18 - Al-Kahfi
"A’udzu billahi minas-syaithoonir-rojiim"
Bismi Llaahi l-raḥmaani l-raḥeem
-
al-ḥamdu lillāhillażī anzala 'alā 'abdihil-kitāba wa lam yaj'al lahụ 'iwajā;
Hamd (evaluasi alam-alam jasmani sesuai kehendakNya) kepunyaan Allah, yang telah mendatangkan kepada hambaNya ilmu mengenai realitas dan sunnatullah (Kitab) yang di dalamnya tiada pertentangan.
-
qayyimal liyunżira ba`san syadīdam mil ladun-hu wa yubasysyiral-mu`minīnallażīna ya'malụnaṣ-ṣāliḥāti anna lahum ajran ḥasanā;
Ia adalah (Kitab) yang lurus… dari ladun-Nya untuk mengingatkan akan penderitaan yang sangat berat dan untuk menyampaikan berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang menjalani ketentuan-ketentuan agama mereka, bahwa mereka akan mendapatkan balasan yang baik.
-
mākiṡīna fīhi abadā;
Mereka (orang-orang yang beriman) akan tinggal di dalamnya selama-lamanya.
-
wa yunżirallażīna qāluttakhażallāhu waladā;
Dan untuk memperingatkan orang-orang yang mengatakan, “Allah telah mengambil anak.”
-
mā lahum bihī min 'ilmiw wa lā li`ābā`ihim, kaburat kalimatan takhruju min afwāhihim, iy yaqụlụna illā każibā;
Baik mereka, maupun nenek-moyang mereka, tidak memiliki ilmu apapun mengenainya! Betapa buruknya perkataan yang diucapkan mulut mereka! Tidak ada yang mereka katakan selain dusta!
-
fa la'allaka bākhi'un nafsaka 'alā āṡārihim il lam yu`minụ bihāżal-ḥadīṡi asafā;
Maka, jika mereka tidak mengimani peringatan ini, apakah kamu akan merusak dirimu sendiri dengan kesedihan karena mereka?
-
innā ja'alnā mā 'alal-arḍi zīnatal lahā linabluwahum ayyuhum aḥsanu 'amalā;
Kami hiasi segala sesuatu di muka bumi (atau kehidupan jasmaniah) untuk itu, agar menjadi jelas siapa yang akan menunjukkan perbuatan yang paling baik!
-
wa innā lajā'ilụna mā 'alaihā ṣa'īdan juruzā;
Kami sungguh akan mengubah segala sesuatu di muka bumi (tubuh) menjadi tanah yang tandus!
-
am ḥasibta anna aṣ-ḥābal-kahfi war-raqīmi kānụ min āyātinā 'ajabā;
Ataukah kamu mengira bahwa (hanya) Ashabul Kahfi (penghuni gua) dan tulisan (pada batu) yang menjadi isyarat-isyarat Kami yang menakjubkan?
-
iż awal-fityatu ilal-kahfi fa qālụ rabbanā ātinā mil ladungka raḥmataw wa hayyi` lanā min amrinā rasyadā;
Dan ketika para pemuda itu mengasingkan diri ke gua itu dan berkata “Rabb kami (komposisi Nama yang menyusun realitas esensial mereka), karuniakanlah kepada kami rahmat (berkat dengan pertolonganMu) dari diriMu sendiri (ladun-Mu) dan bentuklah di dalam diri kami keadaan kesempurnaan dalam perkara ini.”
-
fa ḍarabnā 'alā āżānihim fil-kahfi sinīna 'adadā;
Maka Kami tuangkan (hijab) pada telinga mereka (menutup persepsi mereka terhadap dunia; membuat mereka tertidur) di dalam gua selama bertahun-tahun.
-
ṡumma ba'aṡnāhum lina'lama ayyul-ḥizbaini aḥṣā limā labiṡū amadā;
Kemudian Kami menghidupkan mereka kembali (dengan pemahaman baru terhadap kehidupan) agar Kami mengetahui (‘Tahu’ di sini berarti ‘menyingkapkan’ agar mereka mengetahui – Tafsir Elmalili, Jilid 5, hal. 3226) yang mana di antara kedua golongan itu yang paling tepat dalam menghitung berapa lama mereka telah tinggal di sana.
-
naḥnu naquṣṣu 'alaika naba`ahum bil-ḥaqq, innahum fityatun āmanụ birabbihim wa zidnāhum hudā;
(Rasul-Ku) Kami paparkan kisah mereka kepadamu dengan sebenarnya… Sungguh, mereka adalah para pemuda yang beriman kepada Rabb mereka (B-Rabbihim; sebagai realitas esensial mereka di dalam kesadaran mereka)… Karenanya, Kami tingkatkan mereka dalam merasakan realitas esensial mereka.
-
wa rabaṭnā 'alā qulụbihim iż qāmụ fa qālụ rabbunā rabbus-samāwāti wal-arḍi lan nad'uwa min dụnihī ilāhal laqad qulnā iżan syaṭaṭā;
Kami letakkan ikatan di dalam hati mereka (meneguhkan kesadaran mereka pada keadaan penglihatan yang terus-menerus)! Mereka (para pemuda itu) berdiri dan berkata, “Rabb kami (dimensi Nama-nama yang menyusun esensi kami) adalah Rabb-nya langit dan bumi (yang Esa yang membentuk segala yang ada dengan Nama-namaNya)! Kami tidak akan pernah mengakui tuhan (pengatur keberadaan) selain Dia (sebanding dengan Dia)! Karena jika kami mengatakan yang sebaliknya, kami telah mengatakan sesuatu yang bukan-bukan yang menentang pikiran dan logika.”
-
hā`ulā`i qaumunattakhażụ min dụnihī ālihah, lau lā ya`tụna 'alaihim bisulṭānim bayyin, fa man aẓlamu mim maniftarā 'alallāhi każibā;
Mereka ini, kaum kami (yang telah mempertuhankan apa-apa yang dihasilkan asumsi mereka yang tidak berdasar) telah mengambil tuhan selain Dia… Jika saja mereka dapat menunjukkan bukti yang nyata tentang kekuasaan dari tuhan-tuhan ini! Maka, siapakah yang lebih zalim dibanding orang yang berbohong dan memfitnah Allah?
