9 - At-Tawbah
-
barā`atum minallāhi wa rasụlihī ilallażīna 'āhattum minal-musyrikīn;
Ini ultimatum dari Allah dan RasulNya kepada para dualis yang dengannya kalian melakukan perjanjian!
-
fa sīḥụ fil-arḍi arba'ata asy-huriw wa'lamū annakum gairu mu'jizillāhi wa annallāha mukhzil-kāfirīn;
Berjalanlah di bumi selama empat bulan… Tapi ketahuilah dengan baik bahwa kalian tidak akan pernah dapat melemahkan Allah… Sungguh, Allah (pada akhirnya) akan menghinakan orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas.
-
wa ażānum minallāhi wa rasụlihī ilan-nāsi yaumal-ḥajjil-akbari annallāha barī`um minal-musyrikīna wa rasụluh, fa in tubtum fa huwa khairul lakum, wa in tawallaitum fa'lamū annakum gairu mu'jizillāh, wa basysyirillażīna kafarụ bi'ażābin alīm;
Panggilan (adzan) dari Allah dan RasulNya kepada umat pada hari Haji Akbar, bahwa Allah dan RasulNya berlepas dari para dualis! Jika kalian bertobat, itu lebih baik bagi kalian… Tapi jika kalian berpaling, ketahuilah dengan baik bahwa kalian tidak dapat membuat Allah lemah… Sampaikanlah kabar akhir yang menyakitkan kepada orang-orang yang mengingkari realitas.
-
illallażīna 'āhattum minal-musyrikīna ṡumma lam yangquṣụkum syai`aw wa lam yuẓāhirụ 'alaikum aḥadan fa atimmū ilaihim 'ahdahum ilā muddatihim, innallāha yuḥibbul muttaqīn;
Kecuali orang-orang, di antara para dualis yang dengannya kalian membuat perjanjian, yang tidak mengecewakan kalian (yang menghormati perjanjian itu) dan tidak mendukung siapapun yang melawan kalian… Penuhilah janji kalian kepada mereka hingga akhir tempo (dari perjanjian itu). Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang melindungi dirinya sendiri (bertakwa).
-
fa iżansalakhal-asy-hurul-ḥurumu faqtulul-musyrikīna ḥaiṡu wajattumụhum wa khużụhum waḥṣurụhum waq'udụ lahum kulla marṣad, fa in tābụ wa aqāmuṣ-ṣalāta wa ātawuz-zakāta fa khallụ sabīlahum, innallāha gafụrur raḥīm;
Jika bulan-bulan suci berakhir, bunuhlah para dualis itu (yang melanggar perjanjian dan menyerang kalian) dimanapun kalian menemui mereka. Jadikan mereka tawanan dan kepung mereka dan awasilah mereka, dengan menguasai semua gerbang dan jalan! Jika mereka bertaubat dan mendirikan shalat dan membayar zakat, maka biarkan mereka lewat… Sungguh, Allah itu Ghafur lagi Rahim.
-
wa in aḥadum minal-musyrikīnastajāraka fa ajir-hu ḥattā yasma'a kalāmallāhi ṡumma ablig-hu ma`manah, żālika bi`annahum qaumul lā ya'lamụn;
Jika salah seorang dari para dualis menyerah dan meminta perlindungan darimu, maka lindungilah dia agar (dia dekat dengan kalian dan) dia mendengar perkataan Allah, dan antarkan dia ke tempat yang aman… Inilah (yang harus kamu lakukan) karena mereka adalah kaum yang tidak mengetahui (realitas).
-
kaifa yakụnu lil-musyrikīna 'ahdun 'indallāhi wa 'inda rasụlihī illallażīna 'āhattum 'indal-masjidil-ḥarām, famastaqāmụ lakum fastaqīmụ lahum, innallāha yuḥibbul-muttaqīn;
Bagaimana bisa para dualis mempunyai perjanjian di hadapan Allah dan RasulNya, kecuali mereka yang dengannya kalian membuat perjanjian di Masjidil Haram? Selama mereka menjunjung tinggi janji mereka kepada kalian, bersikap luruslah terhadap mereka… Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang mematuhi perintahNya dan yang melindungi dirinya dari hukumanNya.
-
kaifa wa iy yaẓ-harụ 'alaikum lā yarqubụ fīkum illaw wa lā żimmah, yurḍụnakum bi`afwāhihim wa ta`bā qulụbuhum, wa akṡaruhum fāsiqụn;
Bagaimana (bisa ada perjanjian dengan mereka)? Seandainya mereka berkuasa terhadap kalian, mereka tidak akan memperhatikan sumpah atau perjanjian apapun berkaitan dengan kalian! Mereka memuaskan kalian dengan ucapan mereka, tapi hati mereka menolak! Kebanyakan dari mereka telah rusak keimanannya!
-
isytarau bi`āyātillāhi ṡamanang qalīlan fa ṣaddụ 'an sabīlih, innahum sā`a mā kānụ ya'malụn;
Mereka menukar ayat-ayat Allah dengan harga yang murah (dengan kesenangan duniawi) dan menghalangi orang-orang dari jalanNya. Betapa buruknya apa yang mereka kerjakan!
-
lā yarqubụna fī mu`minin illaw wa lā żimmah, wa ulā`ika humul-mu'tadụn;
Berkaitan dengan orang-orang yang beriman, mereka tidak memelihara pakta atau perjanjian! Mereka itu orang-orang yang sangat melampaui batas!
-
fa in tābụ wa aqāmuṣ-ṣalāta wa ātawuz-zakāta fa ikhwānukum fid-dīn, wa nufaṣṣilul-āyāti liqaumiy ya'lamụn;
Jika mereka bertaubat, mendirikan shalat, dan membayar zakat, mereka itu saudara kalian dalam Agama… Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat Kami bagi orang-orang yang mengetahui.
-
wa in nakaṡū aimānahum mim ba'di 'ahdihim wa ṭa'anụ fī dīnikum fa qātilū a`immatal-kufri innahum lā aimāna lahum la'allahum yantahụn;
Tapi jika mereka melanggar sumpah mereka setelah mengikrarkannya dan mencemarkan agama kalian, maka bunuhlah pemimpin-pemimpin orang kafir itu (para penutup realitas)… Karena mereka tidak menghormati sumpah-sumpah mereka… Agar mereka berhenti.
-
alā tuqātilụna qauman nakaṡū aimānahum wa hammụ bi`ikhrājir-rasụli wa hum bada`ụkum awwala marrah, a takhsyaunahum, fallāhu aḥaqqu an takhsyauhu ing kuntum mu`minīn;
Apakah kalian tidak mau berperang dengan orang-orang yang telah melanggar sumpah mereka, mengusir Rasul dari kampung halamannya dan yang memulai menyerang kalian? Apakah kalian takut kepada mereka? Sungguh Allah lebih patut kalian takuti dan segani, jika kalian benar-benar orang yang beriman.
-
qātilụhum yu'ażżib-humullāhu bi`aidīkum wa yukhzihim wa yanṣurkum 'alaihim wa yasyfi ṣudụra qaumim mu`minīn;
Perangilah mereka; (niscaya) Allah akan menghukum mereka melalui tangan kalian dan menghinakan mereka, dan memberi kalian kemenangan atas mereka dan (karenanya) mengobati hati orang-orang yang beriman.
-
wa yuż-hib gaiẓa qulụbihim, wa yatụbullāhu 'alā may yasyā`, wallāhu 'alīmun ḥakīm;
Dia akan menghilangkan kemarahan dari hati mereka… Allah menerima taubat dari orang yang Dia kehendaki… Allah itu ‘Alim lagi Hakim.
-
am ḥasibtum an tutrakụ wa lammā ya'lamillāhullażīna jāhadụ mingkum wa lam yattakhiżụ min dụnillāhi wa lā rasụlihī wa lal-mu`minīna walījah, wallāhu khabīrum bimā ta'malụn;
Ataukah kalian mengira bahwa kalian akan dibiarkan tanpa Allah menyatakan siapa saja dari kalian yang telah berjuang di jalan Allah dan tidak berteman (dan percaya kepada) siapapun selain Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman? Allah itu Khabir terhadap semua yang kalian lakukan (dengan makna Nama Khabir di dalam esensi kalian).
-
mā kāna lil-musyrikīna ay ya'murụ masājidallāhi syāhidīna 'alā anfusihim bil-kufr, ulā`ika ḥabiṭat a'māluhum, wa fin-nāri hum khālidụn;
Mustahil para dualis itu, yang bersaksi akan pengingkaran mereka sendiri, mau memelihara tempat-tempat bersujud kepada Allah… Semua perbuatan mereka telah sia-sia… Di neraka (Naar; radiasi) lah mereka akan tinggal selamanya!
-
innamā ya'muru masājidallāhi man āmana billāhi wal-yaumil-ākhiri wa aqāmaṣ-ṣalāta wa ātaz-zakāta wa lam yakhsya illallāh, fa 'asā ulā`ika ay yakụnụ minal-muhtadīn;
Tempat-tempat bersujud kepada Allah hanya dapat dipelihara (dibawa ke keadaan bersujud kepada Allah) oleh mereka yang beriman kepada Allah – yang menyusun esensi mereka dengan Nama-namaNya – kepada kehidupan kekal yang akan datang, mendirikan shalat, membayar zakat, dan takut kepada Allah semata… Mereka lah yang diharapkan akan menjadi orang-orang yang mencapai realitas.
