10 - Yunus
"A’udzu billahi minas-syaithoonir-rojiim"
Bismi Llaahi l-raḥmaani l-raḥeem
-
alif lām rā, tilka āyātul-kitābil-ḥakīm;
Alif, Lam, Ra… Ini adalah ayat-ayat dari Kitab Himah (Hakim; sumber ilmu mengenai realitas, penuh hikmah).
-
a kāna lin-nāsi 'ajaban an auḥainā ilā rajulim min-hum an anżirin-nāsa wa basysyirillażīna āmanū anna lahum qadama ṣidqin 'inda rabbihim, qālal-kāfirụna inna hāżā lasāḥirum mubīn;
Apakah orang-orang terheran-heran bahwa Kami mewahyukan kepada seorang laki-laki di antara mereka, “Ingatkanlah manusia dan sampaikan berita gembira kepada mereka yang beriman bahwa mereka akan memiliki derajat kebenaran yang tinggi (konfirmasi oleh manifestasi Nama-nama)!” Mereka yang mengingkari ilmu mengenai realitas berkata, “Sungguh, orang ini adalah tukang sihir.”
-
inna rabbakumullāhullażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa fī sittati ayyāmin ṡummastawā 'alal-'arsyi yudabbirul-amr, mā min syafī'in illā mim ba'di iżnih, żālikumullāhu rabbukum fa'budụh, a fa lā tażakkarụn;
Sungguh, Rabb kalian adalah Allah, yang Esa yang menciptakan langit dan bumi dalam enam tahap dan kemudian menempatkan diriNya di Singgasana (mengatur seluruh alam, yang Dia ciptakan dari Nama-namaNya, sekehendak Dia [pada tingkatan yang lebih dalam, kata Singgasana menunjuk kepada dimensi kesatuan dan keesaan keberadaan]). Diatur dengan perintahNya (Dia mewujudkan diriNya di setiap saat dengan cara yang juga menakjubkan)! Tidak satu pun dapat memberi syafaat (menjadi perantara) kepada orang lain, kecuali esensinya (komposisi Nama yang dibentuk sesuai dengan tujuan penciptaannya) yang menyusun orang yang membutuhkan syafaat, mengijinkannya! Demikianlah Allah, Rabb kalian! Maka, waspadalah dengan pengabdian kalian kepadaNya! Apakah kalian masih juga tidak mau merenungkannya?
-
ilaihi marji'ukum jamī'ā, wa'dallāhi ḥaqqā, innahụ yabda`ul-khalqa ṡumma yu'īduhụ liyajziyallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti bil-qisṭ, wallażīna kafarụ lahum syarābum min ḥamīmiw wa 'ażābun alīmum bimā kānụ yakfurụn;
KepadaNya kalian semua akan kembali (Aksi pengembalian ini bersifat dimensional bukannya lokasional; ini menunjuk kepada penglihatan kedalam realitas esensial seseorang)… Inilah janji Allah, yang pasti akan terpenuhi! Sungguh Dia memulai penciptaan (semua yang tercipta diciptakan berdasarkan sifat Nama Mubdi secara kolektif dan tanpa individualitas; sang Diri Asal). Kemudian (pada dimensi individualitas) kembali (berdasarkan Nama Mu’id setelah kembali kepada realitas esensial) orang-orang yang memiliki iman dan melakukan perbuatan-perbuatan yang diperlukan oleh keimanan mereka (identitas yang terbangun) kepada pribadi individual (identitas yang terbangun [ruh] yang dirujuk oleh huruf “QAF”) untuk memberi mereka akibat-akibat yang sepatutnya (yakni mengalami hasil-hasil dari apa yang mereka wujudkan). Adapun bagi mereka yang mengingkari ilmu mengenai realitas, mereka akan minum dari air yang mendidih sebagai akibat kekafiran mereka dan merasakan penderitaan yang menyakitkan.
-
huwallażī ja'alasy-syamsa ḍiyā`aw wal-qamara nụraw wa qaddarahụ manāzila lita'lamụ 'adadas-sinīna wal-ḥisāb, mā khalaqallāhu żālika illā bil-ḥaqq, yufaṣṣilul-āyāti liqaumiy ya'lamụn;
Dia (adalah Allah, yang) telah membuat Matahari sebagai sinar (energi) kehidupan; dan Bulan sebagai Nur (regulator aspek emosional manusia; dampak pada susunan hormonal dan amigdala dengan gaya gravitasi) dan menentukannya stasiun demi stasiun (manzilah) agar kalian mengetahui jumlah tahun-tahun dan menghitungnya… Allah menciptakan ini dengan Kebenaran (dengan sifat-sifat yang ditunjuk oleh Nama-namaNya). Demikianlah Dia menjelaskan ayat-ayatNya dengan rinci bagi mereka yang dapat berpikir.
-
inna fikhtilāfil-laili wan-nahāri wa mā khalaqallāhu fis-samāwāti wal-arḍi la`āyātil liqaumiy yattaqụn;
Dalam pergantian malan dan siang, dan apa yang Allah ciptakan di langit dan di bumi, ada banyak isyarat bagi mereka yang ingin terlindungi (takwa).
-
innallażīna lā yarjụna liqā`ana wa raḍụ bil-ḥayātid-dun-yā waṭma`annụ bihā wallażīna hum 'an āyātinā gāfilụn;
Orang-orang yang meragukan bahwa mereka dapat mencapai kesadaran Nama-nama melalui jalan kembali (kepada realitas esensialnya; menjadi tahu asal dirinya) dan merasa senang dan puas dengan kehidupan duniawi, dan hidup di dalam kepompong mereka (dunia yang diciptakan otak mereka) dan gagal untuk mengevaluasi ayat-ayat Kami…
-
ulā`ika ma`wāhumun-nāru bimā kānụ yaksibụn;
Mereka adalah orang-orang yang akan hidup dengan terbakar sebagai akibat dari apa yang mereka manifestasikan!
-
innallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti yahdīhim rabbuhum bi`īmānihim, tajrī min taḥtihimul-an-hāru fī jannātin-na'īm;
Adapun bagi orang-orang yang beriman dan melakukan perbuatan-perbuatan yang diperlukan oleh keimanan mereka, Rabb mereka akan memungkinkan mereka untuk mengalami realitas sebagai hasil dari keimanan mereka… Sungai-sungai akan mengalir di bawah mereka di Surga kebahagiaan (dengan rahmat dan karunia yang banyak).
-
da'wāhum fīhā sub-ḥānakallāhumma wa taḥiyyatuhum fīhā salām, wa ākhiru da'wāhum anil-ḥamdu lillāhi rabbil 'ālamīn;
Panggilan mereka kepada Allah di sana adalah, “Subhanaka Allahumma – di setiap saat Engkau menciptakan yang baru dan tidak pernah bisa dikondisikan dan dibatasi oleh ciptaanMu, kami menetapkan ketiadabandingan (tanzih) dan menunjuk kepada kesamaan (tasbih) kepadaMu (yakni “Kami tetap mengabdi kepadaMu dengan terus-menerus mewujudkan Nama-namaMu”)… Dan panggilan mereka kepada satu sama lainnya adalah “Salam” (semoga makna dari Nama Salam selalu mewujud kepada kami)… Hasil yang mereka capai sebagai akibat kembalinya mereka (kepada realitas esensial mereka) adalah realisasi dari, “Al hamdu lillahi Rabbul ‘alamin – Hamd (evaluasi alam-alam jasmani yang diciptakan dengan Nama-namaNya, sesuai kehendakNya) kepunyaan Allah, Rabb-nya (sumber absolut makna tak-hingga dari Nama-nama) seluruh alam (alam semesta yang diciptakan di dalam otak setiap individu).