-
wa iżi'tazaltumụhum wa mā ya'budụna illallāha fa`wū ilal-kahfi yansyur lakum rabbukum mir raḥmatihī wa yuhayyi` lakum min amrikum mirfaqā;
Karena kalian telah menjauhkan diri kalian dari mereka dan apa-apa yang mereka sembah selain Allah, mengasingkan-dirilah di gua itu agar Rabb kalian mencurahkan rahmatNya kepada kalian dan membentuk kemanfaatan bagi kalian dari apa yang kalian kerjakan.
-
wa tarasy-syamsa iżā ṭala'at tazāwaru 'ang kahfihim żātal-yamīni wa iżā garabat taqriḍuhum żātasy-syimāli wa hum fī fajwatim min-h, żālika min āyātillāh, may yahdillāhu fa huwal-muhtadi wa may yuḍlil fa lan tajida lahụ waliyyam mursyidā;
Apabila matahari terbit, ia naik dari sisi kanan gua… Dan apabila ia terbenam, ia turun dari sisi kiri mereka… Mereka berada di dalam ruangan yang luas daripada gua itu… Ini adalah isyarat dari Allah… Barangsiapa Allah tuntun (kepada realitas esensialnya), maka dia telah dimungkinkan untuk mencapai realitas… Dan barangsiapa Dia sesatkan, kamu tidak akan menemukan baginya penuntun untuk mencerahkannya.
-
wa taḥsabuhum aiqāẓaw wa hum ruqụduw wa nuqallibuhum żātal-yamīni wa żātasy-syimāli wa kalbuhum bāsiṭun żirā'aihi bil-waṣīd, lawiṭṭala'ta 'alaihim lawallaita min-hum firāraw wa lamuli`ta min-hum ru'bā;
Kamu akan mengira bahwa mereka terjaga walaupun mereka terbaring tidur (seolah mati)… Kami guling-gulingkan mereka ke kanan dan kekiri… Dan anjing mereka menjulurkan kaki depannya di pintu masuk (gua)! Seandainya kamu melihat mereka dalam keadaan itu, kamu akan berpaling dari mereka (berlari) dengan terbang; kamu tentu akan gelisah dan ketakutan!
-
wa każālika ba'aṡnāhum liyatasā`alụ bainahum, qāla qā`ilum min-hum kam labiṡtum, qālụ labiṡnā yauman au ba'ḍa yaụm, qālụ rabbukum a'lamu bimā labiṡtum, fab'aṡū aḥadakum biwariqikum hāżihī ilal-madīnati falyanẓur ayyuhā azkā ṭa'āman falya`tikum birizqim min-hu walyatalaṭṭaf wa lā yusy'iranna bikum aḥadā;
Demikianlah Kami menghidupkan (membangkitkan kembali) mereka (fitur dari Nama Baits mewujud pada mereka) agar mereka saling bertanya satu sama lain mengenai apa yang mereka alami… Salah satu dari mereka berkata, “Berapa lama kalian sudah tinggal?” Sebagian dari mereka berkata, “Kita telah tinggal sehari atau separo hari”… Yang lainnya berkata, “Rabb kalian lebih mengetahui berapa lama kalian tinggal… Karenanya, suruhlah salah satu di antara kalian ke kota dengan koin perak ini (uang) dan hendaklah dia mencari makanan yang bersih dan membawa pulang beberapa makanan bagi kalian; hendaklah dia berhati-hati dan jangan sampai ada orang lain yang tahu tentang kalian.”
-
innahum iy yaẓ-harụ 'alaikum yarjumụkum au yu'īdụkum fī millatihim wa lan tufliḥū iżan abadā;
“Karena jika mereka mengetahui tentang kalian, mereka akan melempar kalian dengan batu hingga mati atau mengembalikan kalian kepada kepercayaan mereka… Dan kalian tidak akan pernah memiliki peluang untuk selamat selama-lamanya!”
-
wa każālika a'ṡarnā 'alaihim liya'lamū anna wa'dallāhi ḥaqquw wa annas-sā'ata lā raiba fīhā, iż yatanāza'ụna bainahum amrahum fa qālubnụ 'alaihim bun-yānā, rabbuhum a'lamu bihim, qālallażīna galabụ 'alā amrihim lanattakhiżanna 'alaihim masjidā;
Maka Kami memberitahu mereka (penduduk kota itu) tentang mereka (penghuni gua), agar mereka mengetahui bahwa janji Allah (kebangkitan kembali) itu Benar, dan bahwa saat itu (kematian) tidak ada keraguan padanya! Ketika mereka berbantahan tentang masalah di antara mereka, mereka berkata, “Dirikanlah di atasnya sebuah bangunan. Rabb mereka lebih mengetahui tentang mereka (tentang siapa mereka)” Orang-orang yang memenangkan suara atas masalah itu berkata, “Tentu kita akan membangun di atas mereka (penghuni gua) sebuah masjid.”
-
sayaqụlụna ṡalāṡatur rābi'uhum kalbuhum, wa yaqụlụna khamsatun sādisuhum kalbuhum rajmam bil-gaīb, wa yaqụlụna sab'atuw wa ṡāminuhum kalbuhum, qur rabbī a'lamu bi'iddatihim mā ya'lamuhum illā qalīl, fa lā tumāri fīhim illā mirā`an ẓāhiraw wa lā tastafti fīhim min-hum aḥadā;
Mereka akan berkata, “Mereka bertiga, yang ke empatnya anjing”… “Mereka berlima, yang keenamnya anjing”… Ini hanyalah terkaan terhadap hal yang gaib (membual dan mengarang-ngarang tentang perkara-perkara yang tidak mereka ketahui)! Mereka akan berkata, “Mereka bertujuh, yang ke delapannya anjing”… Katakanlah, Rabb-ku lebih mengetahui jumlah mereka… Tidak ada yang mengetahui mereka kecuali sedikit”… Janganlah berdebat tentang mereka selain bertukar pikiran dan janganlah menanyakan apapun kepada mereka tentang mereka!
-
wa lā taqụlanna lisyai`in innī fā'ilun żālika gadā;
Jangan katakan “Aku pasti akan mengerjakannya besok” tentang apapun (karena kamu tidak mengetahui apakah Allah menghendaki hal itu atau tidak)!
