19 - Maryam
"A’udzu billahi minas-syaithoonir-rojiim"
Bismi Llaahi l-raḥmaani l-raḥeem
-
kaf hā yā 'aīn ṣad;
Kaf, Ha, Ya, ‘Ain, Shad.
-
żikru raḥmati rabbika 'abdahụ zakariyyā;
Ingatlah (dzikir) rahmat dari Rabb-mu kepada hambaNya Zakaria.
-
iż nādā rabbahụ nidā`an khafiyyā;
Tatkala dia kembali dengan introspektif kepada Rabb-nya.
-
qāla rabbi innī wahanal-‘aẓmu minnī wasyta’alar-ra`su syaibaw wa lam akum bidu’ā`ika rabbi syaqiyyā;
“Rabb-ku… Sungguh, tulang-tulangku sudah lemah, dan rambutku sudah memutih! Rabb-ku, aku tidak pernah kecewa dengan doa-doaku kepadaMu…”
-
wa innī khiftul-mawāliya miw warā`ī wa kānatimra`atī ‘āqiran fa hab lī mil ladungka waliyyā;
“Sungguh, aku mengkhawatirkan siapa penerusku setelah aku. Dan istriku adalah seorang yang mandul! Karena itu, anugerahkanlah dari ladun-Mu (potensi Nama-nama yang menyusun esensiku) seorang penerus bagiku.”
-
yariṡunī wa yariṡu min āli ya’qụba waj’al-hu rabbi raḍiyyā;
“Siapakah yang akan menjadi pewarisku dan pewaris keluarga Ya’kub… Dan, Rabb-ku, buatlah dia termasuk orang-orang yang hidup sesuai dengan ridhaMu.”
-
yā zakariyyā innā nubasysyiruka bigulāminismuhụ yaḥyā lam naj’al lahụ ming qablu samiyyā;
“Wahai Zakaria… Kami memberimu berita gembira akan mendapat seorang anak laki-laki yang bernama Yahya… Kami belum pernah memberi nama ini kepada siapapun sebelum dia.”
-
qāla rabbi annā yakụnu lī gulāmuw wa kānatimra`atī ‘āqiraw wa qad balagtu minal-kibari ‘itiyyā;
(Zakaria) berkata, “Rabb-ku, bagaimana aku bisa mempunyai anak padahal isteriku seorang yang mandul dan aku telah mencapai usia yang sangat tua?”
-
qāla każālik, qāla rabbuka huwa ‘alayya hayyinuw wa qad khalaqtuka ming qablu wa lam taku syai`ā;
“Demikianlah,” Rabb-mu berkata, “Itu mudah bagiKu… Karena ketika kamu belum menjadi apa-apa (layak disebut), Aku pun menciptakanmu.”
-
qāla rabbij’al lī āyah, qāla āyatuka allā tukalliman-nāsa ṡalāṡa layālin sawiyyā;
(Zakaria) berkata. “Rabb-ku! Berilah aku sebuah isyarat (pertanda)…” Dia berkata, “Isyaratnya adalah kamu tidak akan dapat berbicara dengan manusia selama tiga malam, walaupun tubuhmu benar-benar sehat.”
-
fa kharaja ‘alā qaumihī minal-miḥrābi fa auḥā ilaihim an sabbiḥụ bukrataw wa ‘asyiyyā;
Maka (Zakaria) keluar dari mihrab itu menuju kaumnya dan memberi isyarat kepada mereka untuk bertasbih di pagi dan malam hari.
-
yā yaḥyā khużil-kitāba biquwwah, wa ātaināhul-ḥukma ṣabiyyā;
“Wahai Yahya! Berpegangteguhlah kepada ilmu mengenai realitas!” Ketika Kami mengajari (Yahya) alasan-alasan yang mendasari permasalahan-permasalahan dan kemampuan untuk membaca sistem, selagi dia hanya seorang anak kecil!
