala sesuatu terprogram menurut tujuannya) langit dan Bumi, yang mendatangkan malaikat-malaikat (kekuatan kesadaran yang menggerakkan fungsi-fungsi khusus) sebagai Rasul-rasul dengan dua, tiga, empat fungsi! Dia menambahkan kepada ciptaanNya apapun yang Dia kehendaki... Sungguh, Allah itu Qadir atas segala sesuatu.
-
mā yaftaḥillāhu lin-nāsi mir raḥmatin fa lā mumsika lahā, wa mā yumsik fa lā mursila lahụ mim ba'dih, wa huwal-'azīzul-ḥakīm;
Jika Allah berkehendak untuk menganugerahkan rahmatnya kepada manusia, tidak ada seorang pun dapat menahannya! Dan jika Dia menahannya, tidak seorang pun dapat mendatangkannya setelah itu! HU itu ‘Aziz lagi Hakim.
-
yā ayyuhan-nāsużkurụ ni'matallāhi 'alaikum, hal min khāliqin gairullāhi yarzuqukum minas-samā`i wal-arḍ, lā ilāha illā huwa fa annā tu`fakụn;
Hai manusia... Pikirkanlah nikmat Allah kepada kalian! Adakah, selain Allah, pencipta yang menciptakan bagi kalian rezeki dari langit (data di dalam otak kalian) dan bumi (otak – tubuh)? Tidak ada tuhan-berhala, hanya ada HU! Betapa kalian telah menyimpang (dari Kebenaran)!
-
wa iy yukażżibụka fa qad kużżibat rusulum ming qablik, wa ilallāhi turja'ul-umụr;
Jika mereka mengingkarimu, (ketahuilah bahwa) mereka mengingkari semua Rasul-rasul sebelum kamu juga! Keputusan mengenai apa yang terjadi adalah kepunyaan Allah.
-
yā ayyuhan-nāsu inna wa'dallāhi ḥaqqun fa lā tagurrannakumul-ḥayātud-dun-yā, wa lā yagurrannakum billāhil-garụr;
Hai manusia! Sungguh, janji Allah itu benar! Janganlah kehidupan dunia (kehidupan jasmaniah) menipu kalian... Dan janganlah penipu terbesar (pikiran kalian) membuatmu bersikap sombong kepada Allah!
-
innasy-syaiṭāna lakum 'aduwwun fattakhiżụhu 'aduwwā, innamā yad'ụ ḥizbahụ liyakụnụ min aṣ-ḥābis-sa'īr;
Sungguh, setan itu (pemikiran yang dibentuk di dalam otak melalui impuls yang dikirim oleh organ-organ di dalam tubuh bahwa keberadaan kalian hanya terbatas pada tubuh semata) adalah musuh bagi kalian (menjauhkan kalian dari Allah, realitas esensial kalian)! Maka, ambillah dia sebagai musuh kalian! Ia (keyakinan bahwa kalian hanyalah tubuh semata) mengajak para pengikutnya untuk menjadi penghuni api yang menyala-nyala!
-
allażīna kafarụ lahum 'ażābun syadīd, wallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti lahum magfiratuw wa ajrung kabīr;
Ada penderitaan yang sangat berat bagi orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas. Adapun bagi orang-orang yang beriman dan memenuhi ketentuan-ketentuan agama mereka, ada ampunan dan pahala yang besar bagi mereka.
-
a fa man zuyyina lahụ sū`u 'amalihī fa ra`āhu ḥasanā, fa innallāha yuḍillu may yasyā`u wa yahdī may yasyā`u fa lā taż-hab nafsuka 'alaihim ḥasarāt, innallāha 'alīmum bimā yaṣna'ụn;
(bagaimana bisa) orang yang perbuatan-perbuatannya buruk dibuat nampak menarik, sehingga dia mengira bahwa dia itu baik (sama dengan orang-orang yang benar-benar baik)! Sungguh, Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menuntun siapa yang Dia kehendaki... Maka, janganlah berputus asa atas orang-orang yang merugi! Sungguh, Allah itu ‘Alim terhadap apa yang mereka kerjakan (sebagai Pencipta mereka).