-
illā ay yasyā`allāhu ważkur rabbaka iżā nasīta wa qul 'asā ay yahdiyani rabbī li`aqraba min hāżā rasyadā;
Kecuali apabila dengan menambahkan, “In Sya Allah – Jika Allah berkehendak” (kamu tidak dapat mengetahui bagaimana manifestasi yang baru dari Allah jadinya nanti)! Dan ingatlah (dzikir) Rabb-mu (Nama-nama yang menyusun esensimu) ketika kamu lupa! Dan katakanlah, “Aku berharap Rabb-ku memungkinkan aku mencapai kesempurnaan dalam kedekatan denganNya (dimensi refleksi dari sifat-sifat, dalam mengalami kesatuan keberadaan. [Lihat topik Refleksi Sifat-sifat Agung dalam ‘Manusia Sempurna’, oleh Abdulkarim al-Jili.])
-
wa labiṡụ fī kahfihim ṡalāṡa mi`atin sinīna wazdādụ tis'ā;
(Dan sebagian berkata) mereka tinggal di gua itu selama tigaratus tahun dan ditambahkan sembilan kepadanya.
-
qulillāhu a'lamu bimā labiṡụ, lahụ gaibus-samāwāti wal-arḍ, abṣir bihī wa asmi', mā lahum min dụnihī miw waliyy, wa lā yusyriku fī ḥukmihī aḥadā;
Katakanlah, “Allah lebih mengetahui berapa lama mereka tinggal… Kepunyaan Dia lah (aspek) yang gaib dari langit dan bumi! Dia lah yang Esa yang penglihatan dan pendengaranNya tidak dapat difahami dengan pikiran! Mereka tidak memiliki teman atau penjaga selain Dia! Dan tidak ada satupun yang turut andil dalam keputusanNya!”
-
watlu mā ụḥiya ilaika ming kitābi rabbik, lā mubaddila likalimātih, wa lan tajida min dụnihī multaḥadā;
Bacalah (ungkap – fahami) apa yang telah diwahyukan kepadamu (kedalam kesadaranmu) dari Kitab Rabb-mu (ilmu yang berkaitatan dengan dimensi Nama-nama yang menyusun esensimu)! Tidak satupun dapat mengubah perkataanNya! Dan kamu tidak akan pernah menemukan tempat berlindung selain dariNya.
-
waṣbir nafsaka ma'allażīna yad'ụna rabbahum bil-gadāti wal-'asyiyyi yurīdụna waj-hahụ wa lā ta'du 'aināka 'an-hum, turīdu zīnatal-ḥayātid-dun-yā, wa lā tuṭi' man agfalnā qalbahụ 'an żikrinā wattaba'a hawāhu wa kāna amruhụ furuṭā;
Bersabarlah dirimu (kesadaranmu) bersama orang-orang yang berdoa kepada Rabb mereka, di pagi hari dan malam hari, dalam mencari wajahNya! Janganlah berpaling dari mereka karena menginginkan kehidupan duniawi! Dan janganlah mematuhi orang yang persepsinya telah terbatasi olek kepompongnya, sangat sedikit dalam mengingat Kami, dan yang mengikuti ide-ide tak-berdasar, dan yang keadaannya telah melewati segala batas!
-
wa qulil-ḥaqqu mir rabbikum, fa man syā`a falyu`miw wa man syā`a falyakfur, innā a'tadnā liẓ-ẓālimīna nāran aḥāṭa bihim surādiquhā, wa iy yastagīṡụ yugāṡụ bimā`ing kal-muhli yasywil-wujụh, bi`sasy-syarāb, wa sā`at murtafaqā;
Katakanlah, “Kebenaran itu dari Rabb kalian! Maka, barangsiapa berkehendak – biarlah mereka beriman, dan barangsiapa berkehendak – biarlah dia ingkar!” Sungguh, telah Kami siapkan bagi orang-orang yang zalim api yang kibaran besarnya mengelilingi mereka dari segala arah! Jika mereka memohon keringanan, mereka akan diringankan dengan air seperti timah yang mencair, yang menghanguskan wajah mereka! Seburuk-buruknya minuman; seburuk-buruknya tempat tinggal!
-
innallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti innā lā nuḍī'u ajra man aḥsana 'amalā;
Sungguh, orang-orang yang telah beriman (bahwa yang Esa yang dirujuk dengan nama Allah mewujud dengan Nama-namaNya, dan bahwa Dia itu Ahad dan Shamad) dan yang memenuhi ketentuan agama mereka, sungguh Kami tidak akan menghilangkam pahala dari perbuatan-perbuatan baik mereka!
-
ulā`ika lahum jannātu 'adnin tajrī min taḥtihimul-an-hāru yuḥallauna fīhā min asāwira min żahabiw wa yalbasụna ṡiyāban khuḍram min sundusiw wa istabraqim muttaki`īna fīhā 'alal-arā`ik, ni'maṡ-ṡawāb, wa ḥasunat murtafaqā;
Bagi mereka ada Surga ‘Adn yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, di dalamnya mereka akan dihiasi gelang emas dan akan mengenakan sutra hijau yang halus dan brokat, bersandar pada dipan-dipan... Sebaik-baiknya balasan dan tempat tinggal yang sangat menyenangkan (perumpamaan keadaan kehidupan surgawi; silakan merujuk kepada 13:35 dan 47:15).
-
waḍrib lahum maṡalar rajulaini ja'alnā li`aḥadihimā jannataini min a'nābiw wa ḥafafnāhumā binakhliw wa ja'alnā bainahumā zar'ā;
(RasulKu) berikanlah kepada mereka perumpamaan tentang dua orang laki-laki: Kami berikan dua kebun anggur kepada salah satu dari mereka, dan mengitari keduanya dangan pohon-pohon kurma dan meletakkan ladang pertaniaan di antara keduanya.
-
kiltal-jannataini ātat ukulahā wa lam taẓlim min-hu syai`aw wa fajjarnā khilālahumā naharā;
Kedua kebun itu menghasilkan buahnya dan tidak kekurangan suatu apapun... Dan Kami menyebabkan sungai mengalir deras di antara kedua kebun itu.
-
wa kāna lahụ ṡamar, fa qāla liṣāḥibihī wa huwa yuḥāwiruhū ana akṡaru mingka mālaw wa a'azzu nafarā;
(Laki-laki) ini juga memiliki sumber penghasilan lainnya... Maka, tatkala dia bertemu laki-laki yang satunya lagi dia berkata, “Aku lebih kaya darimu dan orang-orangku lebih banyak.”