-
wa ḥanānam mil ladunnā wa zakāh, wa kāna taqiyyā;
Dan Kami karuniai dia dengan kehidupan spiritual dan kesucian (amal) dari ladun Kami… Dia sangat peka dalam menjaga diri (takwa)!
-
wa barram biwālidaihi wa lam yakun jabbāran ‘aṣiyyā;
Dia ramah kepada kedua orangtuanya; dia bukanlah seorang penindas ataupun pemberontak.
-
wa salāmun ‘alaihi yauma wulida wa yauma yamụtu wa yauma yub’aṡu ḥayyā;
Salam baginya pada hari kedatangannya ke dunia, pada hari dia merasakan kematian, dan pada hari dia dibangkitkan kembali sebagai mahluk kekal (ini menunjukkan bahwa kebangkitan kembali terjadi segera setelah kematian).
-
ważkur fil-kitābi maryam, iżintabażat min ahlihā makānan syarqiyyā;
Dan ingatkanlah mereka tentang Maryam di dalam ilmu yang datang kepadamu… Bagaimana dia meninggalkan keluarganya dan mengasingkan diri ke tempat (yang jauh) di sebelah Timur (kuil).
-
fattakhażat min dụnihim ḥijābā, fa arsalnā ilaihā rụḥanā fa tamaṡṡala lahā basyaran sawiyyā;
Dia mengasingkan dirinya dari keluarganya… Kami datangkan Ruh Kami (bentuk ilmu, gelombang, data termaterialisasi) kepadanya, dan dia nampak kepadanya sebagai manusia sempurna.
-
qālat innī a’ụżu bir-raḥmāni mingka ing kunta taqiyyā;
(Maryam) berkata, “Aku berlindung kepada yang Rahman darimu, (maka janganlah mendekatiku) jika kamu termasuk yang dilindungi (bertakwa)!”
-
qāla innamā ana rasụlu rabbiki li`ahaba laki gulāman zakiyyā;
(Ruh itu) berkata, “Aku adalah Rasul dari Rabb-mu! Aku datang untuk menganugrahi kamu seorang anak yang suci.”
-
qālat annā yakụnu lī gulāmuw wa lam yamsasnī basyaruw wa lam aku bagiyyā;
(Maryam) berkata, “Bagaimana aku bisa mempunyai anak sedangkan tidak seorang laki-laki pun pernah menyentuhku dan aku tidak pernah berzina?”
-
qāla każālik, qāla rabbuki huwa ‘alayya hayyin, wa linaj’alahū āyatal lin-nāsi wa raḥmatam minnā, wa kāna amram maqḍiyyā;
“Demikianlah!” Rabb-mu mengatakan, “Itu mudah bagiKu! Kami akan mendatangkan dia sebagai mujizat bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami. Ini adalah perkara yang sudah ditetapkan (telah terlaksana)!”
-
fa ḥamalat-hu fantabażat bihī makānang qaṣiyyā;
Maka (Maryam) mengandung dia (Isa) dan mengasingkan diri dengannya ke tempat yang terpencil.
-
fa ajā`ahal-makhāḍu ilā jiż’in-nakhlah, qālat yā laitanī mittu qabla hāżā wa kuntu nas-yam mansiyyā;
Ketika rasa sakit dari melahirkan bayi mendorongnya untuk berpegangan kepada cabang pohon kurma, dia berseru, “Aduh, aku harap aku telah mati sebelum ini dan sama sekali dilupakan.”
-
fa nādāhā min taḥtihā allā taḥzanī qad ja’ala rabbuki taḥtaki sariyyā;
Kemudian suara dari bawah dia berkata, “Janganlah bersedih hati, Rabb-mu telah membentuk aliran air di bawahmu.”
-
wa huzzī ilaiki bijiż’in-nakhlati tusāqiṭ ‘alaiki ruṭaban janiyyā;
“Goyangkanlah cabang pohon kurma itu ke arahmu dan ia akan menjatuhkan kepadamu kurma-kurma segar yang matang.”