-
innamā ya'muru masājidallāhi man āmana billāhi wal-yaumil-ākhiri wa aqāmaṣ-ṣalāta wa ātaz-zakāta wa lam yakhsya illallāh, fa 'asā ulā`ika ay yakụnụ minal-muhtadīn;
(Wahai para dualis) apakah kalian yang telah menjadikan pemberian air kepada orang-orang yang melaksanakan haji serta memelihara Masjidil Haram sama derajatnya dengan perbuatan-perbuatan orang yang beriman kepada Allah, esensi keberadaan seseorang dengan Nama-namaNya, dan kepada kehidupan kekal yang akan datang serta berjuang dalam jalan ini? Mereka tidak sama dalam pandangan Allah! Allah tidak menuntun kaum yang zalim.
-
allażīna āmanụ wa hājarụ wa jāhadụ fī sabīlillāhi bi`amwālihim wa anfusihim a'ẓamu darajatan 'indallāh, wa ulā`ika humul-fā`izụn;
Orang-orang yang beriman, berhijrah dan berperang di jalan allah dengan harta dan jiwa mereka, jauh lebih tinggi derajatnya dalam pandangan Allah… Mereka adalah orang-orang yang meraih kemerdekaan!
-
yubasysyiruhum rabbuhum biraḥmatim min-hu wa riḍwāniw wa jannātil lahum fīhā na'īmum muqīm;
Rabb mereka memberi mereka kabar gembira dari HU (esensi mereka) dengan rahmatNya, kesenangan, dan Surga yang merupakan berkah (kedudukan mulia) bagi mereka.
-
khālidīna fīhā abadā, innallāha 'indahū ajrun 'aẓīm;
Mereka akan tinggal disana dengan kekal… Pahala yang besar ada di sisi Allah!
-
yā ayyuhallażīna āmanụ lā tattakhiżū ābā`akum wa ikhwānakum auliyā`a inistaḥabbul-kufra 'alal-īmān, wa may yatawallahum mingkum fa ulā`ika humuẓ-ẓālimụn;
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah berteman dengan bapak-bapak dan saudara-saudara kalian jika mereka memilih mengingkari realitas dibanding keimanan… Dan barangsiapa di antara kalian berteman dengan mereka, maka mereka itu orang-orang yang sangat zalim.
-
qul ing kāna ābā`ukum wa abnā`ukum wa ikhwānukum wa azwājukum wa 'asyīratukum wa amwāluniqtaraftumụhā wa tijāratun takhsyauna kasādahā wa masākinu tarḍaunahā aḥabba ilaikum minallāhi wa rasụlihī wa jihādin fī sabīlihī fa tarabbaṣụ ḥattā ya`tiyallāhu bi`amrih, wallāhu lā yahdil-qaumal-fāsiqīn;
Katakanlah, “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, suku-suku dan harta benda yang kalian kumpulkan, usaha-usaha yang kalian khawatirkan, tempat tinggal yang kalian sukai lebih menyenangkan kalian dibanding Allah, Rasulnya dan berjihad di jalanNya, maka tunggulah perintah Allah memunculkan dirinya… Allah tidak menuntun orang-orang yang sesat (mereka yang kesadarannya telah dibutakan dari Kebenaran dan Agama).”
-
laqad naṣarakumullāhu fī mawāṭina kaṡīratiw wa yauma ḥunainin iż a'jabatkum kaṡratukum fa lam tugni 'angkum syai`aw wa ḍāqat 'alaikumul-arḍu bimā raḥubat ṡumma wallaitum mudbirīn;
Sungguh, Allah telah menolong kalian di banyak medan perang dan pada hari Hunain… Ingatlah bagaimana kalian menyombongkan jumlah kalian yang banyak, namun itu walau bagaimanapun tidak membuat kalian menang! Dan kalian merasa terjepit (pada hari Hunain) padahal bumi sangat luas! Dan kalian memutar badan dan meninggalkan medan perang!
-
ṡumma anzalallāhu sakīnatahụ 'alā rasụlihī wa 'alal-mu`minīna wa anzala junụdal lam tarauhā wa 'ażżaballażīna kafarụ, wa żālika jazā`ul-kāfirīn;
Kemudian Allah mendatangkan rasa tenang dan aman di hati para mukmin, dan mendatangkan bala tentara (malaikat) yang tidak bisa kalian lihat… (Demikianlah) Dia membuat mereka yang ingkar kepada realitas mengalami penderitaan… Inilah akibat bagi orang-orang yang mengingkari realitas!
-
ṡumma yatụbullāhu mim ba'di żālika 'alā may yasyā`, wallāhu gafụrur raḥīm;
Kemudian Allah akan menerima taubat dari siapa yang Dia kehendaki… Allah itu Ghafur lagi Rahim.
-
yā ayyuhallażīna āmanū innamal-musyrikụna najasun fa lā yaqrabul-masjidal-ḥarāma ba'da 'āmihim hāżā, wa in khiftum 'ailatan fa saufa yugnīkumullāhu min faḍlihī in syā`, innallāha 'alīmun ḥakīm;
Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya para dualis itu (yang mengaku keberadaan identitas ego mereka disamping KeEsaan Absolut) tercemar (kotoran)! Jangan biarkan mereka mendekati Masjidil Haram setelah tahun ini! Jika kalian takut miskin (ketahuilah bahwa) jika Allah berkehendak Dia akan membuat kalian kaya dari karuniaNya… Sungguh, Allah itu ‘Alim lagi Hakim.
-
qātilullażīna lā yu`minụna billāhi wa lā bil-yaumil-ākhiri wa lā yuḥarrimụna mā ḥarramallāhu wa rasụluhụ wa lā yadīnụna dīnal-ḥaqqi minallażīna ụtul-kitāba ḥattā yu'ṭul-jizyata 'ay yadiw wa hum ṣāgirụn;
Dari mereka yang kepadanya telah diberikan Ilmu (Kitab), perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kehidupan yang akan datang (setelah kematian), yang tidak menganggap haram apa yang Allah dan Rasulnya telah larang, dan yang tidak mengambil pemahaman dari Agama Kebenaran (ilmu mengenai realitas dan sunnatullah) hingga mereka merasa rendah hati dan membayar jizyah (denda atas menetapi keyakinan palsu) dengan sepenuh hati.
-
wa qālatil-yahụdu 'uzairunibnullāhi wa qālatin-naṣāral-masīḥubnullāh, żālika qauluhum bi`afwāhihim, yuḍāhi`ụna qaulallażīna kafarụ ming qabl, qātalahumullāh, annā yu`fakụn;
Orang-orang Yahudi mengatakan, “Uzair adalah putera Allah”… Dan orang-orang Nasrani berkata, “Al-Masih adalah putera Allah”… Mereka mengatakan hal ini dengan mulut mereka! Mereka meniru orang-orang sebelumnya yang mengingkari ilmu mengenai realitas… Semoga Allah membinasakan mereka! Betapa tertipunya mereka (dari Kebenaran)!
-
ittakhażū aḥbārahum wa ruhbānahum arbābam min dụnillāhi wal-masīḥabna maryam, wa mā umirū illā liya'budū ilāhaw wāḥidā, lā ilāha illā huw, sub-ḥānahụ 'ammā yusyrikụn;
Mereka menjadikan Rabbi-rabbi dan pendeta-pendeta mereka sebagai Rabb selain Allah… Dan Al-Masih, putera Maryam! Padahal mereka diperintah hanya untuk mengalami kesadaran akan pengabdian mereka kepada Uluhiyyah Yang Esa… La ilaha illa HU – tidak ada tuhan, hanya HU! Subhan Dia dari apa yang mereka persekutukan denganNya!
-
yurīdụna ay yuṭfi`ụ nụrallāhi bi`afwāhihim wa ya`ballāhu illā ay yutimma nụrahụ walau karihal-kāfirụn;
Mereka ingin memadamkan cahaya (Nur) Allah dengan mulut mereka… Tapi tidak ada yang Allah senangi kecuali menyempurnakan NurNya! Meskipun hal ini tidak membuat senang orang-orang yang mengingkari realitas!
-
huwallażī arsala rasụlahụ bil-hudā wa dīnil-ḥaqqi liyuẓ-hirahụ 'alad-dīni kullihī walau karihal-musyrikụn;
HU telah mendatangkan RasulNya sebagai realitas dengan sendirinya dan dengan Agama Kebenaran (ilmu mengenai sistem yang sah; sunnatullah) untuk menjadi tegak di atas semua konsepsi agama… Meskipun pada dualis tidak menyukainya!
-
yā ayyuhallażīna āmanū inna kaṡīram minal-aḥbāri war-ruhbāni laya`kulụna amwālan-nāsi bil-bāṭili wa yaṣuddụna 'an sabīlillāh, wallażīna yaknizụnaż-żahaba wal-fiḍḍata wa lā yunfiqụnahā fī sabīlillāhi fa basysyir-hum bi'ażābin alīm;
Wahai orang-orang yang beriman! Sungguh banyak dari para rabbi dan rahib memakan harta orang-orang dengan tidak benar dan menghalangi orag-orang dari jalan Allah… Adapun bagi mereka yang menimbun dan menyembunyikan emas dan perak dan tidak menggunakannya di jalan Allah dengan tidak mengharap balasan, kabarkanlah kepada mereka mengenai penderitaan yang menyakitkan!