-
walau yu'ajjilullāhu lin-nāsisy-syarrasti'jālahum bil-khairi laquḍiya ilaihim ajaluhum, fa nażarullażīna lā yarjụna liqā`anā fī ṭugyānihim ya'mahụn;
Seandainya Allah menyegerakan kejahatan pada manusia ketika mereka layak menerimanya, seperti ketika mereka menyegerakan permintaan mereka akan kebaikan, tentu hidup mereka telah berakhir jauh sebelum ini! Kami biarkan orang-orang yang mengira bahwa mereka dapat mencapai kesadaran akan Nama-nama dengan kembali (kepada realitas esensial mereka; menjadi tahu akan asal mereka) melalui cara-cara mereka yang berlebihan, kesana-kemari dalam kebutaan.
-
wa iżā massal-insānaḍ-ḍurru da'ānā lijambihī au qā'idan au qā`imā, fa lammā kasyafnā 'an-hu ḍurrahụ marra ka`al lam yad'unā ilā ḍurrim massah, każālika zuyyina lil-musrifīna mā kānụ ya'malụn;
Apabila manusia mengalami kesusahan, dia kembali kepada Kami dan mencari pertolongan di saat dia berbaring, duduk atau dalam keadaan berdiri! Namun apabila Kami keluarkan mereka dari kesusahan kedalam kemudahan, dia berlalu begitu saja seolah tidak pernah berdoa kepada Kami mengenai kesusahan itu! Demikianlah perbuatan orang-orang yang melampaui batas nampak bagus di mata mereka.
-
wa laqad ahlaknal-qurụna ming qablikum lammā ẓalamụ wa jā`at-hum rusuluhum bil-bayyināti wa mā kānụ liyu`minụ, każālika najzil-qaumal-mujrimīn;
Sungguh, kami telah menghancurkan generasi-generasi sebelum kalian karena perbuatan dosa dan keingkaran mereka, meskipun Rasul mendatangi mereka sebagai bukti yang nyata… Demikianlah Kami membalas orang-orang yang berbuat salah!
-
ṡumma ja'alnākum khalā`ifa fil-arḍi mim ba'dihim linanẓura kaifa ta'malụn;
Kemudian, setelah mereka, Kami jadikan kalian khalifah di muka bumi, agar Kami melihat bagaimana kalian akan berbuat.
-
wa iżā tutlā 'alaihim āyātunā bayyināting qālallażīna lā yarjụna liqā`ana`ti biqur`ānin gairi hāżā au baddil-h, qul mā yakụnu lī an ubaddilahụ min tilqā`i nafsī, in attabi'u illā mā yụḥā ilayy, innī akhāfu in 'aṣaitu rabbī 'ażāba yaumin 'aẓīm;
Dan apabila ayat-ayat Kami dibacakan kepada mereka sebagai bukti yang nyata, orang-orang yang meragukan bahwa mereka dapat mencapai kesadaran akan Nama-nama yang menyusun esensi mereka dengan jalan kembali (kepada realitas esensial mereka; menjadi tahu akan asal mereka) berkata, “Bawalah Qur’an yang selain ini, atau ubahlah ia.” Katakanlah, “Tidak seharusnya aku mengubahnya sesuai kehendakku… Aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku… Jika aku berontak terhadap Rabb-ku, sungguh aku takut akan penderitaan dari periode yang sangat hebat itu.”
-
qul lau syā`allāhu mā talautuhụ 'alaikum wa lā adrākum bihī fa qad labiṡtu fīkum 'umuram ming qablih, a fa lā ta'qilụn;
Katakanlah, “Seandainya Allah berkehendak, aku akan membacakannya kepada kalian dan Dia tidak akan memberitahu kalian akan keberadaannya! Sungguh, aku telah menghabiskan masa hidupku bersama kalian sebelum ini… Tidak maukah kalian menggunakan akal dan memahaminya?”
-
fa man aẓlamu mim maniftarā 'alallāhi każiban au każżaba bi`āyātih, innahụ lā yufliḥul-mujrimụn;
Siapakah yang lebih zalim dibandingkan orang-orang yang memfitnah Allah atau mengingkari keberadaanNya dalam ayat-ayatNya (manifestasi Nama-namaNya)? Sungguh, orang-orang yang berbuat dosa tidak akan terbebaskan!
-
wa ya'budụna min dụnillāhi mā lā yaḍurruhum wa lā yanfa'uhum wa yaqụlụna hā`ulā`i syufa'ā`unā 'indallāh, qul a tunabbi`ụnallāha bimā lā ya'lamu fis-samāwāti wa lā fil-arḍ, sub-ḥānahụ wa ta'ālā 'ammā yusyrikụn;
Mereka mempertuhankan berhala-berhala disamping Allah, benda-benda yang tidak dapat membahayakan ataupun memberi manfaat! Dan mereka berkata, “Inilah perantara kami di hadapan Allah”… Katakanlah, “Apakah kalian memberitahu Allah sesuatu hal yang Dia tidak mengetahui di langit dan di bumi?” Subhan Dia! Terlepas dan jauh dari apa yang mereka persekutukan denganNya.
-
wa mā kānan-nāsu illā ummataw wāḥidatan fakhtalafụ, walau lā kalimatun sabaqat mir rabbika laquḍiya bainahum fīmā fīhi yakhtalifụn;
Manusia dulunya hanya satu umat (diciptakan berdasarkan fitrah alami Islam), tapi kemudian mereka berselisih! (Ini merujuk pada fenomena yang terus berlangsung bukannya kejadian di satu saat. Ini menunjuk pada realitas bahwa setiap manusia, dari sudut ciptaannya, adalah berdasarkan fitrah alami Islam, namun menjadi berbeda setelah berkenalan dengan sistem kepercayaan orang-tua mereka.) Seandainya bukan karena ucapan sebelumnya dari Rabb mereka (ketetapan mengenai menjalani ketentuan-ketentuan pengabdian), Dia tentu telah menghakimi mereka mengenai apa yang mereka perselisihkan.
-
wa yaqụlụna lau lā unzila 'alaihi āyatum mir rabbih, fa qul innamal-gaibu lillāhi fantaẓirụ, innī ma'akum minal-muntaẓirīn;
Mereka mengatakan, “Bukankah semestinya dia diberi mujizat?”… Katakanlah, “Yang gaib itu hanya untuk Allah! Tunggulah! Aku pun bersama kalian termasuk orang-orang yang menunggu.” Apabila Kami memberi kepada manusia rasa akan rahmat dan keindahan setelah kemalangan, tiba-tiba mereka mulai bersiasat menentang ayat-ayat Kami… Katakanlah, “Allah lebih cepat dalam bersiasat… Sungguh, Rasul-rasul Kami mencatat apa yang kalian persekongkolkan.” (Tidak dapat menyadari bahwa kemalangan yang menimpa mereka merupakan akibat dari perbuatan mereka sendiri, mereka mengira bahwa rahmat yang datang setelahnya merupakan pertanda bahwa perbuatan mereka tidaklah salah dan bahwa mereka berada di jalan yang benar. Maka Allah tidak mengoreksi anggapan mereka dan Dia membiarkan mereka untuk melanjutkan perbuatan salah mereka, dan karenanya meningkatkan penderitaan mereka. Jadi, asumsi mereka yang keliru merupakan persekongkolan mereka, dan membiarkan mereka melanjutkan cara-cara yang salah adalah siasat Allah.)