-
fa kulī wasyrabī wa qarrī ‘ainā, fa immā tarayinna minal-basyari aḥadan fa qụlī innī nażartu lir-raḥmāni ṣauman fa lan ukallimal-yauma insiyyā;
“Maka makan, minum dan bergembiralah! Dan jika kamu melihat siapapun, katakanlah, ‘Aku telah bersumpah untuk puasa (berbicara) bagi yang Rahman, aku tidak akan berbicara kepada siapapun hari ini.’”
-
fa atat bihī qaumahā taḥmiluh, qālụ yā maryamu laqad ji`ti syai`an fariyyā;
Ketika (Maryam) mendatangi keluarganya bersama dia dalam pangkuannya, mereka berkata, “Wahai Maryam… Sungguh, kamu telah melakukan hal yang sangat buruk!”
-
yā ukhta hārụna mā kāna abụkimra`a sau`iw wa mā kānat ummuki bagiyyā;
“Wahai saudara-perempuan Harun! Ayahmu bukanlah orang yang berkelakuan buruk… Dan ibumu bukanlah perempuan penjina.”
-
fa asyārat ilaīh, qālụ kaifa nukallimu mang kāna fil-mahdi ṣabiyyā;
Karena Maryam telah bersumpah puasa, dia hanya menunjuk kepada anak itu (mengisyaratkan bahwa mereka harus bertanya kepadanya)… Mereka berkata, “Bagaimana kami bisa berbicara dengan seorang bayi yang masih dalam buaian!”
-
qāla innī ‘abdullāh, ātāniyal-kitāba wa ja’alanī nabiyyā;
(Bayi Isa) berbicara, “Sungguh, aku adalah hamba Allah; Dia memberi aku Ilmu (Kitab) dan menjadikan aku seorang Nabi.”
-
wa ja’alanī mubārakan aina mā kuntu wa auṣānī biṣ-ṣalāti waz-zakāti mā dumtu ḥayyā;
“Dia membuatku sejahtera dimanapun aku berada… Dia memerintahkan aku mengerjakan shalat (hidup selalu dalam keadaan kembali secara introspektif kepada Rabb-ku) dan membersihkan diri selama aku hidup!”
-
wa barram biwālidatī wa lam yaj’alnī jabbāran syaqiyyā;
“Dia membuatku ramah kepada ibuku, bukan seorang preman!”
-
was-salāmu ‘alayya yauma wulittu wa yauma amụtu wa yauma ub’aṡu ḥayyā;
Maka Salam bagiku pada hari aku datang ke dunia, pada hari aku merasakan kematian, dan pada hari aku dibangkitkan kembali sebagai mahluk kekal.”
-
żālika ‘īsabnu maryam, qaulal-ḥaqqillażī fīhi yamtarụn;
Demikianlah Isa, putera Maryam… Mereka meragukan tentang kebenarannya!
-
mā kāna lillāhi ay yattakhiża miw waladin sub-ḥānah, iżā qaḍā amran fa innamā yaqụlu lahụ kun fa yakụn;
Mustahil bagi Allah (yang Ahad lagi Shamad, selain Dia tidak sesuatu pun ada) mempunyai anak, Maha Agung (Subhan) Dia! Jika Dia menetapkan urusan Dia hanya mengatakan padanya “Jadilah”, maka jadilah ia.
-
wa innallāha rabbī wa rabbukum fa’budụh, hāżā ṣirāṭum mustaqīm;
Sungguh, Allah adalah Rabb-ku dan Rabb kalian! Realisasikanlah pengabdianmu kepadaNya… Inilah jalan yang lurus.
-
fakhtalafal-aḥzābu mim bainihim, fa wailul lillażīna kafarụ mim masy-hadi yaumin ‘aẓīm;
Kemudian orang-orang yang berbeda pendapat (terbutakan dari Kesatuan Uluhiyyah) saling berselisih (memfitnah Allah)… Celakalah orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas selama hari yang menakutkan!