-
yauma yuḥmā 'alaihā fī nāri jahannama fa tukwā bihā jibāhuhum wa junụbuhum wa ẓuhụruhum, hāżā mā kanaztum li`anfusikum fa żụqụ mā kuntum taknizụn;
Pada hari ketika emas dan perak dipanaskan di dalam api neraka dan wajah, samping dan punggung mereka hangus dengannya (keadaan yang amat menderita) akan dikatakan kepada mereka, “Inilah apa yang kalian timbun untuk diri sendiri, maka rasakanlah (akibat-akibat dari) apa yang telah kalian timbun!”
-
inna 'iddatasy-syuhụri 'indallāhiṡnā 'asyara syahran fī kitābillāhi yauma khalaqas-samāwāti wal-arḍa min-hā arba'atun ḥurum, żālikad-dīnul-qayyimu fa lā taẓlimụ fīhinna anfusakum wa qātilul-musyrikīna kāffatang kamā yuqātilụnakum kāffah, wa'lamū annallāha ma'al-muttaqīn;
Sungguh, di dalam ilmu Allah, jumlah bulan dalam periode Dia menciptakan langit dan bumi adalah duabelas… Empat di antaranya adalah (bulan-bulan) suci: (Muharram, Rajab, Dzulqaidah dan Dzulhijjah)… Inilah agama (yang sah dan teguh)… Maka, janganlah menganiaya diri sendiri selama (bulan-bulan ini)… Perangilah para dualis sebagaimana mereka memerangi kalian secara bersamaan… Ketahuilah dengan baik bahwa Allah beserta orang-orang yang terlindungi (bertakwa) (sebuah rujukan kepada kesatuan keberadaan).
-
innaman-nasī`u ziyādatun fil-kufri yuḍallu bihillażīna kafarụ yuḥillụnahụ 'āmaw wa yuḥarrimụnahụ 'āmal liyuwāṭi`ụ 'iddata mā ḥarramallāhu fa yuḥillụ mā ḥarramallāh, zuyyina lahum sū`u a'mālihim, wallāhu lā yahdil-qaumal-kāfirīn;
Menunda-nunda bulan-bulan suci hanyalah menambah ketidak-imanan! Orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas disesatkan olehnya… Mereka membuatnya halal untuk satu tahun dan haram untuk tahun yang lain agar sesuai dengan angka-angka (semata) dari apa yang Allah telah haramkan (dan menyembunyikan inti masalahnya) dan karenanya menjadikan halal apa yang telah Allah haramkan! (Tapi pelarangannya berkaitan dengan perintah Allah, bukan sifat-sifat dari bulan-bulannya)… Perbuatan-perbuatan buruk mereka dibuat nampak menarik bagi mereka… Allah tidak menuntun orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai relitas.
-
yā ayyuhallażīna āmanụ mā lakum iżā qīla lakumunfirụ fī sabīlillāhiṡ ṡāqaltum ilal-arḍ, a raḍītum bil-ḥayātid-dun-yā minal-ākhirah, fa mā matā'ul-ḥayātid-dun-yā fil-ākhirati illā qalīl;
Wahai orang-orang yang beriman… Ada apa dengan kalian sehingga apabila dikatakan kepada kalian, “Berperanglah di jalan Allah” kalian begitu berat meninggalkan tanah kalian! Apakah kalian lebih memilih kehidupan duniawi dibanding kehidupan kekal yang akan datang? Padahal kesenangan hidup duniawi tidak berarti sama sekali dibanding karunia-karunia di kehidupan kekal yang akan datang!
-
illā tanfirụ yu'ażżibkum 'ażāban alīmaw wa yastabdil qauman gairakum wa lā taḍurrụhu syai`ā, wallāhu 'alā kulli syai`ing qadīr;
Jika kalian tidak pergi (berperang), Dia akan menghukum kalian dengan penderitaan yang menyakitkan dan mendatangkan umat yang lain sebagai ganti kalian; kalian tidak dapat membahayakanNya sama sekali… Allah itu Qadir atas segala sesuatu.
-
illā tanṣurụhu fa qad naṣarahullāhu iż akhrajahullażīna kafarụ ṡāniyaṡnaini iż humā fil-gāri iż yaqụlu liṣāḥibihī lā taḥzan innallāha ma'anā, fa anzalallāhu sakīnatahụ 'alaihi wa ayyadahụ bijunụdil lam tarauhā wa ja'ala kalimatallażīna kafarus-suflā, wa kalimatullāhi hiyal-'ulyā, wallāhu 'azīzun ḥakīm;
Sungguh, Allah telah menolongnya, meskipun kalian tidak menolongnya! Ingatlah ketika orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas mengusirnya keluar dari kampung halamannya, dia adalah yang ke dua dari keduanya (salah satu dari dua orang)! Ingatlah mereka di dalam gua itu (Rasulullah saw dan Abu Bakar ra)… Ingatlah ketika dia berkata kepada temannya, “Janganlah bersedih, sungguh Allah beserta kita” (dia sedang merujuk kepada kesatuan keberadaan)… Allah memberikan ketenangan kepadanya dan mendukungnya dengan tentara-tentara yang tidak kalian lihat… Dia membuat perkataan orang-orang yang mengingkari realitas pada kedudukan terendah… Perkataan Allah lah yang paling tinggi! Allah itu ‘Aziz lagi Hakim.
-
infirụ khifāfaw wa ṡiqālaw wa jāhidụ bi`amwālikum wa anfusikum fī sabīlillāh, żālikum khairul lakum ing kuntum ta'lamụn;
Pergilah berperang, baik bersenjata lengkap ataupun seadanya… Berjuanglah di jalan Allah dengan harta dan jiwa kalian… Ini lebih baik bagi kalian, jika saja kalian mengetahuinya.
-
lau kāna 'araḍang qarībaw wa safarang qāṣidal lattaba'ụka wa lākim ba'udat 'alaihimusy-syuqqah, wa sayaḥlifụna billāhi lawistaṭa'nā lakharajnā ma'akum, yuhlikụna anfusahum, wallāhu ya'lamu innahum lakāżibụn;
Seandainya ada harta rampasan perang atau merupakan perjalanan jarak sedang, mereka akan mengikutimu. Tapi ini nampaknya sukar bagi mereka. (meskipun demikian) mereka akan bersumpah demi Allah, “Seandainya kami mampu, kami akan pergi bersamamu”… Mereka menghancurkan diri mereka sendiri… Allah mengetahui bahwa sesungguhnya mereka adalah para pendusta.
-
'afallāhu 'angk, lima ażinta lahum ḥattā yatabayyana lakallażīna ṣadaqụ wa ta'lamal-kāżibīn;
Allah telah memaafkanmu (karena merasa tidak nyaman akibat masalah ini)! Mengapa kamu memberi ijin mereka untuk tinggal (tidak turut serta dalam Perang Tabuk) padahal kamu belum membedakan dengan pasti orang-orang yang jujur dari para pendusta?
-
lā yasta`żinukallażīna yu`minụna billāhi wal-yaumil-ākhiri ay yujāhidụ bi`amwālihim wa anfusihim, wallāhu 'alīmum bil-muttaqīn;
Orang-orang yang beriman kepada Allah sebagai penyusun esensi mereka dengan Nama-namaNya dan beriman kepada kehidupan kekal yang akan datang, tidak akan meminta ijin kepadamu (untuk tetap tinggal) untuk tidak ikut berjuang dengan harta dan jiwa mereka… Allah mengetahui (sebagai esensi mereka dengan Nama-namaNya) orang-orang yang melindungi diri (bertakwa).
-
innamā yasta`żinukallażīna lā yu`minụna billāhi wal-yaumil-ākhiri wartābat qulụbuhum fa hum fī raibihim yataraddadụn;
Hanya orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, sebagai penyusun esensi mereka dengan Nama-namaNya, dan tidak beriman kepada kehidupan kekal yang akan datang, dan yang kesadarannya penuh keraguan, yang meminta ijin kepadamu (untuk dibebaskan dari berperang bersamamu)… Di dalam keraguan mereka, mereka selalu bimbang.
-
walau arādul-khurụja la`a'addụ lahụ 'uddataw wa lāking karihallāhumbi'āṡahum fa ṡabbaṭahum wa qīlaq'udụ ma'al-qā'idīn;
Seandainya mereka berniat pergi (berperang), tentu mereka telah membuat persiapan untuk itu. Tapi Allah mengetahui bahwa keikutsertaan mereka tidak diperlukan, maka Dia menahan mereka di belakang, dan dikatakan kepada mereka, “Tinggallah bersama mereka yang tinggal.”
-
lau kharajụ fīkum mā zādụkum illā khabālaw wa la`auḍa'ụ khilālakum yabgụnakumul-fitnah, wa fīkum sammā'ụna lahum, wallāhu 'alīmum biẓ-ẓālimīn;
Seandainya mereka pergi berperang bersama kalian, mereka tidak akan menjadi apapun kecuali sebagai beban bagi kalian. Tentu mereka akan mencari jalan untuk menyebabkan fitnah di antara kalian… Ada beberapa di antara kalian yang mendengar terhadap mereka. Dan Allah mengetahui siapa orang-orang yang zalim (sebagai realitas esensial mereka dengan Nama-namaNya).
-
laqadibtagawul-fitnata ming qablu wa qallabụ lakal-umụra ḥattā jā`al-ḥaqqu wa ẓahara amrullāhi wa hum kārihụn;
Sungguh, mereka telah mencari-cari fitnah sebelum ini, dan telah memutar-balikkan perkara-perkara bagimu… Hingga Kebenaran datang dan perintah Allah mewujud, meskipun mereka tidak menyukainya.