-
wa iżā ażaqnan-nāsa raḥmatam mim ba'di ḍarrā`a massat-hum iżā lahum makrun fī āyātinā, qulillāhu asra'u makrā, inna rusulana yaktubụna mā tamkurụn;
Apabila Kami memberi kepada manusia rasa akan rahmat dan keindahan setelah kemalangan, tiba-tiba mereka mulai bersiasat menentang ayat-ayat Kami… Katakanlah, “Allah lebih cepat dalam bersiasat… Sungguh, Rasul-rasul Kami mencatat apa yang kalian persekongkolkan.”
Not:Tidak dapat menyadari bahwa kemalangan yang menimpa mereka merupakan akibat dari perbuatan mereka sendiri, mereka mengira bahwa rahmat yang datang setelahnya merupakan pertanda bahwa perbuatan mereka tidaklah salah dan bahwa mereka berada di jalan yang benar. Maka Allah tidak mengoreksi anggapan mereka dan Dia membiarkan mereka untuk melanjutkan perbuatan salah mereka, dan karenanya meningkatkan penderitaan mereka. Jadi, asumsi mereka yang keliru merupakan persekongkolan mereka, dan membiarkan mereka melanjutkan cara-cara yang salah adalah siasat Allah. A.H.
-
huwallażī yusayyirukum fil-barri wal-baḥr, ḥattā iżā kuntum fil-fulk, wa jaraina bihim birīḥin ṭayyibatiw wa fariḥụ bihā jā`at-hā rīḥun 'āṣifuw wa jā`ahumul-mauju ming kulli makāniw wa ẓannū annahum uḥīṭa bihim da'awullāha mukhliṣīna lahud-dīn, la`in anjaitanā min hāżihī lanakụnanna minasy-syākirīn;
HU membuat kalian bisa berjalan di daratan dan di lautan… Apabila kalian berlayar dalam bahtera-bahtera, dan menikmati angin yang tenang, badai akan menimpa kalian dan gelombang akan mendorong dan menghantam dari semua sisi! Dan apabila mereka berpikir bahwa mereka terkepung gelombang dan dalam bahaya, mereka akan meyakini bahwa semua kejadian adalah di tangan Allah dan akan berdoa kepadaNya, “Jika Engkau menyelamatkan kami dari ini, kami pasti akan bersyukur.”
-
fa lammā anjāhum iżā hum yabgụna fil-arḍi bigairil-ḥaqq, yā ayyuhan-nāsu innamā bagyukum 'alā anfusikum matā'al-ḥayātid-dun-yā ṡumma ilainā marji'ukum fa nunabbi`ukum bimā kuntum ta'malụn;
Tapi apabila Dia menyelamatkan mereka, dengan segera mereka akan mulai berbuat semena-mena di muka bumi dengan tidak benar… Wahai manusia, perbuatan salah dan semena-mena kalian hanya akan membahayakan kalian! Kalian akan menikmati kesenangan sementara dari kehidupan duniawi, kemudian kepada Kami lah tempat kembali kalian! (Dan itu ketika) Akan Kami beritahukan kepada kalian mengenai (realitas dari) perbuatan-perbuatan kalian!
-
innamā maṡalul-ḥayātid-dun-yā kamā`in anzalnāhu minas-samā`i fakhtalaṭa bihī nabātul-arḍi mimmā ya`kulun-nāsu wal-an'ām, ḥattā iżā akhażatil-arḍu zukhrufahā wazzayyanat wa ẓanna ahluhā annahum qādirụna 'alaihā atāhā amrunā lailan au nahāran fa ja'alnāhā ḥaṣīdang ka`al lam tagna bil-ams, każālika nufaṣṣilul-āyāti liqaumiy yatafakkarụn;
Kehidupan dunia bagaikan air, yang Kami datangkan dari lagit, yang dengannya tumbuh-tumbuhan di bumi, yang dimakan manusia dan binatang, dibentuk. Dan apabila bumi sampai kepada penampilan terbaiknya dengan apa yang dihasilkannya, dan manusia berpikir bahwa mereka kuat dan berkuasa, perintah Kami akan mewujud seketika pada malam atau siang hari! Dan kami akan mengubahnya menjadi ladang yang gundul seolah belum tumbuh subur sehari sebelumnya! Demikianlah Kami rinci ayat-ayat kami bagi orang-orang yang berpikir!
-
wallāhu yad'ū ilā dāris-salām, wa yahdī may yasyā`u ilā ṣirāṭim mustaqīm;
Allah mengajak ke negeri Salam (keadaan keberadaan berdasarkan kekuatan-kekuatan yang melekat pada esensi seseorang diluar batasan-batasan jasmaniah) dan menuntun ke jalan yang lurus kepada siapa yang dikehendakiNya (sirothol mustaqim).
-
lillażīna aḥsanul-ḥusnā wa ziyādah, wa lā yar-haqu wujụhahum qataruw wa lā żillah, ulā`ika aṣ-ḥābul-jannati hum fīhā khālidụn;
Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan (ihsan) adalah (Nama-nama) Yang Indah dan lebih banyak lagi (kesenangan). Tiada kegelapan (egoisme) yang akan menutupi wajah mereka (kesadaran), atau kemunduran (sebagai akibat penyimpangan dari esensi seseorang). Mereka lah para penduduk Surga; mereka akan tinggal di dalamnya selama-lamanya!
-
wallażīna kasabus-sayyi`āti jazā`u sayyi`atim bimiṡlihā wa tar-haquhum żillah, mā lahum minallāhi min 'āṣim, ka`annamā ugsyiyat wujụhuhum qiṭa'am minal-laili muẓlimā, ulā`ika aṣ-ḥābun-nār, hum fīhā khālidụn;
Adapun bagi mereka yang telah mengumpulkan perbuatan buruk, balasan (akibat) dari perbuatan buruk mereka akan setimpal! Kehinaan akan menyelimuti mereka… Mereka tidak mempunyai (kekuatan) untuk melindungi diri dari Allah yang melaksanakan akibat dari perbuatan-perbuatan mereka kepada mereka… Kegelapan malam seolah menutupi wajah mereka (kesadaran)… Mereka akan menjadi penduduk neraka selama-lamanya!
-
wa yauma naḥsyuruhum jamī'an ṡumma naqụlu lillażīna asyrakụ makānakum antum wa syurakā`ukum, fa zayyalnā bainahum wa qāla syurakā`uhum mā kuntum iyyānā ta'budụn;
Dan pada saat Kami mengumpulkan mereka semua… Kami akan katakan kepada para dualis, “Pergilah ke tempat kalian, kalian dan tuhan-tuhan yang kalian persekutukan”… Kemudian akan Kami pisahkan mereka! Sekutu-sekutu mereka akan berkata, “Kalian dulu tidak mengabdi kepada kami (kalian sedang menyembah ide-ide khayal kalian).”
-
fa kafā billāhi syahīdam bainanā wa bainakum ing kunnā 'an 'ibādatikum lagāfilīn;
“Cukuplah Allah sebagai saksi di antara kita… Sungguh, kami lupa akan inti dari pengabdian kalian!”