-
asmi’ bihim wa abṣir yauma ya`tụnanā lākiniẓ-ẓālimụnal-yauma fī ḍalālim mubīn;
Mereka akan mendengar dan melihat (realitas) pada Hari mereka mendatangi Kami! Tapi orang-orang yang zalim pada hari ini dalam kesesatan yang nyata.
-
wa anżir-hum yaumal-ḥasrati iż quḍiyal-amr, wa hum fī gaflatiw wa hum lā yu`minụn;
Maka, peringatkanlah mereka tentang periode pengharapan ketika akibat-akibat dari segala perkara akan dihadapi! Perkara mereka akan diputuskan ketika mereka masih terkurung kepompong dan dalam keadaan tidak beriman.
-
innā naḥnu nariṡul-arḍa wa man ‘alaihā wa ilainā yurja’ụn;
Baik bumi maupun segala isinya tidak ada yang tersisa! Semuanya akan dikembalikan kepada Kami (realitas esensial mereka).
-
ważkur fil-kitābi ibrāhīm, innahụ kāna ṣiddīqan nabiyyā;
Ingatlah (dzikir) Ibrahim didalam ilmu yang datang kepadamu! Sungguh, dia adalah manusia Kebenaran, seorang Nabi.
-
iż qāla li`abīhi yā abati lima ta’budu mā lā yasma’u wa lā yubṣiru wa lā yugnī ‘angka syai`ā;
(Ibrahim) berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku…Mengapa anda menyembah benda-benda yang tidak dapat mendengar kepadamu, melihatmu atau bermanfaat bagimu dengan cara apapun?”
-
yā abati innī qad jā`anī minal-‘ilmi mā lam ya`tika fattabi’nī ahdika ṣirāṭan sawiyyā;
“Wahai ayahku… Sungguh, ilmu yang belum disingkapkan kepadamu telah disingkapkan kepadaku! Maka ikutilah aku dan aku akan menuntunmu ke jalan yang lurus.”
-
yā abati lā ta’budisy-syaiṭān, innasy-syaiṭāna kāna lir-raḥmāni ‘aṣiyyā;
“Wahai ayahku… Janganlah mengabdi kepada Setan! Sungguh, Setan tidak patuh kepada Rahman.”
-
yā abati innī akhāfu ay yamassaka ‘ażābum minar-raḥmāni fa takụna lisy-syaiṭāni waliyyā;
“Wahai ayahku… Aku khawatir bahwa hukuman akan menimpamu dari yang Rahman dan Anda akan menjadi kawan Setan (menjadi terbatasi dalam batas-batas tubuh fisik di kehidupan yang akan datang).”
-
qāla a rāgibun anta ‘an ālihatī yā ibrāhīm, la`il lam tantahi la`arjumannaka wahjurnī maliyyā;
(Ayahnya) berkata, “Apakah kamu berpaling dari tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Aku bersumpah jika kamu tidak berhenti, aku akan melempari kamu dengan batu hingga mati… Menjauhlah dariku untuk waktu yang lama!”
-
qāla salāmun ‘alaīk, sa`astagfiru laka rabbī, innahụ kāna bī ḥafiyyā;
(Ibrahim) berkata, “Salam bagimu. Aku akan memohonkan ampunan bagimu dari Rabb-ku. Sungguh Dia sangat pemurah kepadaku.”
-
wa a’tazilukum wa mā tad’ụna min dụnillāhi wa ad’ụ rabbī ‘asā allā akụna bidu’ā`i rabbī syaqiyyā;
“Aku akan menjauhkan diri darimu dan dari mereka yang kalian seru selain Allah dan aku akan berdoa kepada Rabb-ku. Aku harap tidak akan kecewa dengan kembali secara introspektif kepada sifat-sifat ilahiah di dalam esensiku.”