-
wa dakhala jannatahụ wa huwa ẓālimul linafsih, qāla mā aẓunnu an tabīda hāżihī abadā;
Dan dia memasuki kebunnya, sambil menzalimi dirinya sendiri dan berkata, “Aku kira kekayaan ini tidak akan pernah habis.”
-
wa mā aẓunnus-sā'ata qā`imataw wa la`ir rudittu ilā rabbī la`ajidanna khairam min-hā mungqalabā;
“Aku kira Hari Kiamat tidak akan terjadi! Dan, jika aku benar-benar dikembalikan kepada Rabb-ku, aku yakin aku akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari ini.”
-
qāla lahụ ṣāḥibuhụ wa huwa yuḥāwiruhū a kafarta billażī khalaqaka min turābin ṡumma min nuṭfatin ṡumma sawwāka rajulā;
Temannya berkata kepadanya, “Apakah kamu mengingkari esensimu? Dia menciptakanmu dari debu, kemudian menciptakanmu dari setetes sperma dan menjadikan kamu manusia dengan kesadaran!”
-
lākinna huwallāhu rabbī wa lā usyriku birabbī aḥadā;
“Demikianlah HU, Allah, Rabb-ku! Aku tidak mempersekutukan apapun dengan Rabb-ku (Nama-nama yang menyusun esensiku)!”
-
walau lā iż dakhalta jannataka qulta mā syā`allāhu lā quwwata illā billāh, in tarani ana aqalla mingka mālaw wa waladā;
“Andai saja kamu hanya mengatakan, ketika kamu memasuki kebunmu, “Masya Allah (informasi ini hanyalah karena kehendak Allah) la quwwata illa Billah – kekuasaan (yang nampak mewujud kepadaku) hanyalah kepunyaan Allah”... Walaupun kamu melihat kekayaan dan anak-anakku lebih sedikit.”
-
fa asā rabbī ay yu`tiyani khairam min jannatika wa yursila 'alaihā ḥusbānam minas-samā`i fa tuṣbiḥa ṣa'īdan zalaqā;
“Mungkin saja bahwa Rabb-ku akan memberiku Surga (kebun) yang lebih baik dibandingkan kepunyaanmu dan akan mengirimkan bencana kepada kebunmu dari langit dan karenanya menjadi tanah yang kering berdebu.”
-
au yuṣbiḥa mā`uhā gauran fa lan tastaṭī'a lahụ ṭalabā;
“Atau airnya (dari kebun mu) menjadi surut (meresap kedalam tanah) dan kamu tidak akan dapat menemukannya kembali.”
-
wa uḥīṭa biṡamarihī fa aṣbaḥa yuqallibu kaffaihi 'alā mā anfaqa fīhā wa hiya khāwiyatun 'alā 'urụsyihā wa yaqụlu yā laitanī lam usyrik birabbī aḥadā;
Dan kekayaannya terputus dan musnah! Pada akhirnya dia menggosok-gosokkan kedua tangannya (kehilangan) atas apa yang telah dia habiskan untuk kebunnya, yang para-paranya telah roboh, sambil berkata, “Seandainya aku tidak mempersekutukan apapun dengan Rabb-ku.”
-
wa lam takul lahụ fi`atuy yanṣurụnahụ min dụnillāhi wa mā kāna muntaṣirā;
Dia tidak mempunyai penolong selain Allah, tidak pula kekuatan untuk menjaga dirinya sendiri!
-
hunālikal-walāyatu lillāhil-ḥaqq, huwa khairun ṡawābaw wa khairun 'uqbā;
Demikianlah, seperti dapat dilihat, manifestasi Nama Waliyy hanyalah kepunyaan Allah, Kebenaran (Allah adalah yang Esa yang memungkinkan keadaan wilayat)! Dia itu lebih baik dalam memberikan balasan dan lebih baik dalam memungkinkan teralaminya suatu akibat.
-
waḍrib lahum maṡalal-ḥayātid-dun-yā kamā`in anzalnāhu minas-samā`i fakhtalaṭa bihī nabātul-arḍi fa aṣbaḥa hasyīman tażrụhur-riyāḥ, wa kānallāhu 'alā kulli syai`im muqtadirā;
Berikanlah kepada mereka perumpamaan mengenai kehidupan duniawi... (kehidupan dunia ini) adalah bagaikan air yang Kami turunkan dari langit, yang bercampur dengan tumbuh-tumbuhan di bumi... Kemudian (tumbuh-tumbuhan itu) menjadi serpihan kering yang diterbangkan angin... Allah itu Muktadir atas segala sesuatu.
-
al-mālu wal-banụna zīnatul-ḥayātid-dun-yā, wal-bāqiyātuṣ-ṣāliḥātu khairun 'inda rabbika ṡawābaw wa khairun amalā;
Harta dan anak-anak hanyalah perhiasan duniawi (mereka bersifat sementara – pasti habis)! Tapi perbuatan-perbuatan yang langgeng yang dilakukan untuk memenuhi ketentuan-ketentuan agama lebih baik pahalanya dalam pandangan Allah dan lebih baik untuk dijadikan harapan.
-
wa yauma nusayyirul-jibāla wa taral-arḍa bārizataw wa ḥasyarnāhum fa lam nugādir min-hum aḥadā;
Pada hari dimana Kami membuat gunung-gunung berjalan (menyebabkan gangguan pada organ-organ tubuh) kamu akan melihat bumi telanjang! Kami akan kumpulkan mereka semua, tidak seorangpun akan terlewatkan!
-
wa 'uriḍụ 'alā rabbika ṣaffā, laqad ji`tumụnā kamā khalaqnākum awwala marratim bal za'amtum allan naj'ala lakum mau'idā;
Mereka akan dihadapkan kepada Rabb mereka dalam keadaan berbaris (menurut tingkat keimanan mereka)! Sungguh, kalian akan mendatangi Kami sebagaimana Kami menciptakannya kali yang pertama (bersih dari identitas, sebagai kesadaran murni)… Mungkin kalian tidak mengira Kami akan membentuk fase ini bagi kalian!