-
hunālika tablụ kullu nafsim mā aslafat wa ruddū ilallāhi maulāhumul-ḥaqqi wa ḍalla 'an-hum mā kānụ yaftarụn;
Di sana, setiap mahluk akan mengalami akibat-akibat dari apa yang dikerjakan sebelumnya! Mereka akan dikembalikan kepada Allah, pelindung sejati mereka, dan lenyaplah khayalan-khayalan mereka (obyek-obyek penyembahan)!
-
qul may yarzuqukum minas-samā`i wal-arḍi am may yamlikus-sam'a wal-abṣāra wa may yukhrijul-ḥayya minal-mayyiti wa yukhrijul-mayyita minal-ḥayyi wa may yudabbirul-amr, fa sayaqụlụnallāh, fa qul a fa lā tattaqụn;
Katakanlah (kepada para dualis), “Siapakah yang memberi kalian dari langit dan bumi? Atau milik siapakah kekuasaan untuk mendengar dan melihat? Siapakah yang mengeluarkan yang hidup (kesadaran akan rasa hidup dengan Nama-nama dari Hayy) dari yang mati (keadaan sia-sia dari keberadaan jasmaniah) dan mengeluarkan yang mati (keadaan terbutakan akan realitas diri sendiri atau realitas orang lain; membatasi keberadaan diri hanya kepada tubuh jasmani dan beranggapan bahwa kehidupan akan berakhir setelah tubuh hancur di dalam tanah) dari yang hidup (ketika dipandang dari realitas esensialnya dia itu hidup)? Siapa yang menjalankan keputusan?” Mereka akan mengatakan, “Allah”… Katakanlah, “Maka mengapa kalian tidak menjadi orang yang terlindungi (bertakwa)?”
-
fa żālikumullāhu rabbukumul-ḥaqq, fa māżā ba'dal-ḥaqqi illaḍ-ḍalālu fa annā tuṣrafụn;
Itulah Allah! Rabb Sejati kalian… Apa yang dapat kalian terima disamping kebenaran, selain dari kesalahan (ide-ide sesat)? (Lalu) mengapa kalian berpaling?
-
każālika ḥaqqat kalimatu rabbika 'alallażīna fasaqū annahum lā yu`minụn;
Demikianlah perkataan Rabb kalian, “Mereka tidak akan beriman,” telah menjadi kenyataan.
-
qul hal min syurakā`ikum may yabda`ul-khalqa ṡumma yu'īduh, qulillāhu yabda`ul-khalqa ṡumma yu'īduhụ fa annā tu`fakụn;
Katakanlah, “Adakah di antara yang kalian persekutukan yang dapat mewujudkan ciptaan dan mengembalikannya (kepada esensinya)?” Katakanlah, “Allah mewujudkan ciptaan dan kemudian mengembalikan mereka kepada esensi mereka… Bagaimana kalian bisa tertipu?”
-
qul hal min syurakā`ikum may yahdī ilal-ḥaqq, qulillāhu yahdī lil-ḥaqq, a fa may yahdī ilal-ḥaqqi aḥaqqu ay yuttaba'a am mal lā yahiddī illā ay yuhdā, fa mā lakum, kaifa taḥkumụn;
Katakanlah, “Siapa di antara sekutu-sekutu kalian dapat menuntun kepada Kebenaran?” Katakanlah, “Allah menuntun kepada Kebenaran… Siapa yang lebih pantas untuk diikuti, yang Esa yang menuntun kepada Kebenaran, ataukah sesuatu yang tidak mecukupi untuk menemukan Kebenaran bagi dirinya sendiri? Ada apa dengan kalian? Bagaimana cara kalian mengambil keputusan?”
-
wa mā yattabi'u akṡaruhum illā ẓannā, innaẓ-ẓanna lā yugnī minal-ḥaqqi syai`ā, innallāha 'alīmum bimā yaf'alụn;
Kebanyakan dari mereka hanya mengikuti asumsi-asumsi mereka! Sungguh, sebuah asumsi tidak dapat menggantikan Kebenaran! Niscaya, Allah mengetahui apa yang mereka kerjakan (sebagai esensi mereka dengan Nama-namaNya).
-
wa mā kāna hāżal-qur`ānu ay yuftarā min dụnillāhi wa lākin taṣdīqallażī baina yadaihi wa tafṣīlal-kitābi lā raiba fīhi mir rabbil-'ālamīn;
Al-Qur’an ini bukan diciptakan oleh selain Allah! Bahkan sebaliknya, ia adalah penegasan terhadap kitab sebelumnya, dan merupakan sumber terinci dari ilmu mengenai realitas, dari Rabb-nya seluruh alam!
-
am yaqụlụnaftarāh, qul fa`tụ bisụratim miṡlihī wad'ụ manistaṭa'tum min dụnillāhi ing kuntum ṣādiqīn;
Atau apakah mereka mengatakan, “Muhammad telah membuatnya!” Katakanlah, “Maka bawalah sebuah surat yang serupa dengan ini dan panggillah sebisa kalian siapapun selain Allah (sebagai penolong)! Jika ucapan kalian benar.”
-
bal każżabụ bimā lam yuḥīṭụ bi'ilmihī wa lammā ya`tihim ta`wīluh, każālika każżaballażīna ming qablihim fanẓur kaifa kāna 'āqibatuẓ-ẓālimīn;
Tidak! Mereka mengingkari apa yang belum mereka kuasai ilmunya dan realitas yang belum disingkapkan kepada mereka… Begitu pula lah orang-orang sebelum mereka mengingkarinya! Lihatlah bagaimana orang-orang zalim itu berakhir!
-
wa min-hum may yu`minu bihī wa min-hum mal lā yu`minu bih, wa rabbuka a'lamu bil-mufsidīn;
Dan di antara mereka ada orang-orang yang beriman (kepada Al-Qur’an) dan orang-orang yang tidak beriman! Rabb kalian lebih mengetahui orang-orang yang berbuat kerusakan (sebagai esensi dengan Nama-namaNya).
-
wa ing każżabụka fa qul lī 'amalī wa lakum 'amalukum, antum barī`ụna mimmā a'malu wa ana barī`um mimmā ta'malụn;
Jika mereka bersikeras mengingkarimu, katakanlah, “Bagiku perbuatanku dan bagi kalian perbuatan kalian! Kalian jauh dari apa yang aku kerjakan dan aku jauh dari apa yang kalian kerjakan!”
-
wa min-hum may yastami'ụna ilaīk, a fa anta tusmi'uṣ-ṣumma walau kānụ lā ya'qilụn;
Dan di antara mereka ada orang-orang yang meminjamkan telinga mereka seolah mereka sedang menyimak… Tapi bisakah kamu membuat orang tuli (mereka yang tidak memahami) mampu mendengar? Terutama jika mereka juga tidak dapat menggunakan akal mereka!
-
wa min-hum may yanẓuru ilaīk, a fa anta tahdil-'umya walau kānụ lā yubṣirụn;
Dan di antara mereka ada orang-orang yang memandangmu… Tapi bisakah kamu menunjuki jalan yang benar kepada orang yang buta, sedangkan mereka tidak memiliki penglihatan?
-
innallāha lā yaẓlimun-nāsa syai`aw wa lākinnan-nāsa anfusahum yaẓlimụn;
Sungguh, Allah tidak menzalimi manusia, bahkan sebesar iota pun! Manusia lah yang menzalimi diri mereka sendiri!