-
fa lamma’tazalahum wa mā ya’budụna min dụnillāhi wahabnā lahū is-ḥāqa wa ya’qụb, wa kullan ja’alnā nabiyyā;
Ketika (Ibrahim) meninggalkan mereka dan apa-apa yang mereka seru selain Allah, Kami anugerahi dia Ishak dan Ya’kub… Kami jadikan keduanya Nabi!
-
wa wahabnā lahum mir raḥmatinā wa ja’alnā lahum lisāna ṣidqin ‘aliyyā;
Kami anugerahkan kepada mereka sebagian rahmat Kami dan Kami karuniai mereka kekuatan tertinggi mengenai artikulasi ilmu yang berkenaan dengan keadaan yang Sebenarnya (penegasan realitas berdasarkan pengalaman).
-
ważkur fil-kitābi mụsā innahụ kāna mukhlaṣaw wa kāna rasụlan nabiyyā;
Dan ingatlah pula mengenai Musa dari ilmu yang datang kepadamu… Sungguh, di adalah yang terpilih (menyadari pengabdiannya kepada Allah), dia seorang Rasul dan Nabi.
-
wa nādaināhu min jānibiṭ-ṭụril-aimani wa qarrabnāhu najiyyā;
Kami memanggil dia dari sisi kanan gunung itu (sisi kanan egonya, dari realitas esensialnya) dan membawa dia menuju kedekatan (keadaan didalam mana dia bisa mendengar panggilan realitas).
-
wa wahabnā lahụ mir raḥmatinā akhāhu hārụna nabiyyā;
Dan Kami berikan kepadanya sebagian rahmat Kami, saudaranya Harun sebagai Nabi.
-
ważkur fil-kitābi ismā’īla innahụ kāna ṣādiqal-wa’di wa kāna rasụlan nabiyyā;
Dan ingatlah Ismail dari ilmu yang datang kepadamu… Sungguh, dia benar dengan janjinya (bahwa dia tidak akan lalai dengan pengabdiannya kepada Allah), dan dia adalah seorang Rasul dan Nabi.
-
wa kāna ya`muru ahlahụ biṣ-ṣalāti waz-zakāti wa kāna ‘inda rabbihī marḍiyyā;
Dia biasa memerintah keluarganya untuk menjalankan shalat dan menyucikan diri. Dalam pandangan Rabb-nya, dia ada dalam keadaan diri yang ridha (Nafs al mardhiya).
-
ważkur fil-kitābi idrīsa innahụ kāna ṣiddīqan nabiyyā;
Dan ingatlah mengenai Idris dari ilmu yang datang kepadamu… Sungguh, dia adalah manusia Kebenaran dan seorang Nabi.
-
wa rafa’nāhu makānan ‘aliyyā;
Kami mengangkat dia ke stasiun yang tinggi!
-
ulā`ikallażīna an’amallāhu ‘alaihim minan-nabiyyīna min żurriyyati ādama wa mim man ḥamalnā ma’a nụḥiw wa min żurriyyati ibrāhīma wa isrā`īla wa mim man hadainā wajtabainā, iżā tutlā ‘alaihim āyātur-raḥmāni kharrụ sujjadaw wa bukiyyā;
Mereka adalah orang-orang yang Allah anugerahi kenikmatan di antara para nabi, keturunan Adam, dan orang-orang yang Kami angkut bersama Nuh (di dalam perahu), dan dari orang-orang yang Kami tuntun kepada realitas dari keturunan Ibrahim dan Israil (Ya’kub) dan yang Kami pilih (dari masa pra-kekal). Apabila bukti-bukti dari keberadaan yang Rahman dibacakan kepada mereka, mereka bersujud (dalam keadaan penglihatan murni dan keyakinan) dan menangis. (Ini adalah ayat sujud.)