-
wallāhullażī arsalar-riyāḥa fa tuṡīru saḥāban fa suqnāhu ilā baladim mayyitin fa aḥyainā bihil-arḍa ba'da mautihā, każālikan-nusyụr;
Allah lah yang mendatangkan angin (ilmu rahmani) dan karenanya mendorong awan (awan hitam yang terbentuk di dalam pikiran seseorang sebagai akibat emosi dan pengkondisian)... Kemudian Kami menggiringnya (ilmu rahmani itu) kepada tanah yang mati (kesadaran) dan memberi kehidupan kepada bumi (tubuh) ketika dia mati! Demikianlah kebangkitan kembali itu (kembalinya diri kepada esensinya)!
-
mang kāna yurīdul-'izzata fa lillāhil-'izzatu jamī'ā, ilaihi yaṣ'adul-kalimuṭ-ṭayyibu wal-'amaluṣ-ṣāliḥu yarfa'uh, wallażīna yamkurụnas-sayyi`āti lahum 'ażābun syadīd, wa makru ulā`ika huwa yabụr;
Barangsiapa menginginkan kemuliaan (hendaklah dia pertama-tama mengetahui bahwa) kemuliaan itu seluruhnya kepunyaan Allah (orang yang berpikir bahwa dirinya adalah mahluk terpisah tidak dapat memiliki kemuliaan karena dia berada di dalam dualitas)! Penciptaan, yang baik dan suci, sampai kepadaNya, dan diangkat dengan jalan memenuhi ketentuan-ketentuan agama (kata ‘diangkat’ di sini merujuk kepada pemenuhan amal-amal yang menjadi ketentuan-ketentuan agama seseorang di dalam realitas esensia dirinya karena ketentuan-ketentuan itu menyelamatkan dirinya dari ego dan memungkinkannya sampai kepada Allah). Tapi orang-orang yang merencanakan hal-hal yang buruk, bagi mereka adalah penderitaan yang sangat berat... Dan rencana-rencana mereka tidak akan berarti apapun!
-
wallāhu khalaqakum min turābin ṡumma min nuṭfatin ṡumma ja'alakum azwājā, wa mā taḥmilu min unṡā wa lā taḍa'u illā bi'ilmih, wa mā yu'ammaru mim mu'ammariw wa lā yungqaṣu min 'umurihī illā fī kitāb, inna żālika 'alallāhi yasīr;
Allah menciptakan kalian dari debu, kemudian dari sel yang dibuahi, kemudian membentuk kalian sebagai pasangan (DNA spiral ganda). Tidak ada perempuan (produsen) bisa menjadi hamil (menghasilkan) atau melahirkan (membentuk ciptaan baru) di luar pengetahuanNya (apa yang tercatat di dalam spiral genetika)... Rentang kehidupan dari tiap-tiap mahluk sungguh tercatat di dalam sebuah kitab (kode-kode genetika penciptaan)! Yang demikian ini sungguh mudah bagi Allah.
-
wa mā yastawil-baḥrāni hāżā 'ażbun furātun sā`igun syarābuhụ wa hāżā mil-ḥun ujāj, wa ming kullin ta`kulụna laḥman ṭariyyaw wa tastakhrijụna ḥilyatan talbasụnahā, wa taral-fulka fīhi mawākhira litabtagụ min faḍlihī wa la'allakum tasykurụn;
Tidaklah sama kedua laut itu! Yang satu manis dan menghapus dahaga, memuaskan dan mudah untuk diminum...Yang lainnya asin dan pahit... Dari masing-masingnya kalian makan daging segar dan mengambil perhiasan untuk dikenakan...Dan kalian melihat perahu-perahu berlayar melintasinya, agar kalian mencari karunianya dan bersyukur.
-
yụlijul-laila fin-nahāri wa yụlijun-nahāra fil-laīl, wa sakhkharasy-syamsa wal-qamara kulluy yajrī li`ajalim musammā, żālikumullāhu rabbukum lahul-mulk, wallażīna tad'ụna min dụnihī mā yamlikụna ming qiṭmīr;
Dia mengubah malam menjadi siang, dan siang menjadi malam... Dia telah memberi fungsi-fungsi kepada Matahari dan Bulan... Masing-masing bergerak di dalam orbitnya selama waktu yang ditentukan... Demikianlah Allah, Rabb kalian! Kekuasaan adalah untuk Dia (untuk manifestasi dan penglihatan akan Nama-namaNya)! Apa-apa yang kepadanya kalian berpaling selain Dia (dengan beranggapan bahwa mereka ada) tidak memiliki kekuasaan atas kulit kurma sekalipun.