-
wa min-hum may yaqụlu`żal lī wa lā taftinnī, alā fil-fitnati saqaṭụ, wa inna jahannama lamuḥīṭatum bil-kāfirīn;
Beberapa dari mereka mengatakan, “Ijinkan aku, jangan biarkan aku jatuh kedalam fitnah”… Berhati-hatilah, mereka sudah berada dalam fitnah! Sungguh, Neraka (keadaan membakar) meliputi orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas (sebagai esensi mereka sebenarnya dengan Nama-nama)!
-
in tuṣibka ḥasanatun tasu`hum, wa in tuṣibka muṣībatuy yaqụlụ qad akhażnā amranā ming qablu wa yatawallaw wa hum fariḥụn;
Jika kebaikan sampai kepadamu, itu menyusahkan mereka… Tapi jika bencana menimpamu, mereka berkata, “Untunglah kita telah berhati-hati sebelumnya” dan berpaling dengan gembira.
-
qul lay yuṣībanā illā mā kataballāhu lanā, huwa maulānā wa 'alallāhi falyatawakkalil-mu`minụn;
Katakanlah, “Tidak ada yang menimpa kami kecuali apa yang telah Allah telah tetapkan bagi kami! HU adalah pelindung kami! Orang-orang yang beriman hanya bertawakkal kepada Allah semata (meyakini Nama Wakil di dalam esensi mereka akan memebuhi fungsinya).”
-
qul hal tarabbaṣụna binā illā iḥdal-ḥusnayaīn, wa naḥnu natarabbaṣu bikum ay yuṣībakumullāhu bi'ażābim min 'indihī au bi`aidīnā fa tarabbaṣū innā ma'akum mutarabbiṣụn;
Katakanlah, “Apakah kalian mengawasi kami untuk melihat dua hal yang bagus (harta rampasan perang – sifat yang diraih di akhir tantangan – atau kesyahidan – orang yang meninggalkan tubuhnya atau tubuh beserta rasa identitasnya dan merasakan kematian dalam jalan ini) yang akan menimpa kami? Kami menunggu bahwa Allah akan menimpakan kepada kalian dengan penderitaan dari diriNya (dari dalam diri kalian, penyakit dll.) atau melalui tangan-tangan kami… Maka tunggu dan berharaplah (akan apapun yang kalian inginkan menimpa kami) kami pun termasuk orang-orang yang menunggu bersama kalian.”
-
qul anfiqụ ṭau'an au kar-hal lay yutaqabbala mingkum, innakum kuntum qauman fāsiqīn;
Katakanlah, “Nafkahkanlah dengan sukarela ataupun terpaksa di jalan Allah, namun itu tidak akan pernah diterima dari kalian… Karena kalian telah menjadi kaum yang rusak imannya!”
-
wa mā mana'ahum an tuqbala min-hum nafaqātuhum illā annahum kafarụ billāhi wa birasụlihī wa lā ya`tụnaṣ-ṣalāta illā wa hum kusālā wa lā yunfiqụna illā wa hum kārihụn;
Apa yang menghalangi infak (pengeluaran harta di jalan Allah) mereka untuk bisa diterima adalah hal ini: Mereka menjadi orang-orang yang ingkar kepada Allah, realitas esensial mereka dengan Nama-namaNya, dan kepada RasulNya; mereka mendatangi shalat dengan malas dan menafkahkan harta dengan terpaksa.
-
fa lā tu'jibka amwāluhum wa lā aulāduhum, innamā yurīdullāhu liyu'ażżibahum bihā fil-ḥayātid-dun-yā wa taz-haqa anfusuhum wa hum kāfirụn;
Maka, janganlah kekayaan atau keturunan mereka menakjubkanmu… Dengannya Allah hanya bermaksud menghukum mereka di kehidupan duniawi (yakni penderitaan yang dihasilkan karena menjadi terperangkap oleh hal-hal duniawi dan karenanya terjauhkan dari realitas Allah) dan agar nyawa mereka berpisah ketika mereka dalam keadaan mengingkari ilmu mengenai realitas (melalui suatu rencana).
-
wa yaḥlifụna billāhi innahum lamingkum, wa mā hum mingkum wa lākinnahum qaumuy yafraqụn;
Mereka bersumpah demi Allah bahwa mereka benar-benar bagian dari kalian! Padahal mereka sekali-kali bukan dari kelompok kalian! Mereka hanyalah orang-orang yang sangat ketakutan.
-
lau yajidụna malja`an au magārātin au muddakhalal lawallau ilaihi wa hum yajmaḥụn;
Jika saja mereka dapat menemukan tempat untuk mengungsi, sebuah gua, atau tempat apapun yang bisa dimasuki (untuk bersembunyi), dalam ketakutan mereka akan mencari perlindungan di dalamnya; mereka adalah orang-orang yang sedang kebingungan!
-
wa min-hum may yalmizuka fiṣ-ṣadaqāt, fa in u'ṭụ min-hā raḍụ wa il lam yu'ṭau min-hā iżā hum yaskhaṭụn;
Dan di antara mereka ada beberapa orang yang mengkritik kamu berkenaan dengan pertolongan yang kamu berikan… Jika diberikan kepada mereka, mereka akan merasa senang… Tapi jika pertolongan itu diberikan kepada orang lain, mereka menjadi marah.
-
walau annahum raḍụ mā ātāhumullāhu wa rasụluhụ wa qālụ ḥasbunallāhu sayu`tīnallāhu min faḍlihī wa rasụluhụ innā ilallāhi rāgibụn;
Andai saja mereka puas dengan Apa yang Allah dan Rasulnya berikan kepada mereka dan mengatakan, “Cukuplah Allah bagi kami… Tidak lama lagi Dia akan memberi kami dari karuniaNya, dan RasulNya juga… Sungguh, kami adalah orang-orang yang telah kembali kepada Allah.”
-
innamaṣ-ṣadaqātu lil-fuqarā`i wal-masākīni wal-'āmilīna 'alaihā wal-mu`allafati qulụbuhum wa fir-riqābi wal-gārimīna wa fī sabīlillāhi wabnis-sabīl, farīḍatam minallāh, wallāhu 'alīmun ḥakīm;
Sodaqoh itu kewajiban dari Allah, hanya untuk yang fakir dan miskin, dan mereka yang ditugaskan untuk mengumpulkannya, dan untuk menuntun kepada Islam, dan untuk para budak, orang yang berhutang, untuk digunakan di jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan… Allah itu ‘Alim lagi Hakim.
-
wa min-humullażīna yu`żụnan-nabiyya wa yaqụlụna huwa użun, qul użunu khairil lakum yu`minu billāhi wa yu`minu lil-mu`minīna wa raḥmatul lillażīna āmanụ mingkum, wallażīna yu`żụna rasụlallāhi lahum 'ażābun alīm;
Beberapa dari mereka menyusahkan Nabi (Rasulullah) dan mengatakan, “Dia meyakini segala sesuatu yang didengarnya (setiap wahyu yang diterimanya)”… Katakanlah, “Dia meminjamkan telinganya (untuk wahyu) agar kebaikan dapat sampai kepada kalian! Dia beriman kepada Allah, sebagai penyusun realitas esensialnya dengan Nama-namaNya, dan kepada orang-orang yang beriman, dan dia adalah rahmat bagi orang-orang yang beriman di antara kalian”… Adapun bagi orang-orang yang menyakiti Rasulullah, ada penderitaan yang menyakitkan bagi mereka.
-
yaḥlifụna billāhi lakum liyurḍụkum wallāhu wa rasụluhū aḥaqqu ay yurḍụhu ing kānụ mu`minīn;
Mereka bersumpah demi Allah, yang Esa yang menyusun realitas esensial mereka, hanya untuk membuatmu merasa senang… Seandainya mereka orang-orang yang benar-benar beriman (tentu mereka telah mengetahuinya) Allah dan Rasulnya, realitas esensial mereka, yang harus mereka buat senang!
-
a lam ya'lamū annahụ may yuḥādidillāha wa rasụlahụ fa anna lahụ nāra jahannama khālidan fīhā, żālikal-khizyul-'aẓīm;
Apakah mereka belum mengetahui bahwa barangsiapa menentang Allah dan RasulNya, baginya ada api neraka, di dalamnya dia akan tinggal selamanya? Itulah kehinaan yang besar.
-
yaḥżarul-munāfiqụna an tunazzala 'alaihim sụratun tunabbi`uhum bimā fī qulụbihim, qulistahzi`ụ, innallāha mukhrijum mā taḥżarụn;
Orang-orang munafik takut terhadap pewahyuan ayat-ayat yang memberitahu mereka mengenai apa yang ada di dalam hati mereka! Katakanlah, “Mengejeklah sesuai keinginan kalian! Sungguh Allah akan menampakkan apa yang kalian takutkan.”
-
wa la`in sa`altahum layaqụlunna innamā kunnā nakhụḍu wa nal'ab, qul a billāhi wa āyātihī wa rasụlihī kuntum tastahzi`ụn;
Jika kamu bertanya kepada mereka, tentu mereka akan mengatakan, “Kami hanya membicarakan diri kami sendiri dan bercanda!” Katakanlah, “Apakah Allah, realitas esensial kalian, ayat-ayatNya, dan RasulNya yang kalian cemoohkan?”
-
lā ta'tażirụ qad kafartum ba'da īmānikum, in na'fu 'an ṭā`ifatim mingkum nu'ażżib ṭā`ifatam bi`annahum kānụ mujrimīn;
Jangan mencari alasan! Kalian telah mengingkari ilmu realitas setelah mengimaninya! Meskipun Kami memaafkan sebagian dari kalian, Kami akan menimpakan penderitaan kepada orang-orang yang menetapi kesalahan mereka.