-
wa yauma yaḥsyuruhum ka`al lam yalbaṡū illā sā'atam minan-nahāri yata'ārafụna bainahum, qad khasirallażīna każżabụ biliqā`illāhi wa mā kānụ muhtadīn;
Dan pada saat Dia mengumpulkan mereka akan terasa seolah mereka tidak hidup (di dunia) lebih dari sesaat dan kemudian mereka saling mengenal… Orang-orang yang mengingkari pertemuan (menjadi sadar akan esensi mereka, Nama-nama) sungguh akan merugi… Mereka tidak pantas untuk mendapatkan petunjuk.
-
wa immā nuriyannaka ba'ḍallażī na'iduhum au natawaffayannaka fa ilainā marji'uhum ṡummallāhu syahīdun 'alā mā yaf'alụn;
Dan baik Kami tunjukkan kepadamu sebagian dari apa yang Kami janjikan kepada mereka atau Kami matikan kamu dan kamu tidak melihatnya (tidak akan ada yang bisa merubah mereka) kepada Kami lah mereka akan dikembalikan… Kemudian Allah menjadi saksi atas apa yang mereka kerjakan.
-
wa likulli ummatir rasụl, fa iżā jā`a rasụluhum quḍiya bainahum bil-qisṭi wa hum lā yuẓlamụn;
Ada seorang Rasul (pemberitahu kebenaran) bagi setiap bangsa… Apabila Rasul mereka datang, akan diputuskan di antara mereka dengan adil (menurut apa yang layak mereka terima)… Mereka tidak akan dizalimi.
-
wa yaqụlụna matā hāżal-wa'du ing kuntum ṣādiqīn;
Mereka berkata, “Jika kamu benar, kapan dipenuhinya janji (kebangkitan) ini?”
-
qul lā amliku linafsī ḍarraw wa lā naf'an illā mā syā`allāh, likulli ummatin ajal, iżā jā`a ajaluhum fa lā yasta`khirụna sā'ataw wa lā yastaqdimụn;
Katakanlah, “Aku tidak bisa mendatangkan bahaya atau manfaat bagi diriku sendiri selain dari apa yang Allah kehendaki… Setiap bangsa mempunyai waktu yang ditetapkan… Apabila waktunya telah tiba, mereka tidak bisa menundanya walau sesaat, ataupun mempercepatnya.”
-
qul a ra`aitum in atākum 'ażābuhụ bayātan au nahāram māżā yasta'jilu min-hul-mujrimụn;
Katakanlah, “Apakah kalian melihatnya (memikirkan ini): Seandainya penderitaan mendatangi kalian dariNya di sesaat malam atau siang, bagian mana darinya yang orang-orang berdosa itu ingin segerakan?”
-
a ṡumma iżā mā waqa'a āmantum bih, āl-āna waqad kuntum bihī tasta'jilụn;
Akankah kalian beriman apabila (kemalangan) menimpa kalian? Atau SEKARANG? (Namun) kalian ingin mengalaminya dengan segera!
-
ṡumma qīla lillażīna ẓalamụ żụqụ 'ażābal-khuld, hal tujzauna illā bimā kuntum taksibụn;
Kemudian kepada orang-orang zalim itu dikatakan, “Rasakanlah penderitaan yang kekal”… “Bukankah kalian hanya menjalani akibat langsung dari tindakan-tindakan kalian sendiri?”
-
wa yastambi`ụnaka aḥaqqun huw, qul ī wa rabbī innahụ laḥaqq, wa mā antum bimu'jizīn;
Mereka bertanya kepadamu, “Apakah (penderitaan) itu benar?”… Katakanlah, “Benar, demi Rabb-ku, sungguh itu benar! Kalian tidak akan dapat berlari darinya!”
-
walau anna likulli nafsin ẓalamat mā fil-arḍi laftadat bih, wa asarrun-nadāmata lammā ra`awul-'ażāb, wa quḍiya bainahum bil-qisṭi wa hum lā yuẓlamụn;
Dan jika masing-masing individu (kesadaran) yang menzalimi (dirinya sendiri) mempunyai segala seuatu di muka bumi, maka ia pasti akan memberikannya sebagai tebusan! Ketika mereka melihat penderitaan itu, bahkan mereka tidak memiliki kekuatan untuk menunjukkan penyesalan mereka! Keputusan telah dibuat di antara mereka menurut apa yang layak mereka terima… Mereka tidak akan menjalani apapun kecuali yang layak mereka terima!
-
alā inna lillāhi mā fis-samāwāti wal-arḍ, alā inna wa'dallāhi ḥaqquw wa lākinna akṡarahum lā ya'lamụn;
Ketahuilah dengan pasti bahwa apapun yang di langit dan di bumi adalah sungguh untuk Allah (semuanya merupakan manifestasi dari makna-makna yang ditunjuk oleh Nama-namaNya). Ketahuilah dengan pasti bahwa Allah memberitahukan tentang Kebenaran… Tapi kebanyakan dari mereka tidak mengetahuinya.
-
huwa yuḥyī wa yumītu wa ilaihi turja'ụn;
HU memberi kehidupan dan mengambil kehidupan! KepadaNya lah kalian akan kembali (kalian akan mengalaminya pada tingkatan ‘Realitas Yakin’ [haqqul yakin] bahwa esensi kalian terdiri dari dan diciptakan dengan Nama-nama)!
-
yā ayyuhan-nāsu qad jā`atkum mau'iẓatum mir rabbikum wa syifā`ul limā fiṣ-ṣudụri wa hudaw wa raḥmatul lil-mu`minīn;
Wahai manusia! Telah datang kepada kalian nasihat dari Rabb kalian, penyembuh (obat agar pikiran sehat) bagi apa yang ada di dalam diri kalian (kesadaran), petunjuk (untuk menuntun kalian kepada realitas) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.
-
qul bifaḍlillāhi wa biraḥmatihī fa biżālika falyafraḥụ, huwa khairum mimmā yajma'ụn;
Katakanlah, “Biarkan mereka bergembira (dengan hal-hal di atas) sebagai karunia dari Allah dan dengan rahmatNya (bukan dengan kesenangan sesaat)! Yang (apa yang dijalani dengan khidmat) lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan (nilai-nilai duniawi).”
-
qul a ra`aitum mā anzalallāhu lakum mir rizqin fa ja'altum min-hu ḥarāmaw wa halālā, qul āllāhu ażina lakum am 'alallāhi taftarụn;
Katakanlah, “Apakah telah kalian pikirkan apa yang telah Allah datangkan kepada kalian sebagai rezeki, yang sebagiannya kalian jadikan haram dan sebagian lagi halal?” Katakanlah, “Apakah Allah telah mengijinkan kalian, ataukah kalian sedang memfitnah Allah?”
-
wa mā ẓannullażīna yaftarụna 'alallāhil-każiba yaumal-qiyāmah, innallāha lażụ faḍlin 'alan-nāsi wa lākinna akṡarahum lā yasykurụn;
Apa pendapat orang-orang, yang berdusta dan memfitnah tentang Allah, mengenai periode Hari Kiamat? Sungguh, Allah mempunyai karunia bagi manusia… Namun kebanyakan dari mereka tidak bersyukur (mereka tidak menilai ini dengan semestinya sebagai berkat dari Allah).