-
in tad'ụhum lā yasma'ụ du'ā`akum, walau sami'ụ mastajābụ lakum, wa yaumal-qiyāmati yakfurụna bisyirkikum, wa lā yunabbi`uka miṡlu khabīr;
Jika kalian menyeru kepada mereka, mereka tidak akan mendengar panggilan kalian! Mereka tidak bisa menanggapi kalian! (Lebih dari itu) mereka akan mengingkari penuhanan kalian kepada mereka selama Hari Kiamat... Tidak satupun dapat memberitahu kalian seperti halnya yang Esa yang Khabir.
-
yā ayyuhan-nāsu antumul-fuqarā`u ilallāh, wallāhu huwal-ganiyyul-ḥamīd;
Hai manusia! Kalian (mutlak) membutuhkan Allah (karena kalian ada dengan Nama-namaNya)! Tapi Allah itu Ghani lagi Hamid.
-
iy yasya` yuż-hibkum wa ya`ti bikhalqin jadīd;
Jika Dia berkehendak, Dia dapat melenyapkan kalian dan mewujudkan ciptaan yang sama sekali baru (dari Nama-namaNya)!
-
wa mā żālika 'alallāhi bi'azīz;
Ini bukan (masalah) bagi Allah, yang ‘Aziz (pemilik kekuatan yang tidak tertahankan)!
-
wa lā taziru wāziratuw wizra ukhrā, wa in tad'u muṡqalatun ilā ḥimlihā lā yuḥmal min-hu syai`uw walau kāna żā qurbā, innamā tunżirullażīna yakhsyauna rabbahum bil-gaibi wa aqāmuṣ-ṣalāh, wa man tazakkā fa innamā yatazakkā linafsih, wa ilallāhil-maṣīr;
Tidak ada penanggung dosa yang dapat memikul dosa orang lain... Dan jika seseorang yang bebannya berat meminta pertolongan agar bebannya dipikulkan, tidak akan ada yang bisa dipikulkan untuknya... Meskipun itu kaum kerabat! Kamu hanya bisa mengingatkan orang-orang yang takut kepada Rabb mereka, yang gaib dari mereka, dan yang mendirikan shalat... Barangsiapa memurnikan dan membersihkan dirinya maka dia hanya memurnikan untuk manfaat dirinya sendiri. Dan tempat kembali itu adalah kepada Allah.
-
wa mā yastawil-a'mā wal-baṣīr;
Tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat.
-
wa laẓ-ẓulumātu wa lan-nụr;
Tidak sama pula kegelapan (kejahilan) dengan Nur (ilmu)!
-
wa laẓ-ẓillu wa lal-ḥarụr;
Tidak sama pula yang teduh (kesadaran; kekuatan-kekuatan Nama-nama) dengan yang panas (tubuh)!
-
wa mā yastawil-aḥyā`u wa lal-amwāt, innallāha yusmi'u may yasyā`, wa mā anta bimusmi'im man fil-qubụr;
Dan tidak lah sama yang hidup (melalui ilmu mengenai realitas) dengan yang mati (orang-orang yang mengira bahwa mereka akan musnah setelah kematian)! Sungguh, Allah akan memungkinkan siapa yang dikehendakinya untuk mendengar... Tapi kamu tidak memiliki fungsi untuk membuat orang-orang yang ada di dalam kubur mereka (kepompong – orang-orang yang hidup di dunia yang dibangun oleh otak mereka) bisa mendengar!
-
in anta illā nażīr;
Sungguh kamu hanyalah seorang pemberi peringatan!
-
innā arsalnāka bil-ḥaqqi basyīraw wa nażīrā, wa im min ummatin illā khalā fīhā nażīr;
Sungguh, Kami telah mendatangkan kamu sebagai Kebenaran, sebagai penyampai berita gembira dan sebagai pemberi peringatan! Tidak ada satu umat pun yang kepada mereka tidak datang seorang pemberi peringatan.
-
wa iy yukażżibụka fa qad każżaballażīna ming qablihim, jā`at-hum rusuluhum bil-bayyināti wa biz-zuburi wa bil-kitābil-munīr;
Jika mereka mengingkarimu, (maka ketahuilah bahwa) orang-orang sebelum mereka pun mengingkarinya. Rasul-rasul mereka mendatangi mereka sebagai bukti-bukti yang nyata dan hikmah serta informasi yang mencerahkan.
-
ṡumma akhażtullażīna kafarụ fa kaifa kāna nakīr;
Kemudian Aku tangkap orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas... Dan bagaimanakah rasanya teguranKu (karena mengingkariKu)!