-
al-munāfiqụna wal-munāfiqātu ba'ḍuhum mim ba'ḍ, ya`murụna bil-mungkari wa yan-hauna 'anil-ma'rụfi wa yaqbiḍụna aidiyahum, nasullāha fa nasiyahum, innal-munāfiqīna humul-fāsiqụn;
Laki-laki munafik dan perempuan-perempuan munafik keduanya sama saja… Mereka menyuruh apa yang bertentangan dengan perintah Allah dan mencegah apa yang benar; mereka kikir… Mereka telah melupakan Allah, maka Allah telah melupakan mereka! Sungguh, orang-orang munafik sangat rusak (keimanannya)!
-
wa'adallāhul-munāfiqīna wal-munāfiqāti wal-kuffāra nāra jahannama khālidīna fīhā, hiya ḥasbuhum, wa la'anahumullāh, wa lahum 'ażābum muqīm;
Allah telah menjanjikan api neraka kepada para lelaki dan perempuan munafik, dan orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas, untuk tinggal di dalamnya selama-lamanya… Cukuplah ini bagi mereka…Allah telah melaknat mereka (mereka telah tercabut di dalam kompoisi Nama mereka). Ada penderitaan tiada henti bagi mereka.
-
kallażīna ming qablikum kānū asyadda mingkum quwwataw wa akṡara amwālaw wa aulādā, fastamta'ụ bikhalāqihim fastamta'tum bikhalāqikum kamastamta'allażīna ming qablikum bikhalāqihim wa khuḍtum kallażī khāḍụ, ulā`ika ḥabiṭat a'māluhum fid-dun-yā wal-ākhirah, wa ulā`ika humul-khāsirụn;
Seperti halnya orang-orang sebelum kalian… Kekuatan mereka lebih besar dibanding kalian… Mereka lebih banyak kekayaan dan keturunannya dibanding kalian… Mereka menikmati bagian mereka dari karunia duniawi… Seperti halnya orang-orang sebelum kalian menikmati bagian mereka, kalian pun menikmati bagian kalian, dan kalian memperturutkan keinginan kalian sebagaimana mereka memperturutkan keinginan mereka! Perbuatan-perbuatan mereka telah menjadi sia-sia baik di dunia ini maupun di kehidupan yang akan datang… Mereka adalah orang-orang yang sangat merugi.
-
a lam ya`tihim naba`ullażīna ming qablihim qaumi nụḥiw wa 'ādiw wa ṡamụda wa qaumi ibrāhīma wa aṣ-ḥābi madyana wal-mu`tafikāt, atat-hum rusuluhum bil-bayyināt, fa mā kānallāhu liyaẓlimahum wa lāking kānū anfusahum yaẓlimụn;
Apakah belum sampai kepada mereka kabar mengenai orang-orang sebelum mereka, kaum Nuh, ‘Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, dan penduduk Madyan dan kaum Luth? Rasul-rasul mereka telah datang kepada mereka sebagai ayat-ayat yang nyata! Dan bukan Allah yang menganiaya mereka, tapi mereka menganiaya diri mereka sendiri.
-
wal-mu`minụna wal-mu`minātu ba'ḍuhum auliyā`u ba'ḍ, ya`murụna bil-ma'rụfi wa yan-hauna 'anil-mungkari wa yuqīmụnaṣ-ṣalāta wa yu`tụnaz-zakāta wa yuṭī'ụnallāha wa rasụlah, ulā`ika sayar-ḥamuhumullāh, innallāha 'azīzun ḥakīm;
Para laki-laki dan perempuan beriman adalah penjaga satu sama lainnya… Mereka menyuruh apa yang benar, sebagai ketentuan dari realitas, dan mencegah satu dari yang lainnya terhadap yang salah; mereka mendirikan shalat dan membayar zakat, dan mereka mematuhi Allah dan RasulNya… Kepada mereka lah rahmat Allah akan sampai… Sungguh, Allah itu ‘Aziz lagi Hakim.
-
wa'adallāhul-mu`minīna wal-mu`mināti jannātin tajrī min taḥtihal-an-hāru khālidīna fīhā wa masākina ṭayyibatan fī jannāti 'adn, wa riḍwānum minallāhi akbar, żālika huwal-fauzul-'aẓīm;
Allah telah menjanjikan kepada para laki-laki dan perempuan beriman Surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, yang di dalamnya mereka akan tinggal selama-lamanya… Dan tempat tinggal yang bersih di Surga ‘Adn, dan kesenangan dari Allah, yang merupakan karunia yang paling besar (dari semua karunia)! Inilah kebahagian yang besar!
-
yā ayyuhan-nabiyyu jāhidil-kuffāra wal-munāfiqīna wagluẓ 'alaihim, wa ma`wāhum jahannamu wa bi`sal-maṣīr;
Wahai Nabi! Berjuanglah melawan orang-orang yang mengingkari ilmu dan orang-orang munafik, dan janganlah menunjukkan sikap kompromi apapun terhadap mereka! Tempat berlindung mereka adalah neraka! Seburuk-buruknya tempat kembali!
-
yaḥlifụna billāhi mā qālụ, wa laqad qālụ kalimatal-kufri wa kafarụ ba'da islāmihim wa hammụ bimā lam yanalụ, wa mā naqamū illā an agnāhumullāhu wa rasụluhụ min faḍlih, fa iy yatụbụ yaku khairal lahum, wa iy yatawallau yu'ażżib-humullāhu 'ażāban alīman fid-dun-yā wal-ākhirah, wa mā lahum fil-arḍi miw waliyyiw wa lā naṣīr;
Mereka bersumpah demi Allah, realitas esensial mereka dengan Nama-namaNya, bahwa mereka tidak mengatakan hal itu… Tapi, mereka sungguh mengatakan perkataan dari orang yang tidak beriman; orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas setelah menerima Islam mencoba hal yang buruk yang tidak akan pernah mereka bisa mereka capai! Mereka mencoba membalas dendam hanya karena Allah dan RasulNya memperkaya mereka dari karuniaNya… Jika mereka bertaubat, itu lebih baik bagi mereka… Tapi jika mereka berpaling, Allah akan menghukum mereka dengan penderitaan yang menyakitkan, baik di dunia ini maupun di kehidupan kekal yang akan datang… Mereka tidak mempunyai pelindung ataupun penolong di muka bumi.
-
wa min-hum man 'āhadallāha la`in ātānā min faḍlihī lanaṣṣaddaqanna wa lanakụnanna minaṣ-ṣāliḥīn;
Dan di antara mereka ada beberapa yang berjanji kepada Allah, “Jika Engkau memberi kami dari karuniaMu, kami pasti akan memberikan sedekah dan termasuk di antara orang-orang yang salih.”
-
fa lammā ātāhum min faḍlihī bakhilụ bihī wa tawallaw wa hum mu'riḍụn;
Tapi ketika Dia memberi mereka dari karuniaNya, mereka kikir dengannya dan berpaling dari janji mereka.
-
fa a'qabahum nifāqan fī qulụbihim ilā yaumi yalqaunahụ bimā akhlafullāha mā wa'adụhu wa bimā kānụ yakżibụn;
Karena mereka gagal memenuhi janji mereka dan berbohong, (Allah) membuat mereka mengalami kemunafikan di dalam kesadaran mereka, sampai hari mereka menemui (Dia)!
-
a lam ya'lamū annallāha ya'lamu sirrahum wa najwāhum wa annallāha 'allāmul-guyụb;
Apakah mereka (masih) belum mengerti bahwa Allah mengetahui secara rinci apa yang ada di dalam esensi mereka, dan bisikan-bisikan mereka, dan apa yang gaib bagi mereka (karena Dia menciptakan dan menyusun realitas esensial mereka dengan Nama-namaNya)!
-
allażīna yalmizụnal-muṭṭawwi'īna minal-mu`minīna fiṣ-ṣadaqāti wallażīna lā yajidụna illā juhdahum fa yaskharụna min-hum, sakhirallāhu min-hum wa lahum 'ażābun alīm;
Adapun bagi orang-orang yang mengkritik para mukmin yang secara sukarela memberikan lebih daripada yang seharusnya mereka sedekahkan, dan orang-orang yang tidak bisa memperoleh yang banyak (karena kemiskinan mereka), Allah akan menghinakan mereka… Ada penderitaan yang menyakitkan bagi mereka.
-
istagfir lahum au lā tastagfir lahum, in tastagfir lahum sab'īna marratan fa lay yagfirallāhu lahum, żālika bi`annahum kafarụ billāhi wa rasụlih, wallāhu lā yahdil-qaumal-fāsiqīn;
Memohon ampunan bagi mereka, atau tidak (tidak ada bedanya)! Meskipun kamu harus memohon ampunan bagi mereka tujuhpuluh kali, Allah tidak akan pernah mengampuni mereka! Ini karena mereka mengingkari Allah, realitas esensial mereka dengan Nama-namaNya, dan mengingkari RasulNya! Allah tidak akan memungkinkan orang-orang yang rusak keimanannya untuk mengalami realitas.
-
fariḥal-mukhallafụna bimaq'adihim khilāfa rasụlillāhi wa karihū ay yujāhidụ bi`amwālihim wa anfusihim fī sabīlillāhi wa qālụ lā tanfirụ fil-ḥarr, qul nāru jahannama asyaddu ḥarrā, lau kānụ yafqahụn;
Orang-orang yang tetap tinggal, bertentangan dengan keinginan Rasulullah, bergembira dengan diamnya mereka di rumah; mereka tidak suka dengan ide berjuang di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka, dan berkata, “Jangan pergi ke medan perang dalam cuaca panas begini”… Katakanlah, “Panasnya api nereka jauh lebih menyengat!” Andai saja mereka dapat memahaminya!