-
wa wuḍi'al kitābu fa taral-mujrimīna musyfiqīna mimmā fīhi wa yaqụlụna yā wailatanā māli hāżal-kitābi lā yugādiru ṣagīrataw wa lā kabīratan illā aḥṣāhā, wa wajadụ mā 'amilụ ḥāḍirā, wa lā yaẓlimu rabbuka aḥadā;
“Kitab (catatan lengkap dari kehidupan individu) akan diletakkan terbuka, dan orang-orang yang berdosa akan dipenuhi rasa ketakutan terhadap informasi yang mereka lihat dan akan berseru: ‘Aduh, malangnya kami ini! Kitab (informasi tercatat) apakah ini gerangan! Tidak ada satu pun yang ketinggalan, kecil ataupun besar, namun melaporkan semua pikiran dan perbuatan kami!’ Mereka akan mendapati di hadapan mereka semua yang telah mereka kerjakan! Rabb-mu tidak menzalimi siapapun.”
-
wa iż qulnā lil-malā`ikatisjudụ li`ādama fa sajadū illā iblīs, kāna minal-jinni fa fasaqa 'an amri rabbih, a fa tattakhiżụnahụ wa żurriyyatahū auliyā`a min dụnī wa hum lakum 'aduww, bi`sa liẓ-ẓālimīna badalā;
“Dan ketika Kami berkata kepada para malaikat, ‘Bersujudlah kepada Adam,’ dan semua bersujud kecuali Iblis. Dia dari golongan jin… (karenanya, degan mendukung egonya) dia tidak mematuhi perintah Rabb-nya (dia tidak mempunyai ilmu mengenai realitas [jin tidak memahami ilmu mengenai realitas], hidup mereka murni karena ego. AH.). Maka, apakah kalian mengambilnya (Iblis) dan keturunannya sebagai teman selain Aku meskipun mereka memusuhi kalian? Betapa buruknya teman yang dipilih orang-orang yang zalim!
-
mā asy-hattuhum khalqas-samāwāti wal-arḍi wa lā khalqa anfusihim wa mā kuntu muttakhiżal-muḍillīna 'aḍudā;
Aku tidak menjadikan mereka (jin) saksi terhadap penciptaan langit dan bumi, atau terhadap penciptaan diri mereka sendiri! Mereka yang menuntun orang-orang kepada kesesatan tidak akan pernah bisa mengabdi kepadaKu!
-
wa yauma yaqụlu nādụ syurakā`iyallażīna za'amtum fa da'auhum fa lam yastajībụ lahum wa ja'alnā bainahum maubiqā;
Pada waktu itu, apabila dikataan, “Panggillah sekutuKu yang kalian anggap ada”, dan mereka memanggilnya, tapi mereka tidak akan menanggapinya… Kami telah meletakkan pagar yang tidak dapat dilewati di antara mereka.
-
wa ra`al-mujrimụnan-nāra fa ẓannū annahum muwāqi'ụhā wa lam yajidụ 'an-hā maṣrifā;
Ketika orang-orang yang berdosa melihat api, mereka merasa yakin bahwa mereka akan jatuh kedalamnya… Tidak ada tempat tujuan lain bagi mereka selain api!
-
wa laqad ṣarrafnā fī hāżal-qur`āni lin-nāsi ming kulli maṡal, wa kānal-insānu akṡara syai`in jadalā;
Sungguh, di dalam Al-Qur’an ini Kami telah menyajikan kebenaran dengan beragam perumpamaan bagi manusia! Tapi manusia paling suka membantah terhadap realitas.
-
wa mā mana'an-nāsa ay yu`minū iż jā`ahumul-hudā wa yastagfirụ rabbahum illā an ta`tiyahum sunnatul-awwalīna au ya`tiyahumul-'ażābu qubulā;
Tidak ada yang dapat mencegah manusia untuk beriman dan memohon ampunan dari Rabb mereka ketika telah datang kepada mereka petunjuk (Rasul) yang menuntun kepada jalan realitas, selain menunggu apa yang terjadi sebelumnya kepada orang-orang terdahulu untuk menimpa mereka, atau hukuman itu nampak langsung di hadapan mereka!
-
wa mā nursilul-mursalīna illā mubasysyirīna wa munżirīn, wa yujādilullażīna kafarụ bil-bāṭili liyud-ḥiḍụ bihil-ḥaqqa wattakhażū āyātī wa mā unżirụ huzuwā;
Kami datangkan Rasul-rasul hanya sebagai penyampai berita gembira dan sebagai pemberi peringatan… Orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas berusaha menutupi Kebenaran dengan ide-ide yang tidak berdasar! Mereka menjadikan ayat-ayatKu dan hal-hal yang diperingatkan kepada mereka sebagai bahan senda-gurau (mereka tidak memperhatikannya dengan cukup serius untuk mengevaluasinya)!
-
wa man aẓlamu mim man żukkira bi`āyāti rabbihī fa a'raḍa 'an-hā wa nasiya mā qaddamat yadāh, innā ja'alnā 'alā qulụbihim akinnatan ay yafqahụhu wa fī āżānihim waqrā, wa in tad'uhum ilal-hudā fa lay yahtadū iżan abadā;
Siapa yang lebih zalim dibanding orang yang diingatkan mengenai bukti-bukti dari RabbNya (sifat-sifat agung yang melekat), tapi berpaling darinya dan melupakan apa yang dia siapkan dan usahakan dengan tangannya sendiri? Sungguh, kami telah mengurung mereka di dalam kepompong mereka karena tidak menyadari kebenaran (karena pengingkaran mereka) dan menaruh rasa berat kedalam telinga-telinga mereka! Meskipun kamu mengajak mereka kepada realitas, mereka tidak akan pernah mendapat petunjuk selama-lamanya!
-
wa rabbukal-gafụru żur-raḥmah, lau yu`ākhiżuhum bimā kasabụ la'ajjala lahumul-'ażāb, bal lahum mau'idul lay yajidụ min dụnihī mau`ilā;
Rabb-mu itu Ghafur dan pemilik rahmat! Seandainya Dia berkehendak untuk melaksanakan akibat dari perbuatan-perbuatan mereka dengan seketika, sungguh Dia akan mempercepat penderitaan itu (kematian)! Tapi, ada waktu yang ditetapkan bagi mereka, yang darinya mereka tidak akan pernah bisa menghindar.
-
wa tilkal-qurā ahlaknāhum lammā ẓalamụ wa ja'alnā limahlikihim mau'idā;
Inilah kota-kota yang Kami hancurkan karena melakukan kezaliman, dan Kami telah menentukan waktu untuk kehancuran mereka.