-
a lam tara annallāha anzala minas-samā`i mā`ā, fa akhrajnā bihī ṡamarātim mukhtalifan alwānuhā, wa minal-jibāli judadum bīḍuw wa ḥumrum mukhtalifun alwānuhā wa garābību sụd;
Tidakkah kamu melihat bagaimana Allah mendatangkan air (ilmu) dari langit... Dengannya Kami hasilkan buah-buahan beragam warna (beragam pemikiran)... Dan di gunung-gunung (mahluk dengan ego) ada daerah-daerah yang berwarna putih, merah dengan beragam kepekatan, dan hitam (beragam gaya hidup dan laur kehidupan).
-
wa minan-nāsi wad-dawābbi wal-an'āmi mukhtalifun alwānuhụ każālik, innamā yakhsyallāha min 'ibādihil-'ulamā`, innallāha 'azīzun gafụr;
Dan ada juga mahluk-mahluk dengan beragam warna (tubuh-tubuh yang berbeda – ras) dan binatang ternak (sifat-sifat kebinatangan)! Di antara hamba-hambaNya, hanya orang-orang yang memiliki ilmu (tentang apa yang ditunjuk dengan nama Allah dan yang mengetahui Kekuasaannya) yang benar-benar takut kepada Allah (menyadari ketiadaan mereka dipandang dari sudut kebesaranNya)! Sungguh, Allah itu ‘Aziz lagi Ghafur.
-
innallażīna yatlụna kitāballāhi wa aqāmuṣ-ṣalāta wa anfaqụ mimmā razaqnāhum sirraw wa 'alāniyatay yarjụna tijāratal lan tabụr;
Sungguh, orang-orang yang ‘membaca’ Kitab Allah, mendirikan shalat dan memberi dengan ikhlas, baik dengan sembunyi maupun dengan terang-terangan, di jalan Allah dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka, dapat merasa yakin bahwa mereka telah melakukan investasi yang tidak akan pernah merugi!
-
liyuwaffiyahum ujụrahum wa yazīdahum min faḍlih, innahụ gafụrun syakụr;
Dia memberi kepada mereka apa yang patut mereka terima sepenuhnya dan menambahnya dari karuniaNya... Sungguh, Dia itu Ghafur lagi Syakur.
-
wallażī auḥainā ilaika minal-kitābi huwal-ḥaqqu muṣaddiqal limā baina yadaīh, innallāha bi'ibādihī lakhabīrum baṣīr;
Yang telah kami wahyukan kepadamu dari ilmu (Kitab) mengenai realitas dan sunnatullah adalah Kebenaran sejati yang membenarkan apa yang datang sebelumnya! Sungguh, Allah itu, sebagai kehadiran dengan Nama-namaNya pada hamba-hambaNya, Khabir lagi Bashir.
-
ṡumma auraṡnal-kitāballażīnaṣṭafainā min 'ibādinā, fa min-hum ẓālimul linafsih, wa min-hum muqtaṣid, wa min-hum sābiqum bil-khairāti bi`iżnillāh, żālika huwal-faḍlul-kabīr;
Kemudian Kami buat hamba-hamba yang Kami pilih untuk mewarisi ilmu mengenai realitas dan sunnatullah! Sebagian dari mereka menzalimi diri mereka sendiri (gaya hidup mereka tidak selaras dengan ilmu ini) dan sebagian yang pertengahan (kadang selaras dengan esensi mereka dan kadang terjerumus kepada kejasmaniaan) dan sebagian yang, dengan ijin Allah (B-iznillah; ijin dari Nama-nama yang mewujud dari esensinya), maju dengan kebaikan yang mereka kerjakan – gaya hidup mereka... Sungguh ini adalah karunia yang besar, supremasi!
Not:Sebuah hadits yang berkaitan dengan ayat ini diriwayatkan oleh Abu Darda (ra), “Aku mendengar Rasulullah saw membaca ayat ini (ayat ke-32) dan setelahnya beliau berkata, ‘Dia yang maju terus dengan amal-amal baiknya akan masuk Surga tanpa memberi pertanggungjawaban... Orang yang pertengahan akan dipanggil dengan hisab yang mudah... Tapi orang yang menzalimi dirinya sendiri, dia akan dibuat duduk di sebuah stasiun hingga kesedihan dan duka menimpa mereka, kemudia dia akan dimasukkan kedalam Surga’ kemudian beliau membacakan ayat, ‘Hamd kepunyaan Allah (pemilik semua kekuatan) yang telah melepaskan dari kami semua duka... Sungguh, Rabb kami itu Ghafur lagi Syakur (ayat ke-34)” (Musnad A. Hanbal)
-
jannātu 'adniy yadkhulụnahā yuḥallauna fīhā min asāwira min żahabiw wa lu`lu`ā, wa libāsuhum fīhā ḥarīr;
Mereka akan masuk Surga ‘Adn (kehidupan yang dibangun dengan kekuatan-kekuatan Nama-nama)... Di sana mereka akan dihiasi dengan gelang-gelang emas dan mutiara... Di sana pakaian mereka dari sutera.