-
falyaḍ-ḥakụ qalīlaw walyabkụ kaṡīrā, jazā`am bimā kānụ yaksibụn;
Maka, sebagai balasan atas perbuatan-perbuatan mereka, mereka akan terawa sedikit namun menangis banyak!
-
fa ir raja'akallāhu ilā ṭā`ifatim min-hum fasta`żanụka lil-khurụji fa qul lan takhrujụ ma'iya abadaw wa lan tuqātilụ ma'iya 'aduwwā, innakum raḍītum bil-qu'ụdi awwala marrah, faq'udụ ma'al-khālifīn;
Jika kamu telah kembali dari pertempuran dan orang-orang munafik itu mendatangimu serta meminta ijin untuk pergi ke medan tempur yang baru, katakanlah, “Kalian tidak akan pernah keluar (untuk berperang) bersamaku, kalian tidak akan memerangi musuh bersamaku! Kalian gembira duduk-duduk di rumah pada kali yang pertama, maka duduklah di rumah mulai dari sekarang bersama orang-orang yang tinggal!”
-
wa lā tuṣalli 'alā aḥadim min-hum māta abadaw wa lā taqum 'alā qabrih, innahum kafarụ billāhi wa rasụlihī wa mātụ wa hum fāsiqụn;
Jangan pernah menyalatkan siapapun dari mereka yang mati dan jangan shalat di atas kuburan mereka! Sungguh, mereka mengingkari Allah, realitas esensial mereka dengan Nama-namaNya, dan mengingkari RasulNya, dan mereka mati sebagai orang-orang yang sesat (yang kesadarannya terhalang kepada realitas; rusak keimanan).
-
wa lā tu'jibka amwāluhum wa aulāduhum, innamā yurīdullāhu ay yu'ażżibahum bihā fid-dun-yā wa taz-haqa anfusuhum wa hum kāfirụn;
Dan janganlah kekayaan dan keturunan mereka menakjubkanmu! Allah hanya berkehendak untuk memberikan penderitaan kepada mereka dengannya (melalui suatu rencana) dan agar nyawa mereka berpisah ketika mereka dalam keadaan mengingkari ilmu mengenai realitas.
-
wa iżā unzilat sụratun an āminụ billāhi wa jāhidụ ma'a rasụlihista`żanaka uluṭ-ṭauli min-hum wa qālụ żarnā nakum ma'al-qā'idīn;
Dan apabila sebuah surat diwahyukan dengan mengatakan, “Berimanlah kepada Allah yang menyusun realitas esensial kalian dengan Nama-namaNya, dan berjuanglah bersama-sama dengan RasulNya,” orang-orang kaya di antara mereka meminta ijinmu (untuk tidak pergi ke medan perang) dan berkata, “Tinggalkanlah kami; biarkan kami bersama orang-orang yag duduk di rumah.”
-
raḍụ bi`ay yakụnụ ma'al-khawālifi wa ṭubi'a 'alā qulụbihim fa hum lā yafqahụn;
Mereka merasa puas dengan tinggal di belakang bersama perempuan-perempuan, anak-anak, dan orang-orang lemah yang tidak bisa pergi berperang… Hati mereka tertutup (kesadaran mereka terkunci)! Mereka tidak bisa lagi berpikir!
-
lākinir-rasụlu wallażīna āmanụ ma'ahụ jāhadụ bi`amwālihim wa anfusihim, wa ulā`ika lahumul-khairātu wa ulā`ika humul-mufliḥụn;
Tapi Rasul dan orang-orang beriman yang bersamanya, berperang dengan harta dan jiwa mereka. Semua kebaikan milik mereka! Mereka lah orang-orang yang telah terbebaskan.
-
a'addallāhu lahum jannātin tajrī min taḥtihal-an-hāru khālidīna fīhā, żālikal-fauzul-'aẓīm;
Allah telah menyiapkan bagi mereka Surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, di dalamnya mereka akan tinggal selama-lamanya… Inilah pencapaian yang besar!
-
wa jā`al-mu'ażżirụna minal-a'rābi liyu`żana lahum wa qa'adallażīna każabullāha wa rasụlah, sayuṣībullażīna kafarụ min-hum 'ażābun alīm;
Orang-orang yang membawa alasan di antara Arab Badui datang meminta ijin untuk tidak ikut berperang… Dan orang-orang yang berbohong kepada Allah dan RasulNya duduk-duduk di rumah (tanpa menunjukkan alasan apapun)… Penderitaan yang menyakitkan akan menimpa orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas di antara mereka.
-
laisa 'alaḍ-ḍu'afā`i wa lā 'alal-marḍā wa lā 'alallażīna lā yajidụna mā yunfiqụna ḥarajun iżā naṣaḥụ lillāhi wa rasụlih, mā 'alal-muḥsinīna min sabīl, wallāhu gafụrur raḥīm;
Tidak ada pertanggungjawaban (untuk tidak mengikuti perang) pada mereka yang benar-benar dalam kesulitan keuangan, yang sakit, atau mereka yang tidak bisa mendapatkan apapun untuk dikeluarkan di jalan ini… Tidak ada cela pada mereka yang hidup dengan melakukan kebaikan… Allah itu Ghafur lagi Rahim.
-
wa lā 'alallażīna iżā mā atauka litaḥmilahum qulta lā ajidu mā aḥmilukum 'alaihi tawallaw wa a'yunuhum tafīḍu minad-dam'i ḥazanan allā yajidụ mā yunfiqụn;
Tidak pula ada kesalahan pada mereka yang datang kepadamu dengan harapan kamu memberi mereka persenjataan/kendaraan dan kamu mengatakan, “Aku tidak mendapatkan apapun untuk kalian tunggangi” dan mereka kembali dengan air mata kesedihan karena tidak mendapatkan sesuatu untuk diberikan dengan sukarela untuk jalan ini.
-
innamas-sabīlu 'alallażīna yasta`żinụnaka wa hum agniyā`, raḍụ bi`ay yakụnụ ma'al-khawālifi wa ṭaba'allāhu 'alā qulụbihim fa hum lā ya'lamụn;
Pertanggungjawaban adalah pada mereka yang, meskipun mereka kaya, meminta ijin kepadamu (untuk tidak ikut berperang)… Mereka merasa puas dengan tinggal bersama perempuan-perempuan, anak-anak, dan orang-orang yang lemah yang tidak dapat ikut berperang… Maka Allah menutup hati mereka (mengunci kesadaran mereka)… Mereka tidak dapat lagi mengetahui (realitas).
-
ya'tażirụna ilaikum iżā raja'tum ilaihim, qul lā ta'tażirụ lan nu`mina lakum qad nabba`anallāhu min akhbārikum wa sayarallāhu 'amalakum wa rasụluhụ ṡumma turaddụna ilā 'ālimil-gaibi wasy-syahādati fa yunabbi`ukum bimā kuntum ta'malụn;
Apabila kalian kembali dari pertempuran, mereka akan memberimu alasan-alasan… Katakanlah, “Janganlah membuat alasan apapun… Kami tidak akan pernah mempercayai kalian… Allah telah memberitahu kami tentang kalian… Allah dan RasulNya akan melihat hasil dari perbuatan-perbuatan kalian dan kemudian kalian akan dikembalikan kepada yang ‘Alim terhadap alam nyata dan alam gaib! Dan Dia akan memberitahu kalian akibat-akibat dari perbuatan kalian.”
-
sayaḥlifụna billāhi lakum iżangqalabtum ilaihim litu'riḍụ 'an-hum, fa a'riḍụ 'an-hum, innahum rijsuw wa ma`wāhum jahannamu jazā`am bimā kānụ yaksibụn;
Mereka akan bersumpah kepada kalian dengan nama Allah, realitas esensial mereka dengan Nama-namaNya, ketika kalian kembali kepada mereka, agar kalian meninggalkan mereka… Maka tinggalkanlah mereka! Sungguh, mereka itu orang-orang yang menjijikkan!
-
yaḥlifụna lakum litarḍau 'an-hum, fa in tarḍau 'an-hum fa innallāha lā yarḍā 'anil-qaumil-fāsiqīn;
Mereka akan bersumpah kepada kalian agar kalian merasa senang dengan mereka… Tapi meskipun kalian menjadi senang dengan mereka, Allah tidak akan merasa senang dengan orang-orang yang rusak keimanannya!
-
al-a'rābu asyaddu kufraw wa nifāqaw wa ajdaru allā ya'lamụ ḥudụda mā anzalallāhu 'alā rasụlih, wallāhu 'alīmun ḥakīm;
Orang-orang Arab Badui lebih kuat kekafirannya dan kemunafikannya… Mereka lebih cenderung tidak memahami kepelikan dari apa yang Allah dan Rasulnya singkapkan… Allah itu ‘Alim lagi Hakim.
-
wa minal-a'rābi may yattakhiżu mā yunfiqu magramaw wa yatarabbaṣu bikumud-dawā`ir, 'alaihim dā`iratus-saụ`, wallāhu samī'un 'alīm;
Dan di antara orang-orang Arab Badui ada beberapa yang beranggapan bahwa apa yang mereka keluarkan sebagai infak merupakan kerugian, dan sangat berharap bahwa nasib buruk menimpa kalian… Semoga nasib buruk menimpa mereka! Allah itu Sami’ lagi ‘Alim.