-
wa iż qāla mụsā lifatāhu lā abraḥu ḥattā abluga majma'al-baḥraini au amḍiya ḥuqubā;
Dan Musa berkata kepada pemuda yang melayaninya, “Aku akan melanjutkan perjalanan hingga aku sampai kepada pertemuan kedua lautan, meskipun itu akan memakan waktu bertahun-tahun.”
-
fa lammā balagā majma'a bainihimā nasiyā ḥụtahumā fattakhaża sabīlahụ fil-baḥri sarabā;
Tapi ketika mereka sampai kepada pertemuan kedua lautan itu, mereka melupakan ikan mereka (di sana)… Lalu, ia (ikan itu) mengambil jalan ke laut dan menghilang!
-
fa lammā jāwazā qāla lifatāhu ātinā gadā`anā laqad laqīnā min safarinā hāżā naṣabā;
Sesaat setelah melewati (titik pertemuan mereka), Musa berkata kepada pelayannya, “Ambillah bekal makan siang kita; perjalanan ini sungguh telah membuat kita letih…”
-
qāla a ra`aita iż awainā ilaṣ-ṣakhrati fa innī nasītul-ḥụta wa mā ansānīhu illasy-syaiṭānu an ażkurah, wattakhaża sabīlahụ fil-baḥri 'ajabā;
(Pelayan Musa) berkata, “Tidakkah Anda melihat? Aku melupakan ikannya di dekat batu itu… Setan membuatku lupa untuk mengingatkan Anda! Dan ia (ikan itu) secara aneh (menjadi hidup) dan mencebur ke laut!”
-
qāla żālika mā kunnā nabgi fartaddā 'alā āṡārihimā qaṣaṣā;
(Musa) berkata, “Itulah yang sedang kita cari!”… Maka mereka pun kembali, mengikuti jejak kaki mereka.
-
fa wajadā 'abdam min 'ibādinā ātaināhu raḥmatam min 'indinā wa 'allamnāhu mil ladunnā 'ilmā;
Dan mereka menemukan seorang hamba di antara hamba-hambaKu yang kepadanya Kami telah berikan (hadiahkan) rahmat (memungkinkan mereka mengalami realitasnya) dan telah menyingkapkan kepadanya Ilmu Kami (manifestasi sifat-sifat agung sebagai diri yang puas/ridha [nafs-i mardhiyyah]) dari ladun Kami.
-
qāla lahụ mụsā hal attabi'uka 'alā an tu'allimani mimmā 'ullimta rusydā;
Musa berkata kepadanya, “Aku akan mengikutimu agar kamu mengajariku dari ilmu yang telah disingkapkan kepadamu!”
-
qāla innaka lan tastaṭī'a ma'iya ṣabrā;
(Khidir) berkata, “Kamu tidak akan tahan untuk berjalan bersamaku (program penciptaan dan fungsi kamu telah disetel untuk hal-hal luar; persepsi mata, kamu tidak dapat memahami dimensi-dimensi batin dari yang gaib karena ketentuan fungsi khusus kamu)!
-
wa kaifa taṣbiru 'alā mā lam tuḥiṭ bihī khubrā;
“Bagaimana kamu dapat menjadi saksi terhadap peristiwa jika kamu tidak mengetahui realitas esensialnya?
-
qāla satajidunī in syā`allāhu ṣābiraw wa lā a'ṣī laka amrā;
(Musa) berkata, “Dengan kehendak Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang yang sabar; aku tidak akan menentangmu pada setiap urusanmu.”
-
qāla fa inittaba'tanī fa lā tas`alnī 'an syai`in ḥattā uḥdiṡa laka min-hu żikrā;
(Khidir) berkata, “Jika kamu hendak mengikutiku, kamu tidak boleh bertanya apapun kepadaku (mengenai bagaimana dan apa yang aku lakukan) hingga aku menjelaskan kepadamu realitasnya!”
-
fanṭalaqā, ḥattā iżā rakibā fis-safīnati kharaqahā, qāla a kharaqtahā litugriqa ahlahā, laqad ji`ta syai`an imrā;
Maka berangkatlah merka, hingga mereka menaiki sebuah perahu yang pada perahu itu (Khidir) membuat sebuah lubang. (Musa) berkata, “Apakah kamu membuat lubang ini agar orang-orangnya tenggelam? Sungguh kamu telah melakukan sesuatu yang buruk!”
-
qāla a lam aqul innaka lan tastaṭī'a ma'iya ṣabrā;
(Khidir) berkata, “Bukankah telah aku katakan kepadamu bahwa kamu tidak akan tahan bersamaku?”
-
qāla lā tu`ākhiżnī bimā nasītu wa lā tur-hiqnī min amrī 'usrā;
(Musa) berkata, “Jangan menegurku karena lupa (dengan janjiku); jangan membuat tugasku menjadi sulit bagiku.”
-
fanṭalaqā, ḥattā iżā laqiyā gulāman fa qatalahụ qāla a qatalta nafsan zakiyyatam bigairi nafs, laqad ji`ta syai`an nukrā;
Maka merekapun melanjutkan perjalanan mereka, hingga mereka bertemu seorang anak laki-laki yang masih kecil, Khidir membunuhnya! (Musa) berkata, “Kamu telah membunuh orang yang tidak berdosa bukan sebagai pembalasan? Kamu telah melakukan hal yang menakutkan!”
-
qāla a lam aqul laka innaka lan tastaṭī'a ma'iya ṣabrā;
(Khidir) berkata, “Bukankah telah aku katakan bahwa kamu tidak akan tahan bersamaku?”
-
qāla in sa`altuka 'an syai`im ba'dahā fa lā tuṣāḥibnī, qad balagta mil ladunnī 'użrā;
(Musa) berkata, “Jika aku bertanya kepadamu tentang (apapun) setelah ini, maka janganlah temani aku lagi! Jadikanlah ini alasanku yang terakhir!”
-
fanṭalaqā, ḥattā iżā atayā ahla qaryatinistaṭ'amā ahlahā fa abau ay yuḍayyifụhumā fa wajadā fīhā jidāray yurīdu ay yangqaḍḍa fa aqāmah, qāla lau syi`ta lattakhażta 'alaihi ajrā;
Maka mereka pun melanjutkan perjalanan mereka… Akhirnya mereka sampai ke sebuah kota dan meminta makanan dari penduduknya… Tapi mereka menolak untuk bersikap ramah… Kemudian mereka (Musa dan Khidir) melihat sebuah dinding yang hampir runtuh. (Khidir) memperbaiki dinding tersebut. (Musa) berkata, “Jika kamu mau, kamu bisa mendapatkan upah untuk pekerjaan ini.”