-
fa khalafa mim ba’dihim khalfun aḍā’uṣ-ṣalāta wattaba’usy-syahawāti fa saufa yalqauna gayyā;
Namun datanglah setelah mereka keturunan-keturunan yang mengabaikan shalat (kembali dengan introspektif kepada esensi seseorang) dan mengikuti hasrat-hasrat mereka (dorongan nafsu yang digerakkan oleh pemikiran diri sebagai tubuh dan ambisi-ambisi tak-berdasar)… Tidak lama lagi, mereka akan mendapati dirinya di dalam lubang Ghayya (lubang Neraka yang darinya mereka tidak akan bisa melarikan diri).
-
illā man tāba wa āmana wa ‘amila ṣāliḥan fa ulā`ika yadkhulụnal-jannata wa lā yuẓlamụna syai`ā;
Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan memenuhi ketentuan-ketentuan agama mereka… Mereka akan memasuki Surga dan tidak akan dianiaya sedikitpun.
-
jannāti ‘adninillatī wa’adar-raḥmānu ‘ibādahụ bil-gaīb, innahụ kāna wa’duhụ ma`tiyyā;
Yang Rahman telah menjanjikan kepada hamba-hambaNya Surga ‘Adn yang gaib (refleksi sifat-sifat)… Sungguh, janjiNya telah terpenuhi.
-
lā yasma’ụna fīhā lagwan illā salāmā, wa lahum rizquhum fīhā bukrataw wa ‘asyiyyā;
Mereka tidak akan mendengar gunjingan di dalamnya, hanya ucapan “Salam” (makna Nama Salam akan mewujud dan karenanya ucapan mereka adalah tentang realitas yang tersingkap dari esensi mereka sendiri)… Dan mereka akan mendapatkan rejeki di dalamnya, di pagi hari dan malam hari.
-
tilkal-jannatullatī nụriṡu min ‘ibādinā mang kāna taqiyyā;
Ini adalah Surga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang melindungi diri mereka sendiri (takwa) (tidak hanya dalam tindakan, tapi juga dalam pikiran)!
-
wa mā natanazzalu illā bi`amri rabbik, lahụ mā baina aidīnā wa mā khalfanā wa mā baina żālika wa mā kāna rabbuka nasiyyā;
Kami hanya diturunkan (secara dimensional) dengan perintah Rabb-mu! Segala sesuatu yang ada didalam dan diluar serta yang jauh dari jangkauan ilmu kami adalah kepunyaan Dia! Konsep lupa tidak berlaku bagiNya!
-
rabbus-samāwāti wal-arḍi wa mā bainahumā fa’bud-hu waṣṭabir li’ibādatih, hal ta’lamu lahụ samiyyā;
Dia lah Rabb-nya segala sesuatu di antara langit dan bumi… Maka waspadalah dengan pengabdianmu kepadaNya dan gigihlah dalam penyembahanmu kepadaNya… Pernahkah kamu mendengar atau mengetahui satu orang pun yang serupa denganNya?
-
wa yaqụlul-insānu a iżā mā mittu lasaufa ukhraju ḥayyā;
Manusia berkata, “Akankah kami dibangkitkan kembali sebagai mahluk kekal setelah kami mati?”
-
a wa lā yażkurul-insānu annā khalaqnāhu ming qablu wa lam yaku syai`ā;
Apakah manusia tidak ingat bahwa Kami menciptakan dia sebelum ini sedangkan dia belum menjadi apapun?
-
fa wa rabbika lanaḥsyurannahum wasy-syayāṭīna ṡumma lanuḥḍirannahum ḥaula jahannama jiṡiyyā;
Demi Rabb-mu, Kami akan membangkitkan mereka bersama setan-setan… Dan sungguh Kami akan mengumpulkan mereka di sekitar Neraka dalam keadaan berlutut.