-
wa minal-a'rābi may yu`minu billāhi wal-yaumil-ākhiri wa yattakhiżu mā yunfiqu qurubātin 'indallāhi wa ṣalawātir-rasụl, alā innahā qurbatul lahum, sayudkhiluhumullāhu fī raḥmatih, innallāha gafụrur raḥīm;
Namun di antara orang-orang Arab Badui ada beberapa yang beriman kepada Allah, realitas esensial mereka dengan Nama-namaNya, dan kepada kehidupan kekal yang akan datang, dan yang menganggap apa yang mereka berikan dengan ikhlas sebagai sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan agar menjadi bagian dari orang-orang yang selalu didoakan Rasulullah… Waspadalah, sungguh yang (mereka keluarkan sebagai infak) benar-benar menjadi sarana untuk kedekatan… Allah akan memasukkan mereka kedalam rahmatNya… Sungguh, Allah itu Ghafur lagi Rahim.
-
was-sābiqụnal-awwalụna minal-muhājirīna wal-anṣāri wallażīnattaba'ụhum bi`iḥsānir raḍiyallāhu 'an-hum wa raḍụ 'an-hu wa a'adda lahum jannātin tajrī taḥtahal-an-hāru khālidīna fīhā abadā, żālikal-fauzul-'aẓīm;
Dan para pelopor (keimanan) di antara kaum Muhajirin (yang berhijrah dari Mekah) dan kaum Anshar (penduduk Madinah) dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan melihat realitas (dengan dukungan/kebajikan), Allah merasa senang dengan mereka, dan mereka pun merasa senang dengan HU! Ada surga bagi mereka, yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, di dalamnya mereka akan tinggal selama-lamanya… Inilah kebebasan yang besar!
-
wa mim man ḥaulakum minal-a'rābi munāfiqụn, wa min ahlil-madīnati maradụ 'alan-nifāq, lā ta'lamuhum, naḥnu na'lamuhum, sanu'ażżibuhum marrataini ṡumma yuraddụna ilā 'ażābin 'aẓīm;
Ada orang-orang munafik baik di antara Arab Badui di sekitar kalian maupun di antara penduduk Madinah yang gigih dan licik dalam kemunafikan… Kamu tidak mengetahui mereka, namun Kami mengetahuinya… Kami akan membuat mereka menderita duakali lipat… Kemudian mereka akan dikembalikan kepada penderitaan yang paling besar!
-
wa ākharụna'tarafụ biżunụbihim khalaṭụ 'amalan ṣāliḥaw wa ākhara sayyi`ā, 'asallāhu ay yatụba 'alaihim, innallāha gafụrur raḥīm;
Dan ada beberapa (yang tidak pergi berperang) yang mengakui pelanggaran-pelanggaran mereka… Mereka mencampur-baurkan perbuatan baik dengan perbuatan buruk… Mudah-mudahan Allah mau menerima taubat mereka… Sungguh, Allah itu Ghafur lagi Rahim.
-
khuż min amwālihim ṣadaqatan tuṭahhiruhum wa tuzakkīhim bihā wa ṣalli 'alaihim, inna ṣalātaka sakanul lahum, wallāhu samī'un 'alīm;
Ambillah dari harta benda mereka sebagai sodaqoh, yang dengannya kamu membersihkan dan menyucikan mereka. Kembalilah kepada mereka, dan doakanlah… Sungguh, doamu (introspeksi) adalah sumber ketentraman dan keamanan bagi mereka. Allah itu Sami’ lagi ‘Alim.
-
a lam ya'lamū annallāha huwa yaqbalut-taubata 'an 'ibādihī wa ya`khużuṣ-ṣadaqāti wa annallāha huwat-tawwābur-raḥīm;
Apakah mereka tidak memahami bahwa Allah, yang menerima taubat hamba-hambaNya dan menerima sodaqoh mereka, adalah HU! HU adalah Allah, yang Tawwab lagi Rahim.
-
wa quli'malụ fa sayarallāhu 'amalakum wa rasụluhụ wal-mu`minụn, wa saturaddụna ilā 'ālimil-gaibi wasy-syahādati fa yunabbi`ukum bimā kuntum ta'malụn;
Katakan, “Bekerjalah! Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman akan melihat perbuatan-perbuatan kalian… Kalian akan menjalani akibat-akibat dari kembalinya kalian kepada yang ‘Alim, yang nyata dan yang gaib! Dia akan memberitahu kalian makna-makna dari apa yag kalian kerjakan.”
-
wa ākharụna murjauna li`amrillāhi immā yu'ażżibuhum wa immā yatụbu 'alaihim, wallāhu 'alīmun ḥakīm;
Dan ada yang lain (di antara mereka yang tidak ikut berperang) yang ditangguhkan sampai datangnya keputusan Allah… Dia bisa menghukum mereka atau memperkenankan mereka untuk bertaubat… Allah itu ‘Alim lagi Hakim.
-
wallażīnattakhażụ masjidan ḍirāraw wa kufraw wa tafrīqam bainal-mu`minīna wa irṣādal liman ḥāraballāha wa rasụlahụ ming qabl, wa layaḥlifunna in aradnā illal-ḥusnā, wallāhu yasy-hadu innahum lakāżibụn;
Dan ada beberapa yang membuka masjid-masjid untuk merusak orang-orang yang beriman, untuk menimbulkan kekafiran dan memecah-belah di antara orang-orang beriman dan sebagai tempat untuk mengawasi mereka yang tadinya memerangi Allah dan RasulNya… Mereka bersumpah, “Kami hanya bermaksud melakukan yang terbaik”… Allah bersaksi bahwa mereka itu benar-benar pembohong.
-
lā taqum fīhi abadā, lamasjidun ussisa 'alat-taqwā min awwali yaumin aḥaqqu an taqụma fīh, fīhi rijāluy yuḥibbụna ay yataṭahharụ, wallāhu yuḥibbul-muṭṭahhirīn;
Jangan pernah mendirikan shalat di masjid itu! Masjid yang didasari takwa (melindungi dirimu sendiri di jalan Allah dari ketidakcukupan identitasmu) sejak hari pertamanya lebih pantas bagimu untuk shalat di dalamnya… Di dalamnya ada orang-orang yang mencintai penyucian diri… Allah mencintai mereka yang menyucikan diri.
-
a fa man assasa bun-yānahụ 'alā taqwā minallāhi wa riḍwānin khairun am man assasa bun-yānahụ 'alā syafā jurufin hārin fan-hāra bihī fī nāri jahannam, wallāhu lā yahdil qaumaẓ-ẓālimīn;
Apakah orang yang meletakkan bangunannya pada landasan takwa dan ridla Allah (Ridwan; kapasitas untuk mengubah potensi-potensi menjadi tindakan melalui kewaspadaan terhadap realitas diri) lebih baik ataukah orang yang meletakkannya pada bibir jurang yang rapuh yang siap runtuh dengannya kedalam api neraka? Allah tidak memungkinkan orang-orang yang berbuat dosa (para dualis, pengingkar dan munafik) untuk mengalami realitas!
-
lā yazālu bun-yānuhumullażī banau rībatan fī qulụbihim illā an taqaṭṭa'a qulụbuhum, wallāhu 'alīmun ḥakīm;
Sampai hati mereka hancur, masjid-masjid yang mereka bangun akan terus menjadi keraguan di hati mereka… Allah itu ‘Alim lagi Hakim.
-
innallāhasytarā minal-mu`minīna anfusahum wa amwālahum bi`anna lahumul-jannah, yuqātilụna fī sabīlillāhi fa yaqtulụna wa yuqtalụna wa'dan 'alaihi ḥaqqan fit-taurāti wal-injīli wal-qur`ān, wa man aufā bi'ahdihī minallāhi fastabsyirụ bibai'ikumullażī bāya'tum bih, wa żālika huwal-fauzul-'aẓīm;
Sungguh, Allah telah membeli jiwa dan harta orang-orang beiman dengan Surga sebagai imbalannya… Mereka berperang di jalan Allah, maka mereka membunuh atau dibunuh… Itu adalah janji yang benar yang diembanNya di dalam Taurat, Injil dan Al-Qur’an! Siapakah yang bisa lebih baik dalam memenuhi janji dibanding Allah? Maka, bergembiralah dalam transaksi denganNya ini! Inilah kebebasan yang besar!
-
attā`ibụnal-'ābidụnal-ḥāmidụnas-sā`iḥụnar-rāki'ụnas-sājidụnal-āmirụna bil-ma'rụfi wan-nāhụna 'anil-mungkari wal-ḥāfiẓụna liḥudụdillāh, wa basysyiril-mu`minīn;
Orang-orang yang bertaubat, para pengabdi, mereka yang dalam keadaan hamd (mengevaluasi perkara dari sudut pandang realitas esensial mereka), orang-orang dalam perjalanan, mereka yang ruku (dalam pandangan Yang Maha Kuasa), mereka yang bersujud (dalam pengakuan akan pengabdian absolut mereka), mereka yang menyuruh yang benar dan melarang yang salah dan menjaga batas-batas yang ditetapkan Allah… Sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman!