-
wa mā takụnu fī sya`niw wa mā tatlụ min-hu ming qur`āniw wa lā ta'malụna min 'amalin illā kunnā 'alaikum syuhụdan iż tufīḍụna fīh, wa mā ya'zubu 'ar rabbika mim miṡqāli żarratin fil-arḍi wa lā fis-samā`i wa lā aṣgara min żālika wa lā akbara illā fī kitābim mubīn;
Dalam keadaan apapun kalian berada, apakah sedang membaca Al-Qur’an, atau melakukan hal lainnya, ketika kalian terlibat didalamnya, Kami selalu menjadi saksi atas kalian… Tidak sesuatu pun di muka bumi (tubuh) atau di langit (kesadaran) yang tersembunyi dari Rabb kalian walau seberat atom pun! Bahkan yang lebih kecil atau lebih besar dari itu, tercatat di dalam sebuah Kitab Yang Nyata (medan gelombang-gelombang yang menyusun asal-mula keberadaan; Data mentah)!
-
alā inna auliyā`allāhi lā khaufun 'alaihim wa lā hum yaḥzanụn;
Ketahuilah dengan pasti! Tidak akan ada rasa takut bagi para penjaga (waliyy) Allah, tidak akan pula mereka bersedih.
-
allażīna āmanụ wa kānụ yattaqụn;
Orang-orang yang telah beriman dan menyempurnakan perlindungan (ketakwaan).
-
lahumul-busyrā fil-ḥayātid-dun-yā wa fil-ākhirah, lā tabdīla likalimātillāh, żālika huwal-fauzul-'aẓīm;
Ada berita gembira bagi mereka baik di dalam kehidupan duniawi maupun di kehidupan kekal yang akan datang… Perkataan Allah tidak akan pernah berubah! Inilah kebebasan yang besar!
-
wa lā yaḥzungka qauluhum, innal-'izzata lillāhi jamī'ā, huwas-samī'ul-'alīm;
Janganlah perkataan mereka membuatmu sedih… Sungguh, kemuliaan itu seluruhnya kepunyaan Allah… Dia itu Sami’ lagi ‘Alim.
-
alā inna lillāhi man fis-samāwāti wa man fil-arḍ, wa mā yattabi'ullażīna yad'ụna min dụnillāhi syurakā`, iy yattabi'ụna illaẓ-ẓanna wa in hum illā yakhruṣụn;
Ketahuilah dengan pasti! Apapun yang di langit dan di bumi adalah sungguh untuk Allah (agar Allah melihat fitur-fitur yang ditunjuk oleh Nama-namaNya di dalam ilmuNya, maka Dia telah menciptakan segala sesuatu dari Nama-namaNya dengan fitur-fitur yang ditunjuknya)… (Kemudian) orang-orang yang berdoa kepada apa-apa selain Allah, yang mereka persekutukan, tidak dapat mengikuti kebenaran ini (karena keadaan dualitas mereka)… Mereka hanya mengikuti asumsi-asumsi (berdasarkan khayalan mereka) dan mereka hanya berdusta.
-
huwallażī ja'ala lakumul-laila litaskunụ fīhi wan-nahāra mubṣirā, inna fī żālika la`āyātil liqaumiy yasma'ụn;
HU membuat malam untuk kalian agar kalian menemukan ketenangan di dalamnya, dan siang untuk kalian melihat dan mengevaluasi apa yang perlu… Sungguh, ada tanda-tanda bagi orang-orang yang dapat memahami.
-
qāluttakhażallāhu waladan sub-ḥānah, huwal-ganiyy, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, in 'indakum min sulṭānim bihāżā, a taqụlụna 'alallāhi mā lā ta'lamụn;
Mereka mengatakan, “Allah mengambil anak”. Subhan Dia! HU itu Ghani (terlepas dan jauh dari terbatasi dan terkondisikan oleh ciptaanNya)… Apapun yang di langit adalah untuk Dia (untuk manifestasi dari makna-makna dari Nama-namaNya)… Kalian tidak memiliki bukti melekat untuk (pengakuan) ini! Kalian membicarakan tentang Allah tanpa ilmu!
-
qul innallażīna yaftarụna 'alallāhil-każiba lā yufliḥụn;
Katakanlah, “Sungguh, orang-orang yang membuat kebohongan tentang Allah tidak akan terbebaskan!”
-
matā'un fid-dun-yā ṡumma ilainā marji'uhum ṡumma nużīquhumul-'ażābasy-syadīda bimā kānụ yakfurụn;
Mereka akan mendapat manfaat dari dunia untuk sementara, kemudian kepada Kami mereka akan kembali! Kemudian Kami akan buat mereka merasakan penderitaan berat karena mengingkari realitas.
-
watlu 'alaihim naba`a nụḥ, iż qāla liqaumihī yā qaumi ing kāna kabura 'alaikum maqāmī wa tażkīrī bi`āyātillāhi fa 'alallāhi tawakkaltu fa ajmi'ū amrakum wa syurakā`akum ṡumma lā yakun amrukum 'alaikum gummatan ṡummaqḍū ilayya wa lā tunẓirụn;
Sampaikanlah kepada mereka tentang Nuh… Bagaimana dia berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku! Jika posisi dan peringatanku kepada kalian mengenai ayat-ayat Allah telah memberatkan kalian, maka aku telah bertawakal kepada Allah (aku percaya Nama Wakil di dalam esensiku akan memenuhi fungsinya)! Jadi, lakukanlah apapun yang kalian suka, kalian dan sekutu-sekutu kalian, dan jangan merasa cemas mengenai hal ini! Kemudian laksanakanlah keputusan kalian mengenai aku tanpa ribut lebih jauh.”
-
fa in tawallaitum fa mā sa`altukum min ajr, in ajriya illā 'alallāhi wa umirtu an akụna minal-muslimīn;
“Jika kalian berpaling (karena hal ini, maka lakukanlah), aku tidak meminta balasan apapun dari kalian… Balasan bagiku (ganjaran dari apa yang aku lakukan) kepunyaan Allah semata… Aku telah diperintahkan agar termasuk orang-orang yang hidup dengan berserahdiri.”
-
fa każżabụhu fa najjaināhu wa mam ma'ahụ fil-fulki wa ja'alnāhum khalā`ifa wa agraqnallażīna każżabụ bi`āyātinā, fanẓur kaifa kāna 'āqibatul-munżarīn;
Tapi mereka (tetap) mengingkarinya… Maka Kami selamatkan dia dan orang-orang bersamanya di dalam bahtera dan menjadikan mereka khalifah-khalifah… Dan kami tenggelamkan orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Kami! Lihatlah akhir dari orang-orang yang diberi peringatan!
-
ṡumma ba'aṡnā mim ba'dihī rusulan ilā qaumihim fa jā`ụhum bil-bayyināti fa mā kānụ liyu`minụ bimā każżabụ bihī ming qabl, każālika naṭba'u 'alā qulụbil-mu'tadīn;
Kemudian (setelah Nuh) Kami datangkan Rasul-rasul sebagai isyarat-isyarat yang nyata (konfigurasi khusus dari Nama-nama) kepada banyak bangsa… Namun lagi-lagi, mereka gagal untuk mengimani apa yang telah mereka ingkari sebelumnya… Demikianlah Kami menutup hati (mengunci kesadaran) orang-orang yang melampaui batas!
-
ṡumma ba'aṡnā mim ba'dihim mụsā wa hārụna ilā fir'auna wa mala`ihī bi`āyātinā fastakbarụ wa kānụ qaumam mujrimīn;
Kemudian setelah mereka Kami datangkan Musa dan Harun sebagai ayat-ayat Kami kepada Fir’aun dan pemuka-pemuka di antara kaumnya… Tapi mereka sombong dan menjadi orang-orang yang berdosa.