-
qāla hāżā firāqu bainī wa bainik, sa`unabbi`uka bita`wīli mā lam tastaṭi' 'alaihi ṣabrā;
(Khidir) berkata, “(Keberatanmu yang ke tiga) ini menandai akhir dari kebersamaan kita! Aku akan memberikan kepadamu ta’wil (makna batin) dari apa-apa yang kamu tidak sanggup menyaksikannya.”
-
ammas-safīnatu fa kānat limasākīna ya'malụna fil-baḥri fa arattu an a'ībahā, wa kāna warā`ahum malikuy ya`khużu kulla safīnatin gaṣbā;
“Mari mulai dengan masalah perahu: Perahu itu milik orang-orang miskin yang bekerja di laut. Aku sengaja membuatnya cacat karena mereka akan bertemu seorang raja yang akan merebut setiap perahu dengan paksa (karena raja itu tidak akan mengambil perahu yang rusak, aku sebenarnya menyelamatkan perahu itu bagi orang-orang itu, untuk menolong mereka).
-
wa ammal-gulāmu fa kāna abawāhu mu`minaini fa khasyīnā ay yur-hiqahumā ṭugyānaw wa kufrā;
“Adapun mengenai anak laki-laki itu, kedua orang-tuanya adalah orang-orang yang beriman tapi kami khawatir dia akan membuat mereka jatuh kedalam kesesatan dan menjadi kafir (melalui anak itu yang menjadi kafir ketika dia bertambah usia)!”
-
fa aradnā ay yubdilahumā rabbuhumā khairam min-hu zakātaw wa aqraba ruḥmā;
“Karenanya kami menginginkan Rabb mereka menggantikan baginya dengan anak yang lebih baik, lebih suci dan lebih dekat kepada rahmatNya.”
-
wa ammal-jidāru fa kāna ligulāmaini yatīmaini fil-madīnati wa kāna taḥtahụ kanzul lahumā wa kāna abụhumā ṣāliḥā, fa arāda rabbuka ay yablugā asyuddahumā wa yastakhrijā kanzahumā raḥmatam mir rabbik, wa mā fa'altuhụ 'an amrī, żālika ta`wīlu mā lam tasṭi' 'alaihi ṣabrā;
“Adapun mengenai dinding itu: Ia milik dua orang anak yatim di kota itu… Di bawahnya ada harta karun milik mereka (kedua anak yatim itu)… Dan ayah mereka adalah orang saleh… Maka, Rabb-mu berkehendak bahwa kedua anak itu tumbuh dewasa dan menggali harta mereka sebagai rahmat dari Rabb-mu… Aku tidak melakukan hal-hal ini menurut kemauanku sendiri! Jadi, inilah ta’wil (makna batin) dari apa-apa yang kamu tidak tahan untuk menyaksikannya.”
-
wa yas`alụnaka 'an żil-qarnaīn, qul sa`atlụ 'alaikum min-hu żikrā;
Mereka bertanya kepadamu tentang Dzul Qarnain… Katakanlah, “Aku akan bacakan kepada kalian sebuah dzikir (pengingat) mengenai dia.”
-
innā makkannā lahụ fil-arḍi wa ātaināhu ming kulli syai`in sababā;
Kami beri dia kedudukan di bumi dan memudahkan baginya setiap jalan (untuk mencapai apa yang dia inginkan).
-
fa atba'a sababā;
Maka dia pun menempuh suatu jalan.
-
ḥattā iżā balaga magribasy-syamsi wajadahā tagrubu fī 'ainin ḥami`atiw wa wajada 'indahā qaumā, qulnā yā żal-qarnaini immā an tu'ażżiba wa immā an tattakhiża fīhim ḥusnā;
Ketika dia akhirnya tiba di tempat dimana matahari terbenam, dia mendapatinya terbenam di air yang kental dan gelap… Dan dia menemukan sebuah kaum di sana! Kami berkata, “Wahai Dzul Qarnain! Kamu dapat menghukum mereka atau berbuat baik kepada mereka.”
-
qāla ammā man ẓalama fa saufa nu'ażżibuhụ ṡumma yuraddu ilā rabbihī fa yu'ażżibuhụ 'ażāban nukrā;
(Dzul Qarnain) berkata, “Kami akan menghukum orang yang berbuat zalim… Dan dia akan dikembalikan kepada Rabb-nya dan Dia akan menghukumnya dengan siksaan yang tak terlukiskan beratnya.”
-
wa ammā man āmana wa 'amila ṣāliḥan fa lahụ jazā`anil-ḥusnā, wa sanaqụlu lahụ min amrinā yusrā;
Tapi barangsiapa beriman (kepada realitas) dan memenuhi ketentuan-ketentuan agamanya, balasan untuk ini baginya adalah yang terbaik… Kami akan menerapkan perintah Kami yang memberi kemudahan baginya.
-
ṡumma atba'a sababā;
Kemudian dia (Dzul Qarnain) mengikuti jalan (yang lain).
-
ḥattā iżā balaga maṭli'asy-syamsi wajadahā taṭlu'u 'alā qaumil lam naj'al lahum min dụnihā sitrā;
Hingga dia tiba di tempat terbitnya matahari (tempat dimana matahari terbit dari titik yang paling rendah di Utara tanpa terbenam). Dia mendapatinya terbit kepada kaum yang baginya Kami tidak membuatkan penutup (terhadap matahari) (yakni, matahari tidak pernah terbenam).
-
każālik, wa qad aḥaṭnā bimā ladaihi khubrā;
Demikianlah… Kami telah meliputi dia dengan apa yang dia miliki.
-
ṡumma atba'a sababā;
Kemudian dia (Dzul Qarnain) mengikuti jalan yang lain lagi.
-
ḥattā iżā balaga bainas-saddaini wajada min dụnihimā qaumal lā yakādụna yafqahụna qaulā;
Akhirnya dia sampai ke suatu tempat di antara dua gunung… Dia mendapati di sana kaum yang hampir tidak bisa mengevaluasi peringatan apapun.
-
qālụ yā żal-qarnaini inna ya`jụja wa ma`jụja mufsidụna fil-arḍi fa hal naj'alu laka kharjan 'alā an taj'ala bainanā wa bainahum saddā;
Mereka berkata, “Wahai Dzul Qarnain! Sungguh, Gog dan Magog menyebabkan kerusakan di muka bumi! Maka, haruskah kami membayarmu agar kamu membuat penghalang di antara kami dan mereka?”