-
wa qālul-ḥamdu lillāhillażī aż-haba 'annal-ḥazan, inna rabbanā lagafụrun syakụr;
(Orang-orang yang memasui kehidupan Surga ‘Adn) berkata, “Hamd kepunyaan Allah (pemilik semua kekuatan) yang telah melepaskan dari kami semua duka... Sungguh, Rabb kami itu Ghafur lagi Syakur.”
-
allażī aḥallanā dāral-muqāmati min faḍlih, lā yamassunā fīhā naṣabuw wa lā yamassunā fīhā lugụb;
Dia yang, dari karuniaNya, telah menempatkan kami di tempat tinggal yang kekal (tubuh/bentuk yang dengannya kita dimungkinkan untuk mengalami kehidupan Surga)... Di dalamnya tidak akan ada rasa letih ataupun lelah.
-
wallażīna kafarụ lahum nāru jahannam, lā yuqḍā 'alaihim fa yamụtụ wa lā yukhaffafu 'an-hum min 'ażābihā, każālika najzī kulla kafụr;
Adapun bagi orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas, ada panas neraka bagi mereka... Kematian tidak akan ditetapkan bagi mereka, karenanya mereka tidak bisa mati dan penderitaan mereka tidak akan pula diringankan... Beginilah Kami membalas setiap orang yang tidak bersyukur (akan ilmu mengenai realitas).
-
wa hum yaṣṭarikhụna fīhā, rabbanā akhrijnā na'mal ṣāliḥan gairallażī kunnā na'mal, a wa lam nu'ammirkum mā yatażakkaru fīhi man tażakkara wa jā`akumun-nażīr, fa żụqụ fa mā liẓ-ẓālimīna min naṣīr;
Mereka akan berteriak di dalamnya, “Rabb kami! Keluarkanlah kami (dari pengkondisian-pengkondisian kami) agar kami mengerjakan hal-hal yang perlu, bukannya apa yang sedang kami kerjakan”... (Mereka akan dijawab dengan), “Bukankah Kami telah memberi umur yang cukup dengan kapasitas untuk merenung di dalamnya untuk merenungkannya? Dan seorang pemberi peringatan telah mendatangi kalian! Maka rasakanlah (apa yang telah kalian siapkan untuk diri kalian sendiri)! Tidak ada penolong bagi orang-orang yang zalim.”
-
innallāha 'ālimu gaibis-samāwāti wal-arḍ, innahụ 'alīmum biżātiṣ-ṣudụr;
Sungguh, Allah mengetahui yang gaib di langit (kapasitas otak yang berlandaskan pada realitas Nama-nama) dan di bumi (apa yang terkandung di dalam otak)... Sungguh, Dia itu, sebagai Esensi absolut dari apa yang ada di dalam dada kalian (kedalaman kalian), ‘Alim (akan realitas).
-
huwallażī ja'alakum khalā`ifa fil-arḍ, fa mang kafara fa 'alaihi kufruh, wa lā yazīdul-kāfirīna kufruhum 'inda rabbihim illā maqtā, wa lā yazīdul-kāfirīna kufruhum illā khasārā;
HU lah yang telah menjadikan kalian khalifah di bumi (sifat khalifah adalah ‘dibangun’ bukan ‘diciptakan’. Perbedaan yang tipis ini harus direnungkan dengan hati-hati!)... Barangsiapa tidak bersyukur (barangsiapa mengingkari kekhalifahannya karena kepentingan nilai-nilai individu dan kesenangan jasmani) dia mengingkari (realitas) terhadap dirinya sendiri! Dan kemungkaran dari orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas hanya menambah kemurkaan dalam pandangan Rabb mereka!