-
fa lammā jā`ahumul-ḥaqqu min 'indinā qālū inna hāżā lasiḥrum mubīn;
Ketika kebenaran dari Kami mendatangi mereka, mereka berkata, “Sungguh, ini adalah sihir yang nyata.”
-
qāla mụsā a taqụlụna lil-ḥaqqi lammā jā`akum, a siḥrun hāżā, wa lā yufliḥus-sāḥirụn;
Musa berkata, “Beginikah cara kalian mengevaluasi Kebenaran? Benarkah ini Sihir? Tukang-tukang sihir tidak akan pernah berhasil.”
-
qālū a ji`tanā litalfitanā 'ammā wajadnā 'alaihi ābā`anā wa takụna lakumal-kibriyā`u fil-arḍ, wa mā naḥnu lakumā bimu`minīn;
Mereka berkata, “Apakah kalian datang untuk memalingkan kami dari keyakinan nenek-moyang kami dan ingin membangun kekuasaan di muka bumi? Kami bukanlah orang-orang yang mengimani kalian (Musa dan Harun).”
-
wa qāla fir'aunu`tụnī bikulli sāḥirin 'alīm;
Fir’aun berkata, “Bawalah kepadaku semua ahli sihir!”
-
fa lammā jā`as-saḥaratu qāla lahum mụsā alqụ mā antum mulqụn;
Maka setelah ahli-ahli sihir itu berkumpul, Musa berkata kepada mereka, “Lemparkanlah apa yang kalian hendak lempar.”
-
fa lammā alqau qāla mụsā mā ji`tum bihis-siḥr, innallāha sayubṭiluh, innallāha lā yuṣliḥu 'amalal-mufsidīn;
Dan pada saat mereka melempar, Musa berkata, “Apa yang kalian tunjukkan hanyalah kekuatan sihir kalian! Sungguh, Allah akan menjadikannya musnah! Allah tidak membiarkan pekerjaan para perusak berakhir dengan hasil positif!”
-
wa yuḥiqqullāhul-ḥaqqa bikalimātihī walau karihal-mujrimụn;
Allah akan menegakkan Kebenaran dengan PerkataanNya! Meskipun orang-orang yang berdosa tidak menyukainya!
-
fa mā āmana limụsā illā żurriyyatum ming qaumihī 'alā khaufim min fir'auna wa mala`ihim ay yaftinahum, wa inna fir'auna la'ālin fil-arḍ, wa innahụ laminal-musrifīn;
Tidak seorang pun mempercayai Musa di antara kaumnya, kecuali sekelompok pemuda, karena takut kepada Fir’aun dan pejabat-pejabatnya… Sungguh, Fir’aun adalah penguasa yang sewenang-wenang di muka bumi! Sungguh, dia termasuk orang-orang yang suka berlebihan!
-
wa qāla mụsā yā qaumi ing kuntum āmantum billāhi fa 'alaihi tawakkalū ing kuntum muslimīn;
Musa berkata, “Wahai kaumku! Jika kalian termasuk orang-orang yang telah beriman dan berserahdiri kepada Allah, yang menciptakan kalian dengan Nama-namaNya, maka bertawakallah kepadaNya (percaya bahwa Nama Wakil di dalam esensi kalian akan memenuhi fungsinya).”
-
fa qālụ 'alallāhi tawakkalnā, rabbanā lā taj'alnā fitnatal lil-qaumiẓ-ẓālimīn;
Mereka berkata, “Kami telah bertawakal kepada Allah (kami beriman kepada makna dari Nama Wakil, Yang Esa yang memberi makna-makna untuk aktualisasi-diri. Yang Esa yang menasihati dan melindungi orang-orang yang bertawakal kepadaNya, yang memberi mereka dengan hasil yang terbaik. Dia yang percaya kepada potensi dari Nama Wakil di dalam esensinya sendiri, akan meneguhkan keimanannya kepada semua Nama-nama [semua potensi dia]. Sumber misteri dari kekhalifahan ada di dalam Nama ini!)… Rabb kami, jangan buat kami menderita karena kezaliman mereka!”
-
wa najjinā biraḥmatika minal-qaumil-kāfirīn;
“Wujudkanlah rahmatMu kepada kami dan selamatkan kami dari orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas.”
-
wa auḥainā ilā mụsā wa akhīhi an tabawwa`ā liqaumikumā bimiṣra buyụtaw waj'alụ buyụtakum qiblataw wa aqīmuṣ-ṣalāh, wa basysyiril-mu`minīn;
Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya, “Siapkanlah perumahan bagi kaum kalian di Mesir… Jadikanlah rumah-rumah kalian tempat sembahyang dan dirikanlah shalat… Sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.”
-
wa qāla mụsā rabbanā innaka ātaita fir'auna wa mala`ahụ zīnataw wa amwālan fil-ḥayātid-dun-yā, rabbanā liyuḍillụ 'an sabīlik, rabbanaṭmis 'alā amwālihim wasydud 'alā qulụbihim fa lā yu`minụ ḥattā yarawul-'ażābal-alīm;
Musa berkata, “Rabb kami! Engkaulah yang telah memberikan kemegahan dan kekayaan kepada Fir’aun dan pejabat-pejabatnya… Rabb kami, benarkah mereka menyesatkan (orang-orang) dari jalanMu? Rabb kami, lenyapkanlah kekayaan mereka dan timpakanlah kesusahan pada hati mereka! Karena mereka tidak akan beriman hingga mereka melihat penderitaan yang menyakitkan.”
-
qāla qad ujībad da'watukumā fastaqīmā wa lā tattabi'ānni sabīlallażīna lā ya'lamụn;
(Allah) berkata, “Doa kalian telah diperkenankan … Maka berdiri tegaklah… Jangan ikuti jalannya orang-orang yang jahil!”
-
wa jāwaznā bibanī isrā`īlal-baḥra fa atba'ahum fir'aunu wa junụduhụ bagyaw wa 'adwā, ḥattā iżā adrakahul-garaqu qāla āmantu annahụ lā ilāha illallażī āmanat bihī banū isrā`īla wa ana minal-muslimīn;
Kami bawa Anak-anak Israil menyebrangi laut… Fir’aun dan bala tentaranya melampaui batas dan mengejar mereka dengan kebencian… Sampai akhirnya, ketika air menenggelamkannya, dia berkata, “Aku telah beriman, tidak ada tuhan, hanya ada yang Esa yang diimani Anak-anak Israil. Aku termasuk umat Muslim.”
-
āl-āna wa qad 'aṣaita qablu wa kunta minal-mufsidīn;
“BARU SEKARANG? Tapi kamu telah mengingkari sebelum ini dan termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan!”
-
fal-yauma nunajjīka bibadanika litakụna liman khalfaka āyah, wa inna kaṡīram minan-nāsi 'an āyātinā lagāfilụn;
Hari ini akan Kami kirim mayatmu ke pantai agar menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelah kamu! Tapi banyak manusia yang sungguh telah terhijab dari isyarat-isyarat Kami!
-
wa laqad bawwa`nā banī isrā`īla mubawwa`a ṣidqiw wa razaqnāhum minaṭ-ṭayyibāt, famakhtalafụ ḥattā jā`ahumul-'ilm, inna rabbaka yaqḍī bainahum yaumal-qiyāmati fīmā kānụ fīhi yakhtalifụn;
Sungguh, Kami telah tempatkan Anak-anak Israil di negeri yang utama dan aman… Kami beri mereka rejeki yang bersih dan suci… Mereka tidak terpecah-belah hingga ilmu mendatangi mereka (dengan ilmu, muncul perbedaan pendapat dan penafsiran)… Sungguh, Rabb-mu akan mengadili mereka di periode Hari Kiamat, mengenai apa yang mereka perselisihkan.