-
mā kāna lin-nabiyyi wallażīna āmanū ay yastagfirụ lil-musyrikīna walau kānū ulī qurbā mim ba'di mā tabayyana lahum annahum aṣ-ḥābul-jaḥīm;
Tidaklah Nabi atau orang-orang beriman memohonkan ampun bagi para dualis, meskipun mereka kerabat, setelah menjadi jelas bahwa merek adalah para penghuni api (karena Allah tidak mengampuni dualitas; Allah telah menganugerahkan otak dengan sistem yang ketika keadaan dualitas, yakni mempertuhankan keberadaan eksternal, menjadi dominan di dalam otaknya, secara otomatis menjadi tidak mampu mengaktifkan sifat-sifat agung yang melekat di dalam dirinya).
-
wa mā kānastigfāru ibrāhīma li`abīhi illā 'am mau'idatiw wa'adahā iyyāh, fa lammā tabayyana lahū annahụ 'aduwwul lillāhi tabarra`a min-h, inna ibrāhīma la`awwāhun ḥalīm;
Ibrahim memohon ampunan untuk bapaknya hanya karena dia telah berjanji kepadanya… Tapi ketika menjadi jelas baginya bahwa bapaknya adalah musuh Allah, dia memutuskan hubungan dirinya dengannya… Sungguh, Ibrahim itu seorang yang Halim (menahan diri untuk membuat reaksi mendadak terhadap kejadian dan mengevaluasi segala situasi dari sudut tujuan manifestasinya) dan seorang yang lembut alami.
-
wa mā kānallāhu liyuḍilla qaumam ba'da iż hadāhum ḥattā yubayyina lahum mā yattaqụn, innallāha bikulli syai`in 'alīm;
Dan Allah tidak akan membiarkan orang-orang tersesat setelah Dia memungkinkan mereka menyadari realitas esensial mereka hingga Dia menjadikannya jelas buat mereka apa yang harus mereka hindari dan mereka tidak tersesat darinya! Sungguh, Allah itu ‘Alim atas segala sesuatu.
-
innallāha lahụ mulkus-samāwāti wal-arḍ, yuḥyī wa yumīt, wa mā lakum min dụnillāhi miw waliyyiw wa lā naṣīr;
Kekuasaan langit dan bumi adalah untuk Allah… Dia memberi kehidupan dan menyebabkan kematian… Kalian tidak memiliki teman atau penolong selain Allah.
-
laqat tāballāhu 'alan-nabiyyi wal-muhājirīna wal-anṣārillażīnattaba'ụhu fī sā'atil-'usrati mim ba'di mā kāda yazīgu qulụbu farīqim min-hum ṡumma tāba 'alaihim, innahụ bihim ra`ụfur raḥīm;
Sungguh Allah telah memberikan karunianya… Dia memungkinkan Rasulullah dan Muhajirin dan Anshar yang mendukungnya di masa-masa sulit untuk bertaubat ketika hati golongan mereka hampir sesat. Kemudian Dia menerima taubat mereka… Bagi mereka Dia itu Rauf lagi Rahim.
-
wa 'alaṡ-ṡalāṡatillażīna khullifụ, ḥattā iżā ḍāqat 'alaihimul-arḍu bimā raḥubat wa ḍāqat 'alaihim anfusuhum wa ẓannū al lā malja`a minallāhi illā ilaīh, ṡumma tāba 'alaihim liyatụbụ, innallāha huwat-tawwābur-raḥīm;
Dan (Dia juga menerima taubatnya) ketiga orang yang tertinggal di belakang… Mereka merasa sempit di bumi meskipun bumi sangat luas, dan keberadaan mereka itulah yang mengurung mereka dan mereka telah menyadari bahwa satu-satunya tempat berlindung dari Allah bukan lain kecuali padaNya… Kemudia Dia menerima taubat mereka dan mereka pun kembali… Sungguh, Allah itu HU, yang Tawwab lagi Rahim.
-
yā ayyuhallażīna āmanuttaqullāha wa kụnụ ma'aṣ-ṣādiqīn;
Wahai orang-orang yang beriman! Lindungi diri kalian dari Allah (karena Dia akan melaksanakan kepada kalian akibat-akibat dari perbuatan kalian) dan hiduplah bersama para shadiqin (orang-orang yang menetapi Kebenaran)!
-
mā kāna li`ahlil-madīnati wa man ḥaulahum minal-a'rābi ay yatakhallafụ 'ar rasụlillāhi wa lā yargabụ bi`anfusihim 'an nafsih, żālika bi`annahum lā yuṣībuhum ẓama`uw wa lā naṣabuw wa lā makhmaṣatun fī sabīlillāhi wa lā yaṭa`ụna mauṭi`ay yagīẓul-kuffāra wa lā yanalụna min 'aduwwin nailan illā kutiba lahum bihī 'amalun ṣāliḥ, innallāha lā yuḍī'u ajral-muḥsinīn;
Tidak sepantasnya bagi penduduk Madinah dan Arab Badui di sekitar mereka tetap tinggal di belakang Rasulullah dan mereka lebih memilih dirinya dibanding dia! Bahwa mereka dihadapkan dengan kehausan, keletihan dan kelaparan di jalan Allah, dan bahwa mereka tinggal di tempat-tempat yang membuat marah orang-orang kafir, dan bahwa mereka mendapat kemenangan atas musuh telah ditetapkan bagi mereka sebagai perbuatan-perbuatan yang diperlukan dalam iman! Sungguh, Allah tidak akan meninggalkan orang-orang yang berbuat kebaikan tanpa ganjaran.
-
wa lā yunfiqụna nafaqatan ṣagīrataw wa lā kabīrataw wa lā yaqṭa'ụna wādiyan illā kutiba lahum liyajziyahumullāhu aḥsana mā kānụ ya'malụn;
Apapun yang mereka keluarkan sebagai derma (infak) – kecil ataupun besar – atau berjalan di muka bumi, adalah karena benar-benar telah ditetapkan bagi mereka… Yang demikian itu agar Allah membalas perbuatan mereka dengan balasan terbaik.
-
wa mā kānal-mu`minụna liyanfirụ kāffah, falau lā nafara ming kulli firqatim min-hum ṭā`ifatul liyatafaqqahụ fid-dīni wa liyunżirụ qaumahum iżā raja'ū ilaihim la'allahum yaḥżarụn;
Tidak selayaknya bagi orang-orang yang beriman pergi ke medan perang semuanya sekaligus! Sekelompok dari masing-masing divisi mesti tetap tinggal untuk memperoleh pemahaman Agama yang lebih baik, dengan demikian mereka mengingatkan orang-orang apabila orang-orang itu kembali kepada mereka, sehingga mereka bisa berhati-hati.
-
yā ayyuhallażīna āmanụ qātilullażīna yalụnakum minal-kuffāri walyajidụ fīkum gilẓah, wa'lamū annallāha ma'al-muttaqīn;
Wahai orang-orang yang beriman! Perangilah orang-orang kafir (para pengingkar realitas) di dekat kalian! Biarkan mereka melihat kehebatan, kebulatan tekad, dan kekayaan iman kalian… Ketahuilah bahwa Allah bersama orang-orang yang terlindungi (takwa)!
-
wa iżā mā unzilat sụratun fa min-hum may yaqụlu ayyukum zādat-hu hāżihī īmānā, fa ammallażīna āmanụ fa zādat-hum īmānaw wa hum yastabsyirụn;
Ketika sebuah surat diwahyukan, beberapa dari mereka berkata, “Keimanan siapa yang meningkat karenanya (apa manfaat surat ini)?”… Adapun bagi mereka yang beriman, surat tersebut meningkatkan keimanan mereka, mereka bergembira dengan berita gembira.
-
wa ammallażīna fī qulụbihim maraḍun fa zādat-hum rijsan ilā rijsihim wa mātụ wa hum kāfirụn;
Tapi bagi mereka yang pikirannya sakit, surat itu hanya menambah kotoran kepada kotoran mereka, mereka telah mati sebagai orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas.
-
a wa lā yarauna annahum yuftanụna fī kulli 'āmim marratan au marrataini ṡumma lā yatụbụna wa lā hum yażżakkarụn;
Apakah mereka tidak menyadari bahwa mereka telah diuji sekali atau dua kali setiap tahunnya? Mereka tidak juga bertaubat dan tidak pula mengambil pelajaran.
-
wa iżā mā unzilat sụratun naẓara ba'ḍuhum ilā ba'ḍ, hal yarākum min aḥadin ṡummanṣarafụ, ṣarafallāhu qulụbahum bi`annahum qaumul lā yafqahụn;
Dan apabila sebuah surat diwahyukan, mereka saling pandang satu dengan lainnya dan berkata, “Adakah yang melihat kalian?” dan kemudian mereka menyelinap pergi… Allah telah memutar-balikkan kesadaran mereka karena mereka adalah orang-orang yang tidak mengerti.
-
laqad jā`akum rasụlum min anfusikum 'azīzun 'alaihi mā 'anittum ḥarīṣun 'alaikum bil-mu`minīna ra`ụfur raḥīm;
Sungguh telah datang kepada kalian seorang Rasul dari dalam diri kalian sendiri, dia Kuat; penderitaan kalian membuatnya sedih… Dia benar-benar memperhatikan kalian! Dia itu Ra’uf (belas kasih) kepada orang-orang yang beriman (yang beriman kepada realitas esensial mereka) dan Rahim (memungkinkan mereka menjalani kesempurnaan di dalam esensi mereka).
-
fa in tawallau fa qul ḥasbiyallāhu lā ilāha illā huw, 'alaihi tawakkaltu wa huwa rabbul-'arsyil-'aẓīm;
Tapi jika mereka berpaling, katakanlah, “Cukuplah bagiku Allah! Tidak ada tuhan, hanya HU! Aku bertawakal kepadaNya… HU adalah Rabb-nya Singgasana Agung!”