-
qul a ra`aitum syurakā`akumullażīna tad'ụna min dụnillāh, arụnī māżā khalaqụ minal-arḍi am lahum syirkun fis-samāwāt, am ātaināhum kitāban fa hum 'alā bayyinatim min-h, bal iy ya'iduẓ-ẓālimụna ba'ḍuhum ba'ḍan illā gurụrā;
Katakanlah, “Apakah kalian melihat sekutu-sekutu yang kalian nyatakan – mitra-mitra yang kalian sembah selain Allah? Tunjukkanlah kepadaku, apa yang mereka ciptakan di muka bumi (apa yang mereka atur di dalam tubuh kalian)?”... Ataukah mereka mempunyai andil di langit (apakah mereka membentuk pemahaman baru untuk mengenal diri di dalam kesadaran kalian pada saat kalian berpikiran bahwa kalian adalah tubuh fisik kalian)? Ataukah Kami memberi mereka ilmu mengenai realitas (Kitab) yang padanya mereka berdiri sebagai bukti? Sebaliknya, orang-orang yang zalim tidak menjanjikan apapun kepada satu sama lainnya kecuali angan-angan.
-
innallāha yumsikus-samāwāti wal-arḍa an tazụlā, wa la`in zālatā in amsakahumā min aḥadim mim ba'dih, innahụ kāna ḥalīman gafụrā;
Sungguh, Allah menahan langit dan bumi yang jika tidak demikian fungsi mereka akan berhenti bekerja! Karena jika mereka berhenti bekerja, tidak ada seorangpun dapat menahannya (di tempatnya) selain Dia... Sungguh, Dia itu Halim lagi Ghafur.
-
wa aqsamụ billāhi jahda aimānihim la`in jā`ahum nażīrul layakụnunna ahdā min iḥdal-umam, fa lammā jā`ahum nażīrum mā zādahum illā nufụrā;
Mereka bersumpah dengan nama Allah (dengan mengucapkan Billahi) dengan seluruh kekuatan bahwa jika seorang pemberi peringatan mendatangi mereka, mereka akan lebih terbimbing dibanding umat sebelumnya (yang manapun)... Tapi apabila pemberi peringatan mendatangi mereka, (ini) tidak menambah kepada mereka kecuali kebencian!
-
istikbāran fil-arḍi wa makras-sayyi`, wa lā yaḥīqul-makrus-sayyi`u illā bi`ahlih, fa hal yanẓurụna illā sunnatal-awwalīn, fa lan tajida lisunnatillāhi tabdīlā, wa lan tajida lisunnatillāhi taḥwīlā;
(Mereka berpaling) dengan kejahilan (dengan egois), merencanakan kejahatan... Tapi rencana jahat itu hanya berakibat kepada orang-orang yang merencanakannya! Apakah mereka sedang menantikan seseorang yang mengikuti jalan selain sunnah (sistem dan tatanan Allah), yang diikuti orang-orang sebelumnya? Kamu tidak akan pernah menemukan perubahan di dalam sunnatullah!
-
a wa lam yasīrụ fil-arḍi fa yanẓurụ kaifa kāna 'āqibatullażīna ming qablihim wa kānū asyadda min-hum quwwah, wa mā kānallāhu liyu'jizahụ min syai`in fis-samāwāti wa lā fil-arḍ, innahụ kāna 'alīmang qadīrā;
Tidakkah mereka berjalan di muka bumi dan melihat secara mendalam akhir yang didapati oleh orang-orang sebelum mereka? Mereka (orang-orang sebelum mereka) lebih perkasa dibanding mereka... Tidak ada sesuatu pun di langit dan di bumi yang dapat mengagalkan Allah! Sungguh, Allah itu ‘Alim lagi Qadir.
-
walau yu`ākhiżullāhun-nāsa bimā kasabụ mā taraka 'alā ẓahrihā min dābbatiw wa lākiy yu`akhkhiruhum ilā ajalim musammā, fa iżā jā`a ajaluhum fa innallāha kāna bi'ibādihī baṣīrā;
Seandainya Allah berkehendak untuk menimpakan kepada manusia akibat-akibat dari tindakan mereka dengan segera, tidak akan ada mahluk (tubuh manusia) yang tersisa (hidup) di muka bumi! Tapi Dia memberi tangguh hingga akhir dari waktu yang telah ditentukan (untuk kehidupan jasmani mereka). Apabila kematian mereka tiba (urusan mereka di dunia berakhir)! Sungguh, Allah itu, dengan Nama-namaNya, Bashir di dalam setiap keberadaan hamba-hambaNya.