-
qāla mā makkannī fīhi rabbī khairun fa a'īnụnī biquwwatin aj'al bainakum wa bainahum radmā;
(Dzul Qarnain) berkata, “Apa yang Rabb-ku manifestasikan melaluiku adalah lebih baik… Tapi bantulah aku dengan kekuatan kalian dan aku akan membuat di antara kalian dan mereka dinding penghalang.”
-
ātụnī zubaral-ḥadīd, ḥattā iżā sāwā bainaṣ-ṣadafaini qālanfukhụ, ḥattā iżā ja'alahụ nārang qāla ātụnī ufrig 'alaihi qiṭrā;
“Bawakan kepadaku balok-balok besi…” Hingga apabila Kami telah meratakan kedua sisi, dia berkata, “Tiuplah (dengan penghembus)”… Hingga ia (besi itu) menjadi merah membara, dia berkata, “Bawa ia kepadaku agar aku bisa menuangkan tembaga cair di atasnya.”
-
fa masṭā'ū ay yaẓ-harụhu wa mastaṭā'ụ lahụ naqbā;
Dengan begitu mereka tidak akan sanggup meloncatinya ataupun menembusnya!
-
qāla hāżā raḥmatum mir rabbī, fa iżā jā`a wa'du rabbī ja'alahụ dakkā`, wa kāna wa'du rabbī ḥaqqā;
(Dzul Qarnain) berkata, “Ini adalah rahmat dari Rabb-ku… Maka apabila janji Rabb-ku tiba, Dia akan membuatnya rata… Janji Rabb-ku itu adalah benar.
-
wa taraknā ba'ḍahum yauma`iżiy yamụju fī ba'ḍiw wa nufikha fiṣ-ṣụri fa jama'nāhum jam'ā;
Pada hari itu, Kami akan meninggalkan mereka sendirian, mereka akan saring dorong satu sama lain seperti (dua jenis) gelombang (yang berbeda)! Dan Sangkakala akan ditiup, dan Kami akan mengumpulkan mereka semuanya.
-
wa 'araḍnā jahannama yauma`iżil lil-kāfirīna 'arḍā;
Dan Kami akan menampakkan Neraka dengan jelas di depan mata orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas!
-
allażīna kānat a'yunuhum fī giṭā`in 'an żikrī wa kānụ lā yastaṭī'ụna sam'ā;
Pandangan mendalam (persepsi) mereka terhalang dari dzikirKu (pengingat)! Dan kecakapan mereka tidak memadai untuk merasakan dan memahami!
-
a fa ḥasiballażīna kafarū ay yattakhiżụ 'ibādī min dụnī auliyā`, innā a'tadnā jahannama lil-kāfirīna nuzulā;
Apakah orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas mengira bahwa mereka dapat meninggalkan Aku (mengingkari sifat Nama Waliyy di dalam esensi mereka) dan mengambil hamba-hambaKu (eksternal) sebagai para penjaga! Kami membuat Neraka sebagai tempat tinggal bagi orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas.
-
qul hal nunabbi`ukum bil-akhsarīna a'mālā;
Katakanlah, “Haruskah aku beritahukan kepada kalian orang-orang yang paling merugi karena perbuatan-perbuatan mereka?”
-
allażīna ḍalla sa'yuhum fil-ḥayātid-dun-yā wa hum yaḥsabụna annahum yuḥsinụna ṣun'ā;
Mereka adalah orang-orang yang upaya-upayanya di dalam kehidupan duniawi telah sia-sia sementara mereka mengira bahwa mereka sedang melakukan kebaikan!
-
ulā`ikallażīna kafarụ bi`āyāti rabbihim wa liqā`ihī fa ḥabiṭat a'māluhum fa lā nuqīmu lahum yaumal-qiyāmati waznā;
Mereka adalah orang-orang yang mengingkari isyarat-isyarat (Nama-nama) dari Rabb mereka didalam diri mereka sendiri dan mengingkari pertemuan mereka denganNya (bahwa mereka akan mengalami manifestasi Nama-nama di dalam kesadaran mereka) dan karenanya perbuatan mereka sia-sia! Dan Kami tidak akan menganggapnya (penting) di periode Hari Kiamat.
-
żālika jazā`uhum jahannamu bimā kafarụ wattakhażū āyātī wa rusulī huzuwā;
Itulah Neraka yang di dalamnya orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas akan tinggal: yakni balasan untuk memperolokan ayat-ayat dan Rasul-rasul Kami!
-
innallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti kānat lahum jannātul-firdausi nuzulā;
Sungguh, orang-orang yang beriman (kepada realitas) dan memenuhi ketentuan-ketentuannya, tempat tinggal mereka adalah Taman Firdaus.
-
khālidīna fīhā lā yabgụna 'an-hā ḥiwalā;
Mereka akan tinggal di dalamnya dengan kekal… Mereka tidak akan pernah berkeinginan untuk meninggalkannya.
-
qul lau kānal-baḥru midādal likalimāti rabbī lanafidal-baḥru qabla an tanfada kalimātu rabbī walau ji`nā bimiṡlihī madadā;
Katakanlah, “Jika samudera adalah tinta untuk perkataan (makna-makna yang mewujud) Rabb-ku, pasti samudera itu akan habis sebelum perkataan Rabb-ku berakhir! Meskipun Kami tambahkan samudera lain yang serupa dengannya!”
-
qul innamā ana basyarum miṡlukum yụḥā ilayya annamā ilāhukum ilāhuw wāḥid, fa mang kāna yarjụ liqā`a rabbihī falya'mal 'amalan ṣāliḥaw wa lā yusyrik bi'ibādati rabbihī aḥadā;
Katakanlah (RasulKu), “Aku hanyalah seorang manusia seperti kalian (karenanya kalian pun seperti aku) kecuali bahwa Kesatuan Uluhiyyah disingkapkan kepada kesadaranku (ilmu Allah didatangkan melalui aku; Risalah)! Maka, barangsiapa berharap untuk menemui Rabb mereka (mengalami ketentuan-ketentuan dari realitas Nama-nama) hendaklah dia memenuhi ketentuan-ketentuan dari agamanya dan (terus) mengabdi kepada Rabb-nya dan tidak mempersekutukan Dia!”