-
fa ing kunta fī syakkim mimmā anzalnā ilaika fas`alillażīna yaqra`ụnal-kitāba ming qablik, laqad jā`akal-ḥaqqu mir rabbika fa lā takụnanna minal-mumtarīn;
Jika kamu meragukan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (wahai mausia) tanyalah orang-orang yang memBACA ayat-ayat Kami di seluruh dunia! Sungguh, Kebenaran telah datang kepadamu dari Rabb-mu… Maka janganlah termasuk orang-orang yang meragukan!
-
wa lā takụnanna minallażīna każżabụ bi`āyātillāhi fa takụna minal-khāsirīn;
Janganlah termasuk orang-orang yang megingkari manifestasi ayat-ayat Allah! (Jika kalian demikian) kalian akan menjadi orang-orang yang merugi.
-
innallażīna ḥaqqat 'alaihim kalimatu rabbika lā yu`minụn;
Sungguh, orang-orang yang kepadanya perkataan (keputusan kekal) dari Rabb-mu telah mewujud, mereka tidak akan beriman!
-
walau jā`at-hum kullu āyatin ḥattā yarawul-'ażābal-alīm;
Meskipun semua mujizat datang kepada mereka (mereka tetap tidak akan beriman)… Hingga mereka melihat penderitaan yang menyakitkan!
-
falau lā kānat qaryatun āmanat fa nafa'ahā īmānuhā illā qauma yụnus, lammā āmanụ kasyafnā 'an-hum 'ażābal-khizyi fil-ḥayātid-dun-yā wa matta'nāhum ilā ḥīn;
Jika saja penduduk sebuah kota beriman dan mengambil manfaat dari keyakinan ini! Kecuali kaum Yunus (yang merasakan kedatangan penderitaan setelah Yunus meninggalkan mereka dan secara bersama-sama bertaubat dan beriman)… Ketika mereka beriman, kami angkat dari mereka derita kehinaan duniawi dan Kami biarkan mereka merasakan manfaat (dari karunia Kami) selama waktu tertentu.
-
walau syā`a rabbuka la`āmana man fil-arḍi kulluhum jamī'ā, a fa anta tukrihun-nāsa ḥattā yakụnụ mu`minīn;
Seandainya Rabb-mu (realitas Nama-nama yang menyusun esensimu) berkehendak, semua yang hidup di bumi pasti telah beriman, seluruhnya… Maka dari itu, apakah kamu akan memaksa manusia menjadi orang-orang yang beriman?
-
wa mā kāna linafsin an tu`mina illā bi`iżnillāh, wa yaj'alur-rijsa 'alallażīna lā ya'qilụn;
Dan jiwa tidak akan beriman kecuali komposisi unik Nama-nama Allah yang menyusun esensinya mengijinkan.” Dan Dia akan menempatkan kotoran (intelektual) pada orang-orang yang gagal mengevaluasi dengan layak.
-
qulinẓurụ māżā fis-samāwāti wal-arḍ, wa mā tugnil-āyātu wan-nużuru 'ang qaumil lā yu`minụn;
Katakanlah, “Amatilah apa yang di langit dan di bumi!” Tapi tidak akan ada faedahnya isyarat-isyarat itu bagi orang-orang yang tidak beriman!
-
fa hal yantaẓirụna illā miṡla ayyāmillażīna khalau ming qablihim, qul fantaẓirū innī ma'akum minal-muntaẓirīn;
Apakah mereka menunggu hal yang serupa (penderitaan) dari orang-orang yang datang sebelum mereka? Katakanlah, “Maka tunggulah…Aku pun bersama kalian termasuk orang-orang yang menunggu.”
-
ṡumma nunajjī rusulana wallażīna āmanụ każālik, ḥaqqan 'alainā nunjil-mu`minīn;
Kemudian (ketika penderitaan itu datang) Kami akan menyelamatkan Rasul-rasul kami dan mereka yang telah beriman… Kewajiban Kami lah untuk menyelamatkan orang-orang yang beriman.
-
qul yā ayyuhan-nāsu ing kuntum fī syakkim min dīnī fa lā a'budullażīna ta'budụna min dụnillāhi wa lākin a'budullāhallażī yatawaffākum wa umirtu an akụna minal-mu`minīn;
Katakanlah, “Wahai manusia! Jika kalian ragu terhadap agamaku (maka ketahuilah bahwa) aku tidak akan menyembah apa-apa yang kalian sembah selain Allah! Aku hanya mengabdi kepada Allah, yang Esa yang akan menyebabkan kematian kalian! Aku telah diperintahkan agar termasuk orang-orang yang beriman.”
-
wa an aqim waj-haka lid-dīni ḥanīfā, wa lā takụnanna minal-musyrikīn;
(Dan aku telah diperintahkan): “Hadapkan wajahmu sebagai seorang Hanif kepada Agama (hadapkan spiritualitas dan kesadaranmu, esensi yang merupakan konfigurasi dari Nama-nama, kepada realitas esensial tanpa-bentuk dari apa yang dipersepsikan sebagai alam-alam jasmaniah, terbebas dari ide-ide tuhan konseptual) dan janganlah, dengan cara apapun, menjadi kelompok para dualis (jangan mengasumsikan keberadaan tuhan eksternal disamping Allah dan mempersekutukanNya)!”
-
wa lā tad'u min dụnillāhi mā lā yanfa'uka wa lā yaḍurruk, fa in fa'alta fa innaka iżam minaẓ-ẓālimīn;
“Janganlah berpaling kepada apapun selain Allah, yang tidak dapat memberi kamu manfaat atau membahayakanmu! Jika kamu melakukan ini, sungguh kamu akan menjadi orang-orang yang menzalimi diri sendiri!”
-
wa iy yamsaskallāhu biḍurrin fa lā kāsyifa lahū illā huw, wa iy yuridka bikhairin fa lā rādda lifaḍlih, yuṣību bihī may yasyā`u min 'ibādih, wa huwal-gafụrur-raḥīm;
Dan jika Allah menimpakan kesukaran kepadamu, tidak ada yang dapat mengangkatnya selain Dia! Jika dia menghendaki kebaikan bagimu, tidak ada juga yang dapat menolak karuniaNya! Dia menjadi sebab sampainya karuniaNya kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya… Dia itu Ghafur lagi Rahim.
-
qul yā ayyuhan-nāsu qad jā`akumul-ḥaqqu mir rabbikum, fa manihtadā fa innamā yahtadī linafsih, wa man ḍalla fa innamā yaḍillu 'alaihā, wa mā ana 'alaikum biwakīl;
Katakanlah, “Wahai manusia… Sungguh, Kebenaran telah datang kepada kalian dari Rabb kalian! Maka, barang siapa kembali kepada realitas dia telah kembali untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa sesat, maka dia telah berlalu dari dirinya sendiri semata! Aku bukanlah Wakil kalian (pemandu dari esensi dan kesadaran kalian).”
-
wattabi' mā yụḥā ilaika waṣbir ḥattā yaḥkumallāh, wa huwa khairul-ḥākimīn;
(Rasulku) ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu dan bersabarlah hingga keputusan Allah mewujud… Dia lah sebaik-baiknya hakim.