-
ṡumma lananzi’anna ming kulli syī’atin ayyuhum asyaddu ‘alar-raḥmāni ‘itiyyā;
Kemudian dari setiap kelompok akan Kami ambil (untuk api) orang-orang yang paling keras dalam mengingkari yang Rahman.
-
ṡumma lanaḥnu a’lamu billażīna hum aulā bihā ṣiliyyā;
Karena Kami mengetahui dengan baik siapa yang layak untuk dibakar di dalam api.
-
wa im mingkum illā wāriduhā, kāna ‘alā rabbika ḥatmam maqḍiyyā;
Dan tidak satupun di antara kalian yang tidak akan melewati (mengalami) Neraka! Ini adalah, demi Rabb-mu, ketetapan yang sudah pasti.
-
ṡumma nunajjillażīnattaqaw wa nażaruẓ-ẓālimīna fīhā jiṡiyyā;
Kemudian akan Kami selamatkan orang-orang yang melindungi dirinya sendiri (takwa) (yang menunjukkan kekuatan yang mewujud sebagai akibat dari menjalani realitas dirinya) dan membiarkan orang-orang yang zalim dalam keadaan berlutut!
-
wa iżā tutlā ‘alaihim āyātunā bayyināting qālallażīna kafarụ lillażīna āmanū ayyul-farīqaini khairum maqāmaw wa aḥsanu nadiyyā;
Ketika bukti-bukti Kami dibacakan dan diberitahukan dengan jelas kepada mereka, orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas berkata kepada orang-orang yang beriman, “Golongan yang manakah yang kedudukan dan ikatannya lebih baik?”
-
wa kam ahlaknā qablahum ming qarnin hum aḥsanu aṡāṡaw wa ri`yā;
Kami telah menghancurkan banyak generasi sebelum mereka yang lebih baik dari segi kekayaan dan penampilannya.
-
qul mang kāna fiḍ-ḍalālati falyamdud lahur-raḥmānu maddā, ḥattā iżā ra`au mā yụ’adụna immal-‘ażāba wa immas-sā’ah, fa saya’lamụna man huwa syarrum makānaw wa aḍ’afu jundā;
Katakanlah, “Barangsiapa sesat, biarlah yang Rahman memperpanjang waktunya! Sampai mereka melihat bahwa apa yang telah dijanjikan kepada mereka, hukuman, atau saat itu (kematian atau Kiamat), mereka akan mengetahui siapa yang lebih jahat dan lebih lemah tentaranya!”
-
wa yazīdullāhullażīnahtadau hudā, wal-bāqiyātuṣ-ṣāliḥātu khairun ‘inda rabbika ṡawābaw wa khairum maraddā;
Allah menambah ilmu (mengenai realitas) kepada orang-orang yang berada di jalan yang benar! Dalam pandangan Rabb-mu amal-amalan agama lebih baik pahalanya dan manfaatnya.
-
a fa ra`aitallażī kafara bi`āyātinā wa qāla la`ụtayanna mālaw wa waladā;
Apakah kamu melihat orang yang mengingkari ayat-ayat Kami dan mengatakan, “Aku sangat pasti akan diberi kekayaan dan anak-anak”?
-
aṭṭala’al-gaiba amittakhaża ‘indar-raḥmāni ‘ahdā;
Apakah dia telah mencapai ilmu dari yang gaib atau mendapat janji dari yang Rahman?
-
kallā, sanaktubu mā yaqụlu wa namuddu lahụ minal-‘ażābi maddā;
Tidak! Kami akan mencatat yang dia katakan dan Kami benar-benar akan memperpanjang penderitaannya.
-
wa nariṡuhụ mā yaqụlu wa ya`tīnā fardā;
Dia tidak akan mendapatkan apa yang dikatakannya dan Kami akan menjadi pewarisnya… Dan dia akan mendatangi Kami sendirian.
-
wattakhażụ min dụnillāhi ālihatal liyakụnụ lahum ‘izzā;
Mereka mengambil tuhan-tuhan selain Allah sebagai sumber supremasi bagi diri mereka sendiri.
-
kallā, sayakfurụna bi’ibādatihim wa yakụnụna ‘alaihim ḍiddā;
Tidak! (Tuhan-tuhan itu) akan mengingkari penyembahan mereka dan akan menentang mereka!
-
a lam tara annā arsalnasy-syayāṭīna ‘alal-kāfirīna ta`uzzuhum azzā;
Tidakkah kamu melihat bagaimana Kami kirim setan-setan kepada orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas agar bermain-main dengan mereka (dengan menghasutkan rasa curiga dan rasa takut tak berdasar serta khayalan dalam diri mereka).
-
fa lā ta’jal ‘alaihim, innamā na’uddu lahum ‘addā;
Maka janganlah tidak bersabar mengenai mereka… Kami hanya menghitung hari-hari bagi mereka.
-
yauma naḥsyurul-muttaqīna ilar-raḥmāni wafdā;
Dalam periode ketika Kami mengumpulkan orang-orang yang terlindungi (takwa) kepada yang Rahman untuk menerima persembahanNya!
-
wa nasụqul-mujrimīna ilā jahannama wirdā;
Dan melemparkan orang-orang yang berdosa ke Neraka dalam keadaan sangat dahaga!
-
lā yamlikụnasy-syafā’ata illā manittakhaża ‘indar-raḥmāni ‘ahdā;
Tidak seorangpun dalam pandangan Allah akan bisa memberi syafa’at kecuali orang-orang yang telah diberi perjanjian dari yang Rahman (orang-orang yang melaluinya Nama-nama telah mewujud dari realitas esensial mereka)!
-
wa qāluttakhażar-raḥmānu waladā;
Mereka berkata, “Yang Rahman telah mengambil anak!”
-
laqad ji`tum syai`an iddā;
Sungguh, kalian telah melakukan hal yang sangat keji.
-
takādus-samāwātu yatafaṭṭarna min-hu wa tansyaqqul-arḍu wa takhirrul-jibālu haddā;
Karena hal ini, langit hampir bergetar, bumi terbelah dan gunung-gunung luluh lantak!
-
an da’au lir-raḥmāni waladā;
Karena mereka mensifati anak kepada yang Rahman!
-
wa mā yambagī lir-raḥmāni ay yattakhiża waladā;
Konsep semacam itu, mengambil anak, tidak sesuai bagi yang Rahman.
-
ing kullu man fis-samāwāti wal-arḍi illā ātir-raḥmāni ‘abdā;
Siapapun yang ada di langit dan di bumi mengabdi kepada yang Rahman!
-
laqad aḥṣāhum wa ‘addahum ‘addā;
Sungguh, (yang Rahman) mengetahui mereka secara rinci dan dalam banyak hal!
-
wa kulluhum ātīhi yaumal-qiyāmati fardā;
Dalam periode Kiamat, mereka semua akan mendatangiNya sebagai SATU.
-
innallażīna āmanụ wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti sayaj’alu lahumur-raḥmānu wuddā;
Orang-orang yang beriman dan memenuhi ketentuan-ketentuan agama mereka, yang Rahman akan membentuk cinta bagi mereka.
-
fa innamā yassarnāhu bilisānika litubasysyira bihil-muttaqīna wa tunżira bihī qaumal luddā;
Kami telah membuatnya mudah melalui paparanmu agar kamu memberi kabar gembira kepada orang-orang yang melindungi diri mereka sendiri (takwa) dan memberi peringatan kepada orang-orang yang keras kepala dengan ini.
-
wa kam ahlaknā qablahum ming qarn, hal tuḥissu min-hum min aḥadin au tasma’u lahum rikzā;
Dan Kami telah menghancurkan banyak umat sebelum ini… Apakah kamu merasakan keberadaan mereka atau mendengar bisikan mereka, siapapun, sekarang ini?